Sudah lama rasanya tidak melatih pikiran untuk merangkai kata-kata, lagi. Sudah lumayan lama juga akhirnya tidak ngeblog di sini. Rasanya rindu sekali. Hehe.
Dua minggu pertama di Batam, saya mulai rajin apply lamaran kerja yang ada di Bursa Karir dan Jobstreet. Banyak lamaran kerja yang sudah terbang ke tempatnya, baik melalui pos dan email. Beberapa kali sempat wawancara dan ternyata belum rezekinya. Saat itu, saya mulai putus asa. Tapi masih tidak mau menyerah.
Memang sejauh ini saya hanya pilih pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang saya ambil, yaitu ekonomi. Cenderung pilih-pilih dan tak mau ambil sedikit resiko dengan banting setir. Keesokan harinya saya kembali melihat lowongan pekerjaan yang ada di koran, ada satu yang kualifikasinya sesuai dengan yang saya miliki. Pokoknya kerja office dan berhubungan dengan komputer. Okelah apply, lamarannya pun saya kirim langsung ke kantornya. Selang satu minggu saya mendapat telpon, intinya saya diundang untuk wawancara di hari Jum'at.
Tiba-tiba, Kamis malam saya merasa tak enak badan. "Ah masa ini grogi sih?" pikir saya saat itu. Tapi ternyata Jum'at pagi badan saya makin tambah gak enak, panas tinggi, kepala berat, dan tak mampu beranjak dari tempat tidur. Setelah minum obat saat sahur, saya tiduran. Sampai jam 12 siang, kondisi badan belum ada perubahan. Padahal saya ada wawancara j 15.00. Antara mau datang dan tidak. Tapi akhirnya saya putuskan untuk datang, karena memenuhi panggilan wawancara adalah salah satu bagian dari ikhtiar mencari kerja. Tidak disangka, saat selesai wawancara saya langsung diajak bergabung.
Jadi mulai awal bulan Juni kemarin saya punya kegiatan baru, kegiatan yang perlu banyak penyesuaian karena memang sebelumnya gak pernah saya pelajari, masih gagap, masih deg-deg an, masih takut. Belajar ekonomi, kerja di kantor notaris. Jaka sembung nggragas rebung, ga nyambung blas bung.
Maka dari itu, perubahan kondisi dari ritme nyantai-nyantai ke kondisi ritme kerja yang cepat dan menguras tenaga, agaknya bikin jiwa agak sedikit shock dan kelabakan. Biasanya bangun siang, sekarang harus bangun pagi. Biasanya tidur siang sekarang buat nguap aja ga bisa saking padatnya kerjaan.
Tapi sejauh ini saya masih menikmati karena memang kerjaanya ga begitu berat. Cuma bikin akta, surat saham, pendirian usaha serta beberapa perizinan lainnya. Namun, ada kondisi kerja yang sesekali bikin ga enak, salah satunya tempaan mental dari bos. Kadang suka sedih dan malu waktu dimarahi di depan orang banyak. Namun saya berusaha ga bosan-bosan buat ambil hikmah dan nilai positifnya. Saya butuh skill, saya butuh pengalaman kerja untuk jenjang karir yang lebih baik kedepannya.
Btw, sekarang saya punya skill baru. Fotocopy, jahit kertas, ngeprint minuta, dan stempel berkas. 😂
~ Silviana
Dua minggu pertama di Batam, saya mulai rajin apply lamaran kerja yang ada di Bursa Karir dan Jobstreet. Banyak lamaran kerja yang sudah terbang ke tempatnya, baik melalui pos dan email. Beberapa kali sempat wawancara dan ternyata belum rezekinya. Saat itu, saya mulai putus asa. Tapi masih tidak mau menyerah.
Memang sejauh ini saya hanya pilih pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang saya ambil, yaitu ekonomi. Cenderung pilih-pilih dan tak mau ambil sedikit resiko dengan banting setir. Keesokan harinya saya kembali melihat lowongan pekerjaan yang ada di koran, ada satu yang kualifikasinya sesuai dengan yang saya miliki. Pokoknya kerja office dan berhubungan dengan komputer. Okelah apply, lamarannya pun saya kirim langsung ke kantornya. Selang satu minggu saya mendapat telpon, intinya saya diundang untuk wawancara di hari Jum'at.
Tiba-tiba, Kamis malam saya merasa tak enak badan. "Ah masa ini grogi sih?" pikir saya saat itu. Tapi ternyata Jum'at pagi badan saya makin tambah gak enak, panas tinggi, kepala berat, dan tak mampu beranjak dari tempat tidur. Setelah minum obat saat sahur, saya tiduran. Sampai jam 12 siang, kondisi badan belum ada perubahan. Padahal saya ada wawancara j 15.00. Antara mau datang dan tidak. Tapi akhirnya saya putuskan untuk datang, karena memenuhi panggilan wawancara adalah salah satu bagian dari ikhtiar mencari kerja. Tidak disangka, saat selesai wawancara saya langsung diajak bergabung.
Jadi mulai awal bulan Juni kemarin saya punya kegiatan baru, kegiatan yang perlu banyak penyesuaian karena memang sebelumnya gak pernah saya pelajari, masih gagap, masih deg-deg an, masih takut. Belajar ekonomi, kerja di kantor notaris. Jaka sembung nggragas rebung, ga nyambung blas bung.
Maka dari itu, perubahan kondisi dari ritme nyantai-nyantai ke kondisi ritme kerja yang cepat dan menguras tenaga, agaknya bikin jiwa agak sedikit shock dan kelabakan. Biasanya bangun siang, sekarang harus bangun pagi. Biasanya tidur siang sekarang buat nguap aja ga bisa saking padatnya kerjaan.
Tapi sejauh ini saya masih menikmati karena memang kerjaanya ga begitu berat. Cuma bikin akta, surat saham, pendirian usaha serta beberapa perizinan lainnya. Namun, ada kondisi kerja yang sesekali bikin ga enak, salah satunya tempaan mental dari bos. Kadang suka sedih dan malu waktu dimarahi di depan orang banyak. Namun saya berusaha ga bosan-bosan buat ambil hikmah dan nilai positifnya. Saya butuh skill, saya butuh pengalaman kerja untuk jenjang karir yang lebih baik kedepannya.
Btw, sekarang saya punya skill baru. Fotocopy, jahit kertas, ngeprint minuta, dan stempel berkas. 😂
Selama apapun kita kerja, sebanyak apapun pengalaman kerja kita. Di kantor baru, kita tetaplah anak baru.
-Curhat anak baru.
~ Silviana
We need old friends to help us grow old and new friends to help us stay young - Letty Cottin Pogrebin.
Bertemu kawan baru untuk tetap muda! Yeah!
Akhirnya, setelah lebih dari satu bulan hibernasi dari event blogger di Jawa dan memutuskan untuk pindah ke Batam. Kemarin, 26 Mei 2016 saya punya kesempatan untuk mengudara lagi bersama kawan Blogger. Event ini juga menjadi pertemuan pertama saya dengan 10 anggota Blogger Kepri.
