[Savana Bekol] |
Libur lebaran kemarin, Alhamdulillah kantor kasih libur agak penjang. Meski sebenernya sih sama aja kayak yang lain. Kok gitu? Iya, jadi kami libur mulai tanggal 13 Juni dan masuk kembali di tanggal 25 Juni, sepertinya panjang banget ya 10 hari. Padahal aslinya yang 3 hari merupakan switch libur di tanggal sebelumnya. Tanggal 10, 29 Mei dan 1 Juni, itu kan tanggal merah nah di kantor kami tanggal itu masuk. Haha. Asline podo bae.
[Dua porter, bercengkerama disela lelah kerja] |
Saya berangkat ke Malang dengan kereta, itupun belum ada persiapan beli tiketnya. Kalaupun nanti kehabisan, saya akan kejar naik bus ke Surabaya. Nah, pas banget ada promo harga miring sebelum 2 jam keberangkatan. Saya naik kereta Malioboro Ekspress Eksekutif jarak jauh Jogja dengan tujuan akhir Malang.
Awalnya sih Kediri- Malang harganya 195K, tapi karena ada promo tersebut jadinya 95K. Tapi nih saya kena harga 110K, karena perhitungan waktu di sistem masih belum menunjukkan promo full. Dengan berat hati, akhirnya saya merelakkan 15 ribu. Gara- garanya mbak loket bilang "tinggal 2 kursi saja, mau diambil gak nih?". Baiklah, saya kalah.
Keberangkatan kereta pukul 12.37 WIB, sekitar 12.30 tepat kami dipanggil untuk boarding. Btw, setelah sekian lama tidak naik kereta, terakhir di 2014. Ternyata sekarang ini harus check in mandiri di stasiun, jadi setelah beli dapat tiket warna hitam putih yang tulisannya itu cetakkan print dot matric, baru setelah akan berangkat kita melakukan check in mandiri dan kertasnya ganti warna oranye.
Cukup lama kami menunggu, ternyata kereta kami terlambat datang. Baru sekitar jam 2 kami bisa naik kereta dan berangkat. Karena ini perjalanan santai, jadi saya tidak terlalu bete saat semuanya berjalan lambat. Meskipun akhirnya saya harus membatalkan rencana untuk berjumpa dengan sohibul Ajijah saat saya sampai di Malang nanti.
Meskipun namanya ekspress dan eksekuif ternyata perjalanan kereta ini gak se-ekspress- yang saya bayangkan. Maklumlah ini pertama kalinya saya naik sepur lagi setelah sekian lama, dan yang ekspress. Biasanya ekonomian #sobatmisqueen. Haha.
[Abaikan kaki berbulu] |
Sekarang kan udah gak bisa nih beli- beli kayak gitu, jadinya beli di kantin kereta. Menunya standar aja, sebut saja pop mie dan menu- menu frozen food macam nasi ayam kecap, nasi goreng dan kopi teh kemasan. Karena lapar, saya pesan nasi ayam kecap yang tentunya frozen food. Harganya duapuluh tiga ribu rupiah. Rasanya, yah so- so lah.
[Malang] |
Saya keluar stasiun menuju ke Customer Service untuk menanyakan kereta ke Banyuwangi. SOLD OUT SEMUANYA. Baik, tenang, tenang. Masih ada cara lain menuju Baluran, tenang. Cukup lama saya ada di stasiun, hingga waktu menunjukkan sekitar 22.00. Waktu selama itu saya gunakan untuk diskusi dengan Ichal yang ada di Probolinggo. Akhirnya diputuskan malam itu saya harus naik bus ke Probolinggo dan esok paginya meluncur ke Baluran bersama Ichal.
Pukul 10 lebih saya naik go-jek ke Arjosari dan beruntung saat itu ada bus Patas menuju Probolinggo. Saya baru tahu, ternyata bus ke arah timur akan selalu ada 24 jam. Jadi tak perlu khawatir jika akan berpergian ke timurnya Jatim.
