Bangkit Dari Rasa Sakit
Februari 02, 2015
From here |
“Saya, Silviana. Manusia biasa yang banyak galaunya,
karena kesedihan yang gak kira- kira. Padahal sedihnya cuma gitu- gitu aja.
Ngerasa jadi manusia paling pathetic cuma karena patah hati, atau cuma karena
dimarahin dosen gara- garanya jarang bimbingan skripsi, padahal udah sedikit
lagi mau selesai.”
Bener kata orang, makin tinggi pohon, makin kencang
anginnya. Kalau saya nyimpulinnya semakin dewasa hidup semakin banyak
masalahnya. Kompleks urusannya, gak sesimpel waktu masa remaja.
Seni hidup adalah masalah. Ibarat menggambar, hidup adalah
kanvas, dan masalah adalah kuas, dan cat nya adalah cara kita menyelesaikan
masalah. *ngasallll*. Gpp yang penting asik. Hehe.
Saya pernah jatuh, lalu takut untuk bangkit. Masalahnya
mungkit tidak sesimpel yang dibayangkan, pokoknya sakitnya tuh dimana- mana.
Sakit sampai berbulan- bulan, dan hidup saya penuh dengan penolakan – denial. Awalnya
tidak dapat menerima yang sudah terjadi, selalu menyalahkan diri sendiri, dan
terus menerus ketakutan. Apalagi, ekstrimnya saya sampai menutup diri dari
teman- teman. Bahkan sampai membenci diri sendiri. Ah, masa lalu yang
penuh dengan pelajaran.
Namun, lama- kelamaan, saya sadar. Hidup saya tak
boleh terus menerus seperti ini, saya harus bangkit, harus berpindah, harus
move on dari rasa sakit. Banyak kesempatan di luar sana yang sudah saya lewatkan.
Lalu, perlahan saya mulai membuka diri ke orang- orang, mencoba menyibukkan
diri dengan berbagai kegiatan. Sulit memang, tapi saya gak mau terus menerus
memanjakan hati saya yang terluka dengan kesedihan. Sudah terlalu lama, dan
sudah saatnya saya kembali ceria seperti sebelumnya.
Awalnya, merasa sangat sulit untuk berdamai dengan
diri sendiri, menghilangkan semua perasaan takut dan rasa bersalah. Namun,
semua saya kembaikan ke yang diatas. Semua yang terjadi adalah hak veto-Nya,
kehendak- Nya yang mungkin untuk urusan “ini” tak bisa di lawan oleh siapapun.
Saya bangkit karena saya mencintai diri saya sendiri
dan orang- orang di sekitar saya yang tak pernah berhenti memberi support dan pelukan
hangat setiap saat. Terimakasih kalian semua, manusia- manusia berhati
malaikat. ^_^
7 comments
kamu pasti bisa SIl :)
BalasHapusIya mak Lid. Aku pasti bisa :))
Hapuswuih, quote e persis sing tak share ndik FB kapan kae, tapi tak bahasa indonesiakne ben fansku paham haha.
BalasHapusIyaaa. tek e albert :D
Hapussemoga sukses melewati ujian hidup mbak.
BalasHapusterimakasih :))
Hapuscepet diwisuda sil! :D
BalasHapusKeep Blogwalking!