Kadang- kadang, saya terlalu takut kalau tiba tiba
kepikiran hal yang gak mengenakkan. Langsung kayak takut takut sendiri, dan
parno. Beberapa hal sering terjadi setelah kepikiran dan diungkapkan. Ini
semacam dafuqable feeling mungkin ya. Kayak kemarin waktu ngeprint tugas dan
jilid. Mas penjaganya lama banget, dan waktu mas nya motong bagian kertas yang
kelebihan pakai cutter tiba- tiba kepikiran kalau tangannya bakal kena, terus
ngomong ke Jijah bisik- bisik “ih nyung, kok ngeri ya misal kena cutter”. Dan
mas penjaga teriak kesakitan, kena cutter. Padahal aku ngomongnya gak pakai toa
masjid tuh. Udah sering kejadian kayak gitu, jadinya sekarang lebih belajar aja
kalau ada hal- hal yang gak enak dipikiran, cuma diem aja. Kalau baik baru deh
di koar- koarin, kayak kelas kosong
misalnya. Hahaha
Ya mungkin, memang perkataan adalah doa. Udah paling
bener memang, kalau hal baik silakan di sebarin, hal buruk di kekep sendiri.
*disela- sela kuliah Pengembangan*
9 April, pesta demokrasi Indonesia baru saja dimulai. “Hampir” semua masyarakat turut serta memeriahkan pesta yang menghabiskan APBN hingga 21 T. Enggak heran kalau sampai segitu banyak, karena Indonesia bukan negara kecil.
Nih, saya udah 20tahun dan saya dapat undangan buat milih.
Kemarin, saya berkesempatan untuk ikut merasakan euforia
pemilu, menjadi saksi dari salah satu partai. Sebenarnya, saya diminta oleh
bapak untuk menggantikan beliau jadi panitia KPPS, tapi Alhamdulillah gak jadi
karena ternyata jadi KPPS itu riweh. Mulai dari pagi, hingga malam bahkan ada
yang sampai pagi lagi.
Nah, saya kemarin ada di TPS 10. Jam 7 upacara dimulai,
diawali dengan saling sapa dan salam sama semua panitia, setelah itu KPPS
mengucapkan sumpah. Setelah upacara selesai saya pulang dan balik lagi pukul
13.00. Di TPS saya, penghitungan dimulai pukul 14.00.
*Piss*
Seharusnya di jadwal
penghitungan dimulai pukul 13.00. Penghitungan dimulai. Diawali dengan membuka
kertas suara bagian DPD, lalu dilanjutkan DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten. Ketua KPPS agak lama juga membaca dan mensahkan satu kertas suara
karena terkadang kertas kurang terlihat kalau sudah dicoblos, terlalu kecil
nyoblosnya, dan sebagainya. Nah, menurut saya kok rasanya lebih afdol kalau di
contreng aja daripada dicoblos. Atau mungkin, panitia nya yang masih muda muda
yang matanya masih awas dan pemikirannya masih bersih jauh dari pikiran politis
yang dipilih menjadi panitia. Untuk mempercepat, akhirnya saksi yang bantuin
baca kertas suara. Selain ya lebih efisien dan akurat, serta cermat karena
masih belum mikirin anak istri. Soalnya, kemarin anggota KPPS di tempat saya
sebentar- sebentar hapenya bunyi, karena di telfon terus sama istrinya. Kayak
laporan gitu.
Selain itu, rasanya panitia pemilu kemarin juga kurang
kordinasi satu sama lain. Yah, paling tidak briefing sesama panitia untuk
membahas aturan aturan dalam pemilu. Soalnya, kemarin di tempat saya juga ada
eyel- eyelan masalah kertas suara yang dicoblos 2 kali di kotak yang sama namun
kolom berbeda, pertama masuk ke partai dan satunya di caleg, padahal yang kayak
gitu sudah jelas masuk di caleg, kalau misal coblosnya tiga kali, satu partai,
dan 2 caleg yang berbeda itu masuk ke partai. Wohoooo!. Yopo pak, bu -___-
Nah, atau mungkin lebih enak lagi kalau misalnya nulis
penghitungan suaranya pakai komputer, yang disambungkan ke lcd buat para saksi
dan masyarakat yang ingin ikut melihat, mungkin bakalan lebih cepat lagi,
karena gak harus ngebolak balik kertas dan yang paling penting nggak boros
kertas, ya minimal mengurangi lah ya.
