Flashback 5 bulan yang lalu.
Tepatnya bulan Mei, saya sampai di Batam dengan rasa penuh keharuan. Alamak, saya anak rumahan yang gak pernah merantau pergi dari tanah Jawa akhirnya sampai di Batam, di Sumatera. Saya memulai kehidupan baru di tempat yang baru juga, banyak yang harus saya sesuaikan, mulai dari kondisi pikiran dan mental, lingkungan, suasana, kebiasaan, hingga pertemanan.
Seperti yang kita tahu, Batam adalah tempat transit segala umat dari Sabang sampai Merauke, setelah kota besar di Jawa, misalnya Jakarta. Mulai dari masyarakat pribumi dan non pribumi, berbagai macam suku dan agama, berbagai macam jenis muka dan watak. Shock? jelas. Batam yang keras ini tentu berbeda dengan Kediri atau Malang, ya setidaknya di Jawa kita masih mengenal negosiasi dan kompromi yang halus dan lembut. Kalau di Batam? nyenggol aja bisa panjang urusannya.
Tapi saya selalu percaya dengan quote ini "orang baik, pasti akan berjumpa dengan orang baik". Benar saja, saya dipertemukan dengan teman-teman Blogger Kepri yang wow! luar biasa welcome dengan anak bawang yang baru belajar merantau ini. Singkat cerita setelah join dengan grup di facebook dan whatsapp, saya diajak dan diberi kesempatan untuk ikut mendaftar acara corporate gathering di Pacific Palace, kebetulan pihak penyelenggara mengundang Blogger Kepri.
Baca : Wisata Rasa di Corporate Gathering Pacific Palace Hotel
Sepulang dari acara, kami berkumpul dan teh Lina memulai pembicaraan mengenai kak Iqbal, disitulah pertama kalinya saya mengenal namanya. Teh Lina bercerita mengenai kak Iqbal yang sedang sakit dan berencana untuk bersama-sama pergi menjenguk.
Kedua kalinya, saya diajak untuk buka bersama oleh Teh Lina di Da Vienna, dan masih bersama teman-teman Blogger Kepri yang lain. Saat itu, saya masih unda-undi mau berangkat atau tidak, karena selain masih takut saya juga belum terbiasa dengan lingkungan di Batam (yang saat itu sedang ramai dengan kasus gadis hilang). Tidak mau kehilangan kesempatan untuk berjumpa dengan anggota Blogger Kepri yang lain, saya memberanikan diri untuk minta izin pada bulek dan boleh. Oke, setelah izin di dapat, ganti saya pusing dengan transportasi ke lokasi.
Oom saya tak mungkin mengantar karena sedang repot, ah memang keberuntungan saya karena 3 hari sebelum acara kiriman paket voucher taksi saya datang, jadinya gak worry dan gak bingung untuk berangkat ke Da Vienna. Tapi ada masalah baru, voucher itu habis di sekali jalan saja. Maklum saat saya berangkat Batam sedang ramai-ramainya orang pulang kantor, dalam kebingungan saya itu, saya mulai lempar isu di grup untuk minta pendapat transportasi yang aman untuk anak gadis di malam hari. Tanpa saya duga, kak Iqbal langsung japri saya, kasih nomor ojek cewek di Batam. Obrolan kami berlanjut karena kak Iqbal rupanya pernah kursus di Pare dan saya sempat kaget karena beliau bisa bahasa Jawa. Haha, saya memang norak, gak tau kenapa selalu bahagia kalau ketemu orang ngomong Jawa di Batam ini.
Sejak rekomendasi ojek itu, saya sering dikasih saran sama kak Iqbal ketika teman-teman Blogger Kepri ada acara, "Silvi ikut aja, ini acaranya seru", atau "Sil, itu jauh tempatnya, saranku gak usah ikutan". Dalam obrolan kami yang tidak sering itu, ada harapan dan doa saya untuk bisa berjumpa.
"Kak, kalau dah sehat kita kopdaran ya! Kita kan belum pernah ketemuan"
"Iya Sil, aamiin, doain aku terus ya".
Lalu, saya mengikuti perkembangannya melalui tulisan-tulisan di blog dan facebooknya. Mengenai perkembangan sakitnya, kelucuan Adeeva gadis kecilnya, dan keluarganya. Salut banget, soalnya meskipun dalam keadaan yang sedang berjuang melawat sakitnya, beliau masih aktif menulis di blognya www.jalankemanagitu.com.
Saya aja yang sehat, lihat blog ini, lama tak terjamah. Ugh, malu.
Beberapa hari yang lalu, beberapa teman Blogger Kepri menjenguk kak Iqbal di RS Awal Bross Batam, sayapun ada niatan untuk ikut bergabung, sayangnya saat itu di kantor sedang ada audit Notaris sehingga saya tak bisa ikut datang. Harusnya, itu adalah kesempatan terakhir saya bertemu kak Iqbal.
Jumat, 14 Oktober 2016, saya membaca pesan whatsapp dari teman-teman BK, Innalilahi wa innailaihi rojiun, kak Iqbal sudah diangkat penyakitnya, sudah tidak ada rasa sakit lagi. Rupanya, Tuhan memang gak kasih saya kesempatan untuk berjumpa dan berjabat tangan dengan kak Iqbal.
Sedih rasanya, karena pertemuan kami untuk yang pertama dan terakhir kalinya adalah saat saya harus mengantarnya ke peristirahatan terakhir.
Memang tak banyak kenangan tentangmu kak, tapi aku bersyukur karena pernah mengenal orang sebaik kak Iqbal. Insya Allah, khusnul khotimah.
Teriring doa terbaik dari kami semua untukmu.