Saya duduk di bangku ke dua dari depan, dengan membayar 35K tarif lebaran, sekitar jam 1an saya sampai di terminal Banyu Angga Probolinggo. Selama perjalanan hampir 3 jam tadi saya tidur lelap. Beruntung di sebelah kanan terminal ada Indomart 24 jam, setelah membeli beberapa jajanan dan minuman saya menunggu pagi. Saat saya sampai ada 2 kakak turis asing yang menunggu jemputan menuju Bromo.
Tenang aja, saya gak tidur nggembel kok. Saya tidur duduk di kursi Indomart. Pagi tiba, sembari menunggu Ichal untuk menjemput, saya berjalan- jalan sedikit ke arah selatan untuk mencari mushola, ternyata ada spbu yang toiletnya bersih dan bisa dipakai mandi.
[Trek menuju Savana Bekol] |
Perjalanan ini kami tempuh sekitar 4- 5 jam, ya meskipun jauh tapi pemandangan arah timur ini indahnya gak ketulungan dan syukur alhamdulillah cuacanya cerah. Ini adalah perjalanan pertama saya menggunakan kendaraan bermotor menuju Baluran. Sebelumnya cuma pernah ke Bali tapi naik bus dan merupakan perjalanan tur sekolah.
Taman Nasional Baluran ini lokasinya ada area hutan/ kebun, Sumberwaru, Desa Banyuputih, Kecamatan Situbondo. Pintu masuknya sendiri letaknya ada di pinggir jalan raya sehingga mudah ditemukan. Saat memasuki pintu utama tidak ada petugas yang jaga, ternyata semua penjaga ada di loket pembayaran di dalam bangunan utama.
Ada banyak informasi yang bisa dibaca sebelum menjelajah Baluran ini. Baik sejarahnya, biaya masuknya dan informasi mengenai setiap spot yang ada di Taman Nasional ini. Setelah membayar 35K kami diberi penjelasan untuk tidak membuang sampah sembarangan, tidak memberi makan hewan dan aturan- aturan lain yang harus dipatuhi guna menjaga ekosistem di Baluran ini tetap terjaga. Goal saya ke Baluran kali ini adalah mau lihat gerombolan rusa.
Savana Bekol adalah spot utama yang ingin kami kunjungi. Menempuh sekitar 12 km dengan kondisi jalan yang gak-begitu-bagus-tapi-lumayanlah. Ohya saat perjalanan ini kami ditemani oleh kupu- kupu yang beterbangan bebas.
Btw, ke Baluran naik motor itu gak scary- scary amat kok. Gak kayak blog yang saya baca sebelumnya. Katanya ke Baluran baiknya bawa mobil aja, soalnya ada hewan buas dan sebagainya. Ya, jujur saya setuju dengan peringatan bawa mobil itu, tapi kenyataanya saat di loket pembayaran kami sempat memastikan kalau perjalanan kami akan baik- baik saja jika menggunakan motor dan mas penjaganya bilang "aman, bos!".
Btw, ke Baluran naik motor itu gak scary- scary amat kok. Gak kayak blog yang saya baca sebelumnya. Katanya ke Baluran baiknya bawa mobil aja, soalnya ada hewan buas dan sebagainya. Ya, jujur saya setuju dengan peringatan bawa mobil itu, tapi kenyataanya saat di loket pembayaran kami sempat memastikan kalau perjalanan kami akan baik- baik saja jika menggunakan motor dan mas penjaganya bilang "aman, bos!".
Ah iya, meskipun jalananya rusak dan gak begitu bagus, alhamdulillah kami menikmati setiap perjalanan ini. Kami juga sempat mengambil beberapa foto di evergreen.
[ku dan Ichal] |
[langitnya biru banget] |
Saya datang di bulan kemarau, jadi gak salah banget kalau Baluran disebut dengan Lil Afrika van Java. Sejauh mata memandang isinya padang savana dengan spot- spot andalan.
Bakalan balik lagi gak?
MASIH NANYA?UDAH PASTI IYA!.
Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran