Agustus selalu menyenangkan, khususnya bagi saya. Selain banyak festival, karnaval, dan juga pameran, Agustus adalah momen yang banyak ditunggu oleh teman- teman saya untuk minta traktiran. ya!
Kediri, bulan ini judulnya surga festival. Mulai dari ART Island, pawai pekan budaya, sampai Kediri Tempo Dulu (KTD). Sebagai kota Dhaha, yang tentunya banyak sejarah yang gak kalah sama kota lain, adanya KTD ini penting banget. Penting ?? Apanya yang penting ?? Jadi, begini ya saudara, sebagai anak muda yang gaul nan eksis wajib ain buat kita, kaum muda calon penerus bangsa *tsah* untuk setidaknya tahu sejarah tanah kelahiran. Jadi, KTD ini semacam pelajaran sejarah yang bisa langsung kita lihat.
Nah, ekspektasi pertama saya ketika pamflet pertama KTD muncul adalah "jangan- jangan ini ntar kayak pasar.." dalam artian jualan- jualan seperti pameran. Sejujurnya saya sama sekali gak tertarik dengan adanya KTD, awalnya. Namun, karena desakan dari teman- teman komunitas untuk ikut meramaikan acara, hingga terdengar kabar pindah lokasi tiga kali. Pertama, di Jl Basuki Rahmat, kemudian ganti di GOR Jayabaya hingga akhirnya acara diselenggarakan di Taman Tirtoyoso. Tiga kali perpindahan inilah yang membuat saya akhirnya tertarik untuk melihat. Hehe
Bersama Komunitas kethceh badai, saya menjelajah KTD dengan riang gembira. Sesampainya di Taman Tirtoyoso, berada di pintu masuk, awalnya, saya terpana, terkesima, konsepnya keren. Mengangkat tema Pasar Padjonan, pasar jaman lawas yang dulunya terletak di selatan jalan dhoho. Begitu masuk kami melihat seni drama Teater Merah Putih, bercerita tentang perjuangan. Menyusuri jalanan, minum jamu beras kencur dan kunir asem malam- malam, kemudian terhenti di bagian wayang kediri, mesin jahit tua, dan terpana oleh bapak pelukis penari bali. Saya kira, akan banyak pameran jaman lawas yang akan saya lihat, ternyata, sudah.
Lagi- lagi melongo. Lho kok ?. Setelah berbicang dengan Uyik, yang kebetulan panitia nya adalah teman sendiri, ternyata KTD ini pelaksanaanya menggunakan dana swadaya dan sponsor, bukan APBD. Makanya kecil, tidak sebesar di Malang atau Blitar. Mungkin banyak yang kecewa dengan KTD karena lokasinya sempit dan pamerannya tidak banyak, tapi dibalik semua itu, saya yakin pihak penyelenggara sudah bekerja keras untuk melaksanakan KTD ini. Untuk ukuran perdana, menurut saya KTD sudah bagus, semoga tahun depan pemerintah lebih peduli ya dengan event- event semacam ini, kan ini buat Kediri juga.
_______________________________________
Tulisan lain tentang KTD bisa di baca disini.
1. Kediri Tempoe Doloe, Kota Tua Sejarah Nusantara
2. Kediri Tempo Dulu
Kediri, bulan ini judulnya surga festival. Mulai dari ART Island, pawai pekan budaya, sampai Kediri Tempo Dulu (KTD). Sebagai kota Dhaha, yang tentunya banyak sejarah yang gak kalah sama kota lain, adanya KTD ini penting banget. Penting ?? Apanya yang penting ?? Jadi, begini ya saudara, sebagai anak muda yang gaul nan eksis wajib ain buat kita, kaum muda calon penerus bangsa *tsah* untuk setidaknya tahu sejarah tanah kelahiran. Jadi, KTD ini semacam pelajaran sejarah yang bisa langsung kita lihat.
Nah, ekspektasi pertama saya ketika pamflet pertama KTD muncul adalah "jangan- jangan ini ntar kayak pasar.." dalam artian jualan- jualan seperti pameran. Sejujurnya saya sama sekali gak tertarik dengan adanya KTD, awalnya. Namun, karena desakan dari teman- teman komunitas untuk ikut meramaikan acara, hingga terdengar kabar pindah lokasi tiga kali. Pertama, di Jl Basuki Rahmat, kemudian ganti di GOR Jayabaya hingga akhirnya acara diselenggarakan di Taman Tirtoyoso. Tiga kali perpindahan inilah yang membuat saya akhirnya tertarik untuk melihat. Hehe
[ tripod by me ] asal naruh
Bersama Komunitas kethceh badai, saya menjelajah KTD dengan riang gembira. Sesampainya di Taman Tirtoyoso, berada di pintu masuk, awalnya, saya terpana, terkesima, konsepnya keren. Mengangkat tema Pasar Padjonan, pasar jaman lawas yang dulunya terletak di selatan jalan dhoho. Begitu masuk kami melihat seni drama Teater Merah Putih, bercerita tentang perjuangan. Menyusuri jalanan, minum jamu beras kencur dan kunir asem malam- malam, kemudian terhenti di bagian wayang kediri, mesin jahit tua, dan terpana oleh bapak pelukis penari bali. Saya kira, akan banyak pameran jaman lawas yang akan saya lihat, ternyata, sudah.
Jamune Jamune
Barang- barang ini judulnya : VETERAN
photo by : teguhsts
photo by pu_as
_______________________________________
Tulisan lain tentang KTD bisa di baca disini.
1. Kediri Tempoe Doloe, Kota Tua Sejarah Nusantara
2. Kediri Tempo Dulu
Dearest you.
