Hola!
Menyambut Senin dengan berada di kantor Samsat Pare untuk memperpanjang SIM C. Awalnya sudah putus asa, karena sadar sudah telat hampir 6 bulan. Mikir- mikir mau perpanjang, takut disuruh buat SIM baru, ujian lagi. Takut ndak lulus. :D
Ceritanya, hari Sabtu kemarin saya kena tilang dikarenakan SIM sudah kadaluarsa, karena mau penelitian jadi saya pilih bayar di tempat saja (tolong ini jangan ditiru ya). Lalu, Senin ini menyempatkan untuk memperpanjang SIM di Pare, karena dulu buatnya juga di tempat ini.
Sebelumnya, saya sempatkan untuk baca- baca beberapa artikel di blog teman- teman yang pernah memperpanjang SIM. Ada beberapa yang mengatakan kalau SIM yang kadaluarsa tidak dapat diperpanjang, jadi harus membuat SIM baru. Ohya, permasalahan SIM saya begini, saya pernah membuat SIM saat SMA, kelas XI. Saat itu usia saya belum mencukupi, tapi harus memiliki SIM karena keperluan sekolah yang naik motor. (Oke, ini jangan ditiru juga ya). Akhirnya, saya membuat SIM dengan KTP dituakan 1 tahun. Sekarang KTP sudah sesuai dengan sebenarnya, tapi SIM belum. Saya sempat was- was, bagaimana kalau tidak bisa diperpanjang, karena perbedaan identitas. Ternyata hari ini masih bisa.
Saya sarankan untuk berangkat pagi apabila ingin mengurus surat- surat penting. Saya berangkat pukul 06: 30, dan ternyata masih ada apel pagi. Sebelum itu siapkan dulu persyaratan untuk memperpanjang SIM.
1. KTP
2. SIM
3. Bolpoin
4. Uang
Sebelum itu, copy dulu identitas yang diperlukan. Kalau bingung bisa copy di dekat samsat, petugasnya sudah paham. Nanti kita akan ditanya, mau perpanjang atau membuat baru, tenang saja, kita sudah sekalian diberi map dengan 1 warna yang sama, setelah itu, saya menuju klinik untuk cek kesehatan.
Saat saya menuju klinik, pas sekali kliniknya baru buka, jadi saya ada di antrean pertama. Namun masih harus menunggu karena dokternya belum datang. Tidak lama kemudian ada petugas yang mulai menulis surat kesehatan, nama saya dipanggil, ditanya tinggi badan, dan berat badan (anpa ditimbang dan diukur), jadi saya kira- kira saja sih tadi. hehe
Lalu, saya mulai dipanggil ke dalam. Duduk di depan ibu- ibu dan saya disuruh membaca huruf- huruf yang ada di buku psikotes, untuk mengetahui punya sakit Buta Warna atau tidak. Setelah itu saya membayar Rp. 20.000, dan pindah ke meja selanjutnya, membayar lagi uang asuransi sebesar Rp. 30.000. Saya diarahkan untuk menuju Loket Informasi, untuk mengumpulkan berkas yang isinya KTP, SIM, Surat Kesehatan, dan Asuransi.
Menunggu ...
Nama- nama mulai dipanggil, saya dapat urutan ke 6. Lalu menunggu untuk dipanggil untuk melakukan pembayaran di Loket BRI, untuk saya perpanjang SIM C jumlahnya Rp. 75.000.
Lalu mari kita menunggu lagi untuk dipanggil..
Tidak sampai 15 menit, nama saya dipanggil untuk mengisi formulir. Disini gunanya bolpoin sendiri. Biar gak saling menunggu dan meminjam ya. Soalnya sistem ketika kita sudah masuk di ruangan untuk menunggu foto adalah FIFO (First In First Out). Semakin cepat mengisi blanko, dan mengumpulkan formulir. Maka semakin cepat kita mendapat antrean foto.
Menunggu lagi untuk dipanggil pemotretan.
Saat sudah dipanggil, di dalam ruangan kita masih menunggu giliran untuk foto. Soalnya di Pare, cuma ada 2 petugas bagian potret memotret. Eh, butuh pegawai buat nge foto nggak ? ;v. Kamera yang dipakai kamera poket.
Setelah nama saya dipanggil, dibacakan identitas yang saya isi sebelumnya, lalu saya diminta untuk cap jari, serta tanda tangan. Lalu, foto. Selesai.
Menunggu lagi untuk mendapat kartu SIM yang sudah jadi.
Selang 15 menit kemudian, nama saya dipanggil.
dan saya kecewa :(
foto nya jelek, nggak genic gitu, GAK PAKE DI EDIT SAMA POTOSHOP GITU, gak pakai 360 gitu :(. Print kartunya ada garis- garisnya. Printernya masih belum oke nih kepolisian.
Tapi, yang penting udah punya sim resmi lagi. Siap nge-rider kemana- mana lagi. :D
*bener ya, posting tanpa foto ibarat makan ayam goreng yang gak digoreng. Maaf, sama sekali tidak mendokumentasikan apapun.
So, happy monday everyone.
Menyambut Senin dengan berada di kantor Samsat Pare untuk memperpanjang SIM C. Awalnya sudah putus asa, karena sadar sudah telat hampir 6 bulan. Mikir- mikir mau perpanjang, takut disuruh buat SIM baru, ujian lagi. Takut ndak lulus. :D
Ceritanya, hari Sabtu kemarin saya kena tilang dikarenakan SIM sudah kadaluarsa, karena mau penelitian jadi saya pilih bayar di tempat saja (tolong ini jangan ditiru ya). Lalu, Senin ini menyempatkan untuk memperpanjang SIM di Pare, karena dulu buatnya juga di tempat ini.
