Beberapa hari yang lalu (entah lalu yang kapan), saya bertemu dengan Afif Alfaris di kantin kampus, pertemuan ini sama sekali tidak direncanakan, kami juga tidak janjian. Saat itu saya berangkat agak pagi karena jam setengah sepuluh saya akan menghadapi UTS, saya sempatkan sarapan di kantin, dan kebetulan Afif serta kawan- kawannya di sana. Kopi pagi saya pikir.
Begitu saya selesai makan, saya menghampiri Afif untuk meminta foto- foto saat kegiatan Lokakarya untuk arsip HMJ.
Oh ya, siapa Afif ? kok dari tadi ngomongin Afif Afif terus tapi ga diperkenalkan? -_-
yip! Afif ini adalah salah satu adik maba saya di Himpunan dan satu divisi dengan saya. Saat Olimpiade Ekonomi kami juga berada dalam satu bidang sebagai panitia, yaitu dalam sie Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi.
Lalu, apa tujuan tulisan ini dibuat ? Hati- hati nanti Afif nya ke GR an.
Haha, enggak. Saya sih cuma mau nepati janji ke dia buat nulis soal dia di blog, dulu dia pernah nulis di Box Commentpengen di tulis disini itu yang pertama. Yang kedua, saya mau share-in pembicaraan kami waktu itu.
Afif dan saya, sama- sama pecinta fotografi, bedanya Afif punya kamera lebih dulu daripada saya, selain itu dia juga mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa HIMAFO (Himpunan Mahasiswa Pecinta Foto), sedangkan saya tidak. So, dia pasti punya pengalaman lebih banyak dibanding saya. Hihi
Oh ya, kami ngomong ngalor ngidul soal kamera, senengnya punya kamera, sampe betapa seringnya masing- masing dari kami mbolang setelah punya kamera XD. Waktu itu saya juga nyeritain, tentang transisi kamera saya sejak jaman baheula sampe sekarang, dan Afif juga demikian. Saya pernah ngerasain punya Lomo (walaupun sebenernya bukan punya saya, tapi saya mengaku itu hak milik saya) heheh, Tustel, hingga sekarang slr.
Saya dengerin apa- apa yang dia ceritain, mulai dari tehniknya sampe main feel waktu motret. Tapi, yang paling saya ingat adalah, Afif bilang dia pengen make tustel, kenapa ? karena dengan tustel, orang akan menghargai setiap moment yang dibuat.
Bener juga sih.
Begitu saya selesai makan, saya menghampiri Afif untuk meminta foto- foto saat kegiatan Lokakarya untuk arsip HMJ.
Oh ya, siapa Afif ? kok dari tadi ngomongin Afif Afif terus tapi ga diperkenalkan? -_-
yip! Afif ini adalah salah satu adik maba saya di Himpunan dan satu divisi dengan saya. Saat Olimpiade Ekonomi kami juga berada dalam satu bidang sebagai panitia, yaitu dalam sie Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi.
Lalu, apa tujuan tulisan ini dibuat ? Hati- hati nanti Afif nya ke GR an.
Haha, enggak. Saya sih cuma mau nepati janji ke dia buat nulis soal dia di blog, dulu dia pernah nulis di Box Comment
Afif dan saya, sama- sama pecinta fotografi, bedanya Afif punya kamera lebih dulu daripada saya, selain itu dia juga mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa HIMAFO (Himpunan Mahasiswa Pecinta Foto), sedangkan saya tidak. So, dia pasti punya pengalaman lebih banyak dibanding saya. Hihi
Oh ya, kami ngomong ngalor ngidul soal kamera, senengnya punya kamera, sampe betapa seringnya masing- masing dari kami mbolang setelah punya kamera XD. Waktu itu saya juga nyeritain, tentang transisi kamera saya sejak jaman baheula sampe sekarang, dan Afif juga demikian. Saya pernah ngerasain punya Lomo (walaupun sebenernya bukan punya saya, tapi saya mengaku itu hak milik saya) heheh, Tustel, hingga sekarang slr.
Saya dengerin apa- apa yang dia ceritain, mulai dari tehniknya sampe main feel waktu motret. Tapi, yang paling saya ingat adalah, Afif bilang dia pengen make tustel, kenapa ? karena dengan tustel, orang akan menghargai setiap moment yang dibuat.
Bener juga sih.
Saya yang tengah, Afif di kanan dan di kiri Lidwina.
