Mencoba Serunya Tubing di Ledok Amprong Gubugklakah

Mei 03, 2017

Air dan pemandangan hijau, rasanya masih menjadi primadona untuk dikunjungi bagi sebagian wisatawan. Selain murah tempat-tempat yang memiliki dua kriteria di atas juga banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Buat yang belum tahu, Malang adalah salah satu daerah yang punya bentang alam lengkap. Air terjun, pantai, pegunungan, perbukitan, taman, dan masih banyak lainnya.

Apalagi kalau pas main ke Malang Kabupaten, sudah pasti banyak tempat yang recommended untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Desa Wisata Gubugklakah atau disingkat dengan DWG, salah satu desa yang berada di lereng gunung Bromo dan memiliki banyak potensi wisata yang sudah berkembang. Salah satu yang menjadi primadona adalah wisata rafting dan tubing. Wisata ini memang sudah sangat hits di kalangan wisatawan yang ingin menguji adrenalinnya.
[Foto dari http://ghozaliq.com/]
Buat yang belum tau, River Tubing adalah permainan yang menggunakan ban dalam ukuran besar. Cara mainnya hampir sama seperti rafting namun kita hanya sendirian di atas ban, kemudian ikut arus air dengan menghanyutkan diri mengikuti aliran sungai. Lokasi untuk River tubing sendiri ada di Ledok Amprong dan untuk bisa sampai di lokasi kita bisa mencapainya dengan jeep atau mobil offroad. Medannya cukup curam dan bergelombang, buktinya saat kami naik jeep tubuh ini gak berhenti goyang dan terpental kesana-kemari.
[Tetep pose di atas jeep- Foto dari : http://ghozaliq.com/]
Begitu sampai di lokasi, kami menunggu giliran untuk bermain tubing. Ohya meskipun ramai wisatawan kita gak perlu khawatir bakal berdesak-desakan di sungai, karena jadwalnya sudah diatur masing-masing sesuai dengan kelompok oleh petugas. Jadi meskipun ramai kita tetap bisa menikmati permainan. 
[Foto: http://ghozaliq.com/]
 Sebelum bermain tubing, kami diarahkan untuk memakai perlengkapan safety terlebih dulu, seperti life jacket dan helm. Setelah semua peserta dalam kelompok berkumpul, kami dibriefing atau diberi arahan oleh petugas mengenai tata cara bermain tubing. Tentang bagaimana posisi duduk, posisi tangan, posisi kaki, harus bagaimana jika badan tersangkut batu, posisi tubuh ketika melewati batu supaya pantat tidak sakit, bagaimana ketika ban terbalik di air terjun mini, dan lainnya.
[Briefing- Foto: http://ghozaliq.com/]
[Kelompok lain saat briefing]
Petugas juga memberitahu kedalaman sungai Amprong ini tidak lebih dari atas lutut, jadi kalaupun kita terbalik tidak perlu khawatir tenggelam. Selain itu kami juga disarankan untuk lepas saat bermain, maksudnya bebas berekspresi. Mau teriak ya teriak, mau hore-hore ya hore- hore. Intinya jangan dipendam sendiri, nanti takutnya kalau deg-deg an terus gak dikeluarkan dengan teriakan malah terkencing-kencing. Haha.

Biasanya nih buat yang pertama kali main rafting atau tubing di sungai, pasti deg-deg an dan takut ya. Nah biar gak takut dan makin semangat untuk main, petugas mengajak kami tos dan meneriakkan jargon. Gimana jargonnya? Begini:

Petugas : “Mau ngapain kita?”
Peserta : “Selulup.. Selulup.. Selulup..”, diikuti dengan gerakan tangan kanan seperti wave/ gelombang.
[Before tubing- Foto: http://ghozaliq.com/]
Setelah siap, kami memilih ban yang sesuai dengan ukuran tubuh, lalu… perjalanan dimulai. Kebetulan kami tubing di jalur pendek, sehingga harus berjalan kaki dengan membawa ban. Perjalananya memang cukup jauh meskipun tubing kami dijalur pendek (kurang lebih 30 menit perjalanan air), tapi tenang aja gak akan capek karena perjalanan kita disuguhi sama bentang alam Gubugklakah yang cantik.

[Bawa ban mu sendiri]
Saat sampai di lokasi, saya mulai sedikit nerveos. Apalagi saat melihat satu-persatu teman saya meluncur. Padahal awalnya kami saling tunjuk siapa yang harus pertama meluncur. Gak taunya pas sudah mulai habis peserta ribut juga gak mau jadi yang paling belakang. Haha. Saat itu saya meluncur ke dua dari belakang dan yang paling terakhir adalah Hannif Andy- Insanwisata.com.

Saya dibantu oleh petugas untuk duduk di ban, karena memang kondisinya ban terapung di air. Jadi harus dipegang supaya tidak bergeser. Saat mulai duduk dan menyentuh air, rasa dingin seperti es langsung menyentuh kulit saya. Posisi duduk diatur senyaman mungkin, setelah siap ban dilepas oleh petugas.

Begitu ban yang saya duduki meluncur terbawa oleh arus sungai, perasaan nerveous itu sirna. Saya tidak takut sama sekali, yang ada malah perasaan senang dan excited. Rasanya jadi kayak anak kecil yang pertama kali diperbolehkan main air. Tak perlu khawatir, karena di titik-titik tertentu ada petugas yang siap berjaga dan membantu kita jika tersangkut di batu. Malahan ada juga yang menemani kita meluncur.

