Cara Mudah Membuat Paspor di Kantor Imigrasi

Oktober 19, 2016

canva.com
"Wah, Silvi di Batam ya sekarang. Deket banget dong sama Singapur?"

"Sil, minta pendapat dong, kalau aku ke Singapur, tapi berangkat dari Surabaya enaknya via Batam atau langsung aja?"

Fiuh. Oke. Batam memang deket banget sama Singapura, kabarnya sih nyeberang pakai ferry gak sampai satu jam perjalanan. Batam dan Singapura itu ibaratnya cuma selemparan Batu aja sudah sampai, loh. Tapi sayangnya sampai sekarang saya belum ada kesempatan untuk menginjakkan kaki di sana. 

HAH? KENAPA? KAN SUDAH DEKET BANGET TUH!

Iya, iya dia emang deket. Tapi masalahnya sampai tulisan ini terbit, saya belum ada pegang paspor. *sad*. Padahal, keinginan pergi berkunjung ke negara anggota ASEAN pernah saya tulis saat kelas V SD, saat itu bu Siti guru IPS bercerita tentang ASEAN, ditambah lagi saat tahun 2013 saya ikut meramaikan acara ABFI— ASEAN Blogger Festival Indonesia yang diadakan di Solo, itu adalah momen di mana untuk pertama kalinya saya berjumpa dengan blogger dari negara lain, anggota ASEAN.


Keinginan untuk pergi ke luar negeri, makin besar namun perlahan pupus dan terlupa. Rasanya semacam mustahil saja, apalagi saat itu masih kuliah, gak punya penghasilan, mimpinya besar. Ah, apalah. Tapi, meski terlupa tetap ada terselip doa supaya bisa terwujud keinginannya.


Lalu, nasib bawa saya ke Batam— untuk bekerja. Ini artinya ultra rejeki, soalnya Singapura, Malaysia, Filipina, dan lainnya semakin dekat dengan kaki ini. Jadilah akhirnya, kemarin saya buat paspor. 

Haha. Asli, intronya panjang ya. 

Oke, ternyata bikin paspor itu mudah sekali. Tanpa ribet, tanpa calo, asal kuncinya satu aja, sabar. Tepatnya 2 minggu yang lalu, saya coba searching soal tata cara pembuatan paspor di Batam, karena sebelumnya beredar kabar kalau gak punya KTP Batam atau KTP dimana kita tinggal sekarang ini khusus— yang merantau seperti saya, gak bisa bikin paspor di lain daerah. Maka segala pengurusan dokumen pemerintahan prosesnya akan susah, ribet, dipersulit, dan lama. 

Dalam benak saya, apa gunanya e-ktp nih kalau segala tetek bengek pengurusan dokumen birokrasinya masih dipersulit gini? hmm. Sebagai manusia yang tidak mudah menyerah dengan keadaan, tiap malam *lebay, saya searching cari informasi soal pengurusan paspor di Batam, segala keyword saya coba. Mulai dari yang standar "Cara Membuat Paspor", sampai yang spesifik "Cara membuat pasopor tapi tidak punya ktp batam". Alhamdulillah, google yang mengklaim dirinya maha tahu ini akhirnya kasih jawaban. 
Isu yang beredar bahwa pemilik E-KTP luar Batam, tak bisa bikin paspor di Imigrasi Batam. Ternyata salah. Sejak E-KTP diberlakukan, di manapun di Indonesia kita bisa bikin paspor.
Bapak Dewa, Kepala Biro Humas Kantor Imigrasi Batam, Kamis siang 19 Maret 2015. “Bisa. Sejak tahun 2006 Pemerintah sudah menetapkan bahwa setiap warga negara Indonesia dapat mengajukan permohonan pembuatan Paspor di seluruh Kantor Imigrasi yang ada di seluruh Indonesia. Asalkan ada E-KTP dan Kartu Keluarga (KK) yang dimiliki menunjukkan kesamaan domisili. Tidak bertolak belakang satu sama lain,” katanya.

