[Kyle Jenner sedang pemotretan] |
Jadi sekitar awal September yang lalu, saya kembali jalan- jalan ke Blitar, setelah cukup lama vakum berkunjung ke kota Patria ini. Saya pergi bersama mba Ade Ira (selanjutnya kita sebut Ade saja), Kak Abdi dan Mas Ongky.
Kami berempat sepakat berjumpa di daerah Srengat Blitar, karena titik point keberangkatan yang berbeda. Kak Abdi dan Mas Ong berangkat dari Kediri kota, sedangkan saya dan mba Ade berangkat dari Kabupaten.
Pukul 06.30 WIB, saya bertolak dari rumah menuju rumah mba Ade, kurang lebih sekitar 30 menitan. Ini pertama kalinya saya datang ke rumahnya. Setelah pamit dengan ibu mba Ade, kami berdua cus berkendara ke Srengat.
Meski beberapa kali saya pernah melewati jalur Wates menuju Blitar, tapi ketika berada dikendali setir kok ya lupa- lupa ingat sama jalannya ya. Maklum deh, sebelumnya kan cuma diboncengin aja. Uhuk.
Beruntungnya jalanan dari Kediri via Wates ini sudah oke untuk infrastruktur dan petunjuk jalannya. Namun meski begitu, beberapa kali kami masih nyasar-nyasar, padahal sudah dibantu dengan GPS (Global Positioning System) dan GPS (Gunakan Penduduk Setempat). Hehe
Tepat sekitar pukul 07.30 kami sudah sampai di SMAN 1 Srengat dan menunggu Kak Abdi serta Mas Ong. Syukur saat ini sudah ada teknologi share my location dari WA, jadi janjian makin mudah dan asyik karena kita jadi tahu posisi teman kita di mana.
Jadi kalau kalian janjian sama temen, mintain aja lokasinya biar bisa ketrack udah berangkat beneran atau belum. Haha. Jangan sampai bilang OTW eh ternyata masih OTW mandi. Pernah melakukan.
Setelah berjumpa dan sempat berhenti sejenak mengisi perut dengan beberapa camilan di mart-mart. Kami berempat langsung cus ke arah Pantai Tambakrejo dan Gondho Mayit yang ada di Kecamatan Wonotirto. Kali ini, Mas Ong dan Kak Abdi berada di depan, sedangkan saya dan Mba Ade dibelakangnya. #TimAngkaIkut
Baca Juga : Tambakrejo, Eksotika Pantai Blitar
Perjalanan memakan waktu kurang lebih sekitar 2 jam perjalanan. Beberapa tahun yang lalu, saya juga pernah berkunjung ke Pantai ini. Begitu sampai di gerbang utama kami diminta untuk membayar tiket sebesar Rp. 7000,-. Kalau dulu sih masih gratis karena memang pantainya belum ada pengelolaan seperti sekarang ya.
Jujur saat sampai dan melihat area pantai Tambakrejo, saya cukup kaget karena sekarang ini sudah sangat ramai dan riyuh pengunjung. Kalau teman-teman pengen tahu dulu sekarang, boleh banget lho klik link di atas tadi. Ehe.
Setelah parkir dan bersiap, kami berempat mulai turun ke
[BAKARRRRRRR] |
[Ready to eat] |
[Barajaran] |
[Mblasak ning semak-semak] |
Cukup sengsara kalau yang gak biasa naik gunung atau olahraga, karena tipikal bukit kan pasti terjal dan menanjak ya. Jadi sebelum kesini sempetin aja lari-lari kecil.
[Sepi - kayak hatiku] |
Penamaan dari pantai ini tidak muncul begitu saja, konon kabarnya (ciailaah kayak gosip aja) dulu di pantai ini ditemukan banyak jenazah. Maka dari itu munculah nama Gondo Mayit. Ah iya di atas bukit pantai ini juga terdapat makam yang disebut sebagai makan penjaga pantai Gondo Mayit.
Baca Juga : Pesona 5 Wisata Pantai di Blitar
Serem? Enggak juga sebetulnya kalau kita niatnya untuk menikmati keindahan alam. Sayangnya saat kami melakukan perjalanan dari bukit menuju ke pantai Gondo Mayit, beberapa kali kami menemukan ada yang berdua-duaan di semak. Emang pada gak takut digigit nyamuk apa ya?. Haha.
Ohya view pantai Gondo Mayit ini memang sangat bagus, masih lebih bersih jika dibandingkan pantai Tambakrejo yang notabene memang sudah ramai sama pengunjung. Pantainya masih bersih dan tenang.
[BlackPonk edisi pantai] |
Kalau udah lihat cantiknya gini, kalian pengen berkunjung kesini nggak?.
Thanks to Mba Ade, Kak Abdi dan Mas Ong. Semoga bisa jalan-jalan kembali di lain kesempatan.