Sebelumnya, saya sempatkan untuk baca- baca beberapa artikel di blog teman- teman yang pernah memperpanjang SIM. Ada beberapa yang mengatakan kalau SIM yang kadaluarsa tidak dapat diperpanjang, jadi harus membuat SIM baru. Ohya, permasalahan SIM saya begini, saya pernah membuat SIM saat SMA, kelas XI. Saat itu usia saya belum mencukupi, tapi harus memiliki SIM karena keperluan sekolah yang naik motor. (Oke, ini jangan ditiru juga ya). Akhirnya, saya membuat SIM dengan KTP dituakan 1 tahun. Sekarang KTP sudah sesuai dengan sebenarnya, tapi SIM belum. Saya sempat was- was, bagaimana kalau tidak bisa diperpanjang, karena perbedaan identitas. Ternyata hari ini masih bisa.
Saya sarankan untuk berangkat pagi apabila ingin mengurus surat- surat penting. Saya berangkat pukul 06: 30, dan ternyata masih ada apel pagi. Sebelum itu siapkan dulu persyaratan untuk memperpanjang SIM.
1. KTP
2. SIM
3. Bolpoin
4. Uang
Sebelum itu, copy dulu identitas yang diperlukan. Kalau bingung bisa copy di dekat samsat, petugasnya sudah paham. Nanti kita akan ditanya, mau perpanjang atau membuat baru, tenang saja, kita sudah sekalian diberi map dengan 1 warna yang sama, setelah itu, saya menuju klinik untuk cek kesehatan.
Saat saya menuju klinik, pas sekali kliniknya baru buka, jadi saya ada di antrean pertama. Namun masih harus menunggu karena dokternya belum datang. Tidak lama kemudian ada petugas yang mulai menulis surat kesehatan, nama saya dipanggil, ditanya tinggi badan, dan berat badan (anpa ditimbang dan diukur), jadi saya kira- kira saja sih tadi. hehe
Lalu, saya mulai dipanggil ke dalam. Duduk di depan ibu- ibu dan saya disuruh membaca huruf- huruf yang ada di buku psikotes, untuk mengetahui punya sakit Buta Warna atau tidak. Setelah itu saya membayar Rp. 20.000, dan pindah ke meja selanjutnya, membayar lagi uang asuransi sebesar Rp. 30.000. Saya diarahkan untuk menuju Loket Informasi, untuk mengumpulkan berkas yang isinya KTP, SIM, Surat Kesehatan, dan Asuransi.
Menunggu ...
Nama- nama mulai dipanggil, saya dapat urutan ke 6. Lalu menunggu untuk dipanggil untuk melakukan pembayaran di Loket BRI, untuk saya perpanjang SIM C jumlahnya Rp. 75.000.
Lalu mari kita menunggu lagi untuk dipanggil..
Tidak sampai 15 menit, nama saya dipanggil untuk mengisi formulir. Disini gunanya bolpoin sendiri. Biar gak saling menunggu dan meminjam ya. Soalnya sistem ketika kita sudah masuk di ruangan untuk menunggu foto adalah FIFO (First In First Out). Semakin cepat mengisi blanko, dan mengumpulkan formulir. Maka semakin cepat kita mendapat antrean foto.
Menunggu lagi untuk dipanggil pemotretan.
Saat sudah dipanggil, di dalam ruangan kita masih menunggu giliran untuk foto. Soalnya di Pare, cuma ada 2 petugas bagian potret memotret. Eh, butuh pegawai buat nge foto nggak ? ;v. Kamera yang dipakai kamera poket.
Setelah nama saya dipanggil, dibacakan identitas yang saya isi sebelumnya, lalu saya diminta untuk cap jari, serta tanda tangan. Lalu, foto. Selesai.
Menunggu lagi untuk mendapat kartu SIM yang sudah jadi.
Selang 15 menit kemudian, nama saya dipanggil.
dan saya kecewa :(
foto nya jelek, nggak genic gitu, GAK PAKE DI EDIT SAMA POTOSHOP GITU, gak pakai 360 gitu :(. Print kartunya ada garis- garisnya. Printernya masih belum oke nih kepolisian.
Tapi, yang penting udah punya sim resmi lagi. Siap nge-rider kemana- mana lagi. :D
*bener ya, posting tanpa foto ibarat makan ayam goreng yang gak digoreng. Maaf, sama sekali tidak mendokumentasikan apapun.
So, happy monday everyone.
"Taukah kamu, kalau @KabKediri punya produk unggulan yang berasal dari Mangga Podang ?" - twitt ini baru saja saya lempar ke linimassa, di retwitt oleh akun KabKediri, lalu banyak yang nanyain.
Apa motivasi saya bilang demikian ?
Jawabannya adalah :
Saya mau bantu Kepala Bidang Industri di Koperindag dan pengusaha industri pengolahan untuk mengenalkan produk olahan mangga yang sebenarnya sudah ditetapkan oleh Kementrian Perindustrian tahun 2013 sebagai icon Kabupaten Kediri. Sudah itu saja, titik.
Awalnya saya hanyalah mahasiswa yang sedang menempuh satu mata kuliah skripsi dengan jumlah 6 SKS (Sistem Kredit Semester) untuk memenuhi persyaratan kelulusan dari sarjana strata 1. Saya berminat untuk menganalisis tentang strategi perkembangan industri pengolahan mangga podang yang ada di Kediri, karena yang saya tahu Kediri memang icon nya adalah Mangga Podang, selain Tahu Poo tentunya. Sayangnya, olahan mangga podang nasibnya tidak se- jaya, tahu poo yang sudah melang-lang buana dikenal dimana- mana. Asal tahu saja, Kediri itu ada 2. Kediri kota dan Kediri Kabupaten. Kediri kota, icon nya adalah Tahu Poo/ biasa dikenal dengan tahu takwa (tahu kuning). Sedangkan Kediri Kabupaten, punya icon yaitu mangga podang.
