fiuh.. Akhirnya bisa balik ke kamar kosan tercinta lagi.
Saya akhirnya beneran ke Pantai Balekambang, nyampe sana dengan perdjoeangan yang tidak mudah. Berangkat pukul 11.30 dari kos dan berharap jam 13.00 udah nyampe di pantai. Ternyata ...
Oh ya, saya pergi ke Balekambang naik sepeda motor supaya bisa lebih cepet dan hemat. [haha] ~ Kita lewat rute yang sewajarnya, dari Lowokwaru kita jalan menuju arah Kepanjen (Sukun - Klayatan- Kacuk), lewat daerah Sukun saya keinget waktu sama mas Yoyon wartawan dari Radar Malang hunting berita, waktu itu saya lagi magang di sana, Klayatan - ini daerah rumah temen saya Badri, tapi saya lupa jalan gang masuknya, haha.. dan FYI, daerah ini selalu M-A-C-E-T, keluar dari Pepen kami sampai di Kecamatan Pakisaji, dan melanjutkan perjalanan.
Disini kami salah arah dan nyasar sampai di daerah Pagak, tanpa melewati Gondanglegi dan Pagelaran, di Pagak kami melewati daerah yang sunyi dan hampir tanpa penduduk, jalanan masih berbatu, oppa gang nam style istilahnya selama hampir 2 jam, untungnya ada Google Map yang menyelamatkn kami. Kendaraan yang kami naiki juga sering mati karena jalanan yang tidak bersahabat, daerahnya aneh, mirip dengan "primitive runaway" deh.
Ketika keluar dari Pagak kami menemukan papan plat yang bertuliskan "Balekambang" dan menemukan desa Srigonco, dan sampailah kami di Balekambang dengan tarif Rp 10.500/ orang ; sepeda motor Rp. 1000 ; saya lupa yang lainnya berapa. Jarak antara pos karcis dan pantai masih lumayan jauh, melewati hutan rimbun yang sejuk. Suasananya asri. Sayangnya saat parkir, kami masih di minta membayar uang parkir sebesar Rp 3000. Tepat pukul 15.00 kami sampai.
Matahari masih terik, jadi kami memutuskan untuk makan siang dulu. Hampir semua tempat membuka outlet makanan, minuman, cinderamata, dan ada juga penyewaan tikar. Saya malah baru tau kalau di sini ada penginapannya. Harga makanan cukup terjangkau, rasanya kalau boleh saya nilai 80 an lah untuk soto ayam. 15. 30 kami berjalan menyusuri pantai dan sampai di Pura. Ombak sedang ganas, sehingga banyak papan maupun banner besar yang bertuliskan "Ombak Ganas, DILARANG berenang di pantai".
Sayang sekali, banyak pengunjung yang masih belum sadar akan makna kebersihan, masih banyak sampah yang dibuang sembarangan, karena memang sangat sedikit tempat sampah yang tersedia. Jika ingin ke Pura, pengunjung harus melewati jembatan yang menghubungkan antara tepi pantai dan pura. Disini banyak larangan yang harus di patuhi, karena memang tempatnya sakral.
1. Wanita yang sedang haid/ halangan, dan baru saja mengalami kehilangan kematian dilarang masuk ke Pura. 2. Dilarang berbuat tidak senonoh 3. Dilarang membuang sampah sembarangan
Di sini juga ada fasilitas flying fox, dengan membayar Rp 20.000, kita bisa merasakan SENSASI terbang diatas air.
Sabtu besok saya punya rencana buat lihat sunset di salah satu pantai di Malang, Balekambang. Saya lagi stress gara- gara banyak tugas. hahaha pengen refreshing. Itung- itung buat nge cas otak. Jadi, yang perlu kita tahu, dimana pantai Balekambang itu ?
Jaraknya ± 65 kilometer ~ artinya bisa ditempuh selama ± 1jam perjalanan dengan motor.
Kemarin, saya sempet searching2 dan nemu ini :
* Lewat jalan antar kota Malang-Kepanjen (Sukun – Klayatan – Kacuk) – Kecamatan Pakisaji – Kecamatan Kepanjen – Kecamatan Gondanglegi – Kecamatan Pagelaran – Kecamatan Bantur – Desa Srigonco – Balekambang
* Lewat jalan antar kota Malang-Bululawang (Gadang – Kendalpayak) – Kecamatan Bululawang – Kecamatan Gondanglegi – Kecamatan Pagelaran – Kecamatan Bantur – Desa Srigonco – Balekambang
Lalu, apa aja yang perlu dipersiapkan ?