Parahnya lagi, ini yang paling penting masak dari pagi saksi
ga dikasih apa- apa ? disediain air aja engga, apalagi jajanan, apalagi makaan.
Padahal KPPS enak banget menu makannya. Tapi, kayaknya itu cuma di TPS saya.
Wes, zonk benar lah kemarin itu. Tapi #rapopo.
Ya, semoga ya tahun depan lebih baik lagi sistemnya. Dan
saya udah gak mau lagi ikut kayak gituan, capeeeeeek.
Saya gabung di HMJ selama dua periode, dan sekarang sudah off karena sudah
Kemarin, kami bareng- bareng 'get lost' di cuban talun untuk beberapa saat. Acaranya outbound tapi bukan sekedar outbound, di setiap kegiatan selalu ada makna untuk kelangsungan organisasi kedepannya.
Oya, outbound ini selalu ada setiap tahunnya, nama kegiatannya LKMO (Latihan Dasar Manajemen Organisasi), indoor dan outdoor. Nah yang saya mau ceritain ini yang outdoor, yang indoor ya gitulah biasa materi dan teori.
Tahun ini, teman- teman himpunan jurusan yang sudah direkrut berjumlah 55 mahasiswa, sayangnya kemarin tidak semua yang ikut serta karena jadwalnya berbenturan. Namun, tidak mengurangi serunya acara kok. Dari peserta yang ikut, dibagi menjadi beberapa grup, nah masing masing dari mereka menunjukkan identitas dengan memakai baju dengan warna yang sama. Ada, merah, kuning, merah jambu, hijau, abu- abu, coklat, dan lainnya.
Ini sebelum outbound, masing- masing peserta matanya ditutup, kemudian baris bebanjar, tangan kanan dan kiri menengadah. Masing masing di beri garam, gula, dan kopi. Kemudian setelah habis, filosofinya adalah dalam organisasi rasanya memang seperti itu.
*Namanya A. Fiat dari Majene, cerewet sekali. haha*
*classmate, Agrifina*
*Ini salah satu kelompok*
Kasihan, statusnya ada yang DI PHP, DIGANTUNG, JOMBLO, BERPACARAN, RUMIT, dan KASMARAN.
Kelompok lain, malah lagi On the way.. Haha
Pos 1, merupakan permainan lompat tali, disini semua anggota kelompok harus ikut serta dalam tali yang diputar. Sambung menyambung menjadi satu. Nah, filosofinya dalam organisasi harus ada saling kerja sama dalam satu ritme, dan tidak boleh mementingkan ego diri.
Pos 2, permainan membawa bola dengan tali. Setiap kelompok diberikan satu bola plastik, dan botol yang dipotong setengah yang sudah dikaitkan dengan tali. Masing- masing anggota memegang tali, dan satu orang memberi aba- aba. Filosofinya, semua anggota harus saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dan hanya ada satu pemimpin dalam organisasi.
Pos 3, nama permainannya LDR. Disini, setiap kelompok akan diberi tali rafia sepanjang 1meter, dan tantanannya adalah bagaima caranya supaya tali tersebut bisa lebih panjang. Kebijakanya boleh menggunakan apa saja yang ada dalam diri setiap anggota. Nah. Filosofinya,
Pos 4, permainan kaki seribu, kaki dikaitkan antara anggota satu dengan yang lain. Kiri dengan kanan begitu sebaliknya. Setiap kelompok diberi waktu untuk berjalan di medan yang sudah ditentukan. Filosofinya, setiap anggota organisasi harus saling bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Pos 5, safe your king. Permainanya menggunakan plastik yang sudah diisi air. Ada satu yang menjadi raja, dua orang menjadi penyuplai air, dua orang menjadi penembak dengan menggunakan jas hujan. Jadi, raja harus dilindungi dari tembakan air dari lawan. Filosofinya, setiap anggota harus saling melindungi dan memiliki strategi untuk dapat menyelesaikan masalah dalam organisasi.
