"Kasur homestay ini sempat membuat saya tak kuasa untuk beranjak karena mata masih ingin terlelap"
Pagi itu di Sanankerto, cuaca yang cukup sejuk membuat kami- Saya, Lidia, dan Aya tak ingin cepat-cepat untuk bangun dan beraktifitas. Padahal malam sebelumnya kami diwanti-wanti untuk bangun lebih pagi karena akan diajak ke Arashiyamanya Sanankerto. Jujur saya gak menyangka kalau udara di daerah Turen ini cukup dingin, padahal beberapa kali lewat rasanya cukup pengap dan panas.
Dingin ini bikin mager.
Saat membuka mata, bau masakan rumahan sudah tercium. Astaga ini beneran kesiangan deh rasanya, lihat jam sudah menunjukkan pukul 06.00 lewat. Kami lekas bergantian mandi dan bersiap.
"Eh kita tadi udah dijemput loh, tapi karena kita belum bangun jadinya pergi", kata Aya.
Sedangkan respon saya dan Lidia hanya "HAAAAAAA?"
Tak lama setelah kami siap mobil jemputan datang dan siap melaju ke primadona wisata di Sanankerto. Ohya karena belum sempat sarapan, jadi kami sempatkan untuk nyomot pisang goreng yang disediakan oleh ibu homestay.
Ohya Andeman adalah taman wisata air di desa ini, ada banyak wahana yang bisa dicoba kalau sedang berkunjung. Tapi kali ini kami langsung menuju ke Boon Pring, kebun bambu yang ada di sisi timur wisata Andeman. Boon Pring sendiri punya arti anugerah yang turun dari hutan bambu. Bagaimana tidak anugerah? Di tempat ini kalian bisa menemukan udara yang sangat sejuk dan sumber air yang bisa diminum langsung tanpa harus dimasak.
Sesampainya di Boon Pring, kami berjumpa dengan Tim #EksplorDeswita lainnya yang sudah lebih dulu sampai. Tak lupa saya berbagi pisang goreng ke Mas Sitam, yang ternyata membuat dia terbayang karena hanya menikmati satu biji gorengan saja. Tapi seriusan memang enak kok. Haha
Kami mulai jalan menelusuri Boon Pring Andeman yang ternyata punya luas kurang lebih 10 ha. Ditengah perjalanan kami merasa kalau sedang turun hujan, padahal air yang turun itu hanyalah percikan embun yang berubah menjadi air ketika terkena matahari. [Bantu dong gimana sih menjelaskan siklus hidrologi ini].
Beberapa kali kami berhenti untuk mengambil gambar dan berpose. Bapak penggiat pokdarwis yang menemani kami juga menunjukkan lokasi yang bagus untuk mengambil gambar. Tepat pukul 07.00 posisi matahari sedang sempurna dan menghasilkan cahaya yang menembus disela-sela daun.
Awalnya saya gak tahu sih apa sebutannya, tapi beruntung mas Ghozali dengan senang hati berbagi ilmunya. Bias cahaya yang menembus daun itu namanya Rays of Light. Saat itu mas Ghozali juga membantu saya untuk membetulkan setting kamera.
Cepat-cepat kami mengambil gambar ketika posisi matahari sempurna, karena memang durasinya sangat singkat. Setelah selesai dengan Boon Pring kami putar balik menuju wisata air Andeman. Ohya di Boon Pring ini terdapat juga sumber air yang bisa diminum, kemarin saya sempat coba dan menyesal kenapa gak bawa botol minum. Haha
[Foto oleh ghozaliq.com] |
Baca Juga : Menikmati Suasana Malam di Cafe Sawah Pujon Kidul