Hari libur kemarin akhirnya punya kesempatan untuk mencicipi salah satu kuliner sate kambing yang legendaris di Kediri. Namanya Sate Bu Jumangin yang sudah buka sejak tahun 1980-an. Rencananya kami mau ke Bandara Dhoho baru mampir kulineran di Bu Jumangin, namun memutuskan untuk makan kemudian pulang karena cuaca lagi gak bersahabat banget. Panasnya membara, apa karena lagi banyak yang bilang menyala, ya?. Haha
Sate Bu Jumangin ini punya banyak varian, harganya kurang lebih sama dengan sate kambing pada umumnya. Namun yang menarik perhatian di sini sebenernya adalah menu tengkleng-nya. Sayangnya kami ga bisa mencicipi karena Deeva itu ya seperti anak-anak pada umumnya, mudah bosan dan gak betah berdiam diri.
Jadi cari aman saja supaya sama-sama nyaman, kami memilih menu sate campur. Potongan satenya besar-besar dan full daging tanpa lemak (gajih), dagingnya empuk juicy jadi gak perlu banyak usaha untuk mengunyah. Rasa gule juga segar dan gak eneg.
Mudah banget ditemukan kalau lewat daerah ini. Pokoknya kalau ada banyak berjejer mobil apalagi saat weekend ya di situlah tempatnya.
Opsi pembayaran gak cuma tunai aja, buat kaum cashless di tempat ini juga tersedia Qris kok. Tempatnya memang tidak terlalu luas, kalau ga salah hitung hanya ada 5 meja di dalam ruangan dan 6 meja di luarnya. Mungkin ini juga yang jadi daya tariknya.
Penasaran buat mampir? Bisa langsung cus ke lokasinya Sate Bu Jumangin di Jl. Pamenang, Sobo, Nambaan, Ngasem, Kabupaten Kediri.