Sumber : http://infokotabatam.com/bikin-paspor-di-imigrasi-batam-tanpa-ktp-batam-bisa-kok/

Wah lega sekali rasanya. Kemudian saya mulai mengumpulkan syarat yang diperlukan, seperti ;

  1. KTP;
  2. Kartu Keluarga;
  3. Akta Kelahiran/ Ijazah/ Buku Nikah (bagi yang sudah menikah);
  4. Paspor lama (jika ingin perpanjangan);
  5. Surat Keterangan Domisili, bagi yang merantau. Bisa didapatkan di keluarahan setempat;
  6. Materai 6000 dan bolpoin tinta hitam.
Semua dokumen asli dibawa dan di copy (siapkan masing-masing 2 lembar, khusus untuk KTP diperbesar tidak bolak balik, jadi 1 lembar A4 itu dibiarkan utuh jangan dipotong). 

Oke semua sudah siap, sebelum itu saya menelepon terlebih dahulu ke kantor imigrasi Belakang Padang, kenapa kok di sana? tidak di Batam Kota saja. Fyi, untuk menuju Belakang Padang kita harus naik perahu terlebih dahulu karena berada di lain pulau dengan Batam. Ohya, alasan ingin membuat paspor di Belakang Padang karena rekomendasi dari teman, katanya di sana lebih sepi daripada di Batam Kota. 

Jadilah saya menghubungi kantor imigrasi Belakang Padang via telepon untuk memastikan persyaratan dan bisa atau tidaknya membuat paspor meski tidak memiliki KTP Batam. Saat itu yang menjawab telepon saya seorang bapak-bapak.

saya :"Halo, selamat pagi betul dengan kantor imigrasi Belakang Padang?"

petugas imigrasi : "Iya betul, dengan siapa dimana?".

saya :"Silviana di Batam, pak saya mau tanya nih. Saya mau buat paspor di Belakang Padang tapi ga ada KTP Batam, bisa kan ya?"

petugas imigrasi : "Kamu asalnya mana?"

saya :"Surabaya Jatim pak"

petugas imigrasi : Ngapain kamu bikin di sini? Ya bikinlah dikampungmu sana"

saya : "Emmm.. Jadi gak ada solusi nih pak?"

petugas imigasi : "Ya solusinya itu tadi kamu buat aja di kampungmu, nanti kamu kalau buat di sini lama prosesnya karena harus verivikasi ini itu, bisa-bisa 1 bulan baru jadi".

saya : "ktp saya udah e-ktp sih pak, masih gak bisa ya? Solusi lain misal saya pakai keterangan domisili gitu tetap gak bisa?"

petugas imigasi : "Ya kamu ini gimana, tadi sudah saya jelaskan kalau prosesnya bakalan lama, kamu kan maunya cepat kan".

saya : "Oke-oke kalau gitu. Terimakasih ya pak, selamat pagi"

kemudian telepon ditutup. Sayangnya, saya lupa gak tanya nama si bapak ini siapa.

Gondok gak tuh ? Hahaha. Asli gondok banget waktu itu. Sampai saya memastikan ke temen kantor saya kalau KTP saya ini udah e-ktp atau belum.

Tak berselang lama, saya coba telepon ke kantor imigrasi Batam Kota, sekali, dua kali, tiga kali delay. Coba telepon lagi tapi yang jawab operator. Ugh. Setelah makan siang coba hubungi lagi rupanya diangkat. Pertanyaan yang sama, bisa gak ya bikin paspor di imigrasi Batam tapi gak punya ktp Batam? Jawabannya solutif sekali. Haha. 

petugas imigrasi Batam Kota : "Bisa bu Silviana, silakan bawa kelengkapan dokumen asli dan urus domisili dari kelurahan. Kami buka pukul sekian sekian untuk pengambilan antrean buka pukul 7.30-10.00".

saya : "wah, Terimakasih ya. Maaf ini saya bicara dengan siapa?"

petugas imigrasi Batam Kota :"Saya Eka, ibu. Kami tunggu kedatangannya di kantor imigrasi"

Beh. Girang seketika. Haha.

Seminggu setelahnya, tepatnya hari Senin kemarin, saya datang ke kantor imigrasi di Jalan Engku Putri no. 3 Batam Centre, datang pukul 08.00 dan antreannya luar biasa. Padahal untuk verifikasi data dan pengambilan nomor antrean hanya dibuka 2,5 jam saja. Melihat kondisi yang tidak memungkinkan untuk ikut antre, lagipula saat itu saya belum foto copy berkas apapun, jadinya Senin itu saya cuma cek ombak aja. Setelah bertanya ini itu di bagian help desk saya mulai pergi foto copy di kantor Pemko— Pemerintah kota Batam yang bersebelahan dengan kantor imigrasi. Tapi, dia buka pukul 09.00 wak. Kelihatan kalau malas ya. Hehe. 

