Mulai Menentukan Arah Hidup
Juli 17, 2014Tapi, sore ini. Semua berubah. Otak saya mulai bisa diajak berpikir normal, normal seperti anak- anak yang beranjak dewasa lainnya. Berpikir tentang lulus studi, memikirkan pekerjaan, lalu meniti masa depan. Semua ini karena bapak dan ibu. Sebagai anak pertama yang memiliki satu orang adik, saya harus sudah punya ancang- ancang untuk tidak terlalu membebani orang tua. Baik dalam masalah finansial ataupun pikiran. Hingga saya besar seperti sekarang, orang tua saya memang tidak pernah mengeluh di depan saya, apalagi dalam masalah finansial, sekalipun tidak. Tapi, saya tau dan paham. Hidup di zaman seperti sekarang ini memang tidak mudah. Realistis saja.
Perbincangan ringan setelah berbuka puasa di meja makan membuat otak saya berpikir keras. Perbincangan antara bapak dan anak pertama. Baru kali ini, bapak bicara dengan nada yang berat dan sumbang. Sebelumnya tidak pernah.
"Kuliah kurang setahun lagi ya, nduk ? Bapak doakan semoga lancar jalannya, lulus, cari kerjaan mudah, dapat kerja yang enak. Sekarang ini lulus S1 dulu aja ya ? dapat kerja dulu, nanti kalau mau lanjut sekolah, monggo. Gantian bapak mikir adikmu. Kamu dapat kerjaan, terus bisa nyukupi kebutuhan kamu sendiri bapak sudah bahagia" - (ngomongnya pakai bahasa Jawa).
Sore itu, hati saya langsung basah, pengen nangis.
1 comments
hehehheeh aku udah beberapa kali melakukan percakapa seperti ini :)
BalasHapusKeep Blogwalking!