Halo, bagaimana kabarmu disana ? kalau aku syukur Alhamdulillah semakin hari semakin bertambah baik seperti yang sering kamu bilang dulu.
Ohya, suratku kali ini mau cerita kalau kemarin aku sudah sampai Bromo lho. Kamu juga pasti pengen kesana ya ? Sayang sekali kita memang tidak diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menikmati keindahan alam Gunung Bromo bersama- sama. Kamu jangan sedih ya, sekarang, biar aku yang menceritakannya untukmu.
Jadi, kemarin aku pergi ke Bromo berangkat jam 3 pagi. Dingin ? Jangan ditanya. Dingin banget! Haha. Sampai Bromo sekitar pukul 7. Maaf ya, aku tidak bisa pamer foto sunrise disana. Meskipun sudah pagi dan matahari naik, namun udaranya tetap dingin. Dirimu sering bilang kalau kedinginan yang amat sangat namanya "kancilen". Nah, semacam itu yang kurasakan di Bromo kemarin. Sepertinya jaketku kurang tebal. Ohya, aku pergi ke Bromo bersama Ilham.
Inti dari ceritaku adalah, Bromo dingin sekali. Kamu sudah penasaran aslinya Bromo ? Langsung lihat fotonya saja ya. :)
Halo, bagaimana kabarmu disana ? kalau aku syukur Alhamdulillah semakin hari semakin bertambah baik seperti yang sering kamu bilang dulu.
Ohya, suratku kali ini mau cerita kalau kemarin aku sudah sampai Bromo lho. Kamu juga pasti pengen kesana ya ? Sayang sekali kita memang tidak diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menikmati keindahan alam Gunung Bromo bersama- sama. Kamu jangan sedih ya, sekarang, biar aku yang menceritakannya untukmu.
Jadi, kemarin aku pergi ke Bromo berangkat jam 3 pagi. Dingin ? Jangan ditanya. Dingin banget! Haha. Sampai Bromo sekitar pukul 7. Maaf ya, aku tidak bisa pamer foto sunrise disana. Meskipun sudah pagi dan matahari naik, namun udaranya tetap dingin. Dirimu sering bilang kalau kedinginan yang amat sangat namanya "kancilen". Nah, semacam itu yang kurasakan di Bromo kemarin. Sepertinya jaketku kurang tebal. Ohya, aku pergi ke Bromo bersama Ilham.
Inti dari ceritaku adalah, Bromo dingin sekali. Kamu sudah penasaran aslinya Bromo ? Langsung lihat fotonya saja ya. :)
ini penampakan Bromo, beberapa langkah dari pintu masuk
terlihat lebih jauh ya.
#selfshoes di tanah Bromo
Jeep's
Matahari ngintipin aku
langit biru Bromo
Ini perbukitannya
Aku gak naik sampai kawah, soalnya sudah siang dan panas banget. Jadinya cuma foto- foto dari jauh. Sekarang kamu sudah tau kan Bromo dari aku ? hehe..
Holla es panya.. Bagemandos kabarnyos ? :D hehe
Postingan ini cuma buat ngisi waktu luang, luang dari masa- masa berat yang akan terus menerus mengejar kami, yang katanya mahasiswa semester akhir. Fiuh, akhirnya, sampai juga disini. Semester tujuh, yang selalu di dambakan oleh mahasiswa di semester awal. Katanya, "lho mba sudah ngga ada kuliah ya ? iih enak banget!! Udah mau lulus". Haha.. Bathin kami"enak? Gundule ngono" =).
Kegiatannya sekarang di kampus cuma berkutat dengan dosen pembimbing buat bimbingan, perpustakaan, jurnal, outline judul, dan sembarang kalir.
Siang tadi, saya bimbingan untuk yang pertama kalinya. Menemui dosen, dan mengajukan ide yang akan diangkat untuk skripsi. Alhamdulillah, diterima. Bimbingan selanjutnya membawa jurnal untuk penguatan ide. Hehe.. Semoga deh, masa- masa ini pasti terlalui, pasti akan sampai pada tujuan kok.
So, Bismillaahirrahmaanirrohiim..
Fight!
*Saya akan selalu menulis disetiap selesai bimbingan.. Biar nanti kalau sudah sampai puncak S1 (wisuda), bisa di baca- baca lagi. Hehe..
Postingan ini cuma buat ngisi waktu luang, luang dari masa- masa berat yang akan terus menerus mengejar kami, yang katanya mahasiswa semester akhir. Fiuh, akhirnya, sampai juga disini. Semester tujuh, yang selalu di dambakan oleh mahasiswa di semester awal. Katanya, "lho mba sudah ngga ada kuliah ya ? iih enak banget!! Udah mau lulus". Haha.. Bathin kami
Kegiatannya sekarang di kampus cuma berkutat dengan dosen pembimbing buat bimbingan, perpustakaan, jurnal, outline judul, dan sembarang kalir.
Siang tadi, saya bimbingan untuk yang pertama kalinya. Menemui dosen, dan mengajukan ide yang akan diangkat untuk skripsi. Alhamdulillah, diterima. Bimbingan selanjutnya membawa jurnal untuk penguatan ide. Hehe.. Semoga deh, masa- masa ini pasti terlalui, pasti akan sampai pada tujuan kok.
So, Bismillaahirrahmaanirrohiim..
Fight!
*Saya akan selalu menulis disetiap selesai bimbingan.. Biar nanti kalau sudah sampai puncak S1 (wisuda), bisa di baca- baca lagi. Hehe..