Award ke 2. Horeee :D - Saya seneng dapat award, soalnya nambah temen blogger (backlink) juga merasa karya kita di hargai. hehe
Makasih @rialyzara awardnya :* - maaf yah baru bisa nulis sekarang.
Oh ya, sedikit cerita. Waktu Ria mention saya di facebook + tautan tentang Sunshine Award ini, saya buka blog Ria dan sempet mikir kalau gambarnya gak muncul :/ hehe.. Setelah saya teliti lagi, ternyata emang gitu logonya.
Oke, langsung aja ya. Sama kayak award yang lain, saya harus ngejawab pertanyaan dari man ceman yang ngasih award.
Favorite Color : Magenta, White, Blue sky, Black, and Red. :D
Favorite Animal : Kucing, saya punya 1 kucing di rumah.. Saya gak suka reptil, hiii denger namanya aja saya udah bergidik ngeri :(
Favorite Number : 1 and 31. Kenapa nomor itu ? yep, waktu saya masih kecil, tante saya yang di Batam sering banget ngirim majalah- majalah, dan buku bacaan. Kadang juga, tante ngirim surat ke saya, dalam suratnya, tante saya nulis gini "pasti Silvi pengen jadi number one kan? Nah, harus pandai baca dan belajar yang rajin ya" - Karena gak tau kalau one itu di baca wan, saya nanya ke ibuk. "jadi number one (baca sesuai huruf) itu apa buk ?" dan ibuk saya jelasin, kalau mau jadi nomor satu harus pintar baca dan belajar yang rajin. Semenjak saat itu, saya jadi suka nomor 1. Untuk yang 31, itu absen saya sih. Haha
Favorite Drink : Air Bening (mineral), dan kopi of course !
Facebook or Twitter : saya kira ini nanya ID nya. Haha - yah duaduanya biar adil :)
Your passion : to be a journalist, photographer, blogger, konsultan keuangan.. he he
Giving or Getting Presents : Gak naif, suka dua- duanya. Karena jika mendapat, harus memberi juga. Seperti bermain congklak :D
Favorite Physical Activity : Bersepeda, mempercepat mobilitas :D
Favorite Day of The Week : weekend.. hoho
Favorite Flower : Mawar.. Semacam punya kenangan. He He
Udah nih, kok award ini kepo yah. Hehe, tapi nyenengin kok :D
Kita hidup di dunia, selalu terikat dengan aturan. Secara langsung maupun enggak, sadar gak sadar dan mau gak mau kita harus ikut kan ? sama kayak award ini juga gitu.
Peraturan dari award ini adalaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh
1. Cantumkan logo award di post/ blog
2. Ucapin makasih sama yang ngasih award*
3. Jawab pertanyaan kayak diatas
4. Ngasih Sunshine Award ke sahabat blogger lainnya.
5. Beritahu mereka ( linked to them) tentang Award ini
*sebenernya peraturan yang kedua saya gak begitu setuju- khusus untuk yang saya kasih award nanti, kalian gak wajib ngikutin ke dua. He he
Oke, langsung aja..
Silahkan bersenang- senang untuk
1. Beranda Linda
2. a no name blog
3. SARANG DEVINTA
4. Megi Tristisan
5. Aulizah
Silahkan menulis, dan di kepo.
ps : pertanyaannya sama persis kayak yang saya jawab- jawab itu ya...
Selain itu, ini juga gak wajib kok. Just for fun ajah :D
Pertemanan itu mulia, memahat hati,
dan merangkul jiwa.
Pertemuan di pertengahan Juni itu
membekas. Duduk di belakang saya, perempuan manis dengan beberapa tumpuk berkas
daftar ulang tertata rapi dalam satu map dipangkuannya. Disebelahnya duduk juga
beberapa calon mahasiswa baru yang masih enggan berbincang satu sama lain.
Cupu.