Gimana ceritanya bisa gitu ?
Begini, menurut penuturan dari Kepala Bidang Industri yang saya temui beberapa hari yang lalu, mangga podang oleh Kementrian Perindustrian sudah ditetapkan sebagai Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) pada tahun 2013, namun sayangnya belum ada feedback atau sikap yang oke dari pemerintah daerah. Intinya belum ada tanggapan serius untuk ini.
Saat menentukan komoditi ini, FGD (Focus Group Discussion) sudah rapat 3 kali, dan hasilnya tetap mangga podang sebagai produk unggulan Kabupaten Kediri. Alasannya ? Mangga Podang yang ada di Kediri karakteristiknya berbeda dengan mangga podang di tempat lain, misalnya ada serat seperti tepung di dalam buah, sehingga apabila dikonsumsi di pagi hari, bahkan saat belum makan pagi tidak akan menyebabkan sakit perut, selain itu warna kulitnya juga cantik.
Nah, permasalahannya. Mangga podang di Kediri, produktivitasnya hanya 3- 4 bulan dalam 1 tahun. Yaitu pada bulan Oktober- Desember. Pada masa panen seperti ini, jumlah mangga podang sangat melimpah, sehingga harga anjlok. Selain itu juga banyak sekali mangga yang busuk karena tidak laku. Melihat permasalahan ini, muncul Kelompok Tani di Dusun Sumberbendo Desa Tiron Kecamatan Banyakan. Kelompok Tani Wanita Budidaya Tiron Makmur.
Mereka memiliki inovasi dengan menjadikan mangga podang menjadi produk olahan yang dapat bertahan lebih lama dibanding buah mangga segar. Sayangnya orang Kediri kurang tahu nih, makanya industrinya terancam tutup karena industri ini masih kesulitan pemasaran. Padahal produknya sudah sampai di luar Jawa bahkan sampai di Malaysia dan Singapura loh. Wah!
Yuk, masyarakat Kediri khususnya, kita bantu UKM yang ada di Kediri supaya lebih maju, bukan hanya untuk Kelompok Tani lho, tapi untuk Kabupaten kita!
Kalau pengen tau kayak apa rasanya bisa langsung datang ke Bu Luluk di Dsn. Sumberbendo Desa Tiron Kecamatan Banyakan | 081-331-528-907 atau bisa melalui saya karena saya masih sering bolak balik kesana untuk penelitian.
Ohya, produk dari Kelompok Tani ini sudah ada di beberapa outlet di Sri Ratu, Golden, Koperasi Kampung Inggris Pare, dan toko Kadin di Katang.
Bantu UKM supaya lebih maju dan berjaya.
Apa motivasi saya bilang demikian ?
Jawabannya adalah :
Saya mau bantu Kepala Bidang Industri di Koperindag dan pengusaha industri pengolahan untuk mengenalkan produk olahan mangga yang sebenarnya sudah ditetapkan oleh Kementrian Perindustrian tahun 2013 sebagai icon Kabupaten Kediri. Sudah itu saja, titik.
Awalnya saya hanyalah mahasiswa yang sedang menempuh satu mata kuliah skripsi dengan jumlah 6 SKS (Sistem Kredit Semester) untuk memenuhi persyaratan kelulusan dari sarjana strata 1. Saya berminat untuk menganalisis tentang strategi perkembangan industri pengolahan mangga podang yang ada di Kediri, karena yang saya tahu Kediri memang icon nya adalah Mangga Podang, selain Tahu Poo tentunya. Sayangnya, olahan mangga podang nasibnya tidak se- jaya, tahu poo yang sudah melang-lang buana dikenal dimana- mana. Asal tahu saja, Kediri itu ada 2. Kediri kota dan Kediri Kabupaten. Kediri kota, icon nya adalah Tahu Poo/ biasa dikenal dengan tahu takwa (tahu kuning). Sedangkan Kediri Kabupaten, punya icon yaitu mangga podang.
Gimana ceritanya bisa gitu ?
Begini, menurut penuturan dari Kepala Bidang Industri yang saya temui beberapa hari yang lalu, mangga podang oleh Kementrian Perindustrian sudah ditetapkan sebagai Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) pada tahun 2013, namun sayangnya belum ada feedback atau sikap yang oke dari pemerintah daerah. Intinya belum ada tanggapan serius untuk ini.
Saat menentukan komoditi ini, FGD (Focus Group Discussion) sudah rapat 3 kali, dan hasilnya tetap mangga podang sebagai produk unggulan Kabupaten Kediri. Alasannya ? Mangga Podang yang ada di Kediri karakteristiknya berbeda dengan mangga podang di tempat lain, misalnya ada serat seperti tepung di dalam buah, sehingga apabila dikonsumsi di pagi hari, bahkan saat belum makan pagi tidak akan menyebabkan sakit perut, selain itu warna kulitnya juga cantik.
Nah, permasalahannya. Mangga podang di Kediri, produktivitasnya hanya 3- 4 bulan dalam 1 tahun. Yaitu pada bulan Oktober- Desember. Pada masa panen seperti ini, jumlah mangga podang sangat melimpah, sehingga harga anjlok. Selain itu juga banyak sekali mangga yang busuk karena tidak laku. Melihat permasalahan ini, muncul Kelompok Tani di Dusun Sumberbendo Desa Tiron Kecamatan Banyakan. Kelompok Tani Wanita Budidaya Tiron Makmur.
Mereka memiliki inovasi dengan menjadikan mangga podang menjadi produk olahan yang dapat bertahan lebih lama dibanding buah mangga segar. Sayangnya orang Kediri kurang tahu nih, makanya industrinya terancam tutup karena industri ini masih kesulitan pemasaran. Padahal produknya sudah sampai di luar Jawa bahkan sampai di Malaysia dan Singapura loh. Wah!