Ah ya, Corporate Gathering yang diadakan di Athena Coffee Pacific Palace ini sebetulnya bukan acara yang dikhususkan untuk blogger saja, namun ada banyak perwakilan dari perusahaan besar di Batam yang juga diundang. Pacific Palace membuat acara Corporate Gathering karena sebentar lagi kita (umat muslim) akan menunaikan ibadah puasa, yang pastinya bakalan banyak acara untuk berbuka bersama keluarga, kawan, kolega, dan orang-orang terkasih.
Nah untuk itu, Pacific Palace memberikan fasilitas untuk kita yang mau punya acara buka bersama di bulan ramadhan nanti. Hotel yang memiliki bangunan mirip dengan kapal pesiar ini menawarkan Paket Menu Buka Puasa yang dibandrol dengan harga Rp 109.000 nett/pax. Sedangkan buat customer yang reservasi sebelum tanggal 6 Juni 2016, ada promo spesial dari Pacific Palace, yaitu pesan 10 pax dapat free 1 pax.
Jadi kemarin di Corporate Gathering, selain seru-seruan dengan Blogger Kepri kami juga menikmati wisata rasa menu makanan yang akan dihidangkan saat buka puasa nanti. Nah apalagi buat saya yang baru pertama merasakan sensasi masakan melayu, tentu ini menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus mengenyangkan. Hehe.
Well, kalau cerita soal makanan tentu gak ada habisnya ya, karena kemarin banyak sekali varian masakannya. Tapi saya cuma coba menu-menu yang sekiranya belum pernah saya makan. Seperti roti jala saus kari, asinan Jakarta, dan nasi kebuli. Selebihnya saya makan sate ayam bumbu kacang plus urap-urap.
Selain itu ada menu buffet yang lumayan berat yaitu gulai kambing, mie goreng, tumis dan lainnya. Kalau mau tau lebih banyak soal makanan di Corporate Gathering Pacific Palace, silakan cek www.batam-dine.com ya.
Setelah selesai makan, saya gak langsung pulang dong. Saya bersama Blogger Kepri seru-seruan ngobrol, sharing, bercanda dan foto-foto.
Waktu terasa cepat kalau kita lagi bahagia, right? Nah tau-tau Athena Coffe sudah sepi aja. Ternyata para tamu undangan udah pada pulang. Haha. Beneran seru barengan Blogger Kepri.
Thankyou Ms. Rebecca Salim untuk undangannya, tim Pacific Palace untuk keramahannya, Batam Dine untuk rekomendasinya, dan Blogger Kepri untuk keseruannya. Warrrbiayasak!
Pacific Palace Hotel
Jl. Duyung, Sei Jodoh, Batam.
Silviana~
Bertemu kawan baru untuk tetap muda! Yeah!
Akhirnya, setelah lebih dari satu bulan hibernasi dari event blogger di Jawa dan memutuskan untuk pindah ke Batam. Kemarin, 26 Mei 2016 saya punya kesempatan untuk mengudara lagi bersama kawan Blogger. Event ini juga menjadi pertemuan pertama saya dengan 10 anggota Blogger Kepri.
Ah ya, Corporate Gathering yang diadakan di Athena Coffee Pacific Palace ini sebetulnya bukan acara yang dikhususkan untuk blogger saja, namun ada banyak perwakilan dari perusahaan besar di Batam yang juga diundang. Pacific Palace membuat acara Corporate Gathering karena sebentar lagi kita (umat muslim) akan menunaikan ibadah puasa, yang pastinya bakalan banyak acara untuk berbuka bersama keluarga, kawan, kolega, dan orang-orang terkasih.
Nah untuk itu, Pacific Palace memberikan fasilitas untuk kita yang mau punya acara buka bersama di bulan ramadhan nanti. Hotel yang memiliki bangunan mirip dengan kapal pesiar ini menawarkan Paket Menu Buka Puasa yang dibandrol dengan harga Rp 109.000 nett/pax. Sedangkan buat customer yang reservasi sebelum tanggal 6 Juni 2016, ada promo spesial dari Pacific Palace, yaitu pesan 10 pax dapat free 1 pax.
Ramadhan Dapur Nelayan |
Mantab, kan?! |
Roti Jala Saus Kari |
Roti Jala feat Saus Kari |
Urap-urap |
Cakes |
Nyum. Nyum. |
Wareg! |
Bersama Blogger Kepri |
Pacific Palace Hotel
Jl. Duyung, Sei Jodoh, Batam.
Silviana~
Tulisan ini lanjutan dari blog post sebelumnya mengenai wisata Batam yang sudah saya kunjungi.
Setelah menikmati keindahan Jembatan Barelang dan menyusuri Ex Camp Vietnam di Pulau Galang, saya bersama para sepupu kembali berkelana dengan menggunakan sepeda motor menuju Pantai Costarina. Salah satu mega wisata yang ada di kota Batam. Sebetulnya tidak ada rencana untuk mengunjungi Ocarina ini, hanya sepontan saja.
Semua ini berawal dari...
Sabtu malam, saya, Chika, mas Candra, om, serta bulek pergi ke salah satu klinik skincare di Mega Mall, saat itu hanya mas Candra yang memiliki keperluan untuk konsultasi dengan dokter. Selama menunggu, kami ber-empat (saya, chika, om dan bulek) jalan-jalan mengelilingi Mega Mall yang lumayan gempor kalau cuma-sekedar-window-shopping. Setelah lelah, kami mencoba untuk kongkow di Coffee Town untuk minum teh obeng dan soto ayam.
Ah ya, mungkin teman-teman belum familiar dengan teh obeng. Teh ini bukan minuman yang disedot dengan obeng atau "obeng" dalam arti yang sebenarnya. Teh obeng, asal mulanya bernama teh apeng atau teh openg. Kata O dan PENG yang berasal dari Xi Cia Po, Tionghoa, memiliki arti kosong dan es. Jadilah teh apeng/openg ini disebut dengan es teh.
Namun seiring berjalannya waktu, penyebutan teh openg ini berganti menjadi teh obeng karena menyesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia, yang memang lebih sering mengganti nama asli untuk mempermudah penyebutan.
Selain itu di Batam ini kalau kita pesan soto ayam, yang ada di hadapan kita bukan soto ayam pada umumnya yang sudah include dengan nasi putih. Jadi memang hanya kuah soto ayam saja. Beda case jika kita memesan nasi soto ayam. Saat kami selesai makan, mas Candra juga selesai konsultasi.
Saat akan pulang, kami (saya dan mas Candra) punya ide untuk besoknya datang lagi ke Mega Mall. Kami mau berburu barang branded murah di event morning sale yang diadakan oleh salah satu store. Morning sale ini hanya ada dari pukul 06.00- 10.00 WIB.
Keesokan harinya.
Kami ber-empat (saya, adek Chika, adek Putri, dan mas Candra), beneran datang ke morning sale dalam keadaan kepet alias gak mandi. Gak perlu waktu lama untuk sampai di Mega Mall karena memang jaraknya dekat saja. Sampai di sana, kami menuju pintu samping yang dekat parkiran, pintu ini biasa digunakan untuk para pengendara sepeda motor. Namun sayangnya masih terkunci rapat.
Sempat mikir, "ini ada morning sale tapi kok pintunya dikunci ya?".