Menepati Janji saya beberapa hari yang lalu, saya sekarang mau mempost tentang #EastJavaTrip saya beberapa minggu yang lalu. Oh ya, kemarin saya pulang dan inginnya menyempatkan waktu untuk menulis tentang #Trip ini tapi kebanyakan malah saya pakai buat rehat.
Yukk, langsung aja kita ke ceritanya.
12 Maret lalu, saya menjelajah 3 Kota di Jawa Timur. Perjalanan dimulai dari Malang pukul 07.00.
Sebelumnya, saya sama sekali belum pernah ke Bangkalan dengan naik sepeda motor. Terhitung ini kali ke tiga saya ke Bangkalan, satu kali bersama keluarga, satu kali backpackeran (baca : ngegembel) bersama kakak , dan satu kali naik motor. Saya tidak pernah mengira akan melampaui perjalanan sejauh ini. Selama 12 jam !
Kami memulai perjalanan ke Surabaya, niat awalnya sih cuma mau lihat jembatan Suramadu yang kata banyak orang megah. Nah, saya pengen membuktikan sendiri tentang omongan- omongan mereka.
Sebelumnya kami mampir di sebuah warung makan di pinggir jalan sebelum pandaan. Saya memesan soto ayam. Hampir 30 menitan kami menunggu makanan tersaji di depan kami. Yah, mungkin memang baru memotong ayam/ bahkan baru saja merebus sayur lalapan. Ternyata benar demikian -_-.
Pembeli adalah raja, dan apakah raja diperlakukan demikian ? gerutu saya dalam hati. Sekian lama kami menunggu, akhirnya makanan datang. Setelah ritual makan ditambah dengan lauk "menggerutu" tersebut, kami membayar dan pulangnya "menggerutu" lagi, karena menu 1 mangkok soto ayam, 1 piring nasi pecel, dan 2 gelas jeruk panas = 25.500. Hell yeah, sebagai turis (oke, sebut saja kami turis ya), menu seperti itu dengan harga segitu sama sekali tidak singkron. *Oh, ralat. Ini menurut saya saja. Hehehe
Perjalanan dilanjutkan menuju Surabaya. Surabaya, pukul 08.45an panasnya sama dengan tengah hari. Saya yang terbiasa dengan udara sejuk Malang, benar- benar merasa 'terbakar' di neraka dunia ini.
Untuk arah, selain menggunakan penunjuk jalan yang ada. kami juga menggunakan jasa GPS yang langsung terhubung ke satelit, jadi setiap jalan yang kami lewati benar- benar detail.
Sekitar pukul 10.00, kami sampai di loket Suramadu. Here We Go ! S U R A A A A A M A A A A A D U U U U U U U :D. Dengan hanya membayar 3ribu rupiah, kendaraan yang kami naiki, melaju melawan angin lautan Suramadu..
Sesampainya di ujung jembatan, saya memutuskan untuk lanjut ke Makam Syeh Kholil di Bangkalan. Ini benar- benar pertama kalinya saya melewati Suramadu, hahahh.. dan seriusan, saya takjub ! 30 menit dari jembatan kami sampai di Martajasah, makam Kiai Syekh Kholil..
Bangunannya bagus, dan begitu masuk ke dalam masjidnya, hati, pikiran, jiwa, raga saya berasa ademmmm..
Bertepatan dengan ibadah sholat Dhuhur, saya mengikuti jama'ah disini, bersama banyak orang yang juga datang.
Kami juga tidak menyia- nyiakan waktu untuk tidak menikmati Bebek Sinjay Madura. Meskipun ramai, kami ngga patah semangat. Hehehh.. Masuk warung jam 12, keluar dengan membawa kantong plastik berisi Nasi Bebek Sinjay pukul 13.30 *keringetan*.
Yang unik dari bebek sinjay ini, selain mereka tidak membuka cabang serta delivery order, tata cara pemesanan dan pengambilan pesanan pun unik. Jika di warung makan lain, pelayan datang dan menawarkan pesanan, di sinjay ini beda.
Oh ya. Bebek Sinjay ini terletak di sebelah kiri jalan jika kita menuju jembatan Suramadu saya lupa jalan apa (bukannya ga mau nyari, yah biar natural aja karena emang lupa). Tapi kelihatan kok, paling ramai warungnya. Di Sinjay begitu masuk tempat makan ini, pembeli harus antri terlebih dahulu untuk melakukan pembayaran, dan nantinya akan terdapat nomor antrian di nota. Nah, ada empat loket yang tersedia disini. Disisi kanan untuk mengambil antrian pesanan yang dibungkus, sebelah paling kiri untuk yang makan di tempat, dan dua di tengah untuk loket pembayaran. Jadi, kalau kita pesan untuk di bawa pulang, setelah melakukan pembayaran kita menuju ke loket paling kanan untuk menunggu giliran, sedangkan untuk makan di tempat, kita mengambil piring yang sudah tersedia kemudian berjalan ke loket paling kiri.