Yuk, masyarakat Kediri khususnya, kita bantu UKM yang ada di Kediri supaya lebih maju, bukan hanya untuk Kelompok Tani lho, tapi untuk Kabupaten kita!
Minuman Sari Mangga
Dodol Mangga Ukuran Besar
Keripik Buah
Dodol Mangga Ukuran Kecil
Manisan Jelly Mangga
Pure Mangga
Syrup Mangga
Kalau pengen tau kayak apa rasanya bisa langsung datang ke Bu Luluk di Dsn. Sumberbendo Desa Tiron Kecamatan Banyakan | 081-331-528-907 atau bisa melalui saya karena saya masih sering bolak balik kesana untuk penelitian.
Ohya, produk dari Kelompok Tani ini sudah ada di beberapa outlet di Sri Ratu, Golden, Koperasi Kampung Inggris Pare, dan toko Kadin di Katang.
Bantu UKM supaya lebih maju dan berjaya.
Apalagi yang dilakukan ? Selain beribadah malam ? Yup, Internetan. Saya membuka twitter, tempat dimana semua orang yang memiliki akun sosial media itu bisa menjadi apa saja. Utamanya komentator.
Sekrol timeline, menemukan retwittan salah satu teman, isinya begini "Tak ada yang lebih menyedihkan dari perpisahan tanpa keinginan". Yang belakangan saya tahu, ternyata dari http://kumpulanspasi.wordpress.com/. Tiba- tiba, pikiran saya langsung tertuju pada kabar dari seorang teman yang baru saja melaksanakan pernikahan. Senang mendengarnya, apalagi saya tau mereka sudah menjalin hubungan lebih dari 6 tahun, lika- liku hubungannya, dan dengan segala perbedaan.
Dulu, sempat bertanya- tanya, apakah mereka bisa menyatu, padahal ada sekat diantara mereka, iya sekat itu namanya agama. Cuma karena membaca twitt tersebut, pikiran saya bisa sampai kemana- mana, teringat ini itu. Waktu itu, dalam suatu diskusi bersama alm. Chandra, kami membicarakan tentang hubungan teman kami tersebut. Bagaimana nantinya jika mereka tidak jadi satu dalam artian menikah, gimana sakitnya kalau dipisahkan cuma karena perbedaan. Sakitnya ? Jangan tanya, sudah pasti dimana- mana.
Ternyata, kemarin, terdengar kabar mereka sudah menikah. :))
so, happy wedding ya!
Entah apapun prosesinya, aku turut bahagia.
"nge ling ling yok ?"
"heh ? opo kuwi ?"
"es buah, banyune iso di gawe renang"
Heh ? Pertama kali saya dengar nama ling ling adalah ketika Mutiara Sani ngobrol dengan Fina di Sekretariat HMJ kala itu, sudah lama, mbuh kapan. Nah, baru kali ini saya punya kesempatan untuk datang dan menceritakan kepada kalian.
Sekilas, dengar nama ling ling pikiran kita pasti akan langsung menuju China. Yup, nama ling ling memang umum digunakan di China, khusunya nama anak perempuan. Ling- ling, saya dengernya gemes gitu. Imut. Awalnya saya gak ngeh kalau ternyata ling ling itu nama kedai makan dan minum.
Semester 4, saat tugas mulai menggila dan beban kuliah semakin berat. Ujian datang bertubi- tubi, selepas pulang kuliah saya dan Jijah menuju ling ling. Naik angkot. Itu pertama kalinya saya mencicipi es ling ling yang kata Sani air nya bisa dipakai renang. Dasar bocah hiperbola. Haha. Menurut saya, rasanya segar, tentu karena ada serutan es dan warna- warni buah. Jadinya seger banget. Seingat saya waktu itu harganya masih 10K.
Kemarin, untuk ke dua kalinya saya datang ke ling ling, janjian sama gadis- gadis KKN, saya, Huni, Citra dan Nanda. Sayangnya Nanda ketiduran, jadilah kami hanya bertiga. Sempat bingung mau pesan apa, karena pilihannya jadi banyak. Haha, ndeos! :p. Diputuskan untuk pesan es buah dengan air yang bisa dipakai renang. Berbicara apa saja, sampai gak sadar es dalam mangkok sudah habis.
Over all, enak kok. Hihi
Yang mau datang ke Malang, boleh lha icip- icip es buah dan kudapan lain di Ling Ling Fruit Bar. Tempatnya di Jl. KawiAtas No.43 E Malang (Depan Giant).
Red ling ling
Candy ling ling
Purple ling ling
Toples- toples yang menunggu....
Toplesku masih berkeringat..
Atas nama tutup toples, aku berkeringat..
lihat ? aku sedang merona.
Ada bahagia saat melihat mu berubah menjadi merah merona..
*eh fotonya ini disclaimer ya.. Hasil dari saya sendiri, kalau mau pakai permisi dulu dan silakan cantumkan sumber. Oke kakak ? Kalau mencuri nanti tangannya di potong sama Tuhan pas di akhirat. :)
Holaaaaaa. Kembali menulis lagi disini. Topiknya masih sama seperti yang kemarin, ulala. Infused Water. Kali ini ingin membagi cara pembuatan air aroma/ air infus buah/ infused water.
Tapi, pamer foto- foto dulu yaaaaa..
*glek*
Proses dari memetik buah sampai menjadi air siap minum.
Bahan- Bahan :
So, silakan buat ya kalau pengen tau rasanya. Infused water ini merupakan alternatif untuk orang yang kurang suka minum air putih. Emang ada orang kurang suka minum ? Jawabannya, ada. Temen saya sendiri contoh hidupnya. Jadi, infused water merupakan cara enak minum air putih karena memiliki rasa- rasa yang berasal dari sari buah.
Noted :
* cari di google ya, buah apa saja yang sebaiknya digunakan dan sebaiknya tidak digunakan sebagai infused water.