Udara masih pagi. Malang dengan
segala hiruk pikuknya menyapa di sepanjang perjalanan dari rumah singgah saya
di Merjosari hingga kampus saya yang baru, Universitas Negeri Malang.
Pertemuan baru, wajah- wajah baru,
dan senyum- senyum baru merekah diantara sinar mentari yang menyapa. Semuanya
berkumpul di satu gedung bernama Sasana Budaya.
Sistem berjalan cepat, pembagian
kelas, pra Ospek, Ospek, kuliah. Kedekatan visual yang sebelumnya hanya saling
berbagi senyum kini berubah menjadi kegiatan saling sapa dan bercanda. Yeah,
this is it. Offering K!
Semester 1, pertemanan mulai
kompleks, satu anak memilih satu teman yang lain hingga akhirnya terbentuk
beberapa blok pertemanan yang saling berkesinambungan. Life, selalu seperti
ini. Penjelasan tentang bagaimana manusia menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya. Penjelasan tentang bagimana hati memilih teman, dan penjelasan
bagaimana hati memilah perasaan.
Hidup saya dimulai di sini. Di kelas
ini, saya belajar banyak hal. Mulai dari bagaimana menghargai orang lain,
bagaimana menyayangi, bagaimana cara bekerja keras, dan bagaimana menyikapi
keadaan.
Mari kita kembali ke masa di mana
ada perempuan manis duduk di belakang bangku saya. Akhirnya, kami saling
mengenal dan saling bertukar nomor handphone, karena kami berada dalam satu
jurusan dan satu prodi.
Hingga akhirnya, dia menjadi teman
sekelas saya.
Entah bagaimana cara saya menuliskan
bagian ini. Terlalu sakit, sekaligus menyembuhkan. Tapi, karena ini adalah one month challenge yang saya lakukan,
maka demi kalian yang menunggu tulisan tidak bermutu saya ini, saya dengan
berat hati akan membaginya. Muahaha
Baik, siapkan diri kalian untuk
mulai menarik napas. Atau, silahkan segera tutup kompi kalian sebelum muntah di
tempat.
Terimakasih Offering K, dedikasi
saya untuk kalian semua yang ngajari saya berbagai hal, you gimme
everythings.
- bersambung
Jadi, begini :
Suatu ketika dalam sebuah ruang publik, ada 5 orang di dalamnya. Salah satu dari mereka ada yang menyalakkan rokok, dan ke empat orang di dalamnya merasa terganggu dengan tindakan satu orang ini. Kalau kalian jadi salah satu orang yang menyalakkan rokok tersebut, apa yang akan kalian lakukan ?
Suatu ketika dalam sebuah ruang publik, ada 5 orang di dalamnya. Salah satu dari mereka ada yang menyalakkan rokok, dan ke empat orang di dalamnya merasa terganggu dengan tindakan satu orang ini. Kalau kalian jadi salah satu orang yang menyalakkan rokok tersebut, apa yang akan kalian lakukan ?
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian"
- Pramoedya Ananta Toer
- Pramoedya Ananta Toer
Demo. Mahasiswa Demo. Ah, klasik !
Saya gak ngerti sih, kenapa pengen nulis beginian. Mungkin efek obrolan ringan antara saya sama Ruth di kantin kemarin.
Dulu, waktu saya masih SMA, dan saya masih tinggal di rumah, setiap sore kami (keluarga) nonton teve bareng. Ibu dan bapak saya lebih suka nonton berita dibanding acara teve yang lain.
nah, waktu itu banyak berita tentang mahasiswa yang melakukan demo sampe merusak infrasturktur. Misalnya kayak bakar ban, ngerobohin pagar, ngerusak bus, dan sebagainya. Ibu saya bahkan sampe ngomong "mahasiswa kok kelakuannya kayak preman". Saya yang waktu itu belum menjadi mahasiswa dan belum ngerti apa- apa sih gak komentar apa- apa.
Tapi, sekarang, posisi saya udah beda. Saya udah ngerti kenapa mereka (mahasiswa.red) sampe demo kayak gitu.
