Antara Iya dan Tidak Kembali ke Batam

Juli 25, 2016

Setelah 5 hari berada di rumah, saat itu tepatnya hari Sabtu. Mau tidak mau saya harus mulai memikirkan tentang hal yang tidak saya suka, yaitu "gimana nih balikku ke Batam?". 

Bagaimana di sini artinya, mau ambil pesawat pagi atau sore, ke Surabaya mau diantar atau naik travel, bawa oleh-oleh apa, dan lain-lain. 

Ah iya, saya ambil libur sampai hari Rabu, maka saya berencana kembali ke Batam hari Rabu juga mengingat jarak waktu tempuk rumah bulek dan bandara tidak terlalu jauh, hanya sekitar kurang dari 15 menit saja.

Saat itu, pokoknya saya keukeuh mau balik Rabu, pokoknya Rabu dan harus Rabu. Soalnya saya masih mau di rumah dulu. 

Keputusan saya ini bukan tanpa alasan. Kebetulan sepupu saya yang bekerja di Jambi juga akan pergi dan keluarga kami sepakat untuk mengantar ke Juanda. Tapi, sepupu maunya balik Selasa karena mengejar pesawat perintis dari Jambi ke Bungo (kalau naik darat 8 jam perjalanan), nah pesawat perintis ini jadwalnya hanya ada 2 hari sekali dan tepat di hari Selasa.

Galaulah saya. Akhirnya win win solution, saya tetap berangkat Rabu dengan diantar ibu dan sepupu berangkat Selasa naik travel ke Juanda. Kesepakatan sudah final, hari Senin saya mulai booking tiket dan ambil hari Rabu penerbangan pagi jam 5.45 dari Surabaya transit di Cengkareng dan sampai di Batam pukul 11.00.

Okelah sudah tenang, sudah beli tiket. Senin malam sepupu telepon katanya dia membatalkan pembelian tiket pesawat perintis di hari Selasa dan untung saja sifat tiketnya refundable hanya dipotong 10% saja. Intinya kami berangkat di hari yang sama dan satu pesawat.

Wah asyik!

Rabu pagi kami berangkat pukul 02.30 dari rumah, sampai di Juanda sekitar 04.40 karena memang trafficnya sudah lumayan ramai. Begitu sampai kami memutuskan untuk langsung check ini dan suasana di dalam Juanda sepagi itu sudah seperti pasar. Ramai pol!

Agak deg-degan juga karena antrian lumayan panjang dan kami sempat salah counter. Biasanya kan di Juanda itu bebas memilih counternya yang tentu saja sesuai maskapai. Mau di counter 1 boleh, 5 boleh, bebas. Tapi saat itu ditentukan sesuai dengan tujuan dan waktu penerbangan. 

5.45 pesawat berangkat, 5.15 kami masih antri check in. Setelah selesai check in dan melakukan pembayaran pemesanan seat, karena sebelumnya kami memang memilih tempat duduk supaya bisa bersebelahan. Kami keluar untuk pamit dengan keluarga. 
Saat itu yang mengantar kami adalah Ibuk saya, Pakpuh (ayah sepupu), om, adik Donni dan adik Linda. Bapak saya gak ikut karena ada keperluan yang tidak bisa ditinggal. Tapi doanya selalu menyertai setiap langkah ini.

Waktu semakin mepet, saya salim satu persatu dan terakhir ibuk. Saya peluk erat dan cium pipinya. Saya lihat mata ibuk berkaca-kaca, saya jadi pengen nangis juga. Peluk ibu untuk ke dua kalinya sebelum berangkat. Rasanya jangan ditanya, berat sekali. Tapi mau bagaimana lagi ya, tuntutannya memang harus begini. Tapi ini gak akan lama kok. Yakin. 

Melintas di atas pulau Madura menuju Jakarta
Juanda masih gelap dan ini pengalaman pertama untuk saya naik shuttle bus menuju pesawat. Sampai di Cengkareng saya menuju outlet makanan cepat saji Amerika dan sepupu mengurus bagasinya, kemudian kami sarapan bersama, saking laparnya tangan kami sampai buyutan, ndredeg.


Penerbangan saya kurang 1,5 jam lagi, sedangkan sepupu masih 6 jam lagi ke Jambi.

Fix, sesaat lagi saya akan meninggalkan pulau Jawa untuk ke dua kalinya. Perjalanan selama 1 jam 40 menit itu saya gunakan untuk berpikir mengenai keputusan yang saya ambil dan mulai melakukan perencanaan-perencanaan yang mungkin akan terwujud setelah saya pulang dari Batam.


karena yang cepat berlalu adalah waktu.
Liburan cepat sekali berlalu. Fisik saya memang di Batam, tapi hati dan pikiran saya ada di rumah. Saya harus berjuang keras sampai awal tahun depan.
Batam hujan deras
Batam hujan deras, menggambarkan hati saya yang menangis pilu meninggalkan rumah.

Ah, zona nyaman memang melenakkan. 

~ Silviana

You Might Also Like

10 comments

  1. Semangat ya Sil, aku juga kemarin galau2 gitu mau balik ke Bogor lagi apa gak haha *yaelah, Mel, Bogor-Lampung deket ini :D

    BalasHapus
  2. ah aku suka foto jendela berembun itu sil
    dulu setiap mudik lebaran aku biasanya langsung beli dua tiket, pulang dan balik :)

    BalasHapus
  3. Semangat ya Superwoman, aku salut deh Sil sama keberanianmu. Kediri-Batam mah kecil ya, semangaaaat :)

    BalasHapus
  4. Dan kamu memilih Batam, meninggalkanku dan Salfa :( *ealah malah lebay gini komennya...

    Pastinya kami sekeluarga selalu mendoakanmu, Sil. Yang terbaik semoga Tuhan selalu dekatkan padamu

    Sampai jumpa akhir tahun ^_^

    BalasHapus
  5. Yah.. Namanya jg perantau baru.. Msh byk kangennya..
    Ttp semangat sil!

    BalasHapus
  6. Terbaik untukmu sahabatku, Silvi :) Jaga diri dan tetap semangat ya :D

    BalasHapus
  7. semangattttt....semoga krasan di Batam yaa. nnti kl kami pulang ke Batam aku kabariiii....^^

    BalasHapus
  8. I feel you Silvi...
    That's what i feeling setiap pulang kampung dan saatnya kembali ke perantauan.. Fisik di Batam tapi hatiku ada di rumah..

    Semangat Sillllviii

    BalasHapus
  9. Aihs pingin juga ke batam lagi, dah 10 th an kali yaa ngak menginjakan kaki kesana lagi
    Eh awal tahun sempet numpang transit dari pontianak mau ke palembang

    BalasHapus
  10. Semangat sil...
    Aku justru pengen ngrasain mudik dan balik kok malahan.krn aq sudah sangat terlalu nyaman sama zona ini ^_^

    BalasHapus

Keep Blogwalking!

BLOGGER PEREMPUAN

Blogger Perempuan

KUMPULAN EMAK BLOGGER

BLOGGERHUB