Tapi, pamer foto- foto dulu yaaaaa..
*glek*
Proses dari memetik buah sampai menjadi air siap minum.
Bahan- Bahan :
- Buah (Strawberry, Kiwi, Melon, Jeruk, Lemon, dan buah lain yang bertekstur keras)*
- Daun mint,
- Air Bening (air putih),
- Wadah tertutup (tumblr, toples, botol).
- Cuci bersih buah yang akan dipakai,
- Potong buah sesuai selera, mau bentuk apa saja silakan,
- Masukkan buah yang sudah di potong ke dalam wadah, boleh ditambahkan daun mint. Biasanya saya pakai 2 lembar daun mint, di mart- mart daun mint 1 ikat harganya sekitar 5K,
- Tambahkan air bening (air putih),
- Tutup rapat wadah, lalu dinginkan di lemari es.
- Tunggu sampai 4 jam atau lebih.
- Air infus buah siap dinikmati di cuaca yang sedang panas- panasnya.
So, silakan buat ya kalau pengen tau rasanya. Infused water ini merupakan alternatif untuk orang yang kurang suka minum air putih. Emang ada orang kurang suka minum ? Jawabannya, ada. Temen saya sendiri contoh hidupnya. Jadi, infused water merupakan cara enak minum air putih karena memiliki rasa- rasa yang berasal dari sari buah.
Noted :
* cari di google ya, buah apa saja yang sebaiknya digunakan dan sebaiknya tidak digunakan sebagai infused water.
Jangan Takut Datang ke Dinas! - Part 1
Selasa, 6 Januari. Saya bangun kesiangan, setelah shubuh tidur lagi dan bangun jam 8! Whoaaaaa...
Tapi untungnya gak kedandapan (gak terburu- buru), karena janjian dengan Koperindag jam 10.00/ 11.00. Masih cukup buat santai- santai sejenak. Masih cukup buat beres- beres rumah, dan makan pagi. Pukul 09.00 saya sudah siap untuk berangkat, sampai di dinas sekitar 09.30, dan ternyata surat persetujuan saya masih belum di tanda tangani oleh Kepala Dinas Koperindag (-_______-)".
Its oke wae, saya nunggu 15 menitan. Tapi gak apa- apa. Hahaha. Selesai rekomendasi, saya FC, sengaja biar buat arsip aja. Lalu kembali ke Bakesbangpol, alurnya kayak yang sudah saya post di tulisan sebelumnya. Di bakesbangpol surat saya sudah jadi, saya diminta untuk foto kopi 6 kali atau sesuai dengan tembusan yang dituju. FC KTP, dan beli map. FC nya dii koperasi saja, dekat. Tempatnya ada di lobby utama gedungnya depan beringin besar. Gak tau ? Tanya saja ya ^_^
Setelah FC saya kembali ke kantor bakesbang, di tulis ini itu, dan selesai lah surat rekomendasi saya. Tanpa ribet tanpa ruwet. YES!. Saya pamit pulang, dan berterimakasih.
Jam menunjukkan pukul 10.30, karena kantor dinas koperindag dekat dengan kantor pemda sekalian saya minta data. Eh gak taunya ketemu sama Rafi Barca teman onliner juga. Tujuan kami sama, yaitu Kabag Industri, pak Anton.
Awalnya saya takut menemui pak Anton, padahal mau minta data, kok jadinya ditanya ini itu. Gak taunya kami malah diskusi sembarang kalir mengenai perindustrian di Kabupaten Kediri. Tentang kondisinya, lalu kendalanya, sikap pemerintah, dan bagaimana cara merubah mindset masyarakat Kediri maupun luar Kediri tentang sebutan produk unggulan di Kabupaten.
BRAINGASM.. Ilmu saya bertambah. Gak terasa obrolannya sampai jam 13.00 lebih, setelah dapat data dan diskusi selesai saya pamit pulang. Lagi- lagi pulang dengan hati gembira. Hidung saya mekar- mekar, saking bahagianya. :D
Terimakasih, Allah, entah berapa banyak kemudahan yang KAU berikan pada hamba.. Terimakasih juga buat petugas dinas, atas kemudahan pengurusan surat ijin, terimakasih kades dan pak camat, terimakasih semuanyaaaa..
Semoga terus diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsweet yaa.. Hehe
Selasa, 6 Januari. Saya bangun kesiangan, setelah shubuh tidur lagi dan bangun jam 8! Whoaaaaa...
Tapi untungnya gak kedandapan (gak terburu- buru), karena janjian dengan Koperindag jam 10.00/ 11.00. Masih cukup buat santai- santai sejenak. Masih cukup buat beres- beres rumah, dan makan pagi. Pukul 09.00 saya sudah siap untuk berangkat, sampai di dinas sekitar 09.30, dan ternyata surat persetujuan saya masih belum di tanda tangani oleh Kepala Dinas Koperindag (-_______-)".
Its oke wae, saya nunggu 15 menitan. Tapi gak apa- apa. Hahaha. Selesai rekomendasi, saya FC, sengaja biar buat arsip aja. Lalu kembali ke Bakesbangpol, alurnya kayak yang sudah saya post di tulisan sebelumnya. Di bakesbangpol surat saya sudah jadi, saya diminta untuk foto kopi 6 kali atau sesuai dengan tembusan yang dituju. FC KTP, dan beli map. FC nya dii koperasi saja, dekat. Tempatnya ada di lobby utama gedungnya depan beringin besar. Gak tau ? Tanya saja ya ^_^
Setelah FC saya kembali ke kantor bakesbang, di tulis ini itu, dan selesai lah surat rekomendasi saya. Tanpa ribet tanpa ruwet. YES!. Saya pamit pulang, dan berterimakasih.