Gak habis akal, kami berjalan menuju pintu utama dan ternyata sudah terbuka. Maka jika ada event pagi di Mega Mall, lebih baik langsung menuju ke pintu utama saja.
Ternyata store yang kami datangi sudah sangat ramai dan ya! event morning sale ini didominasi oleh para ibu-ibu 😂.
Suasananya sangat crowdied, maka saya dan adik-adik mengambil keputusan untuk segera memilih baju dan membawanya ke kasir. Masing-masing dari kami hanya berbelanja sesuai dengan kebutuhan. Adik Puteri dan Chika memilih atasan, saya celana jeans, mas Candra mencari celana bahan. Setelah membayar barang belanjaan, kami segera berlalu dari Mega Mall.
Waktu masih menunjukkan pukul 08.00, sayang kalau misal kami langsung pulang. Setelah negosiasi akhirnya kami sepakat untuk pergi ke pantai yang dekat dengan kota. Maka new ocarina adalah tujuan kami selanjutnya.
New Ocarina merupakan mega wisata yang ada di kota Batam dan memiliki pantai yang disebut Costarina. Pemandangannya indah namun karena kami datang agak siang dan matahari sudah tinggi, jadinya pandangan rasanya berwarna putih silau.
Namun terlepas dari itu, Ocarina ini merupakan tempat wisata yang cocok untuk rekreasi dan berkumpul dengan keluarga. Karena selain pantai, Ocarina juga memiliki playground untuk anak-anak.
Jadi, kalau sedang ada di Batam dan pengen menikmati suasana pantai yang lokasinya tidak jauh dari kota, maka Ocarina adalah jawabannya.
Pukul 10.00 kami memutuskan untuk segera pulang karena cuaca semakin panas dan juga memberi kesempatan mas Candra untuk istirahat, karena pukul 12.00 dia akan kembali terbang ke Jambi. Namun, sialnya dia ketinggalan pesawat karena suasana Bandara yang sangat ramai-antre dan telat saat check in. Padahal hari itu hanya ada 1 penerbangan saja yang direct ke Jambi.
~ Silviana
Setelah menikmati keindahan Jembatan Barelang dan menyusuri Ex Camp Vietnam di Pulau Galang, saya bersama para sepupu kembali berkelana dengan menggunakan sepeda motor menuju Pantai Costarina. Salah satu mega wisata yang ada di kota Batam. Sebetulnya tidak ada rencana untuk mengunjungi Ocarina ini, hanya sepontan saja.
Semua ini berawal dari...
Sabtu malam, saya, Chika, mas Candra, om, serta bulek pergi ke salah satu klinik skincare di Mega Mall, saat itu hanya mas Candra yang memiliki keperluan untuk konsultasi dengan dokter. Selama menunggu, kami ber-empat (saya, chika, om dan bulek) jalan-jalan mengelilingi Mega Mall yang lumayan gempor kalau cuma-sekedar-window-shopping. Setelah lelah, kami mencoba untuk kongkow di Coffee Town untuk minum teh obeng dan soto ayam.
Ah ya, mungkin teman-teman belum familiar dengan teh obeng. Teh ini bukan minuman yang disedot dengan obeng atau "obeng" dalam arti yang sebenarnya. Teh obeng, asal mulanya bernama teh apeng atau teh openg. Kata O dan PENG yang berasal dari Xi Cia Po, Tionghoa, memiliki arti kosong dan es. Jadilah teh apeng/openg ini disebut dengan es teh.
Namun seiring berjalannya waktu, penyebutan teh openg ini berganti menjadi teh obeng karena menyesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia, yang memang lebih sering mengganti nama asli untuk mempermudah penyebutan.
Selain itu di Batam ini kalau kita pesan soto ayam, yang ada di hadapan kita bukan soto ayam pada umumnya yang sudah include dengan nasi putih. Jadi memang hanya kuah soto ayam saja. Beda case jika kita memesan nasi soto ayam. Saat kami selesai makan, mas Candra juga selesai konsultasi.
Saat akan pulang, kami (saya dan mas Candra) punya ide untuk besoknya datang lagi ke Mega Mall. Kami mau berburu barang branded murah di event morning sale yang diadakan oleh salah satu store. Morning sale ini hanya ada dari pukul 06.00- 10.00 WIB.
Keesokan harinya.
Kami ber-empat (saya, adek Chika, adek Putri, dan mas Candra), beneran datang ke morning sale dalam keadaan kepet alias gak mandi. Gak perlu waktu lama untuk sampai di Mega Mall karena memang jaraknya dekat saja. Sampai di sana, kami menuju pintu samping yang dekat parkiran, pintu ini biasa digunakan untuk para pengendara sepeda motor. Namun sayangnya masih terkunci rapat.
Sempat mikir, "ini ada morning sale tapi kok pintunya dikunci ya?".
Gak habis akal, kami berjalan menuju pintu utama dan ternyata sudah terbuka. Maka jika ada event pagi di Mega Mall, lebih baik langsung menuju ke pintu utama saja.
Ternyata store yang kami datangi sudah sangat ramai dan ya! event morning sale ini didominasi oleh para ibu-ibu 😂.
Suasananya sangat crowdied, maka saya dan adik-adik mengambil keputusan untuk segera memilih baju dan membawanya ke kasir. Masing-masing dari kami hanya berbelanja sesuai dengan kebutuhan. Adik Puteri dan Chika memilih atasan, saya celana jeans, mas Candra mencari celana bahan. Setelah membayar barang belanjaan, kami segera berlalu dari Mega Mall.
Pemandangan kota |
Ferris Whell; Bianglala |
Siblings, never end. |
Edited. |
Pukul 10.00 kami memutuskan untuk segera pulang karena cuaca semakin panas dan juga memberi kesempatan mas Candra untuk istirahat, karena pukul 12.00 dia akan kembali terbang ke Jambi. Namun, sialnya dia ketinggalan pesawat karena suasana Bandara yang sangat ramai-antre dan telat saat check in. Padahal hari itu hanya ada 1 penerbangan saja yang direct ke Jambi.
~ Silviana
Membuka kembali buku catatan perjalanan, membuat saya rindu dengan kegiatan explore daerah di Jawa. Setelah saya telusuri, ternyata masih banyak daerah yang belum saya kunjungi. Misalnya saja Jawa Timur, Ponorogo, Pacitan, Tuban, Lamongan, Bondowoso, dan Banyuwangi.
Padahal daerah itu bisa saya jangkau dalam beberapa jam saja. Namun sayangnya, kesempatan untuk pergi ke sana yang belum ada. Nah, dari sekian banyak daerah di Jatim yang belum pernah saya kunjungi itu, ada satu yang paling menarik bagi saya. Soalnya beberapa kali hampir pergi ke sana, tapi selalu gagal. Dulu saat masih SMA saya pernah sih lewat daerah ini untuk menyeberang ke Bali, namun hanya sekedar lewat saja. Ya, Banyuwangi adalah daerah yang saya maksud.
Apalagi saat kuliah, ada teman saya sebut saja Nina yang beberapa kali mengajak pergi ke Banyuwangi dengan naik kereta. Nina adalah masyarakat asli Banyuwangi dan dia fasih bahasa osing. Namun karena kesibukan, rencana tinggalah rencana. Bahkan sampai lulus kuliah rencana trip BWI itu tidak terlaksana. Tapi saya yakin, suatu saat saya akan datang ke Banyuwangi.