Suatu ketika, waktu saya pulang kerumah dan ada demo mahasiswa di Malang, dan kebetulan disiarkan di teve, ibuk saya nanya, apa saya pernah ikutan demo kayak gitu, dan ngasih tau kalau gak usahlah ikut- ikutan.
Saya bilang saya gak pernah ikut demo, tapi pernah lihat demo di balai kota. Saya juga jelasin, maksud mahasiswa demo itu mau ngebela rakyat, cuma caranya aja yang masih kurang bener. dan kalau ada demo kecil- kecil gitu, biasanya cuma simulasi anak fakultas tertentu di universitas tertentu juga.
Tapi, makin kesini saya makin bisa ngerti dan mikir juga. Buat apa sih mahasiswa demo ? belajar aja belum bener, skripsi aja belum kelar, lulus aja belum, tugas aja masih nyontek, kok mau ngebela rakyat. Ya gak sih? Saya setuju sama filosofi rautan kaca yang pernah di bilang sama om Deddy Corbuzier di Hitam Putih. "Sebelum anda membenarkan sesuatu, ngaca dulu deh".
Yah, kita tahu ya, perekonomian dunia sekarang udah masuk ke perdagangan bebas, dan setiap negara bebas memasarkan produknya ke mana saja tanpa ada bea masuk ataupun pajak ekspor impor, nah jadi jangan heran kalau banyak walmart, alfamart, indomart, carefour menjamur dimana- mana, balik lagi ke perdagangan bebas tadi.
Nah, yang saya heran. Banyak orang demo soal masalah tersebut, katanya kapitalisme lah, katanya inilah dan itulah. Katanya kalau banyak alfamart, indomart, dan apalah itu menjamur umkm bakal mati, lalu mereka demo. Maksudnya bener sih, tapi, apa mereka nggak ngaca gitu ?
Kayak yang dibilang sama dosen saya
"Mau ngajak perang Amerika? Kalau pagi masih sikat gigi? Minum Aqua? Sebagian besar semua itu saham plastik serta air minumnya dikuasai dan diimport dari mereka. Stop memerangi mereka, penuhi Laboratorium dan perpustakaan! itu saja".
- Pak Ayong
Boleh dibuat referensi yang ini :
Bangun tidur Anda minum apa? Aqua (74% sahamnya milik Danone, Perancis) atau Teh Sariwangi (100% milik Unilever, Inggris) atau minum susu SGM (82 persen sahamnya dikuasai Numico, Belanda). Lalu, mandi pake Lux atau Pepsodent (Unilever, Inggris). Sarapan, berasnya beras impor dari Thailand. Santai habis makan, rokoknya Sampoerna (97% sahamnya milik Phillip Morris, Amerika Serikat). Keluar rumah naik motor atau mobil buatan telfon seluler (operator semuanya milik asing). Masih bangga jadi orang Indonesia? Cuma koruptornya saja yang asli Indonesia. Sedih kan?
- kutipan Pikiran Rakyat, Selasa (21/5)
Barang- barang yang kita pakai itu, dari bangun tidur sampai tidur lagi semuanya dari pihak asing. Silahkan demo menolak- menolak kalau negara kita ini udah bisa mandiri, dan mereka (asing) malah make produk kita.
*tulisan ini hanya opini pribadi, ditambah dengan sumber- sumber yang didapat secara langsung.
Saya gak ngerti sih, kenapa pengen nulis beginian. Mungkin efek obrolan ringan antara saya sama Ruth di kantin kemarin.
Dulu, waktu saya masih SMA, dan saya masih tinggal di rumah, setiap sore kami (keluarga) nonton teve bareng. Ibu dan bapak saya lebih suka nonton berita dibanding acara teve yang lain.
nah, waktu itu banyak berita tentang mahasiswa yang melakukan demo sampe merusak infrasturktur. Misalnya kayak bakar ban, ngerobohin pagar, ngerusak bus, dan sebagainya. Ibu saya bahkan sampe ngomong "mahasiswa kok kelakuannya kayak preman". Saya yang waktu itu belum menjadi mahasiswa dan belum ngerti apa- apa sih gak komentar apa- apa.