Al Faatihah.
Tepatnya bulan Mei, saya sampai di Batam dengan rasa penuh keharuan. Alamak, saya anak rumahan yang gak pernah merantau pergi dari tanah Jawa akhirnya sampai di Batam, di Sumatera. Saya memulai kehidupan baru di tempat yang baru juga, banyak yang harus saya sesuaikan, mulai dari kondisi pikiran dan mental, lingkungan, suasana, kebiasaan, hingga pertemanan.
Seperti yang kita tahu, Batam adalah tempat transit segala umat dari Sabang sampai Merauke, setelah kota besar di Jawa, misalnya Jakarta. Mulai dari masyarakat pribumi dan non pribumi, berbagai macam suku dan agama, berbagai macam jenis muka dan watak. Shock? jelas. Batam yang keras ini tentu berbeda dengan Kediri atau Malang, ya setidaknya di Jawa kita masih mengenal negosiasi dan kompromi yang halus dan lembut. Kalau di Batam? nyenggol aja bisa panjang urusannya.
Tapi saya selalu percaya dengan quote ini "orang baik, pasti akan berjumpa dengan orang baik". Benar saja, saya dipertemukan dengan teman-teman Blogger Kepri yang wow! luar biasa welcome dengan anak bawang yang baru belajar merantau ini. Singkat cerita setelah join dengan grup di facebook dan whatsapp, saya diajak dan diberi kesempatan untuk ikut mendaftar acara corporate gathering di Pacific Palace, kebetulan pihak penyelenggara mengundang Blogger Kepri.
Baca : Wisata Rasa di Corporate Gathering Pacific Palace Hotel
Sepulang dari acara, kami berkumpul dan teh Lina memulai pembicaraan mengenai kak Iqbal, disitulah pertama kalinya saya mengenal namanya. Teh Lina bercerita mengenai kak Iqbal yang sedang sakit dan berencana untuk bersama-sama pergi menjenguk.
Kedua kalinya, saya diajak untuk buka bersama oleh Teh Lina di Da Vienna, dan masih bersama teman-teman Blogger Kepri yang lain. Saat itu, saya masih unda-undi mau berangkat atau tidak, karena selain masih takut saya juga belum terbiasa dengan lingkungan di Batam (yang saat itu sedang ramai dengan kasus gadis hilang). Tidak mau kehilangan kesempatan untuk berjumpa dengan anggota Blogger Kepri yang lain, saya memberanikan diri untuk minta izin pada bulek dan boleh. Oke, setelah izin di dapat, ganti saya pusing dengan transportasi ke lokasi.
Oom saya tak mungkin mengantar karena sedang repot, ah memang keberuntungan saya karena 3 hari sebelum acara kiriman paket voucher taksi saya datang, jadinya gak worry dan gak bingung untuk berangkat ke Da Vienna. Tapi ada masalah baru, voucher itu habis di sekali jalan saja. Maklum saat saya berangkat Batam sedang ramai-ramainya orang pulang kantor, dalam kebingungan saya itu, saya mulai lempar isu di grup untuk minta pendapat transportasi yang aman untuk anak gadis di malam hari. Tanpa saya duga, kak Iqbal langsung japri saya, kasih nomor ojek cewek di Batam. Obrolan kami berlanjut karena kak Iqbal rupanya pernah kursus di Pare dan saya sempat kaget karena beliau bisa bahasa Jawa. Haha, saya memang norak, gak tau kenapa selalu bahagia kalau ketemu orang ngomong Jawa di Batam ini.
Sejak rekomendasi ojek itu, saya sering dikasih saran sama kak Iqbal ketika teman-teman Blogger Kepri ada acara, "Silvi ikut aja, ini acaranya seru", atau "Sil, itu jauh tempatnya, saranku gak usah ikutan". Dalam obrolan kami yang tidak sering itu, ada harapan dan doa saya untuk bisa berjumpa.
"Kak, kalau dah sehat kita kopdaran ya! Kita kan belum pernah ketemuan"
"Iya Sil, aamiin, doain aku terus ya".
Lalu, saya mengikuti perkembangannya melalui tulisan-tulisan di blog dan facebooknya. Mengenai perkembangan sakitnya, kelucuan Adeeva gadis kecilnya, dan keluarganya. Salut banget, soalnya meskipun dalam keadaan yang sedang berjuang melawat sakitnya, beliau masih aktif menulis di blognya www.jalankemanagitu.com.
Saya aja yang sehat, lihat blog ini, lama tak terjamah. Ugh, malu.
Beberapa hari yang lalu, beberapa teman Blogger Kepri menjenguk kak Iqbal di RS Awal Bross Batam, sayapun ada niatan untuk ikut bergabung, sayangnya saat itu di kantor sedang ada audit Notaris sehingga saya tak bisa ikut datang. Harusnya, itu adalah kesempatan terakhir saya bertemu kak Iqbal.
Jumat, 14 Oktober 2016, saya membaca pesan whatsapp dari teman-teman BK, Innalilahi wa innailaihi rojiun, kak Iqbal sudah diangkat penyakitnya, sudah tidak ada rasa sakit lagi. Rupanya, Tuhan memang gak kasih saya kesempatan untuk berjumpa dan berjabat tangan dengan kak Iqbal.
Sedih rasanya, karena pertemuan kami untuk yang pertama dan terakhir kalinya adalah saat saya harus mengantarnya ke peristirahatan terakhir.
Memang tak banyak kenangan tentangmu kak, tapi aku bersyukur karena pernah mengenal orang sebaik kak Iqbal. Insya Allah, khusnul khotimah.
(source: FB Dian Radiata) |
Al Faatihah.