Eits, jangan khawatir. Disini juga tersedia minuman yang beraneka ragam, mulai dari macam- macam jus buah, minuman botol, dan yang paling menarik versi saya adalah es degan dengan degan yang masih bulat !, tapi ada juga kok yang di jual per cup. Yang paling spesial lagi, sambal pendamping bebek maknyus ini adalah sambal pencit *ngiler*
Satu porsi nasi bebek sinjay dapat kita nikmati dengan menukar 15.000 saja ! wow. Oh, Bebek Sinjay ini juga pernah masuk teve loh. Bondan Winarno. Jadi, ngga diragukan lagi.
Setelah keluar dari Sinjay kami meneruskan perjalanan untuk pulang. Kelaparan, kami berdua berhenti di POM Sidoarjo untuk makan bebek sinjay dan menunggu hujan reda.
Sesampainya di Pandaan, kami berhenti di masjid Muhammad Cheng Ho, bertepatan dengan waktu Ashar juga. Masjidnya bagus. Etnik dan bangunannya memang memukau, dan saya baru tahu kalau di belakang masjid Cheng Ho ini ada penjual bakso yang 'katanya' recomended untuk di coba. Selain itu, saya juga baru tau kalau Masjid Cheng Ho itu ada dua, yang satu di Pandaan, dan satu lagi di Surabaya.
Karena sudah sore, kami melanjutkan perjalanan pulang, hujan terus mengguyur sepanjang jalan, dan sampai di Malang (kost saya) pukul 18.30. #eluseluspantat
Pukul 19.00 saya rapat LKMO yang nantinya akan saya ceritakan setelah ini.
Awesome untuk #EastJavaTrip waktu itu. Sholat Dhuhur di Bangkalan dan Sholat Ashar di Cheng Ho. #Kotakota
Yukk, langsung aja kita ke ceritanya.
12 Maret lalu, saya menjelajah 3 Kota di Jawa Timur. Perjalanan dimulai dari Malang pukul 07.00.
Sebelumnya, saya sama sekali belum pernah ke Bangkalan dengan naik sepeda motor. Terhitung ini kali ke tiga saya ke Bangkalan, satu kali bersama keluarga, satu kali backpackeran (baca : ngegembel) bersama kakak , dan satu kali naik motor. Saya tidak pernah mengira akan melampaui perjalanan sejauh ini. Selama 12 jam !
Kami memulai perjalanan ke Surabaya, niat awalnya sih cuma mau lihat jembatan Suramadu yang kata banyak orang megah. Nah, saya pengen membuktikan sendiri tentang omongan- omongan mereka.
Sebelumnya kami mampir di sebuah warung makan di pinggir jalan sebelum pandaan. Saya memesan soto ayam. Hampir 30 menitan kami menunggu makanan tersaji di depan kami. Yah, mungkin memang baru memotong ayam/ bahkan baru saja merebus sayur lalapan. Ternyata benar demikian -_-.
Pembeli adalah raja, dan apakah raja diperlakukan demikian ? gerutu saya dalam hati. Sekian lama kami menunggu, akhirnya makanan datang. Setelah ritual makan ditambah dengan lauk "menggerutu" tersebut, kami membayar dan pulangnya "menggerutu" lagi, karena menu 1 mangkok soto ayam, 1 piring nasi pecel, dan 2 gelas jeruk panas = 25.500. Hell yeah, sebagai turis (oke, sebut saja kami turis ya), menu seperti itu dengan harga segitu sama sekali tidak singkron. *Oh, ralat. Ini menurut saya saja. Hehehe
Perjalanan dilanjutkan menuju Surabaya. Surabaya, pukul 08.45an panasnya sama dengan tengah hari. Saya yang terbiasa dengan udara sejuk Malang, benar- benar merasa 'terbakar' di neraka dunia ini.
Untuk arah, selain menggunakan penunjuk jalan yang ada. kami juga menggunakan jasa GPS yang langsung terhubung ke satelit, jadi setiap jalan yang kami lewati benar- benar detail.
Sekitar pukul 10.00, kami sampai di loket Suramadu. Here We Go ! S U R A A A A A M A A A A A D U U U U U U U :D. Dengan hanya membayar 3ribu rupiah, kendaraan yang kami naiki, melaju melawan angin lautan Suramadu..
