Desain kaos pertama saya :
langsung cek yak :
langsung cek yak :
Mantep gak ? haha, ini bikinan saya lo.
maklum ye, masih amatir nih.
buat yang mau nge- fasilitasi buat jait dan sablon boleh doong join ama saya. :D
pengen bikin kaos saya sendiri, biar ga ada yang nyamain...
saya pengen bikin kaos distro gitu, wekekekek
Sekitar 2 bulan yang lalu, saya lagi main twitter dan ketemu sama postingan detikHealth, judulnya
dan ada salah satu follower saya yang menimpali, seperti ini :
(Terjemahan Bahasa Indonesia) - "Beliin aja engga kok ngatur2".
Nah, gimana tuh kayak gitu ?
~~~~~~~~~~~~~
Gimana saya bisa tau dia Maba ? Yap, karena dia pernah ikut program bagi- bagi coklat yang saya adain di awal semester lalu, waktu itu saya butuh data buat nulis di majalah, iseng- iseng berhadiah saya nanya ke Maba kenapa milih Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, nah salah satunya anak ini.
Tapi biarin aja lah ya, NOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO.... BODY CARE JUGA SAMA DIA (INI CAPSLOCK LHO, BUKAN MARAH :)) ).
Saya bukan ga suka sama perokok, saya gak suka cara mereka merokok, cuma itu. Temen- temen saya juga banyak yang ngerokok, sebagian malah ada yang cewek, tapi mereka tau tempat kok, menghargai dan empati sama yang ga ngerokok. Sama- sama jagain lah intinya.
"Merokok di Kampus FKM UI Dendanya Rp 100 Ribu Plus Fotonya Dipajang".
Saya coba baca dan saya retweet post ini dengan menambah beberapa kalimat di rt'an saya, kayak gini :
dan ada salah satu follower saya yang menimpali, seperti ini :
(Terjemahan Bahasa Indonesia) - "weh,, ya jangan !!. seperti masih SMA aja di larang merokok di area PBM"
FYI, saya selalu sensitif dengan tanda seru [!], entah mau gimana cara nulisnya tapi tanda seru begitu frontal buat saya. Maka dari itu saya menjawab dengan sedikit berlebihan, mungkin.
Setelah itu lamaaa sekali tak ada balasan, saya pikir sudah tak perlu berdebat lagi. Ngga taunya, semalam waktu saya buka twitter, saya nemuin ada mention dari @dewa_siiboy ke saya. Agak kasar sih menurut saya, kayak gini :
Nah, gimana tuh kayak gitu ?
~~~~~~~~~~~~~
Gimana saya bisa tau dia Maba ? Yap, karena dia pernah ikut program bagi- bagi coklat yang saya adain di awal semester lalu, waktu itu saya butuh data buat nulis di majalah, iseng- iseng berhadiah saya nanya ke Maba kenapa milih Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, nah salah satunya anak ini.
Tapi biarin aja lah ya, NOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO.... BODY CARE JUGA SAMA DIA (INI CAPSLOCK LHO, BUKAN MARAH :)) ).
Saya bukan ga suka sama perokok, saya gak suka cara mereka merokok, cuma itu. Temen- temen saya juga banyak yang ngerokok, sebagian malah ada yang cewek, tapi mereka tau tempat kok, menghargai dan empati sama yang ga ngerokok. Sama- sama jagain lah intinya.
Genre: Drama, Family
Starring: Kim Hae-Suk, Park Jin-Hee
Director: Yu Seong-Yeop
Production: Dong-A Exports, Island Pictures
Language: Korean
Country: South Korea
*sumber dari google dengan keyword Review film "A Long Visit (My Mom)" - [2010]
saya ga pernah ngereveiew film, sama sekali, dan baru kali ini.
Filmnya bagus, megharu biru dan penuh dengan linangan air mata. *penilaian subyektif.
Saya ga begitu suka yang berbau Korea, tapi kali ini dan untuk film ini saya kasih 4 jempol, karena udah bikin saya nangis nangis dan langsung keinget sama ibu.
Inti ceritanya, ada satu keluarga yang hidup secara natural, dan boleh dibilang berkecukupan tapi tetap mencoba untuk sederhana di sebuah desa. Ayah sebagai sopir bus, amat dingin namun sebenarnya sangat memperhatikan pertumbuhan anak- anaknya, ibu sosok yang amat sangat peduli dan 'sedikit berlebihan' kepada putrinya. Seorang putri bernama Jisuk adalah anak yang tumbuh cerdas memiliki seorang adik yang lucu.
Jisuk ini suka malu sama kelakuan ibunya, yang tiap belanja selalu nawar- nawar, padahal sisa uangnya ditabung juga buat Jisuk. Akhirnya, Jisuk dapat beasiswa sekolah ke Seoul sekolah hukum (to be a lawyer) dan menikah dengan sorang pria kaya.
Tapii, yang bikin aku kaget adalah, Jisuk punya sakit kanker pankreas, dan akhirnya meninggal.
Banyak film yang saya tonton, saya movie addict, tapi cuma ada 2 film yang beneran bikin saya nangis. yang pertama film ini, dan yang ke dua Hachiko the Dog Story.
Terakhir saya liat film Hachiko waktu kelas 12 sama Satria, dan sampai sekarang saya duduk di semester 3 saya ga pernah lihat lagi. Terlalu melankolis ceritanya.
*sorry saya ga pinter ngereview :))
Tawa Virtual yang kau rindukan dulu, kini sudah kembali pulang kerumah..
Dia ingin tetap tersenyum dan tak ada lagi sendu, aku rindu kamu tertawa, aku rindu melihat lengkungan senyum di bibirmu..