Mungkin sekarang, keinginan ini hanya sebatas angan saja. Tapi saya percaya, apa yang kita yakini kemungkinan akan terjadi di kemudian hari. Itulah alasan kenapa kita harus selalu berpikir positif. Ciaaaaa~.
Maka dari itu, kemarin saya sempatkan untuk googling dan mencari beberapa foto di Instagram tentang wisata ter-hits di Banyuwangi. Maka, hanya 5 yang menarik perhatian dan ini masuk dalam catatan #1000placestoseebeforeyoudie.
1. Baluran
Keinginan pergi ke Baluran sudah pernah saya tulis di blog ini, namun kawan jalan nampaknya enggan mengabulkan keinginan ini. Alasannya belum siap menempuh medan menuju Baluran. It's oke. Tapi saya ingin sekali pergi ke Baluran untuk melihat hewan-hewan keluar kandang untuk minum dan menikmati luasnya padang Savana yang menguning.
2. Kawah Ijen
Kabarnya jika kita berkunjung ke Kawah Ijen di malam hari dan sedang beruntung maka kita bisa melihat blue fire. Nah, blue fire atau api biru ini hanya ada 2 saja di dunia, yaitu di New Zeland dan Kawah Ijen Banyuwangi. Selain itu jika sudah pagi kita juga bisa melihat para pekerja yang naik turun Ijen yang memanggul belerang. Pemandangan yang sudah pasti indah.
3. Teluk Hijau/ Green Bay
Green Bay memiliki air berwarna hijau yang menawan, pasirnya lembut dan dikelilingi hutan tropis. Sependek yang saya baca, di Green Bay ini ombaknya tidak terlalu besar, maka kita para pengunjung dapat berenang dan snorkeling.
4. Pulau Merah
Jika Teluk Hijau memiliki warna air yang hijau, Pulau Merah tidak memiliki air berwarna merah. Namun sebutan Pulau Merah ini muncul karena ada satu bukit -yang terletak tidak jauh dari bibir pantai- yang jika dilihat akan berwarna merah saat senja.
Pulau Merah ini selalu ramai dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara karena kecantikannya.
5. Mangrove Bedul
Mangrove Bedul ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo yang memiliki panjang kurang lebih 17 kilo meter. Sepertinya jika berkunjung ke mangrove ini saya bisa menikmati alam yang tenang dan masih asri.
Nah, itu tadi 5 destinasi wisata yang ingin saya kunjungi jika pergi ke Banyuwangi. Namun dengar-dengar jika kita berwisata ke Banyuwangi gak cukup kalau cuma sehari, jadi perlu banget cari tempat menginap yang aman dan nyaman untuk istirahat setelah seharian menikmati alam Banyuwangi.
Setelah tanya sana-sini soal hotel di Banyuwangi yang cozy, saya disarankan oleh kawan tuk cari disalah satu situs booking online. Soalnya lengkap dan kita bisa memilih sendiri hotel yang sekiranya cocok dengan budget yang kita punya.
Semoga suatu saat nanti bisa datang ke Banyuwangi, menikmati alamnya yang masih asri.
Silviana~
Padahal daerah itu bisa saya jangkau dalam beberapa jam saja. Namun sayangnya, kesempatan untuk pergi ke sana yang belum ada. Nah, dari sekian banyak daerah di Jatim yang belum pernah saya kunjungi itu, ada satu yang paling menarik bagi saya. Soalnya beberapa kali hampir pergi ke sana, tapi selalu gagal. Dulu saat masih SMA saya pernah sih lewat daerah ini untuk menyeberang ke Bali, namun hanya sekedar lewat saja. Ya, Banyuwangi adalah daerah yang saya maksud.
Apalagi saat kuliah, ada teman saya sebut saja Nina yang beberapa kali mengajak pergi ke Banyuwangi dengan naik kereta. Nina adalah masyarakat asli Banyuwangi dan dia fasih bahasa osing. Namun karena kesibukan, rencana tinggalah rencana. Bahkan sampai lulus kuliah rencana trip BWI itu tidak terlaksana. Tapi saya yakin, suatu saat saya akan datang ke Banyuwangi.
Mungkin sekarang, keinginan ini hanya sebatas angan saja. Tapi saya percaya, apa yang kita yakini kemungkinan akan terjadi di kemudian hari. Itulah alasan kenapa kita harus selalu berpikir positif. Ciaaaaa~.
Maka dari itu, kemarin saya sempatkan untuk googling dan mencari beberapa foto di Instagram tentang wisata ter-hits di Banyuwangi. Maka, hanya 5 yang menarik perhatian dan ini masuk dalam catatan #1000placestoseebeforeyoudie.
1. Baluran
Sumber : www[dot]tourbanyuwangi[dot]com |
2. Kawah Ijen
Sumber : www[dot]tempatberwisatamurah[dot]com |
3. Teluk Hijau/ Green Bay
Sumber : www[dot]blog[dot]reservasi[dot]com |
4. Pulau Merah
Sumber : www[dot]initempatwisata[dot]com |
Pulau Merah ini selalu ramai dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara karena kecantikannya.
5. Mangrove Bedul
Sumber : www[dot]indonesia[dot]wetlands[dot]org |
Nah, itu tadi 5 destinasi wisata yang ingin saya kunjungi jika pergi ke Banyuwangi. Namun dengar-dengar jika kita berwisata ke Banyuwangi gak cukup kalau cuma sehari, jadi perlu banget cari tempat menginap yang aman dan nyaman untuk istirahat setelah seharian menikmati alam Banyuwangi.
Setelah tanya sana-sini soal hotel di Banyuwangi yang cozy, saya disarankan oleh kawan tuk cari disalah satu situs booking online. Soalnya lengkap dan kita bisa memilih sendiri hotel yang sekiranya cocok dengan budget yang kita punya.
Semoga suatu saat nanti bisa datang ke Banyuwangi, menikmati alamnya yang masih asri.
Silviana~
Guru ; digugu lan ditiru; dipercaya dan dicontoh, katanya. Maka dari itu dulu saat masih SMA dan sedang bingung memilih sekolah lanjutan, guru BK dan pakpuh sempat menyarankan saya untuk mengambil jurusan keguruan atau PGSD. Dengan harapan setelah lulus dapat mengabdikan diri dengan menjadi pengajar.
Setelah menimbang-nimbang semua saran, akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengambil jurusan PGSD dengan alasan saya ini orangnya tidak suka dengan aturan yang mengekang. Kita tentu tahu, jika sudah menjadi guru mau tidak mau kita harus mau mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh instansi terkait, dinas pendidikan. Apalagi buat saya, jadi guru itu bukan pekerjaan yang main-main. Apalagi melihat jasanya yang besar, mencerdaskan kehidupan bangsa. Saya kalau jadi guru, siswa saya gak akan percaya. Soalnya muka saya kan masih anak-anak. Bahkan tetangga tante saya di Batam - orang padang- dan dipanggil nenek oleh warga perumahan, sempat bertanya,
"itu siapa di rumah ko tuh? Emangnya dia gak sekolah?"
