November memasuki minggu ke dua, dan Kediri sedang basah- basahnya. Hujan sepertinya memang datang terlambat ya, biasanya hujan datang di bulan yang berakhiran 'ber', artinya njebeber atau basah. Harusnya sih bulan September hujan sudah turun, tapi kepending sampai November. Ah, telat kan gak apa- apa, daripada gak sama sekali kan ya. Hehehe.
Buat saya, hujan itu melankolis dan merupakan waktu yang sangat cocok untuk menikmati kegalauan. Ah, jadi baper rindu Malang. Memang, selama 4 tahun terakhir saya selalu menikmati bulan hujan di Malang, kota yang membawa saya berjumpa dengan orang- orang tak terduga, dan merupakan rumah kedua. Tahun ini saya sudah lulus, dan tidak lagi tinggal di Malang.
Saya sempat baper baca Recent Update teman- teman angkatan yang masih ada di Malang. Hampir semua update tentang hujan. Lalu, ingatan saya kembali ke masa- masa dimana saya masih nge- kost dan suasana hujan deras. Biasanya apa sih yang dilakukan sama anak kost yang merantau, jauh dari rumah kalau lagi hujan gitu ?.
Kalau saya sih seringnya menyiapkan diri dibawah selimut, dengarkan musik, dan tidur. Momen sederhana yang sangat saya rindukan. Nah, kalau pas lagi punya pacar momen hujan yang dirindukan tuh apa ? kebetheng (ngemper) di toko karena gak bawa mantel.Lebay! Kayak pernah aja lu ah!
Ternyata, lain di Malang lain pula di rumah, kebetulan sekali bulan- bulan ini di kebun sering panen buah. Mangga, nangka, pisang, dan sebentar lagi rambutan. Kemarin, bapak pulang bawa buah nangka. Gak pikir panjang langsung belah.
Mau dibuat apa ya kira- kira ? Kayaknya kalau dimakan buah gitu aja sudah bosan. Lalu muncul ide untuk buat nangka goreng. Ingatan saya langsung tertuju pada anak- anak KKN, yang seringkali membuat olahan gorengan dan aneka macam masakan. Kemudian, saya BBM Mak Nay, sosok ibuk di KKN kami yang juga pintar masak. Menanyakan tentang resep pisang goreng. Haha,masak bikin pisang goreng aja kamu gak tau sih, Silvi?!
Tepung terigu, vanili, garam, dan gula. Lalu takarannya ?? Wah berapa nih pikir saya. Untungnya ibu datang, dan menyelamatkan kami sekeluarga. :v
Buat saya, hujan itu melankolis dan merupakan waktu yang sangat cocok untuk menikmati kegalauan. Ah, jadi baper rindu Malang. Memang, selama 4 tahun terakhir saya selalu menikmati bulan hujan di Malang, kota yang membawa saya berjumpa dengan orang- orang tak terduga, dan merupakan rumah kedua. Tahun ini saya sudah lulus, dan tidak lagi tinggal di Malang.
Saya sempat baper baca Recent Update teman- teman angkatan yang masih ada di Malang. Hampir semua update tentang hujan. Lalu, ingatan saya kembali ke masa- masa dimana saya masih nge- kost dan suasana hujan deras. Biasanya apa sih yang dilakukan sama anak kost yang merantau, jauh dari rumah kalau lagi hujan gitu ?.
Kalau saya sih seringnya menyiapkan diri dibawah selimut, dengarkan musik, dan tidur. Momen sederhana yang sangat saya rindukan. Nah, kalau pas lagi punya pacar momen hujan yang dirindukan tuh apa ? kebetheng (ngemper) di toko karena gak bawa mantel.
Ternyata, lain di Malang lain pula di rumah, kebetulan sekali bulan- bulan ini di kebun sering panen buah. Mangga, nangka, pisang, dan sebentar lagi rambutan. Kemarin, bapak pulang bawa buah nangka. Gak pikir panjang langsung belah.
Mau dibuat apa ya kira- kira ? Kayaknya kalau dimakan buah gitu aja sudah bosan. Lalu muncul ide untuk buat nangka goreng. Ingatan saya langsung tertuju pada anak- anak KKN, yang seringkali membuat olahan gorengan dan aneka macam masakan. Kemudian, saya BBM Mak Nay, sosok ibuk di KKN kami yang juga pintar masak. Menanyakan tentang resep pisang goreng. Haha,
![]() |
Adonan tepung dan nangka |
![]() | ||
Nangka yang sudah dicampur adonan tepung |
Setelah proses mix and match tepung dan sebagainya, proses lanjutannya yaitu digoreng saja pakai minyak panas. dan wallaaaaaaaa. Nangka goreng ala- ala siap dinikmati saat hujan sambil ndepis di pojokan kamar. :D
![]() |
Siap disantap sepenuh hati. |
![]() | ||
Siap dihidangkan untuk diri sendiri. |
Inilah caraku menikmati hujan kalau di rumah, kalau kamu bagaimana ?