Aku harap dia tak pergi lagi..
fiuh.. Akhirnya bisa balik ke kamar kosan tercinta lagi.
Saya akhirnya beneran ke Pantai Balekambang, nyampe sana dengan perdjoeangan yang tidak mudah. Berangkat pukul 11.30 dari kos dan berharap jam 13.00 udah nyampe di pantai. Ternyata ...
Oh ya, saya pergi ke Balekambang naik sepeda motor supaya bisa lebih cepet dan hemat. [haha] ~ Kita lewat rute yang sewajarnya, dari Lowokwaru kita jalan menuju arah Kepanjen (Sukun - Klayatan- Kacuk), lewat daerah Sukun saya keinget waktu sama mas Yoyon wartawan dari Radar Malang hunting berita, waktu itu saya lagi magang di sana, Klayatan - ini daerah rumah temen saya Badri, tapi saya lupa jalan gang masuknya, haha.. dan FYI, daerah ini selalu M-A-C-E-T, keluar dari Pepen kami sampai di Kecamatan Pakisaji, dan melanjutkan perjalanan.
Disini kami salah arah dan nyasar sampai di daerah Pagak, tanpa melewati Gondanglegi dan Pagelaran, di Pagak kami melewati daerah yang sunyi dan hampir tanpa penduduk, jalanan masih berbatu, oppa gang nam style istilahnya selama hampir 2 jam, untungnya ada Google Map yang menyelamatkn kami. Kendaraan yang kami naiki juga sering mati karena jalanan yang tidak bersahabat, daerahnya aneh, mirip dengan "primitive runaway" deh.
Ketika keluar dari Pagak kami menemukan papan plat yang bertuliskan "Balekambang" dan menemukan desa Srigonco, dan sampailah kami di Balekambang dengan tarif Rp 10.500/ orang ; sepeda motor Rp. 1000 ; saya lupa yang lainnya berapa. Jarak antara pos karcis dan pantai masih lumayan jauh, melewati hutan rimbun yang sejuk. Suasananya asri. Sayangnya saat parkir, kami masih di minta membayar uang parkir sebesar Rp 3000. Tepat pukul 15.00 kami sampai.
Matahari masih terik, jadi kami memutuskan untuk makan siang dulu. Hampir semua tempat membuka outlet makanan, minuman, cinderamata, dan ada juga penyewaan tikar. Saya malah baru tau kalau di sini ada penginapannya.
Harga makanan cukup terjangkau, rasanya kalau boleh saya nilai 80 an lah untuk soto ayam. 15. 30 kami berjalan menyusuri pantai dan sampai di Pura. Ombak sedang ganas, sehingga banyak papan maupun banner besar yang bertuliskan "Ombak Ganas, DILARANG berenang di pantai".
Sayang sekali, banyak pengunjung yang masih belum sadar akan makna kebersihan, masih banyak sampah yang dibuang sembarangan, karena memang sangat sedikit tempat sampah yang tersedia.
Jika ingin ke Pura, pengunjung harus melewati jembatan yang menghubungkan antara tepi pantai dan pura. Disini banyak larangan yang harus di patuhi, karena memang tempatnya sakral.
1. Wanita yang sedang haid/ halangan, dan baru saja mengalami kehilangan kematian dilarang masuk ke Pura.
2. Dilarang berbuat tidak senonoh
3. Dilarang membuang sampah sembarangan
Di sini juga ada fasilitas flying fox, dengan membayar Rp 20.000, kita bisa merasakan SENSASI terbang diatas air.
Sampahhhh !!
Malang, 101112
*foto koleksi pribadi
Sabtu besok saya punya rencana buat lihat sunset di salah satu pantai di Malang, Balekambang. Saya lagi stress gara- gara banyak tugas. hahaha pengen refreshing. Itung- itung buat nge cas otak.
Jadi, yang perlu kita tahu, dimana pantai Balekambang itu ?
Jadi, yang perlu kita tahu, dimana pantai Balekambang itu ?
Jaraknya ± 65 kilometer ~ artinya bisa ditempuh selama ± 1jam perjalanan dengan motor.
Kemarin, saya sempet searching2 dan nemu ini :
* Lewat jalan antar kota Malang-Kepanjen (Sukun – Klayatan – Kacuk) – Kecamatan Pakisaji – Kecamatan Kepanjen – Kecamatan Gondanglegi – Kecamatan Pagelaran – Kecamatan Bantur – Desa Srigonco – Balekambang
* Lewat jalan antar kota Malang-Bululawang (Gadang – Kendalpayak) – Kecamatan Bululawang – Kecamatan Gondanglegi – Kecamatan Pagelaran – Kecamatan Bantur – Desa Srigonco – Balekambang
Lalu, apa aja yang perlu dipersiapkan ?
Ini perjalanan pertamaku ke Balekambang, nah jadi siap- siapnya ya seadanya aja.
* Raga, pasti bakal capek banget pas perjalanan, siapin pinggul dan koyo. hahaha
* Duit, jelas. Mau bayar tiket pake apa neng ?
* Snack, biar tetep bisa nyemil
* dan ini yang paling penting, jangan pernah meninggalkan mantel karena sekarang ini adalah musim hujan, masker penutup hidung karena banyak debu, sarung tangan, dan pakai kaos kaki. Karena denger- denger panasnya selama perjalanan ga nahaaan.
So, itu aja kayaknya yang perlu dipersiapkan. Nanti bakalan ada Balekambang II setelah aku pulang dari sana. Okeee gann, jangan pernah bosen mampir kesini yaa.