SURRAMADDDHUUUUH
|
Bangunannya bagus, dan begitu masuk ke dalam masjidnya, hati, pikiran, jiwa, raga saya berasa ademmmm..
Bertepatan dengan ibadah sholat Dhuhur, saya mengikuti jama'ah disini, bersama banyak orang yang juga datang.
Kami juga tidak menyia- nyiakan waktu untuk tidak menikmati Bebek Sinjay Madura. Meskipun ramai, kami ngga patah semangat. Hehehh.. Masuk warung jam 12, keluar dengan membawa kantong plastik berisi Nasi Bebek Sinjay pukul 13.30 *keringetan*.
Ini antrinya
*NGILERRRR!* MAU LAGIIIII!!!
Oh ya. Bebek Sinjay ini terletak di sebelah kiri jalan jika kita menuju jembatan Suramadu saya lupa jalan apa (bukannya ga mau nyari, yah biar natural aja karena emang lupa). Tapi kelihatan kok, paling ramai warungnya. Di Sinjay begitu masuk tempat makan ini, pembeli harus antri terlebih dahulu untuk melakukan pembayaran, dan nantinya akan terdapat nomor antrian di nota. Nah, ada empat loket yang tersedia disini. Disisi kanan untuk mengambil antrian pesanan yang dibungkus, sebelah paling kiri untuk yang makan di tempat, dan dua di tengah untuk loket pembayaran. Jadi, kalau kita pesan untuk di bawa pulang, setelah melakukan pembayaran kita menuju ke loket paling kanan untuk menunggu giliran, sedangkan untuk makan di tempat, kita mengambil piring yang sudah tersedia kemudian berjalan ke loket paling kiri.
Eits, jangan khawatir. Disini juga tersedia minuman yang beraneka ragam, mulai dari macam- macam jus buah, minuman botol, dan yang paling menarik versi saya adalah es degan dengan degan yang masih bulat !, tapi ada juga kok yang di jual per cup. Yang paling spesial lagi, sambal pendamping bebek maknyus ini adalah sambal pencit *ngiler*
Satu porsi nasi bebek sinjay dapat kita nikmati dengan menukar 15.000 saja ! wow. Oh, Bebek Sinjay ini juga pernah masuk teve loh. Bondan Winarno. Jadi, ngga diragukan lagi.
Setelah keluar dari Sinjay kami meneruskan perjalanan untuk pulang. Kelaparan, kami berdua berhenti di POM Sidoarjo untuk makan bebek sinjay dan menunggu hujan reda.
Sesampainya di Pandaan, kami berhenti di masjid Muhammad Cheng Ho, bertepatan dengan waktu Ashar juga. Masjidnya bagus. Etnik dan bangunannya memang memukau, dan saya baru tahu kalau di belakang masjid Cheng Ho ini ada penjual bakso yang 'katanya' recomended untuk di coba. Selain itu, saya juga baru tau kalau Masjid Cheng Ho itu ada dua, yang satu di Pandaan, dan satu lagi di Surabaya.
Karena sudah sore, kami melanjutkan perjalanan pulang, hujan terus mengguyur sepanjang jalan, dan sampai di Malang (kost saya) pukul 18.30. #eluseluspantat
Pukul 19.00 saya rapat LKMO yang nantinya akan saya ceritakan setelah ini.
Awesome untuk #EastJavaTrip waktu itu. Sholat Dhuhur di Bangkalan dan Sholat Ashar di Cheng Ho. #Kotakota
Halo.. Sebenarnya saya punya 2 cerita yang ingin segera saya ulas disini, yang pertama adalah saya baru saja #EastJavaTrip ke Surabaya dan Madura , dan yang kedua kemarin hari Sabtu dan Minggu 16-17 Maret 2013, saya dan rekan- rekan Himpunan Mahasiswa Jurusan melaksanakan LKMO (Latihan Kepemimpinan Manajemen Organisasi), dan keduanya akan saya bagi ke kalian nanti setelah saya sudah di rumah, dan selesai UTS. Oh ya, kompi saya kabel fleksinya rusak, jadi layarnya ga bisa dipakai dengan baik. Mungkin untuk beberapa waktu kedepan saya off menulis di blog. Menunggu perbaikan atau mungkin mama saya mau membelikan kompi baru, hahaha (ngarep).
Oke, babai untuk semua rekan blogger yang menyempatkan waktunya membaca blog saya.
Salam
Cewek baik- baik
Oke, babai untuk semua rekan blogger yang menyempatkan waktunya membaca blog saya.
Salam
Cewek baik- baik