Kehamilan dengan Riwayat Mioma Uteri

Juli 10, 2022


Setelah terakhir kali check up ke RS Saiful Anwar Malang (20/9/2021), untuk rawat luka jahitan dan diberikan rujukan untuk check up kembali di RS. Aura Syifa, sebagai rumah sakit yang pertama kali memberi saya rujukan untuk operasi ke Malang.

Saat itu rencananya saya akan melakukan check up setelah menemui dua atau tiga kali siklus menstruasi (akan kembali check up sekitar bulan November 2021). 

Jujur dengan kejadian sebelumnya, saya sempat takut cenderung trauma. Syukur Alhamdulillah, ketakutan saya itu tidak terjadi. Siklus haid saya sudah kembali seperti sebelum saya sakit. 

Saat check up terakhir kalinya di RSSA Malang, dokter yang menangani saya untuk rawat luka memberi saran kalau kami boleh langsung melakukan program hamil, jika mau.

Namun, seandainya dalam masa dua tahun pernikahan kami belum juga dikaruniai buah hati, maka disarankan untuk kembali ke RSSA untuk cek fertilitas.

Dalam perjalanan pulang, saya dan Ilham sepakat mungkin belum dulu kalau mau punya anak. Sebagai orang awam, kami masih khawatir dengan jahitan luka operasi.

Satu bulan setelah operasi, di tanggal 25 September itu saya kembali mendapati siklus haid. Namun, di bulan Oktober saya tidak mendapatkannya. Saya mengira mungkin efek dari operasi menjadikan siklus haid saya tidak teratur.

Namun, di bulan November haid yang ditunggu tak kunjung tiba. Muncul rasa khawatir dan saya berencana untuk lekas check up. Namun entah kenapa kok kepikiran untuk mencoba test kehamilan terlebih dahulu sebelum membuat appointment dengan dokter.

Saya membeli dua jenis alat test kehamilan, percobaan pertama gagal karena alatnya terlepas dari genggaman jadi kecemplung semua. Yang kedua berhasil dan menunjukkan dua garis merah secara jelas.

Menurut perhitungan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), saat itu usia kehamilan saya berjalan 7 minggu. Mengetahui hal itu bukannya senang, justru hati saya diliputi rasa takut. Hasil test pack saya tunjukkan ke Ilham, dan ya reaksinya tidak jauh berbeda dengan saya.

Meskipun begitu, saya memutuskan untuk segera mengonsumsi vitamin ibu hamil. Berjaga-jaga kalau memang benar saya mengandung. Kalau tidak juga tidak apa-apa, saya anggap konsumsi vitamin ini untuk menambah kesuburan. Saat itu saya megonsumsi suplemen kehamilan Nutrimax Mother.

Namun karena masih belum yakin, saya kembali mencoba kembali alat test kehamilan 2 minggu setelahnya dan benar garis yang muncul ada dua.

Saya tidak yakin kalau hamil karena memang sejak awal sama sekali tidak merasakan gejala kehamilan seperti morning sickness atau badan pegal-pegal. Orang biasa bilang hamil kebo.

Seminggu setelah testpek kedua, di usia kehamilan 10 minggu. Saya dan Ilham periksa ke puskesmas terdekat. Saya diminta untuk tes urin serta menjalani serangkaian pemeriksaan seperti tinggi badan, berat badan, pemeriksaan lingkar lengan atas, cek lab darah lengkap, dan periksa gigi.

Pemeriksaan tersebut dinamakan Pelayanan ANC (Antenatal Care) Terpadu. Pelayanan ini diberikan kepada ibu hamil dengan tujuan kehamilan yang sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat. 

Setelah selesai pemeriksaan, saya diberi buku pink atau buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan dilanjutkan dengan konsultasi gizi ibu hamil. Di sini kami berdua masih denial. Betulan kah ini? Aman gak ya ini nantinya? dan pertanyaan lain yang masih membuat kami takut.

Saat kabar ini sampai ke telinga ibu saya, beliau pun responnya sama. Takut. Maka dari itu, kami semua sepakat untuk menyimpan hal ini sampai nanti saatnya tiba.

Secara kesehatan, kehamilan saya merupakan kehamilan yang beresiko tinggi, karena adanya riwayat operasi miom sebelumnya dan lagi jaraknya belum lama.

Di minggu yang sama, kami sepakat untuk melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis untuk USG. Sebelum berangkat untuk melakukan pemeriksaan, saya dan Ilham sudah memantapkan hati. Apapun hasilnya, meskipun nanti buruk (mungkin Blighted Ovum/ hamil kosong) kami akan menerimanya.

Ternyata betul ada kantong janin berusia 10/11 minggu dan akan diperkirakan lahir pada 2 Juli 2022. Saat itu untuk pertama kalinya, kami diperdengarkan detak jantungnya. Di situlah air mata saya menetes, begitu besar kuasa Allah kepada kami. Setelah banyaknya rasa putus asa dan nikmat sakit berbulan-bulan. Allah beri kami hadiah indah dengan memiliki keturunan.

Karena adanya riwayat sakit miom dan operasi tersebut, saya jadi aware untuk lebih sering melakukan pemeriksaan. Setiap bulan saya melakukan USG dan juga periksa ke puskesmas.

Saat usia kandungan memasuki bulan ke-4 dan saya menemui obgyn, saat itu saya diberi tahu jenis kelamin dari anak ini dan disarankan cenderung mengharuskan untuk melahirkan anak dengan operasi secar dan usianya tidak boleh lebih dari 39 minggu. Untuk menghindari kontraksi karena dikhawatirkan akan membahayakan baik untuk ibu dan juga janinnya.

Saat itu saya juga mencari opsi obgyn lain, siapa tahu ada pendapat lain. Ternyata 4 obgyn yang saya datangi, semua sepakat bahwa sebaiknya saya melahirkan dengan SC. Saya sendiri tidak fanatik dengan cara melahirkan, apapun cara melahirkannya tujuan utamanya adalah ibu dan bayinya selamat.

Selama saya mengandung, Alhamdulillah tidak ada gejala serius yang saya alami. Saat itu saya juga masih masuk kerja. Namun di bulan ke-6 kehamilan, saya sempat mengalami flek selama beberapa hari karena sedikit stres.

Beberapa kali saya dan Ilham juga melakukan perjalanan dengan kereta, dua kali ke Probolinggo dan satu kali ke Blitar. Senang-senang sebelum lama tidak melakukan perjalanan karena anak masih belum cukup usia untuk dibawa pergi-pergi dengan kendaraan umum.

Sejak awal melakukan ANC Terpadu di Puskesmas, saya diharuskan untuk melakukan persalinan di Rumah Sakit. Maka sejak awal saya sudah survey untuk RS yang menjadi rujukan faskes BPJS saya dan juga mencari tahu SpOg mana yang dapat melakukan SC Eracs.

Saya bersyukur karena selama kehamilan diberikan kesehatan hingga dapat melakukan persalinan yang nyaman.

Jadi buat siapapun kalau ada temannya sakit tolong dikuatkan hatinya, diberi masukkan yang positif. Kalaupun seandainya kita tidak bisa memberi support moril berilah support materil maka lebih baik kita diam dan mendoakan yang baik.

Karena kalau Tuhan sudah Kun Fayakun, apapun bisa terjadi. Selalu yakin kalau Tuhan pasti merencanakan yang terbaik untuk hamba-Nya.



You Might Also Like

0 comments

Keep Blogwalking!

BLOGGER PEREMPUAN

Blogger Perempuan

KUMPULAN EMAK BLOGGER

BLOGGERHUB