Jam menunjukkan pukul 10.30, karena kantor dinas koperindag dekat dengan kantor pemda sekalian saya minta data. Eh gak taunya ketemu sama Rafi Barca teman onliner juga. Tujuan kami sama, yaitu Kabag Industri, pak Anton.
Awalnya saya takut menemui pak Anton, padahal mau minta data, kok jadinya ditanya ini itu. Gak taunya kami malah diskusi sembarang kalir mengenai perindustrian di Kabupaten Kediri. Tentang kondisinya, lalu kendalanya, sikap pemerintah, dan bagaimana cara merubah mindset masyarakat Kediri maupun luar Kediri tentang sebutan produk unggulan di Kabupaten.
BRAINGASM.. Ilmu saya bertambah. Gak terasa obrolannya sampai jam 13.00 lebih, setelah dapat data dan diskusi selesai saya pamit pulang. Lagi- lagi pulang dengan hati gembira. Hidung saya mekar- mekar, saking bahagianya. :D
Terimakasih, Allah, entah berapa banyak kemudahan yang KAU berikan pada hamba.. Terimakasih juga buat petugas dinas, atas kemudahan pengurusan surat ijin, terimakasih kades dan pak camat, terimakasih semuanyaaaa..
Semoga terus diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsweet yaa.. Hehe
Semoga bermanfaat ya..
Ringkasan Mengurus Surat di Bakesbangpol Kabupaten Kediri.
Datang, serahkan berkas, isi peryataan, lalu tunggu surat ijin jadi, minta tanda tangan dan persetujuan ke tempat penelitian/ instansi terkait. Kembali ke Bakesbang, FC surat rekomendasi dari Bakesbag sebanyak tembusan yang dituju+ KTP dan beli map, lalu serahkan ke petugas Bakesbang. Taraaaam, surat rekomndasi sudah bisa digunakan.
Keluhan dan obrolan semacam itu sudah mulai saya dengar semenjak kami (laskar semester 7) ketika mulai menempuh beban skripsi.
Ketakutan tentang diruwetkannya kami oleh dinas membuat kami malas mengurus surat- surat yang berhubungan dengan dinas terkait. Apalagi kalau soal perijinan, pastinya mengurus di Bakesbangpolinmas (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Lindungan Masyrakat), tapi beberapa daerah namanya sudah lebih singkat yaitu Bakesbangpol saja. Semua perijinan baik penelitian, riset, KKN, apapun mengurusnya di Bakesbangpol.
Bukan kebetulan saya juga mau tidak mau harus berurusan dengan Bakesbang untuk mengurus perijinan penelitian, karena fokus penelitian saya ada pada Sentra Industri yang harus berurusan dengan beberapa dinas.
Awalnya saya kesusahan karena akses informasi mengenai dinas- dinas di Kabupaten Kediri sangat minim. Cari informasi di internet larinya kemana- mana, padahal sudah saya spesifikkan keywordnya, masih aja gak dapat. Sekalinya dapat ternyata web yang dituju sudah lama gak diperpanjang. *Pusing pala adik, bang..
Onliner gak pernah kehabisan akal, cari di google gak ketemu, akhirnya coba nge twit tanya- tanya di @InfoKediri, dapat alamat Bakesbangpol Kabupaten, favorit, screen capture. Tapi, saya masih tetep aja bingung, gimana soal birokrasi bakesbangpol Kediri, sedikit nguping dari cerita temen- temen yang sudah mulai mengurus surat penelitian, dan apa saja yang perlu disiapkan untuk mengurus ijin di bakesbang.
Belum ada satupun blog/ informasi yang membahas tentang alur mengurus surat di Bakesbangpol Kabupaten Kediri. Eh, atau mungkin saya belum nemu ya. Hehe
4 Januari 2015, saya chatting- chatting dengan Nanda dan Ilham, bertanya tentang apa saja yang diperlukan untuk memasukkan surat di bakesbang, sampai di kirim contoh proposal. Hehe tengkyu yaa :*
Malam itu saya nyiapin apa saja yang diperlukan, sambil buat proposal yang akan diajukan. Bersiap tidur dan bangun dengan semangat baru esok hari *halagh. hahaha
5 Januari 2015
Tumben sekali saya bangun pagi, biasanya habis shubuh saya tidur lagi, tapi kemarin enggak. Saya langsung bangun dan beres- beres rumah, sekitar jam 8 bersiap untuk ke dinas. Foto kopi, ngeprint, lalu cao ke dinas.
Alamat Bakesbangpol Kabupaten Kediri ada di Jalan Sukarno Hatta No. 1 Kediri, tempatnya di Kantor Bupati Kediri di Katang. Nah, buat yang mau urus perijinan (rekomendasi) Penelitian di Kabupaten Kediri. Khusunya Bakesbangpol, gini caranya.
1. Pastikan kamu sudah dapat rekomendasi dari instansi kamu ya, kalau anak kuliahan ya dari fakultas.
2. Siapkan Proposal kamu, isinya standar aja, jangan banyak- banyak.
Cover3. Foto kopi KTP dan KTM selembar aja, masukin map, terserah map apa aja warna apa aja, bebasssh.
a. Latar Belakang
b. Tujuan Penelitian
c.Ruang Lingkup dan Sasaran Penelitian
d. Metode Penelitian
e. Waktu dan Lokasi Penelitian
f. Hasil yang Diharapkan
Daftar Pustaka
4. Datang ke kantor Bakesbang.
Sekali lagi, gak usah takut! Serius deh, orang dinas sama kayak kita, makan nasi juga, mereka tiap pagi ke kamar mandi juga, cuma bedanya, mereka punya kerja lebih tinggi dibanding kita, itu aja. :D
Saat datang ke kantor
dinas, pastikan pakai sepatu ya, dan berpakaian yang rapi. Anak kuliahan pasti
dah tau lah aturan standar ini. :)). Begitu masuk ke kantor dinas, di gerbang
nanti kita akan bertemu dengan mas- mas Satpol PP, jangan takut, kalian gak
akan di razia, kita nanti di stop dan di kasih tanda cinta berupa kartu ijin
masuk kantor dinas.