Tapi, sekarang, posisi saya udah beda. Saya udah ngerti kenapa mereka (mahasiswa.red) sampe demo kayak gitu.
Suatu ketika, waktu saya pulang kerumah dan ada demo mahasiswa di Malang, dan kebetulan disiarkan di teve, ibuk saya nanya, apa saya pernah ikutan demo kayak gitu, dan ngasih tau kalau gak usahlah ikut- ikutan.
Saya bilang saya gak pernah ikut demo, tapi pernah lihat demo di balai kota. Saya juga jelasin, maksud mahasiswa demo itu mau ngebela rakyat, cuma caranya aja yang masih kurang bener. dan kalau ada demo kecil- kecil gitu, biasanya cuma simulasi anak fakultas tertentu di universitas tertentu juga.
Tapi, makin kesini saya makin bisa ngerti dan mikir juga. Buat apa sih mahasiswa demo ? belajar aja belum bener, skripsi aja belum kelar, lulus aja belum, tugas aja masih nyontek, kok mau ngebela rakyat. Ya gak sih? Saya setuju sama filosofi rautan kaca yang pernah di bilang sama om Deddy Corbuzier di Hitam Putih. "Sebelum anda membenarkan sesuatu, ngaca dulu deh".
Yah, kita tahu ya, perekonomian dunia sekarang udah masuk ke perdagangan bebas, dan setiap negara bebas memasarkan produknya ke mana saja tanpa ada bea masuk ataupun pajak ekspor impor, nah jadi jangan heran kalau banyak walmart, alfamart, indomart, carefour menjamur dimana- mana, balik lagi ke perdagangan bebas tadi.
Nah, yang saya heran. Banyak orang demo soal masalah tersebut, katanya kapitalisme lah, katanya inilah dan itulah. Katanya kalau banyak alfamart, indomart, dan apalah itu menjamur umkm bakal mati, lalu mereka demo. Maksudnya bener sih, tapi, apa mereka nggak ngaca gitu ?
Kayak yang dibilang sama dosen saya
"Mau ngajak perang Amerika? Kalau pagi masih sikat gigi? Minum Aqua? Sebagian besar semua itu saham plastik serta air minumnya dikuasai dan diimport dari mereka. Stop memerangi mereka, penuhi Laboratorium dan perpustakaan! itu saja".
- Pak Ayong
Boleh dibuat referensi yang ini :
Bangun tidur Anda minum apa? Aqua (74% sahamnya milik Danone, Perancis) atau Teh Sariwangi (100% milik Unilever, Inggris) atau minum susu SGM (82 persen sahamnya dikuasai Numico, Belanda). Lalu, mandi pake Lux atau Pepsodent (Unilever, Inggris). Sarapan, berasnya beras impor dari Thailand. Santai habis makan, rokoknya Sampoerna (97% sahamnya milik Phillip Morris, Amerika Serikat). Keluar rumah naik motor atau mobil buatan telfon seluler (operator semuanya milik asing). Masih bangga jadi orang Indonesia? Cuma koruptornya saja yang asli Indonesia. Sedih kan?
- kutipan Pikiran Rakyat, Selasa (21/5)
Barang- barang yang kita pakai itu, dari bangun tidur sampai tidur lagi semuanya dari pihak asing. Silahkan demo menolak- menolak kalau negara kita ini udah bisa mandiri, dan mereka (asing) malah make produk kita.
*tulisan ini hanya opini pribadi, ditambah dengan sumber- sumber yang didapat secara langsung.