Ini perjalanan pertamaku ke Balekambang, nah jadi siap- siapnya ya seadanya aja.
* Raga, pasti bakal capek banget pas perjalanan, siapin pinggul dan koyo. hahaha
* Duit, jelas. Mau bayar tiket pake apa neng ?
* Snack, biar tetep bisa nyemil
* dan ini yang paling penting, jangan pernah meninggalkan mantel karena sekarang ini adalah musim hujan, masker penutup hidung karena banyak debu, sarung tangan, dan pakai kaos kaki. Karena denger- denger panasnya selama perjalanan ga nahaaan.
So, itu aja kayaknya yang perlu dipersiapkan. Nanti bakalan ada Balekambang II setelah aku pulang dari sana. Okeee gann, jangan pernah bosen mampir kesini yaa.
Berimajinasi adalah hal yang wajar dilakukan oleh setiap manusia. Terbukti dengan jawaban kita pada saat kecil, setiap ditanya | Nanti kalau besar mau jadi apa? | Dokter, Pilot, Polisi, dsb |. Padahal pada saat itu kita tidak pernah tau cara untuk menjadi dokter, pilot, polisi maupun cita- cita yang lainnya, dan sulitnya mendapatkan cita- cita tersebut.
Sama halnya dengan saya, setiap kali ditanya apa cita- cita saya, saya akan menjawab "Astronot, kayak Neil Amstrong" dan diikuti dengan tawa. Beranjak dewasa, keinginan untuk menjadi astronot hilang begitu saja, berganti dan terus berganti, hingga saya menginjak bangku kuliah saya masih bingung mau jadi apa, karena memang fokus kuliah saya ditentukan saat semester 5. Saya masih sering juga berandai- andai nanti akan jadi apa, tapi kali ini saya ingin berandai- andai menjadi Ketua KPK.
Sekarang, kita lihat dulu, pada urutan keberapa negara kita dinilai korup, menurut transparency.org Indonesia adalah negara paling korup ke 5 di dunia, dan JUARA 1 di Asia- Pasifik. Hebat sekali bukan ? Maka dari itu perlu adanya Komisi Pemberantasan Korupsi yang bersih, jujur, dan mampu mengayomi masyarakat.
Saya sering bertanya kenapa sampai ada korupsi ? dan teman- teman saya menjawab dengan alasan konkrit mereka. Kalau menurut saya korupsi berawal dari "Moral hazard" atau bisa dikatakan "aji mumpung", dimana ada kesempatan dan kita dapat memanfaatkan aji mumpung tersebut. Merasa enak dan berlanjut hingga akhirnya tak kenal malu.
Lalu, apa yang kamu lakukan, jika menjadi ketua KPK ?
Saya adalah orang awam tentang hukum, jadi ini alasan saya ;
1. Jika saya diberi kepercayaan, saya akan menjaga kuat amanah tersebut, karena sebagai pemimpin apapun yang saya lakukan akan dipertanggung jawabkan baik di dunia maupun akherat.
2. Memeperbaiki dari dalam, anggota KPK harus bersih dan jujur dalam bertindak, karena dari dalam diri yang sehat terdapat jiwa yang kuat, hal ini juga berlaku dalam diri KPK.
3. Melakukan tranparansi, sehingga tidak ada kesalah pahaman antar pihak.
4. Jika memang terbukti korup, saya tidak mengijinkan para koruptor untuk didampingi pengacara, kenapa ? kalau sudah salah, kenapa harus tetap dibela ?
5. Menarik kembali jumlah dana yang dikorup dan memberlakukan penyusutan aset kekayaan, dana ini akan disumbangkan kepada negara dan dialokasikan untuk masyarakat.
6. Menerapkan sangsi pidana, sesuai dengan kesalahan. Sehingga memberikan efek jera kepada koruptor yang bersangkutan, supaya tidak ada lagi koruptor- koruptor lain.
Indonesia adalah negara kaya, sebenarnya. Sayangnya kekayaan ini hanya dinikmati oleh kaum borjuis di atas singgasana jabatan. Apabila ada sifat "malu" maka tidak akan pernah ada yang namanya korupsi di negara kita.
Mari berantas korupsi dari hal yang paling mendasar, dari dalam diri sendiri. Melakukan perubahan berasal dari dalam diri sendiri.
BEBASKAN INDONESIA DARI KORUPTOR DAN KORUPSI.
MERDEKA !!