*lagi cari amunisi*
*atur strategi*
*FYI saja, airnya dingiiin sekali ini*
Seperti biasa, ada bonus foto dong. Hhahaha
*yang ngambil Agrifina, di landscape (Vivid)*
Ke Madura untuk kelima kalinya.
Pertama : Saat masih kelas lima SD;
Kedua : Saat ikut serta dalam acara Blogilicious;
Ketiga : Bersama teman :')
Keempat : Saat Festival TIK di Surabaya dan ke Madura hanya untuk makan siang di Bebek Sinjay.
Kelima : Ini ceritanyaaaa
Minggu kemarin, saya jalan- jalan bareng ibuk untuk ziarah... Rencananya sudah sejak Februari lalu, namun baru terealisasi kemarin. Rutenya, Kediri- Jombang- Madura- Surabaya- Mojokerto. Berangkat pukul 7.00 dan sampai kembali di rumah pukul 23 lewat. Ini rombongan bersama ibu- ibu.
Tanggal 30 Maret dan bukan kebetulan jika hari Seninnya libur nyepi. Sejak pagi ibuk sudah
repot masak- masak, saya diminta untuk segera mandi dan bersiap. Pukul 7 sudah berkumpul di salah satu rumah yang ditunjuk, kemudian berangkat bersama. Syukurlah cuaca cerah.
Diawali menuju Jombang, Tebu Ireng, orang lebih kenal dengan makam Gus Dur, kondisinya ramai. Mungkin karena libur panjang. Gak sempat foto- foto karena memang gak ada yang bisa motoin.
Dilanjut perjalanan ke Madura, sepanjang perjalanan saya tidur, ngantuk banget. Alasan ngantuk mungkin memang sudah gak jaman, tapi saya memang tidur untuk menghalau kegalauan sepanjang perjalanan. Bangun- bangun sudah mau nyebrang Suramadu.
Sampai di Mertajasah, disana hanya menunggu dhuhur dan perjalanan dilanjutkan ke Ampel.. Tidak terlalu banyak belanja juga, dan tidak beli apa- apa. Menuju pulang Kediri, dan singgah sejenak di Mojokerto (Troloyo dan Mojoagung).
Sebenarnya, cerita ini gak begitu penting. Yang paling penting bareng sama ibuk. Hehe
Pertama : Saat masih kelas lima SD;
Kedua : Saat ikut serta dalam acara Blogilicious;
Ketiga : Bersama teman :')
Keempat : Saat Festival TIK di Surabaya dan ke Madura hanya untuk makan siang di Bebek Sinjay.
Kelima : Ini ceritanyaaaa
Minggu kemarin, saya jalan- jalan bareng ibuk untuk ziarah... Rencananya sudah sejak Februari lalu, namun baru terealisasi kemarin. Rutenya, Kediri- Jombang- Madura- Surabaya- Mojokerto. Berangkat pukul 7.00 dan sampai kembali di rumah pukul 23 lewat. Ini rombongan bersama ibu- ibu.
Tanggal 30 Maret dan bukan kebetulan jika hari Seninnya libur nyepi. Sejak pagi ibuk sudah
repot masak- masak, saya diminta untuk segera mandi dan bersiap. Pukul 7 sudah berkumpul di salah satu rumah yang ditunjuk, kemudian berangkat bersama. Syukurlah cuaca cerah.
Diawali menuju Jombang, Tebu Ireng, orang lebih kenal dengan makam Gus Dur, kondisinya ramai. Mungkin karena libur panjang. Gak sempat foto- foto karena memang gak ada yang bisa motoin.
Dilanjut perjalanan ke Madura, sepanjang perjalanan saya tidur, ngantuk banget. Alasan ngantuk mungkin memang sudah gak jaman, tapi saya memang tidur untuk menghalau kegalauan sepanjang perjalanan. Bangun- bangun sudah mau nyebrang Suramadu.