Saya barusan liat film judulnya The Way Home, tadi waktu ada kelas Mikro Lanjut saya minjem lapy Nop2 buat ngirim file, dan saya yang emang dasarnya KEPO langsung minta izin buat liat koleksi filmnya dia. Ada beberapa yang udah saya lihat, dan ada beberapa lagi yang saya belum denger sama sekali. Salah satunya itu tadi, The Way Home.
Gegara sama si Nop2 di taruh folder film Thailand, saya langsung ngira ini film Thailand, tapi waktu nonton kok gada Thailand- Thailandnya. Ternyata, ini film Korea dan booming tahun 2002, film terbaik pada waktu itu juga. (Taunya juga dari searching).
Oke, mari kita mulai :
Judul : THE WAY HOME
Genre : Drama
Direktur : Lee Jeong-hyang
Penulis : Lee Jeong-hyang
Cast : Eul-boon Kim :Grandmother
Seung-ho Yu :Sang-woo
Hyo-hee Dong :Sang-woo’s Mother
Waktu : 88 menit
Diliris tahun : 2002
Didedikasikan untuk seluruh nenek didunia.
THE WAY HOME , film ini menceritakan tentang seorang anak bernama Sang- Woo, tipikal anak yang terbiasa hidup di kota, dan sangat nakal serta egois.
Terpaksa harus tinggal bersama neneknya di desa terpencil, karena ibunya harus mencari pekerjaan baru. Awalnya Sang- Woo sangat tidak menghargai neneknya. Selalu mengabaikan apa saja yang dilakukan oleh neneknya, dan cenderung menghindar dari neneknya.
Meskipun begitu, nenek ini sangat sayang pada Sang- Woo. Selalu membelikan apa saja yang Sang- Woo minta, padahal (kemungkinan) uang yang dimiliki terbatas.
Nenek ini, tidak bicara sama sekali karena mengalami tuna wicara. Mengakibatkan semakin sulitnya berkomunikasi antara Sang- Woo dan si nenek.
Sifat egois yang dimiliki Sang- Woo perlahan mulai luntur, anak kecil ini mulai membantu neneknya mengambil jemuran, memanen buah di kebun dan membawanya pulang dengan troli.
Saat mereka (Sang- Woo dan Neneknya) akan pergi ke pasar, mereka harus naik bus yang sangat jarang datang. Sehingga mereka menunggu berjam- jam. Setelah nenek menjual buah, Sang- Woo diajak membeli ramen (sepertinya), dan membayar dengan uang hasil menjual buah. Dari mata Sang- Woo ia mulai tersentuh.
Pulangnya, Sang- Woo menyuruh neneknya pulang sendiri karena ia ingin pulang bersama gadis yang ia sukai. Jelas, Sang- Woo sampai dulu dirumah, dan neneknya belum juga pulang hingga beberapa bus datang. Meskipun egois, nyatanya Sang- Woo sangat menanti kepulangan neneknya. Ternyata, neneknya tidak naik bus melainkan jalan kaki dari pasar, dan jaraknya sangat jauh.
Tiba saatnya Sang- Woo harus kembali ke kota, dia mengajari neneknya menulis, supaya dapat memberi kabar kepadanya jika terjadi apa- apa pada neneknya. Saat Sang- Woo naik kedalam bus, dia turun lagi dan memberikan surat- surat yang dia buat kepada neneknya.
Film ini berhasil mendeskripsikan kasih sayang dan cinta seorang nenek tanpa banyak kata, tingkah polos dan lugu si nenek dan sikap rewel, manja dan egoisnya cucu melebur menjadi sebuah drama yang menyenangkan, indah dan haru untuk dinikmati.
"Film ini didedikasikan untuk para nenek di seluruh dunia."
Setelah nonton, apa sih yang bisa diambil dari film ini ?
Kalau saya, jelas. Nangis, dan langsung keingat sama uti, apalagi saya udah lama banget gak ngunjungi uti.