Bilang aja mau buat urus paspor, lalu abang foto copynya sudah langsung paham. "Duaribu rupiah, kak". Oke, setelah bayar saya pergi nonton Ada Cinta di SMA, sendirian. 

Besoknya saya pergi ke imigrasi lagi, berangkat dari rumah pukul 06.00, mampir beli sarapan di RM. Vege dulu untuk bekal. Oke, kantornya belum buka dan antrean sudah mengular. 


[dok : foto pribadi]
Tapi antrean diluar ini tidak dihitung sebagai antrean resmi, hanya kesepakatan tak tertulis saja dari para pemohon, begitu pintu gerbang kantor imigrasi dibuka, nah siap-siap aja deh ketemu manusia-manusia sadis nan bar-bar. Haha. Seruduk sana-sini tanpa kompromi, pokoknya bar-bar deh. ew.


[dok : foto pribadi]
Maka dari itu, karena saya tahu kalau antrean diluar ini tidak dihitung sebagai antre resmi, otomatis saya gak ikut masuk dibarisan. Tapi begitu kantor buka, disitu kita harus pandai ambil celah. Haha. Beruntung gak ikutan desak-desakan saat masuk kantor imigrasi, tapi pas udah antre didalam untuk verifikasi berkas dan ambil nomor, desak-desakan kembali terjadi, ya wajar sih mereka merasa datang lebih awal tapi kok dapat antrean belakang. Sempat ada ibu-ibu yang protes tapi dibungkus dengan kata memberi saran ke petugas dengan bahasa Melayu kental. Mau saya ketik di sini saya udah agak lupa kata-kata persisnya. 


[dok : foto pribadi]
Setelah menunggu agak lama, akhirnya giliran saya untuk verifikasi berkas, setelah dicek untuk kelengkapan dokumen, kita ditanya mau bikin paspor baru atau perpanjangan, jika buat baru mau yang 24 halaman atau 48 halaman. Sudah selesai, kita diminta untuk mengeja nama perhuruf untuk mengambil nomor antrean dan diberi map warna kuning berisi form pendaftaran dan berkas foto copy milik kita. Saya datang pukul 06.00 dapat antrean nomor 2-063 untuk foto dan wawancara. 


[dok : foto pribadi]
Sudah oke semua lalu saya ambil posisi di help desk untuk isi form, cuma ada 2 lembar saja, form pernyataan dan form identitas diri. Semua diisi dengan huruf kapital dan sesuai dengan data kita. Materai diperlukan untuk ditempel di form pernyataan, ohya nempelnya jangan pakai ludah ya kalau memang tidak ada lem, kita bisa pakai air biasa. Jika sudah selesai maka tinggal tunggu nomor antrean kita dipanggil. Sambil menunggu saya pakai untuk sarapan bekal. 
[dok : foto pribadi]
Sekitar 1 jam kemudian pukul 10.30, nomor 2-063 dipanggil untuk menuju counter 5, imigrasi Batam punya 10 counter untuk foto dan wawancara. Lumayan banyak untuk ukuran kantor yang tidak terlalu besar. 

Setelah menyerahkan berkas, petugas akan meminta berkas asli, lalu biarkan dia melakukan tugasnya mencocokkan data diri kita, sebetulnya yang diperhatikan adalah kesesuaian nama dan tanggal lahir, mulai dari KTP dengan Akta lahir, ktp dengan ijazah, ktp dengan KK, pokoknya nama dan tanggal lahir yang diutak-atik. Ssetelah itu kita akan banyak ditanya-tanya mengenai identitas diri, nama, alamat, tanggal lahir, tinggi badan, nama ayah, nama ibu, pekerjaan, dll.

Sudah selesai di petugas 1, kita diminta untuk bergeser ke petugas 2 untuk foto dan wawancara. Pertanyaan hampir sama mengenai identitas diri dan pertanyaan standar macam di perantauan ikut dengan siapa, bekerja dimana, tujuan buat paspor untuk apa, mau pergi kemana, dan udah punya pacar atau belum. Oke, pertanyaan terakhir memang candaan dari petugasnya, apalagi mereka boleh juga sih soalnya ganteng-ganteng friendly. Oke lanjut foto diri, di sini karena saya pakai kacamata maka harus dilepas. Saya kurang suka nih, karena pasti hasil fotonya jelek karena mata saya jadi sayu. 
Saat wawancara tak perlu gugup, santai saja.