Kartu ijin masuk untuk kendaraan jenis motor warnanya hijau, mobil warna biru. Simpan di dalam tas biar gak ilang. Nanti pas udah keluar, bakalan diminta lagi sama satpol PP di pintu keluar.
Kartu ijin masuk untuk kendaraan jenis motor warnanya hijau, mobil warna biru. Simpan di dalam tas biar gak ilang. Nanti pas udah keluar, bakalan diminta lagi sama satpol PP di pintu keluar.
Kalau masih belum tau lokasi bakesbang tanya aja sama masmas satpol PP, mereka mrah senyum kok. Dari gerbang masuk, ikuti jalan, lalu belok kanan, kantor Bakesbang berada tepat di barat lapangan. Kalau bingung sama penjelasannya nanti tanya- tanya aja pokoknya. Ingat! Jangan taku bertanya ya. :)
Parkir rapi kendaraan, terus masuk lobby bakesbang. Kantor dinas pada umumnya, pasti akan banyak penjaganya. Pokoknya jangan takut, nanti di lobby kantor bakesbang kita diminta untuk nulis di buku tamu.
Jam, tanggal, nama, instansi, keperluan, dan tanda tangan. Lalu, serahkan kartu identitas, salah satu saja, boleh ktp, ktm, sim. Pokoknya salah satu saja. Kalau saya tadi sih KTM, soalnya kan gak ada alamat, tanggal lahir, dan informasi lainnya. Haha.
Nanti kartu identitas kita ditukar sama kartu tamu, kayak gini.
Masuk ke ruangan bagian perijinan, dari lobby belok kanan, ruangannya sisi kanan nomor 2 dari ujung. Bingung ? Tanya aja ya. Nanti disana bakalan ketemu sama seorang bapak/ ibu, lalu ditanya keperluannya, cerita gitu. Lalu serahkan berkasnya, dan isi surat pernyataan.
Tunggu deh, gak sampai 15 menit surat ijin persetujuan lokasi kegiatan udah jadi. Setelah jadi, antar ke instansi yang dituju, untuk minta persetujuan.
Contohnya saya, karena saya akan meneliti tentang Sentra Industri Pengolahan
Mangga Podang di Desa Tiron Kecamatan Banyakan, maka tujuan perijinan saya ada
3. Pertama Kepala Desa Tiron, kedua Camat Banyakan, dan ketiga di Dinas
Koperasi Industri dan Perdagangan.
Begitu surat dari bakesbang jadi, saya langsung cao ke Desa Tiron, mumpung belum siang, waktu itu pukul 09.00 WIB. Perjalanan dari Kantor Bakesbang sampai ke Desa Tiron sekitar 30 menit, agak ngebut dikit.
Pertama kali datang ke Desa Tiron, saya ditemani sama @tiwwiDy dan @TeguhSTS, waktu itu saya di bonceng, jadi ikut mereka saja. Nah, yang kemarin saya sendirian. Self driving gitu, nyetir dewe.
Sempat beberapa kali berhenti dan bertanya, apakah jalan menuju Desa Tiron Kecamatan Banyakan yang saya tempuh benar. Sempat ragu, sempat takut, sembarang kalir perasaan pokoknya, tapi saya kembali ingat niat saya.
Saya mau cari ilmu, jangan takut, jangan takut. Bolak- balik saya ngomong ke diri saya sendiri.
Sampai di Desa Tiron, langsung bertemu dengan bu Kadesnya. Syukurlah diterima dengan baik. Disuruh perkenalan, cerita apa tujuannya datang, cerita dikit bu kades sudah "ngedhong" apa maksud saya.
Langsung diarahkan menemui ibu Luluk di Dsn. Sumberbendo. Ada bagian yang membuat saya agak down, saat ibu kades bilang "Oalah indsutri olah pelem podang kuwi yo mbak, kok saiki koyok e wes mogok produksi" (Oh, industri pengolahan mangga podang itu ya, sekarang kayaknya sudah mogok produksi).
JELEGERRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!!!
Begitu ibu kades bilang demikian, saya diam, kaget, langsung pegang kening. "Mati iki, mati.. piye iki" (dalam hati). Saya panik dalam diam, lalu saya bilang "Wah, ngoten nggeh bu, menawi mangke kulo badhe mriko, ningali panggenan kalih nyuwun ijin badhe penelitian, mugi2 tasik produksi terus bu. Hehe". (wah begitu ya bu, mungkin nanti saya mau kesana, lihat tempat sama minta ijin mau penelitian, semoga masih produksi terus bu).
Lalu ibu kades bilang "Iya, Mbak Silviana nanti cek ke Sumberbendo saja langsung, namanya Ibu Luluk", kemudian ibu kades mengarahkan menuju sumberbendo. Sebenarnya saya ditawari untuk diantar oleh masmas yang ada di kantor desa, tapi saya bilang berangkat sendiri saja. Hehe. Takut ngerepotin.
Begitu surat dari bakesbang jadi, saya langsung cao ke Desa Tiron, mumpung belum siang, waktu itu pukul 09.00 WIB. Perjalanan dari Kantor Bakesbang sampai ke Desa Tiron sekitar 30 menit, agak ngebut dikit.
Pertama kali datang ke Desa Tiron, saya ditemani sama @tiwwiDy dan @TeguhSTS, waktu itu saya di bonceng, jadi ikut mereka saja. Nah, yang kemarin saya sendirian. Self driving gitu, nyetir dewe.