Beberapa kali saya tersangkut batu dan stuck di satu tempat, tapi berkat goyangan maut tubuh ini saya akhirnya bisa lolos. Jadi triknya kalau ban tersangkut batu, sebisa mungkin bergoyang kiri kanan atau dengan posisi seolah berusaha memutar supaya bisa lolos. Apalagi kalau pas ada di air terjun posisi kita harus siap siaga, supaya tidak sampai jatuh atau tenggelam. Sebetulnya intinya hanya di perasaan tenang dan fokus.
[Take action- Foto: https://insanwisata.com/]
Beberapa kali kami berhenti bersamaan untuk menunggu teman-teman yang belum sampai. Nah kesempatan seperti ini tentunya tidak disia-siakan dong, langsung jepret-jepret asyik. HAHA. Saat sudah terlihat garis finish aliran air sungai ini membawa ban saya menepi, jadilah saya menabrak rumput-rumput yang ada di tepi sungai.

Bahkan saya sampai teriak "PAAAAK TOLOONG AKU MBLASAK-MBLASAAAAAK".

Tapi tidak digubris dan dibiarkan saja sama bapak petugasnya. -___-.
[Berbagai macam pose- http://ghozaliq.com/]
Ah Alhamdulillah, sudah melewati garis finish. Saya turun dibantu oleh salah satu teman, tak lupa dapat bonus disiram-siram dan dijatuhkan ke air. Saat sudah mulai seimbang, saatnya balas dendam. HAHA. Teman-teman yang baru datang dan belum siap untuk turun, buru-buru kami balikkan ban yang mereka duduki dan jadilah langsung kelelep. HAHAHAHA. *Evil Laugh.
[Foto dari: http://ghozaliq.com/]
Saat mereka sadar, saya langsung menepi dengan Lidia untuk segera beranjak naik dari sungai. Selesai sudah tubing di sungai Amprong, kemudian kami mengembalikan life jacket dan helm ke tempat semula. Wow, keseruan yang harus diulang lagi kapan-kapan bersama geng #EksplorDeswitaMalang.
[Yihaaaaa!- Source: http://ghozaliq.com/]
Mau merasakan dinginnya sungai dan tubing di Ledok Amprong juga? Capcus rencanakan traveling ke Gubugklakah.

Desa Wisata Gubugklakah (DWG)
Ds Gubugklakah, Kec Poncokusumo, Kab Malang
River tubing  jalur pendek : 1,5 km, biaya 100K/pax sudah termasuk jeep.
CP : 0878 5947 8177 (Bapak Purnomo Anshori)


You Might Also Like

26 comments

  1. Mblasak pak! :D

    Naik sepeda ndak isa mbak, kalau ke ledok amprong itu?
    Terus kalau naik jeep itu startnya dari pasar tumpang ta gimana? Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Isa, tapi naik motor trail aja.
      Kalau naik jeep dan ikut paket bisa dijemout di stasiun mas. Yok yok ke sana

      Hapus
  2. Wkwkwk yang dinantikan adalah buang hajat sembarangan wkwkw. Semoga slsenya acara river tubing itu kita dijauhkan dr penyakit gatal-gatal haha


    Ini pokoknya momen berkesan 🤘

    BalasHapus
  3. Hokya
    Akhirnya kita basah-basahan di sini. Dan di sini aku merasa air di Malang sangat dingin, bikin gemetaran selama ikut tubing :-D

    BalasHapus
  4. Bahaha, slulup slulup slulup. Yang paling kuingat adalah pas sukses lemparin lumut ke rang orang *tertawa genderuwo

    BalasHapus
  5. Kerennya di Ledok Amprong, peserta diajari mandiri. Ambil life jacket dan helm sendiri, lalu setelah selesai ya dikembalikan lagi. Seruuu lah river tubing-nya. Jadi ingin coba lagi, meski deg-deg serrr sihh hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saking serunya sandalmu sampai putus ya Ko hahaha

      Hapus
  6. Aku nyimak sajalah, kan aku gak ikutan main air,
    ahahhaa kayaknya cuman aku yang gak kedinginan pas ke kebun apel...
    lanjut tiduran di hammock aja ah....ahahahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Ghoz yang paling aman selama main tubing ini. hahaha

      Hapus
  7. aku jadi inget tubbing kok nggak gerak gerak ternyata ban nya kekecilan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang harus cari yang pas sama ukuran pantat ya kak. Soalnya harus nyaman hahaha

      Hapus
  8. Ingat masa kecil. Menyusuri sungai dengan ban seperti itu. Baru belakangan aja baru muncul istilah rafting itu :)

    BalasHapus
  9. waaaahhh seru nih, jadi kepingin nyobain nih ....
    ayo siapa mau ??? unjuk jari

    BalasHapus
  10. Slulap slulup adalah yel yel aneh yang pernah aku dengar. hahaha.
    Tapi aku belum merasa puas karena belum capek banget di sini.

    BalasHapus
  11. woooooooooooowww seru banget! tapi aku masih agak trauma tubing gara2 hampir tenggelam dan sandal eiger kesayanganku putus di dasar sungai. tapi nek ndelok seru ngene malih pengen maneh

    BalasHapus
    Balasan
    1. di sini nggak dalam kok om, jadi tenang aman hahaha

      Hapus
  12. Untungnya yang cewek-cewek pas nggak dapet jadi bisa semua ikut basah-basahan. Nggak bayangin pas kepentok-pentok batu terus goyang-goyangin ban :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Iya bergoyang pinggul biar bisa lolos dari jeratan batu :D

      Hapus
  13. Aku blaaassss blm pernah river tubing Pi. Kapan2 ajaki yoh ke Ledok Amprong ini.

    BalasHapus
  14. Duh serunyaaaa.mupeng...tp tuk yg berbody bohay spt daku apa tak kasian bannya ya hahaha

    BalasHapus

Keep Blogwalking!

BLOGGER PEREMPUAN

Blogger Perempuan

KUMPULAN EMAK BLOGGER

BLOGGERHUB