"Ponakan itu nek, dah sarjana itu"
"Masih kecik (kecil) gitu dah sarjana? Nenek kira dia masih SMP".
ENGGGG. OKE.
Pokoknya dalam pikiran saya, jadi guru itu berat. Gak mudah, susah, gak sejahtera, dan gak gak yang lainnya. Aah iya, selain itu orang yang memutuskan untuk jadi guru sedikit banyak tentu mendambakan menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Padahal kita juga tahu, jadi PNS itu susahnya minta ampun, harus punya pengalaman mengajar sekian tahun, ikut ujian sertifikasi dan lainnya.
Apalagi kalau fresh graduate gini, sudah tentu harus memulai karir mengajar dari nol dulu, dengan cara menjadi guru honorer di sekolah negeri maupun swasta. Lalu kalau bicara soal gaji, seringkali dibilang jauh dari layak. Hal ini saya dengar dari teman-teman saya yang saat ini sedang berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tapi kalau saya pribadi, hidup itu sawang sinawang, mereka lihat saya enak, padahal kenyataanya ya ada aja yang gak enak. Begitu juga saya melihat teman-teman saya yang sudah berkarir lebih dulu rasanya enak, padahal tiap hari sama-sama ngeluh. Yah, inilah hidup.
Dulu saya pikir hanya orang yang memiliki gelar S.Pd saja yang bisa mengajar, ya karena dalam proses pendidikan anak-anak yang mengambil jurusan keguruan pasti tau lebih banyak soal ilmu dan praktiknya. Ternyata saya salah, salah besar.
Pemikiran yang satu ini mulai terbuka sejak saya mengenal mba Suzie Icus lebih jauh. Bahkan saya baru tahu riwayat pendidikan mba Icus sama seperti saya, yaitu sekolah di jurusan ekonomi. Ini membuat saya takjub.
Ternyata orang yang tidak mengambil sekolah keguruan pun bisa mengajar juga, hal ini akhirnya saya buktikan sendiri saat bekerja menjadi pengajar (tentor) komputer saat masa kuliah. Saya bukan dari jurusan keguruan, tapi saya bisa juga mengajar. Bisa karena biasa. Bisa karena belajar.
Hal lain yang membuat pikiran saya terbuka mengenai guru melalui karir mba Icus adalah beliau bisa membuat sekolah yang diberi nama SMK Itaco. Sekolah ini dibangun untuk anak-anak pra sejahtera di daerah Bekasi. Selain mengajarkan pendidikan akademik mba Icus juga mengajarkan para siswanya untuk berwirausaha dengan membuat berbagai macam produk. Seperti cetak mug, gantungan kunci, kaos, hingga saat ini membuat goodie bag, tas, sling bag, pouch, dan lain-lain. Maka dari itu para siswa ini diberi nama Siswa Wirausaha.
Produk-produk yang dijual oleh Siswa Wirausaha bukan produk ecek-ecek tanpa kualitas lho, saya punya produknya jadi testimoni ini bukan testimoni ngasal. Saya suka banget sama pouchnya karena hasil pengerjaanya rapi dan pemilihan bahannya juga baik, kainnya lembut dan halus banget.
Hal yang paling saya suka adalah tujuan dari penjualan produk Siswa Wirausaha bukan hanya untuk mencari untung saja, tapi ada sisi sosial yang harus kalian tahu. Setiap penjualan produk- produk ini adalah untuk membantu pendidikan para siswa pra sejahtera di SMK Itaco.
Ide yang sangat brilian menurut saya karena selain pandai di bidang akademik, siswa juga siap mengahadapi dunia kerja di masa depan.
Maju terus mba Icus dan Siswa Wirausaha. Terus membangun asa untuk kemajuan anak bangsa.
Twitter : @siswawirausaha
Fanpage FB : siswa wirausaha
Web : siswawirausaha.com / smkitaco.wordpress.com
Phone/ WA: 089613318215
BBM : 5832F6B9
Silviana ~
Setelah menimbang-nimbang semua saran, akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengambil jurusan PGSD dengan alasan saya ini orangnya tidak suka dengan aturan yang mengekang. Kita tentu tahu, jika sudah menjadi guru mau tidak mau kita harus mau mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh instansi terkait, dinas pendidikan. Apalagi buat saya, jadi guru itu bukan pekerjaan yang main-main. Apalagi melihat jasanya yang besar, mencerdaskan kehidupan bangsa. Saya kalau jadi guru, siswa saya gak akan percaya. Soalnya muka saya kan masih anak-anak. Bahkan tetangga tante saya di Batam - orang padang- dan dipanggil nenek oleh warga perumahan, sempat bertanya,
"itu siapa di rumah ko tuh? Emangnya dia gak sekolah?"
"Ponakan itu nek, dah sarjana itu"
"Masih kecik (kecil) gitu dah sarjana? Nenek kira dia masih SMP".
ENGGGG. OKE.
Pokoknya dalam pikiran saya, jadi guru itu berat. Gak mudah, susah, gak sejahtera, dan gak gak yang lainnya. Aah iya, selain itu orang yang memutuskan untuk jadi guru sedikit banyak tentu mendambakan menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Padahal kita juga tahu, jadi PNS itu susahnya minta ampun, harus punya pengalaman mengajar sekian tahun, ikut ujian sertifikasi dan lainnya.
Apalagi kalau fresh graduate gini, sudah tentu harus memulai karir mengajar dari nol dulu, dengan cara menjadi guru honorer di sekolah negeri maupun swasta. Lalu kalau bicara soal gaji, seringkali dibilang jauh dari layak. Hal ini saya dengar dari teman-teman saya yang saat ini sedang berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tapi kalau saya pribadi, hidup itu sawang sinawang, mereka lihat saya enak, padahal kenyataanya ya ada aja yang gak enak. Begitu juga saya melihat teman-teman saya yang sudah berkarir lebih dulu rasanya enak, padahal tiap hari sama-sama ngeluh. Yah, inilah hidup.
Dulu saya pikir hanya orang yang memiliki gelar S.Pd saja yang bisa mengajar, ya karena dalam proses pendidikan anak-anak yang mengambil jurusan keguruan pasti tau lebih banyak soal ilmu dan praktiknya. Ternyata saya salah, salah besar.
Pemikiran yang satu ini mulai terbuka sejak saya mengenal mba Suzie Icus lebih jauh. Bahkan saya baru tahu riwayat pendidikan mba Icus sama seperti saya, yaitu sekolah di jurusan ekonomi. Ini membuat saya takjub.
Ternyata orang yang tidak mengambil sekolah keguruan pun bisa mengajar juga, hal ini akhirnya saya buktikan sendiri saat bekerja menjadi pengajar (tentor) komputer saat masa kuliah. Saya bukan dari jurusan keguruan, tapi saya bisa juga mengajar. Bisa karena biasa. Bisa karena belajar.
IG : Siswa Wirausaha |
IG : siswawirausaha |
Saya punya 3, ini salah satunya. |
Ide yang sangat brilian menurut saya karena selain pandai di bidang akademik, siswa juga siap mengahadapi dunia kerja di masa depan.
Maju terus mba Icus dan Siswa Wirausaha. Terus membangun asa untuk kemajuan anak bangsa.
