Bulan ini bulan yang bikin hati teriris-iris. Soalnya hewan peliharaan, kucing di rumah beberapa ada yang mati karena sakit dan mati karena ketabrak kendaraan. Mungkin, di rumahku memang gak boleh memelihara kucing dengan jumlah yang banyak. Hingga akhirnya, kucing di rumah tinggal tiga ekor saja, Milo dan Mili. Lalu kemarin aku juga sempat rescue kucing di Terminal betina warna bendera- kempus.
Satu minggu yang lalu, saat salah satu kucingku mati karena virus calici (dua dokter membaca denan cara berbeda - kaliki dan kalisi). Entah yang mana yang betul pokoknya itu penyakitnya. Aku langsung memandikan Milo dan Mili dengan sabun antiseptik., membersihkan seluruh rumah, mencuci semua peralatan bekas pakai kucing yang sudah mati. Soalnya calici ini penyakit yang menular ke sesama hewan, medianya melalui air liur dan udara. Jadi supaya aman aku membersihkan semua bagian rumah dengan antiseptik dan karbol.
Awalnya mereka lincah lincah saja, tapi 3 hari yang lalu mereka mulai kelihatan lesu dan kurang nafsu makan. Aku pikir kucing ini bosan dengan dry food, lalu aku berinisiatif untuk membeli wet food dengan salah satu merk terkenal. Saat aku coba untuk mulai memberi makan, mereka terlihat bersemangat dan lahap saat makan. Oh ya benar bosan, pikirku.
Selang sehari, mereka mulai tidak nafsu dan lemas lunglai. Hari Sabtu keluar cairan hitam dari telinga. Sebelum bertanya ke teman, aku coba untuk googling terlebih dahulu. Ternyata ini semacam infeksi pada telinga atau biasa disebut dengan Otitis. Otitis bisa terjadi karena banyak faktor, seperti debu, tanah, kutu/ tungau, dan virus. Setelah aku coba untuk sharing dengan beberapa teman di grup facebook kucing, ternyata sekarang ini memang sedang musim penyakit kucing. Penyakit di musim pancaroba ternyata gak cuma menyasar manusia saja, hewan juga.
Beruntung aku punya teman yang bisa diajak sharing tentang dunia dan penyakit kucing, Aris Rahmawan. Kebetulan dia juga punya pengalaman merawat kucing secara intensif. Aku juga banyak berkeluh kesah dengan Ilham tentang kondisi petsku, aku disarankan untuk memberi bodrexin karena diagnosa Ilham kucing- kucing ini terkena flu. Bahkan dia membranding dirinya sebagai dokter segala bidang. hehe
nyekukruk karena lagi sakit |
Pagi tadi dengan mengumpulkan segenap rasa tega, aku suapi (lolohi) Milo dan Mili dengan wet food. Ah, banyak yang di lepeh dan tangan dicakar-cakar. Semakin siang ternyata suhunya semakin panas.
Jam 11.00 WIB aku memutuskan untuk mebawa Milo dan Mili ke drh di daerah Kranggan- Gumul, nama dokternya drh. Retno. Jujur, ini pengalaman pertama membawa pets ke drh, sebelumnya aku gak pernah memeriksakan pets karena memang sehat-sehat saja.
Ohya, aku gak punya pet cargo/ tas untuk membawa kucing. Jadilah aku masukkan mereka ke tas yang mirip dengan pet cargo dengan memberi ruang udara. Sampai di lokasi, aku menunggu drh. Retno hingga dipersilakan masuk. Setelah perkenalan, dan menjelaskan kronologi sakitnya pets ini drh. Retno mulai memberi injeksi. Masing-masing 2 suntikan, yang pertama cairan berwarna merah untuk penurun panas, sedangkan yang kedua antibiotik. Meski ini pengalaman pertama juga untuk Milo dan Mili ke drh, tapi mereka cukup kooperatif soalnya gak rewel.
Resepnya |
Setelah itu dokter menuliskan resep untuk ditebus di apotek manusia, dan aku membayar biaya suntik sebesar Rp 70.000 untuk 2 ekor. Tapi malunya, uangku tertinggal beberapa karena buru-buru berangkat. Kurang Rp 10.000. XD. Tapi sekarang sudah dilunasi.
Ternyata, begini rasanya punya pets yang sakit. Duh segininya. Semoga lekas sembuh ya kucing- kucing lucuku.