Bumi Cendrawasih merupakan wilayah di bagian timur Indonesia yang memiliki keindahan tersembunyi. Mulai dari keindahan alamnya, budayanya, keindahan ragam sukunya, juga hal-hal unik lainnya.
Salah satu yang menarik perhatian saya adalah Noken, sebuah kerajinan tangan turun temurun yang sudah ada dari zaman leluhur hingga sekarang. Bentuknya memang seperti tas, namun orang Papua sendiri tidak menyebutnya sebagai tas.
Noken dapat dibuat dari berbagai macam bahan. Umumnya dibuat dari benang warna-warni khas Papua.
Namun ada juga yang terbuat dari akar anggrek dan juga daun². Seperti daun pandan ukuran besar, ilalang rawa, dan bisa juga dari kulit kayu koji.
Karena bentuknya seperti tas, noken ini juga digunakan oleh masyarakat Papua untuk mengangkut hasil kebun, bahkan digunakan untuk menggendong anak-anak. Karena kapasitasnya yang memang cukup besar.
Ada filosofis mendalam mengenai noken ini, utamanya untuk para perempuan di Papua. Karena pembuatannya menggunakan teknik anyam maka dibutuhkan ketelitian dan waktu yang cukup lama.
Selain itu pembuatan noken ini sebagai simbol kedewasaan bagi para wanita. Jika wanita belum bisa membuat noken maka dianggap belum dewasa. Namun karena zaman sudah berkembang, tidak sedikit wanita Papua yang tidak bisa membuat noken.
Pada zaman ini kalau dipikir-pikir, noken ini bisa kita gunakan juga sebagai tote bag ya. Apalagi sejak adanya anjuran untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik.
Saat ini noken tidak hanya digunakan oleh warga lokal Papua saja, namun juga dijual ke masyarakat luar Papua.
Kemarin saya juga menemukan akun marketplace yang menjual oleh-oleh khas Papua termasuk Noken, sarang semut, dan sebagainya.
Hal ini selaras dengan visi dan misi dari Kementrian Koperasi dan UMKM yang menargetkan pada tahun 2024 ada 30 juta UMKM yang mampu untuk digitalisasi. Nah, dengan adanya perkembangan teknologi dan digitalisasi melalui Noken, maka dapat mendongkrak perekonomian dan pendapatan masyarakat Papua.
Untuk menunjang visi dan misi dari kementrian koperasi dan UMKM ini perlu adanya sinergi antar banyak sektor, salah satunya dari perusahaan jasa logistik pengiriman.
Maka dari itu, JNE Sorong, Papua sebagai mitra UMKM mengadakan gelaran webinar JNE Ngajak Online – Goll…Aborasi Bisnis Online 2022 Kota Sorong.
Acara ini dihadiri lebih dari 100 UMKM setempat, dengan menghadirkan narasumberr Fredi Luhukay selaku Branch Manager JNE Sorong, Ratna Sari Owner Nami Craft, dan Teguhi Hidayat Iskandar Alam CMO Mooipapua.
Mooipapua berdiri sejak tahun 2018 dan telah memasarkan produk yang eco-friendly dan social conscious. Dua hal inilah yang membuat Mooipapua memiliki value proposition sekaligus diferensiasi dibandingkan kompetitornya di bidang skincare.
Berbeda dengan Teguh yang bergerak di sektor kecantikan, Ratna Sari selaku Owner Nami Craft membangun bisnisnya di sektor kriya.
Ratna Sari menyampaikan betapa pentingnya optimalisasi media sosial untuk memasarkan produk, seperti memaksimalkan produksi konten yang menarik hingga menggunakan hastag atau tagar pada copywriting yang digunakan.
Ratna juga menambahkan pentingnya pembeda dalam memasarkan produknya.
Hal ini disambut baik oleh Fredi Luhukay bahwa JNE terus berupaya mendukung UMKM dengan berbagai program dan layanan, “Kami siap membantu dan memfasilitasi UMKM dari berbagai sisi. Untuk masalah penjualan logistik dalam kota hingga luar negeri, saya siap untuk membantu.”, sambutnya.
Selain itu Branch Manager JNE Sorong ini juga bangga dengan adanya Goll..aborasi JNE yang mampu menyatukan UMKM untuk bertukar pendapat mengenai bisnis online.
Saat ini JNE secara rutin melaksanakan berbagai program layanan terkhususnya bagi UMKM, seperti adanya promo cashback, program apresiasi seperti JLC (JNE Loyalty Card), gratis jemput paket tanpa minimal berat, COD, dan e-fulfillment untuk menjadi solusi pengiriman dan kemudahan bertransaksi digital.