Twitter : @siswawirausaha
Fanpage FB : siswa wirausaha
Web : siswawirausaha.com / smkitaco.wordpress.com
Phone/ WA: 089613318215
BBM : 5832F6B9
Silviana ~
Judulnya sok iya banget. Tapi gak apa-apa ya, toh tulisan ini akan lebih banyak condong ke arah sana, tapi tetap dibungkus dengan cerita nyata yang saya alami.
Teman-teman yang pernah membaca blog ini tentu tau kalau sekarang saya sudah tidak lagi tinggal di Jawa. Artinya saya harus belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan baru tempat dimana saya tinggal. Selain itu saya juga harus pandai bawa diri dan tidak seenaknya seperti saat tinggal dengan orang tua. Ehm, meskipun sebetulnya saat ini saya tinggal bersama bulek (adik kandung ibu), yang artinya bukan orang lain di keluarga besar kami.
Pergi jauh dari orang tua, akhirnya membuat saya berpikir. Dua kali saya memutuskan untuk pisah dengan orang tua, yang pertama kuliah di Malang dan kali ini ke Sumatera, ternyata saya baik-baik saja. Ternyata jawabannya adalah pembiasaan diri yang diajarkan orang tua saya sejak kecil. Kebiasaan disiplin untuk segala hal, misalnya bangun tidur sebelum subuh, merapikan tempat tidur, selalu mandi pagi, mencuci bekas piring setelah makan dan contoh bersikap sopan dengan siapapun (ini agak kepaksa biasanya).
Ajaibnya, kebiasaan yang dicontohkan oleh ibuk bapak di rumah, secara otomatis akan saya lakukan dimanapun saya berada. Beruntungnya saya jarang sekali bangun siang, meskipun malam nya begadang. Jadi banyak hal yang bisa lakukan di pagi hari, salah satunya membaca. Tapi kebiasaan-kebiasaan ini tentunya tidak dengan mudah terbentuk begitu saja, perlu banyak paksaan dan omelan dari orang tua. Hehe.
Hari ini saya membaca salah satu blog post blogger yang saya kenal, di sana mba Fita menuliskan tentang aturan yang diterapkan di rumah, tulisan mba Fita menginspirasi saya untuk menulis hal yang sama.
Jadi aturan yang diterapkan di rumah adalah begini,
1. Bangun Pagi dan Membereskan Kamar
Bangun pagi memang tidak mudah, sungguh. Sayapun merasakan hal itu, kadang-kadang masih pengen sembunyi di bawah selimut. Tapi ternyata buat saya yang sejak kecil digembleng dengan aturan bangun pagi, berlama-lama di tempat tidur rasanya jadi gak enak. Setelah bangun pun saya harus membereskan kamar seperti melipat selimut dan menata ulang sprei, bantal, guling.
2. Mandi Pagi
Dingin jendral. Kebiasaan kedua yang selalu saya lakukan adalah mandi pagi, meskipun itu hari libur. Kenapa ya? soalnya kalau ga mandi pagi badan rasanya gak segar dan cenderung ngantuk terus.
3. Mencuci Piring Setelah Makan
Hal ini sepele, tapi ternyata dampaknya besar. Soalnya kebiasaan ini beneran penting dilakukan saat kita tidak di rumah, kalau di rumah suka-suka setelah makan piring tinggal letakkan di cucian nanti ada ibu atau adik yang membereskan, tapi kalau di luar rumah? gak akan ada yang mau cuci piringmu kecuali kamu makan di warung. Seperti misalnya kosan, nah siapa yang mau cuci piring kalau bukan kamu sendiri. Hal ini berlaku untuk mencuci baju dan hal lainnya yang berkaitan dengan kemandirian. Maka dari itu pembiasaan diri untuk melakukan segala sesuatu sendiri- mandiri sangat penting diajarkan sejak dini.
4. Bertanggung Jawab dengan Barang pribadi
Saya masih ingat saat itu hari Senin, saya bersiap untuk sekolah seperti biasanya. Setelah mandi saya mencari seragam di lemari, namun saya tidak menemukannya. Setelah saya tanya ke ibu, apakah baju saya sudah disetrika. Ibu menjawab tidak tahu. Makin bingunglah saya. Entah kenapa, saya kepikiran untuk cek bak baju kotor, dan eng ing eeeeng baju saya masih ada di sana, belum di cuci. Kejadian ini saya alami saat saya kelas 2 SMP. Ternyata ibu melakukan hal ini untuk memberi saya pelajaran yang sangat berharga, salah satunya untuk tidak menyepelekkan hal-hal kecil serta bertanggung jawab. pahit? iya. Tapi itu menjadi titik balik saya mulai belajar mandiri.
Selain itu ada aturan lain yang dicontohkan oleh orang tua saya, yakni dalam hal agama. Tapi untuk poin itu gak perlu saya ceritakan di sini ya, karena blog ini tidak membahas hal-hal semacam itu. Hehe
Jadi, aturan seperti apa yang diterapkan di rumahmu ?
Silviana~
Batam, hal pertama apa yang kamu pikirkan kalau dengar kata Batam ? Pulau BM (Black Market), tanah merah, jauh, wisata alam yang indah, atau emmm surga belanja? hehe. Semuanya benar.
WTB di Dataran Engku Putri Batam Center |
Banyak teman yang belum tahu kalau sekarang saya sudah pindah dari Jawa ke Batam, jadilah mereka kaget saat saya mengupload foto sedang berada di wilayah yang punya Bandara Hang Nadim ini. Beragam pertanyaan muncul, mulai dari yang guyon hingga serius. Saya di Batam belum ada 2 minggu, tapi saya sudah menjelajah ke beberapa wilayah yang ada di pulau ini. Maklum saja, jiwa petualang memang sudah mendarah daging. Daerah yang sudah saya jelajahi mulai dari Batam Center, pulau Setokok hingga pulau Galang, Nagoya, pantai Costarina, dan beberapa wisata belanja yang ada di Batam. Masih belum semuanya sih, tapi segera akan saya realisasikan keinginan itu. Eman kalau di tempat baru tapi gak memanfaatkan waktu tuk hal yang positif. Cie. Uhuk.
Seperti kebiasaan sebelumnya, setiap berpergian saya kurang suka dengan hal-hal yang riweh, maka dari itu saya membawa sedikit baju ke Batam dengan alasan "nanti beli saja lah di sana". Ternyata rencana saya itu tepat, karena Batam punya surga belanja yang harganya lumayan miring .. kalau tahu tempat dan waktunya.
Ada beberapa tempat wisata belanja yang murah meriah di Batam, apalagi buat yang suka belanja wajib a'in untuk mampir ke tempat-tempat ini;
1. Nagoya
Jarak Hang Nadim ke Nagoya via maps |
Pernah dengar belum? Belum? Oke. Nagoya merupakan daerah di Batam yang menjadi sentra perdagangan dan disebut-sebut menjadi salah satu surga bagi wisatawan lokal maupun asing yang datang ke Batam. Jaraknya kurang lebih 18 km dari bandara Hang Nadim, waktu tempuhnya sekitar 30-45 menit. Jika sudah sampai di Nagoya kita akan melihat outlet di sepanjang jalan yang menjual berbagai macam jenis makanan, baju, aksesoris hingga gadget. Semua jenis barang-barang dengan harga miring ini ada di sebuah mall yang bernama Nagoya Hill.