Selesai semua kita lanjut diberi slip untuk tagihan bank. Saya memilih paspor 48 halaman maka total semuanya Rp. 355.000, paspor bisa diambil 4 hari setelah melakukan pembayaran. Sepulang dari imigrasi saya langsung pergi bank untuk melakukan transaksi, jadi kemungkinan Senin depan paspor saya sudah siap untuk diambil. 

Prosesnya mudah asal dokumen kita lengkap dan kita sabar. Sebelum menutup postingan panjang ini, ada sedikit tips untuk yang mau buat paspor baru, simak ya!
  1. Lengkapi dokumen yang diperlukan, kalau perlu searching sebanyak-banyaknya. Lebih baik ribut diawal kan daripada waktu kita mau urus harus bolak-balik pergi menyiapkan ini-itu, selain buang waktu juga buang tenaga. Persiapan matang itu penting sekali;
  2. Pakai baju formal dan sopan. Pakai celana/ rok panjang, dan bersepatu— ini penting sekali karena kalau kita datang pakai sendal jepit siap-siap disuruh pulang.
  3. Dandan lah wahai perempuan! Ini kesalahan fatal saya, gara-gara baca informasi di blog seseorang yang katanya kita harus datang 3 kali ke kantor imigrasi— pertama saat menyerahkan berkas, kedua foto dan wawancara, ketiga ambil paspor, maka saya gak siap dandan, gak bawa gincu, pokoknya seadanya banget T_T, ternyata sehari bisa kelar semuanya;
  4. Urus semuanya sendiri, jangan pakai calo. Ini penting sekali, selain biaya yang harus kita keluarkan berlipat ganda, kepuasan mengurus dokumen secara mandiri kan bisa jadi kebanggaan tho. Kemarin sih saya ada tanya ke orang yang pakai jasa calo, katanya total biaya yang harus dia keluarkan adalan Rp 800.000, padahal kalau urus sendiri cukup dengan Rp. 370.000 saja. Nah loh, sisanya kan bisa buat beli tiket kapal ferry ke Singapura, udah PP pula ye kan— tapi ini optional sih ya, masing-masing aja; 
  5. Sabar dan jangan baper, soalnya di tempat umum seperti ini kalian bakalan mendengar berbagai macam omongan dan perlakuan. Dibawa nothing to lose aja, santai dan lemesin aja shay.
Sudah ya, cukup segitu dulu. Ini postingannya panjang sekali semoga gak bosan bacanya.

Thankyou.
XOXO



You Might Also Like

19 comments

  1. kamu kok kasian sih, nonton Ada Cinta di SMA sendirian gitu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, kalau di Malang kan bisa sama mba Aik

      Hapus
  2. trus alamat pasport silvi sesuai KTP yang dijawa atau alamat domisili batam ??

    BalasHapus
  3. Jadi kemana setelah paspor jadi Sil? *Foto2 di patung merlion cusss hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bolrh juga tuh.
      *foto sambil mangap nerima air pancuran haha

      Hapus
  4. Mas Rglamanmu ini ternyata bikin paspor itu mudah ya. Cuma aku sempat gondok juga pas baca percakapanmu sama petugas yang nggak kesebut namanya itu, hahaha.

    BalasHapus
  5. Kapan ya aku buat paspor? Caranya udah tahu nih. #kode :)))

    BalasHapus
  6. Wah Silvi sudah bikin paspor aja nih, bentar lagi bisa halan-halan ke Singapura ya.

    BalasHapus
  7. Aku durung nduwe passport :(

    Gak enek cita cita ke luar negeri soale hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lha ndilalh oleh rejeki dolan gratis ng luar negeri. Harra

      Hapus
  8. belum ada niatan keluar negeri , jadi blm butuh paspor :)

    BalasHapus
  9. Mb saya rantauan jg, lg di batam. Rencana mau buat paspor jg. Saya ada lengkap potokopi nya, tp ga bawa dokumen aslinya. Itu gmn y?

    BalasHapus
  10. wah keren sudah punya paspor. btw nama di paspor 2 kata atau 3 kata? kalo cuman 2 kata, nanti pas mau umroh / haji harus bikin lagi krn arab hanya menerima paspor 3 kata heeke

    BalasHapus

Keep Blogwalking!

BLOGGER PEREMPUAN

Blogger Perempuan

KUMPULAN EMAK BLOGGER

BLOGGERHUB