Sempat beberapa kali berhenti dan bertanya, apakah jalan menuju Desa Tiron Kecamatan Banyakan yang saya tempuh benar. Sempat ragu, sempat takut, sembarang kalir perasaan pokoknya, tapi saya kembali ingat niat saya.
Saya mau cari ilmu, jangan takut, jangan takut. Bolak- balik saya ngomong ke diri saya sendiri.
Sampai di Desa Tiron, langsung bertemu dengan bu Kadesnya. Syukurlah diterima dengan baik. Disuruh perkenalan, cerita apa tujuannya datang, cerita dikit bu kades sudah "ngedhong" apa maksud saya.
Langsung diarahkan menemui ibu Luluk di Dsn. Sumberbendo. Ada bagian yang membuat saya agak down, saat ibu kades bilang "Oalah indsutri olah pelem podang kuwi yo mbak, kok saiki koyok e wes mogok produksi" (Oh, industri pengolahan mangga podang itu ya, sekarang kayaknya sudah mogok produksi).
JELEGERRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!!!
Begitu ibu kades bilang demikian, saya diam, kaget, langsung pegang kening. "Mati iki, mati.. piye iki" (dalam hati). Saya panik dalam diam, lalu saya bilang "Wah, ngoten nggeh bu, menawi mangke kulo badhe mriko, ningali panggenan kalih nyuwun ijin badhe penelitian, mugi2 tasik produksi terus bu. Hehe". (wah begitu ya bu, mungkin nanti saya mau kesana, lihat tempat sama minta ijin mau penelitian, semoga masih produksi terus bu).
Lalu ibu kades bilang "Iya, Mbak Silviana nanti cek ke Sumberbendo saja langsung, namanya Ibu Luluk", kemudian ibu kades mengarahkan menuju sumberbendo. Sebenarnya saya ditawari untuk diantar oleh masmas yang ada di kantor desa, tapi saya bilang berangkat sendiri saja. Hehe. Takut ngerepotin.
Beberapa kali bertanya, sampailah saya di Dsn. Sumberbendo. Kabar dari bapak tukang ojek pertama yang saya tanya pertama kali, Sumberbendo hanya 1/4km dari tempat saya bertanya. Ternyata itu hanya ekspektasi, reality nya jauh!. HaHa.
Ada lah kalau 3 km. Apalagi jalannya yang sepi dan kiri kanan masih persawahan. Kalau boleh dibilang, dusun yang saya tuju adalah pucuk gunung. Fasilitas menuju IKM yang saya tuju belum oke, masih mc-adam (baca : makadam), gronjal- gronjal.
Jalanan naik turun. Rumah produksi tempat penelitian saya ini masuk ke dalam semacam gang (gang dusun ya, bukan gang di kota). Pokoknya diluar dugaan saya. Tapi, ASYIK BANGEEET.
Sampai di rumah produksi ini saya langsung bertemu dengan bu Luluk, perkenalan dan minta ijin, ini itu. Gak taunya Bu Luluk welcome banget, saya langsung diterima dengan baik. Alhamdulillah. Pukul 09.30- 11.30 saya ngobrol, ibu Luluk cerita permasalahannya, unek- uneknya.
Whoaaa! Bahkan apa yang ada di Rumusan Masalah skripsi saya sudah terjawab semua! Whoaa.. Kebahagiaan jenis apa ini. Padahal saya belum resmi penelitian, belum resmi mengkaji instrumen penelitian. Padahal saya gak banyak bicara, gak banyak tanya, tapi bu Luluk sudah mau cerita.
Saya kesana niatnya mau ijin, nyuwun sewu kalau mau penelitian, ngerepoti dan mengganggu, dan membuat janji untuk lain waktu mau datang ke rumah produksi lagi. Pukul 11.30 saya pamit mau pulang, sadar kalau jam istirahat. Saya undur diri dan banyak berterimakasih karena sudah diterima dengan baik dan diberi ijin penelitian.
Sepulang dari bu Luluk, saya datang ke Kecamatan Banyakan, minta perijinan ke pak Camat, tapi harus menunggu karena pak Camat masih ada tamu dari media cetak. Begitu mereka selesai, saya dipangil oleh pak bagian sekretaris, lalu ngobrol dengan pak Camat, ditanya ini itu, sampai ngobrol soal ponakan pak camat yang sama- sama di UM, anak Manajemen. :D
12.00, saya menuju pulang ke kota dengan hati gembira. Niatnya mau menyelesaikan perijinan di Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan dan langsung menyerahkan ke Bakesbang tapi hujan turun rintik- rintik waktu saya sampai di daerah Mojoroto, sekalian mampir ke Taman Baca Mahanani.
Sekitar 14.30 saya pamit pulang, dan menuju ke dinas Koperindag, datang ke TU, diminta untuk cerita maksud dan tujuan datang ke kantor. Kemudian saya diarahkan untuk naik ke lantai 2, bidang Industri. Disana, saya disuruh cerita lagi. Pokoknya kemarin adalah hari bercerita. Cerita ilmiah.
Bertemu dengan pak Tito, dan disetujui untuk penelitian di Koperindag khusus bagian industri, saya kembali ke TU untuk menyerahkan berkas persetujuan. Dikarenakan sudah sore, saya diminta untuk kembali lagi besok "agak" siang oleh ibu TU untuk mengambil berkas yang ditanda tangani oleh kepala dinas Koperindag.
"Mbak besok kesini lagi 'agak' siang ya".
"Siang jam berapa bu ?"
"ya pokoknya siang lah"
"Oh iya bu, jam 10 atau 11 gitu ya bu"
"Iya mbak".
Saya pulang dengan hati berbunga sambil kelaparan karena dari pagi belum makan.
Lelah fisik saya, tapi tak terasa karena hati bahagia. Apa yang saya harapkan dari dinas sudah hampir rampung.
Besok ke dinas Koperindag lalu ke Bakesbangpol lagi.
(Cont)..