Masih kurang belanja fashion di Nagoya Hill? Tenang masih ada wisata belanja baju dengan harga miring di daerah Baloi. Tempatnya ada di Batam City Square (BCS). Berbagai macam jenis dan merk ada di tempat ini.
Selain itu ada satu tempat penjualan gadget terbesar di Nagoya adalah Lucky Plaza. Di tempat ini kita bisa menemukan berbagai macam jenis gadget mulai dari yang terbaru hingga second. Tapi kita harus jeli karena ada beberapa barang yang menggunakan garansi Singapura, tapi banyak juga yang menggunakan garansi resmi dari distributor Indonesia. Untuk barang second di Lucky Plaza ini sangat bersaing dengan harga gadget baru, karena secondnya banyak yang mengambil dari Singapura.
Kita tentu tahu gaya hidup masyarakat Singapura sangat tinggi, contohnya saja dalam hal gadget. Saat ada merk baru keluar maka dengan mudahnya mereka akan menjual gadget lamanya untuk mendapatkan gadget dengan merk terbaru. Maka dari itu barang second di Lucky Plaza masih sangat bagus bahkan nampak seperti baru. Semua itu bisa didapatkan dengan harga miring kalau kita pandai menawar. Jadi buat kamu yang punya keahlian menawar barang saat berbelanja, coba uji kemampuanmu di sini.
2. Batam Center
Setelah Nagoya, Batam Center menjadi tempat belanja dengan harga miring kedua. Sesuai dengan namanya, Batam Center ini merupakan kawasan yang cukup komplit untuk sebuah daerah di luar Jawa. Batam Center dekat dengan bandara, wisata belanja modern maupun tradisional, serta berbagai macam fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah, kantor pemerintahan, dan daerah industri seperti Batam Indo Park.
Nah, untuk urusan belanja di Batam Center punya banyak pilihan juga. Misalnya saja Mega Mall yang dekat dengan alun-alun dan masjid raya. Mega Mall juga terintegrasi dengan pelabuhan ferry untuk menyeberang ke Singapura. Selain Mega Mall ada namanya Botania dan TOP 100. Kemarin, saat saya ke Botania dan TOP 100 saya membeli beberapa baju untuk saya sendiri seperti jogger pants dan kaos, lalu tas ransel untuk adik. Tapi kemarin saat saya mencari baju lebaran untuk ibu dan bapak belum ada yang cocok. Maka dari itu saya mulai cari-cari di toko online.
Salah satu hasil window shopping di olshop fashion. |
Buat yang berencana main ke Batam, silakan siapkan mental untuk kalap belanja di sini ya. Serius deh harganya miring dan kualitasnya cukup bagus kok. Tinggal pandai-pandainya kita memilih bahan saja. Sedikit tips dari saya yang sempat sedikit kalap saat belanja;
1. Manfaatkan Diskon
Memang tidak semua tempat belanja akan memberikan diskon, tapi di beberapa wisata belanja modern di Batam setiap weekend akan ada sale besar-besaran up to 50-70% untuk barang yang branded di beberapa store.
2. Riset itu Penting
Riset its very important! Apalagi kalau belanja gadget. Jangan lupa untuk googling-googling terlebih dahulu dan jangan sungkan tanya-tanya ke penjualnya. Kalau misalnya masih ragu, bandingkan harga barang yang ingin kamu beli antara outlet satu dengan yang lainnya.
3. Jangan Terlihat Bingung
Pasang ekspresi santai saat terjadi tawar menawar, ingat ya pembeli adalah raja tapi raja tidak semena-mena. Jangan buru-buru memutuskan sesuatu yang akan kita beli karena jika kita terlalu buru-buru maka harganya akan sama saja dengan harga yang ada di pasaran.
4. Teliti Sebelum Membeli
Ini penting, jika sedang belanja baju atau barang lain teliti terlebih dahulu. Misalnya baju, lembut atau tidak kainnya. Bahannya dingin dan menyerap keringat atau tidak. Modelnya sesuai atau tidak. Lalu pastikan kalau kondisi barangya masih bagus. Jangan karena harganya miring lalu suka-suka ambil dan beli barang tanpa teliti. Hasilnya, nanti menyesal.
Sudah tahu kan ya tempat belanja dan tipsnya kalau lagi berburu barang di Batam. Nah, meskipun harganya miring tapi barang yang kita dapatkan gak sembarangan. Jadi hati riang dompet juga senang.
Ohya, ada rekomendasi tempat belanja menarik di Batam yang lainnya ? Share ya.
Baca : Menikmati Megahnya Barelang Bridge
Setelah puas menikmati semilir angin dan foto-foto di jembatan Barelang, perjalanan kami lanjutkan dari pulau Setokok ke pulau Galang. Tujuannya adalah ke Ex Camp Vietnam atau lebih sering disebut dengan Kampung Vietnam. Fyi, kampung Vietnam ini dulunya merupakan tempat penampungan para pengungsi asal Vietnam untuk menghindari perang di negaranya karena perang saudara yang kian memanas antara blok selatan dan blok utara pada tahun 70an.
Akibatnya banyak masyarakat Vietnam memutuskan untuk mencari kedamaian dengan cara keluar dari Vietnam, mereka mengarungi samudera dengan sebuah kapal kayu selama berbulan-bulan, hingga akhirnya sampai di sebuah perairan Indonesia seperti pulau Galang, Natuna, Pinang, dsb. Pengungsi Vietnam ini hidup selama bertahun-tahun di Indonesia dan mendapat perlindungan dari pemerintah Indonesia. Hingga pada akhirnya satu persatu pengungsi ini dipulangkan ke negara asalnya saat kondisi politik Vietnam sudah mulai membaik.
Letak pulau Galang ini terletak di jembatan V. Lumayan jauh jaraknya dari jembatan I (Jembatan Barelang), sebetulnya jauh dekat itu hanya perasaan saja. Jika dikonversikan waktu tempuhnya hanya 45 menit dari jembatan I, berasa jauh karena akses jalannya yang masih sepi. Tapi perjalanan ini tetap menyenangkan untuk saya. Soalnya mau di Jawa atau Sumatera ternyata hobi berkendara tetap bisa tersalur. HAHA
Sesampainya di kampung Vietnam kami membayar tiket 10K untuk masing-masing kendaraan. Lalu perjalanan kami lanjutkan dengan menyusuri kampung vietnam yang sejuk dan asri. Apalagi di kanan kiri masih bisa ditemukan monyet dan tupai yang ramah. Mereka akan duduk tenang ketika kita memberi makan kacang.
Sepanjang jalan kampung Vietnam hal pertama yang saya lihat adalah Humanity Statue atau patung kemanusiaan. Sependek yang saya baca, patung kemanusiaan ini dibuat untuk mengenang salah satu pengungsi wanita yang bunuh diri karena menanggung beban malu menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh sesama pengungsi.