Saya langsung ngubek- ngubek kompi, nyari foto saya sama uti, dan ini hasilnya :
Gegara sama si Nop2 di taruh folder film Thailand, saya langsung ngira ini film Thailand, tapi waktu nonton kok gada Thailand- Thailandnya. Ternyata, ini film Korea dan booming tahun 2002, film terbaik pada waktu itu juga. (Taunya juga dari searching).
Oke, mari kita mulai :
taken from Google
Genre : Drama
Direktur : Lee Jeong-hyang
Penulis : Lee Jeong-hyang
Cast : Eul-boon Kim :Grandmother
Seung-ho Yu :Sang-woo
Hyo-hee Dong :Sang-woo’s Mother
Waktu : 88 menit
Diliris tahun : 2002
Didedikasikan untuk seluruh nenek didunia.
THE WAY HOME , film ini menceritakan tentang seorang anak bernama Sang- Woo, tipikal anak yang terbiasa hidup di kota, dan sangat nakal serta egois.
Terpaksa harus tinggal bersama neneknya di desa terpencil, karena ibunya harus mencari pekerjaan baru. Awalnya Sang- Woo sangat tidak menghargai neneknya. Selalu mengabaikan apa saja yang dilakukan oleh neneknya, dan cenderung menghindar dari neneknya.
Meskipun begitu, nenek ini sangat sayang pada Sang- Woo. Selalu membelikan apa saja yang Sang- Woo minta, padahal (kemungkinan) uang yang dimiliki terbatas.
Nenek ini, tidak bicara sama sekali karena mengalami tuna wicara. Mengakibatkan semakin sulitnya berkomunikasi antara Sang- Woo dan si nenek.
Sifat egois yang dimiliki Sang- Woo perlahan mulai luntur, anak kecil ini mulai membantu neneknya mengambil jemuran, memanen buah di kebun dan membawanya pulang dengan troli.
Saat mereka (Sang- Woo dan Neneknya) akan pergi ke pasar, mereka harus naik bus yang sangat jarang datang. Sehingga mereka menunggu berjam- jam. Setelah nenek menjual buah, Sang- Woo diajak membeli ramen (sepertinya), dan membayar dengan uang hasil menjual buah. Dari mata Sang- Woo ia mulai tersentuh.
Pulangnya, Sang- Woo menyuruh neneknya pulang sendiri karena ia ingin pulang bersama gadis yang ia sukai. Jelas, Sang- Woo sampai dulu dirumah, dan neneknya belum juga pulang hingga beberapa bus datang. Meskipun egois, nyatanya Sang- Woo sangat menanti kepulangan neneknya. Ternyata, neneknya tidak naik bus melainkan jalan kaki dari pasar, dan jaraknya sangat jauh.
Tiba saatnya Sang- Woo harus kembali ke kota, dia mengajari neneknya menulis, supaya dapat memberi kabar kepadanya jika terjadi apa- apa pada neneknya. Saat Sang- Woo naik kedalam bus, dia turun lagi dan memberikan surat- surat yang dia buat kepada neneknya.
Film ini berhasil mendeskripsikan kasih sayang dan cinta seorang nenek tanpa banyak kata, tingkah polos dan lugu si nenek dan sikap rewel, manja dan egoisnya cucu melebur menjadi sebuah drama yang menyenangkan, indah dan haru untuk dinikmati.
"Film ini didedikasikan untuk para nenek di seluruh dunia."
Setelah nonton, apa sih yang bisa diambil dari film ini ?
Kalau saya, jelas. Nangis, dan langsung keingat sama uti, apalagi saya udah lama banget gak ngunjungi uti.
Saya langsung ngubek- ngubek kompi, nyari foto saya sama uti, dan ini hasilnya :
Foto terbaru yang diambil setelah reuni keluarga besar, hari raya ke 3.
Saya kangen diboncengin naik sepeda mini kayak dulu ke mushola, dibikinin nasi jagung goreng + teri, dan agar- agar.
Sekarang, uti saya sakit. Diabetes. Makin hari tubuhnya makin habis kemakan sakit dan pikiran.
Saya sayang banget sama uti. Banget.