Pengalaman Baru : Merawat Kucing Sakit

Februari 29, 2016


Bulan ini bulan yang bikin hati teriris-iris. Soalnya hewan peliharaan, kucing di rumah beberapa ada yang mati karena sakit dan mati karena ketabrak kendaraan. Mungkin, di rumahku memang gak boleh memelihara kucing dengan jumlah yang banyak. Hingga akhirnya, kucing di rumah tinggal tiga ekor saja, Milo dan Mili. Lalu kemarin aku juga sempat rescue kucing di Terminal betina warna bendera- kempus.

Satu minggu yang lalu, saat salah satu kucingku mati karena virus calici (dua dokter membaca denan cara berbeda - kaliki dan kalisi). Entah yang mana yang betul pokoknya itu penyakitnya. Aku langsung memandikan Milo dan Mili dengan sabun antiseptik., membersihkan seluruh rumah, mencuci semua peralatan bekas pakai kucing yang sudah mati. Soalnya calici ini penyakit yang menular ke sesama hewan, medianya melalui air liur dan udara. Jadi supaya aman aku membersihkan semua bagian rumah dengan antiseptik dan karbol. 

Awalnya mereka lincah lincah saja, tapi 3 hari yang lalu mereka mulai kelihatan lesu dan kurang nafsu makan. Aku pikir kucing ini bosan dengan dry food, lalu aku berinisiatif untuk membeli wet food dengan salah satu merk terkenal. Saat aku coba untuk mulai memberi makan, mereka terlihat bersemangat dan lahap saat makan. Oh ya benar bosan, pikirku.

Selang sehari, mereka mulai tidak nafsu dan lemas lunglai. Hari Sabtu keluar cairan hitam dari telinga. Sebelum bertanya ke teman, aku coba untuk googling terlebih dahulu. Ternyata ini semacam infeksi pada telinga atau biasa disebut dengan Otitis. Otitis bisa terjadi karena banyak faktor, seperti debu, tanah, kutu/ tungau, dan virus. Setelah aku coba untuk sharing dengan beberapa teman di grup facebook kucing, ternyata sekarang ini memang sedang musim penyakit kucing. Penyakit di musim pancaroba ternyata gak cuma menyasar manusia saja, hewan juga.

Beruntung aku punya teman yang bisa diajak sharing tentang dunia dan penyakit kucing, Aris Rahmawan. Kebetulan dia juga punya pengalaman merawat kucing secara intensif. Aku juga banyak berkeluh kesah dengan Ilham tentang kondisi petsku, aku disarankan untuk memberi bodrexin karena diagnosa Ilham kucing- kucing ini terkena flu. Bahkan dia membranding dirinya sebagai dokter segala bidang. hehe


nyekukruk karena lagi sakit
Minggu sore aku pergi ke salah satu pet shop dan menemui dokter hewan Kediri untuk konsultasi tentang kesehatan kucing di rumah. Kemudian disarankan untuk membeli obat tetes telinga guna pembersihan. Malam harinya, kucing-kucing ini semakin lemas dan sama sekali tidak mau makan. Suhu badan mereka semakin tinggi, berperilaku aneh karena keluar dari kebiasaan, misalnya pip/ pup di luar litter box. 

Pagi tadi dengan mengumpulkan segenap rasa tega, aku suapi (lolohi) Milo dan Mili dengan wet food. Ah, banyak yang di lepeh dan tangan dicakar-cakar. Semakin siang ternyata suhunya semakin panas. 

Jam 11.00 WIB aku memutuskan untuk mebawa Milo dan Mili ke drh di daerah Kranggan- Gumul, nama dokternya drh. Retno. Jujur, ini pengalaman pertama membawa pets ke drh, sebelumnya aku gak pernah memeriksakan pets karena memang sehat-sehat saja.

Ohya, aku gak punya pet cargo/ tas untuk membawa kucing. Jadilah aku masukkan mereka ke tas yang mirip dengan pet cargo dengan memberi ruang udara. Sampai di lokasi, aku menunggu drh. Retno hingga dipersilakan masuk. Setelah perkenalan, dan menjelaskan kronologi sakitnya pets ini drh. Retno mulai memberi injeksi. Masing-masing 2 suntikan, yang pertama cairan berwarna merah untuk penurun panas, sedangkan yang kedua antibiotik. Meski ini pengalaman pertama juga untuk Milo dan Mili ke drh, tapi mereka cukup kooperatif soalnya gak rewel. 


Resepnya

Setelah itu dokter menuliskan resep untuk ditebus di apotek manusia, dan aku membayar biaya suntik sebesar Rp 70.000 untuk 2 ekor. Tapi malunya, uangku tertinggal beberapa karena buru-buru berangkat. Kurang Rp 10.000. XD. Tapi sekarang sudah dilunasi.

Ternyata, begini rasanya punya pets yang sakit. Duh segininya. Semoga lekas sembuh ya kucing- kucing lucuku. 



You Might Also Like

22 comments

  1. Mau donk di obatin sama Drh. Retno :))

    BalasHapus
  2. Saya juga suka kucing. Kucing kampung tapi. Walaupun bentuknya tidak seindah kucing ras, yang saya sangat suka dari kucing kampung adalah daya tahan terhadap penyakit lebih tinggi dibanding kucing ras.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, tapi kucing lokal kalau dirawat bisa indah kayak kucing ras juga kok :))

      Hapus
  3. pertama ke vet aku malah balik 2x sil,pertama aku sampai di depan rmh dokternya trs pulang lagi dan gak jadi priksakan kucing. waktu itu mikir banyaknya uang yg hrs dikeluarin, ada yg bilang 350. aku jadi ketar-ketir.... setelah dirumah liat kondisi kucing jadi kasihan, jadi aku braniin k vet.. gak taunya sampe sana di infus&injek 2x cuma ditarik biaya 10k.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mulai sekarang jangan takut bawa kucing ke dokter :)

      Hapus
  4. Aku masih bingung gimana cara ngecek suhu kucing, kalo manusia kan enak di cek di keningnya gitu. lah kalo kucing dimananya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau manual sih dipegang aja bagian perutnya, kalau kerasa panas ga wajar berarti ada kenaikan suhu. Tapi kemarin waktu ke dokter itu di cek pakai termometer khusus, ngeceknya ditempelkan ke bagian belakang kucing.

      Hapus
  5. Silvi polos banget sampai bagian uang ketinggalan juga ditulis hehehe. Pecinta hewan sejati nih

    BalasHapus
  6. uuuuhh, kasian :(
    jadi keiinget si putih.
    Taun kemaren punya kucing masih 3 bulan,
    trus diambil orang :'(
    Semoga kucing2nya cepet sembuh deh yah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. kucingnya dicuri ? semoga dapat gantinya ya
      Terima kasih ya :)

      Hapus
  7. bakal masuk surga dah melihara kucing :)
    kmrn jg nemu kucing di belakang rumah, ditemu adku

    BalasHapus
  8. kok aku jad pengen jadi kucng yaaaa,

    BalasHapus

Keep Blogwalking!

BLOGGER PEREMPUAN

Blogger Perempuan

KUMPULAN EMAK BLOGGER

BLOGGERHUB