Perjalanan selanjutnya saya melihat area pemakaman yang diberi nama Ngha Trang Grave. Tidak jauh dari area pemakaman terdapat 2 perahu besar yang digunakan oleh para pengungsi untuk mengarungi samudera. Lokasinya yang teduh membuat kami sekeluarga memutuskan untuk gelar lapak (makan siang) di lokasi tersebut. Ohya, di sebelah kapal ini ada kandang heean, kita bebas memberi makan hewan-hewan ini.
Perjalanan dilanjutkan ke museum kampung vietnam, sepanjang perjalanan saya melihat ex camp yang kosong cenderung kurang bahkan tidak terawat. Hal ini membuat lokasi sekitar camp kosong menjadi agak scary. Sampai di museum saya menemukan melihat bekas camp dan penjara yang sudah direnovasi ulang. Tapi meskipun begitu kesan ngeri-haru tetap jelas terasa bagi saya.
Museum Kampung Vietnam ini ada di satu lokasi dan hanya ada 2 bangunan saja dengan leter L (bangunan berbentuk L). Museum ini dikelilingi dengan pagar tembok rendah dan terdapat gerbang dengan aksen pura yang dijadikan pintu utama masuk museum kampung Vietnam.
Saat memasuki museum saya disambut dengan lukisan yang menggambarkan pengungsi Vietnam sedang quality time bercengkerama di bawah pohon. Ada juga bekas sepeda ontel yang dipajang di teras museum.
Saat memasuki ruangan museum, saya melihat banyak koleksi lukisan, foto, tanda pengenal, dan alat-alat "hidup" yang digunakan oleh pengungsi. Seperti alat makan, telepon, komputer, alat berkebun, alat memasak, dan lainnya. Selain itu ada juga patung-patung khas hindu-budha yang dipajang.
Sedangkan ruangan museum yang ke dua lebih banyak memuat foto dan berita mengenai pengungsi. Saya menemukan foto yang menarik di sana, yaitu saat BJ Habibie bersama ibu Ainun menemui para pengungsi di pulau Galang. Saat itu pak Habibie masih menjabat sebagai Menristek.
Ohya, letak ex Camp Vietnam ini memang tertutup, terpencil dan jauh dari keramaian. Pada saat itu pemerintah Indonesia mengambil pertimbangan untuk menempatkan warga pengungsi di tempat yang jauh dari keramaian untuk meminimalisir interaksi pengungsi dengan masyarakat asli. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit kelamin yang dibawa oleh pengungsi. Seperti yang saya baca, pada saat itu para pengungsi Vietnam memiliki penyakit kelamin yang disebut dengan Vietnam Rose.
Setelah puas melihat, membaca, memotret monumen kemanusiaan Indonesia ini, kami melanjutkan perjalanan untuk pulang. Sepanjang jalan terdapat bangunan seperti barak penampungan serta tempat ibadah yang dibangun untuk memfasilitasi para pengungsi. Bangunannya masih ada dan berdiri kokoh hingga saat ini.
Gereja Protestan, gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem, mushola, dan bangunan paling mencolok yaitu Vihara Quan Am Tu. Dari semua tempat ibadah ini yang masih terawat dan digunakan adalah Vihara Quan Am Tu.
Sebetulnya saat perjalanan pulang keluar dari camp ini, kami ingin menjelajahi satu persatu bangunan di Kampung Vietnam namun karena cuaca mendung maka kami memilih salah satu saja, yaitu vihara.
Sesaat setelah masuk vihara hujan mulai turun dengan sangat deras. Maka kami menunggu di vihara ini hingga hujan reda. Ohya, saat di vihara ini kita hanya diperbolehkan untuk memotret di luar ruangan sembahyang. Hal ini harus kita taati guna menghormati pemeluk agama lain.
Next, cerita tentang Pantai Costarina Batam.
Silviana~
Setelah puas menikmati semilir angin dan foto-foto di jembatan Barelang, perjalanan kami lanjutkan dari pulau Setokok ke pulau Galang. Tujuannya adalah ke Ex Camp Vietnam atau lebih sering disebut dengan Kampung Vietnam. Fyi, kampung Vietnam ini dulunya merupakan tempat penampungan para pengungsi asal Vietnam untuk menghindari perang di negaranya karena perang saudara yang kian memanas antara blok selatan dan blok utara pada tahun 70an.
Akibatnya banyak masyarakat Vietnam memutuskan untuk mencari kedamaian dengan cara keluar dari Vietnam, mereka mengarungi samudera dengan sebuah kapal kayu selama berbulan-bulan, hingga akhirnya sampai di sebuah perairan Indonesia seperti pulau Galang, Natuna, Pinang, dsb. Pengungsi Vietnam ini hidup selama bertahun-tahun di Indonesia dan mendapat perlindungan dari pemerintah Indonesia. Hingga pada akhirnya satu persatu pengungsi ini dipulangkan ke negara asalnya saat kondisi politik Vietnam sudah mulai membaik.
Letak pulau Galang ini terletak di jembatan V. Lumayan jauh jaraknya dari jembatan I (Jembatan Barelang), sebetulnya jauh dekat itu hanya perasaan saja. Jika dikonversikan waktu tempuhnya hanya 45 menit dari jembatan I, berasa jauh karena akses jalannya yang masih sepi. Tapi perjalanan ini tetap menyenangkan untuk saya. Soalnya mau di Jawa atau Sumatera ternyata hobi berkendara tetap bisa tersalur. HAHA
Adik Chika dan bulek berpose di dalam penjara |
Penjaga ex camp Vietnam, ada yang masih baby monkey juga. |
Kapal kayu yang digunakan oleh pengungsi untuk mengarungi samudera. |
Mas Candra sepertinya sedang merenung. |
Hewan apakah ini? A. Rusa B. Kijang |
Foto bocor : pengunjung terlalu ramai |
Saat memasuki museum saya disambut dengan lukisan yang menggambarkan pengungsi Vietnam sedang quality time bercengkerama di bawah pohon. Ada juga bekas sepeda ontel yang dipajang di teras museum.
Salah satu lukisan pengungsi Vietnam yang menggunakan kapal kayu tuk mengarungi samudera. |
Melihat sejarah. |
Tanda pengenal pengungsi, mari kita cari yang ganteng. |
Ganteng, tapi seumuran bapak. HEHE |
Peralatan sehari-hari |
BJ Habibie bersama Bu Ainun |
1000 wajah pengungsi Vietnam |
Setelah puas melihat, membaca, memotret monumen kemanusiaan Indonesia ini, kami melanjutkan perjalanan untuk pulang. Sepanjang jalan terdapat bangunan seperti barak penampungan serta tempat ibadah yang dibangun untuk memfasilitasi para pengungsi. Bangunannya masih ada dan berdiri kokoh hingga saat ini.
Gereja Protestan, gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem, mushola, dan bangunan paling mencolok yaitu Vihara Quan Am Tu. Dari semua tempat ibadah ini yang masih terawat dan digunakan adalah Vihara Quan Am Tu.
Dewi |
Gerbang masuk Vihara |
Sesaat setelah masuk vihara hujan mulai turun dengan sangat deras. Maka kami menunggu di vihara ini hingga hujan reda. Ohya, saat di vihara ini kita hanya diperbolehkan untuk memotret di luar ruangan sembahyang. Hal ini harus kita taati guna menghormati pemeluk agama lain.
Silviana~