Sampai di Mertajasah, disana hanya menunggu dhuhur dan perjalanan dilanjutkan ke Ampel.. Tidak terlalu banyak belanja juga, dan tidak beli apa- apa. Menuju pulang Kediri, dan singgah sejenak di Mojokerto (Troloyo dan Mojoagung).
Sebenarnya, cerita ini gak begitu penting. Yang paling penting bareng sama ibuk. Hehe
Beberapa waktu ini saya jadi ga kerasan di Malang,
kangen rumah terus, kangen masakan ibuk, kangen semuanya yang di rumah. Di
rumah semuanya enak. Efek semakin dewasa entah kenapa saya semakin takut
meninggalkan rumah, takut jauh dari rumah dan seisinya. Mungkin saya kebalik
ya, masa- masa muda seharusnya adalah masa dimana pergi jauh dari rumah,
mencari pengalaman. Jika sudah cukup, maka pulang.
Tiba- tiba semalam, ditemani lagu- lagu @tulusm saya
kepikiran, mungkin lebih tepanya ngayal. Ngayal kalau misalnya Kediri- Malang
dapat ditempuh dengan pulang pergi setiap hari dalam waktu tak kurang dari 60
menit dan murah pastinya. Maka, kami anak rantau ini tak perlu lagi mengalami yang namanya “homesick”
karena setiap hari dapat merasakan kenyamanan dan kehangatan berada bersama
keluarga di sebuah tempat yang disebut rumah. Tak ada lagi yang namanya kehabisan uang di akhir
bulan, tak ada lagi makan mie instan. Mahasiswa rantau akan lebih sehat dan
hebat. Haha.
Ngayalnya, coba kalau Kediri Malang bisa ada
commuter line. Pasti enak dan lebih asik lagi kalau bisa pulang setiap hari, masyarakat commuter. Pagi merantau sore pulang. Maka, Malang hanya akan penuh
di pagi hingga sore saja, sepulang itu, Malang tetap akan menjadi Malang. Gak bakal ada Malang sesak begini.
Seringkali saya membaca mengenai sistem transportasi
luar negeri. Ya okelah, Indonesia memang belum sampai untuk urusan tersebut.
Tapi, bisa bayangin gak sih misal bisa kayak gitu ? Pasti akan lebih banyak
lagi keuntungan yang didapat.
Ya, mungkin awalnya memang memakan banyaak sekali
dana untuk merealisasikan hal tersebut, eh bukan banyak sih, buanyaaaak pooool.
Tapi, selanjutnya pasti akan indah.
Kemarin, saat di Jakarta saya pengen banget naik
Commuter Line, muter Jakarta, sayang banget waktunya yang gak tepat, terlalu
banyak kegiatan dan capek. Padahal kepingin banget tau rasanya. Ujung- ujungnya
Cuma bisa stalk twitternya pak @nukman yang tiap hari upload foto dan keadaan
di commuter line.
Pernah tau kan kata- kata ini ?
"Negara maju bukanlah negara tempat orang miskin mengendarai mobil. tapi tempat orang kaya menggunakan transportasi publik."
Nah, kita gimana ?
*eh sorry ya buat anak rantau luar Jawa Timur* hehe
#LagiBener
Dia indah meretas gundah
Dia yang selama ini ku nanti
Pembawa sejuk, pemanja rasa
Dia yang selalu ada untukku
Di dekatnya aku lebih tenang
Bersamanya jalan lebih terang
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Kau milikku, ku milikmu
Kau milikku, ku milikmu
Di dekatnya aku lebih tenang
Bersamanya jalan lebih terang
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Bila di depan nanti
Banyak cobaan untuk kisah cinta kita
Jangan cepat menyerah
Kau punya aku, ku punya kamu, selamanya akan begitu
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Kau milikku, ku milikmu
Kau jiwa yang selalu aku puja.
Dia yang selama ini ku nanti
Pembawa sejuk, pemanja rasa
Dia yang selalu ada untukku
Di dekatnya aku lebih tenang
Bersamanya jalan lebih terang
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Kau milikku, ku milikmu
Kau milikku, ku milikmu
Di dekatnya aku lebih tenang
Bersamanya jalan lebih terang
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Bila di depan nanti
Banyak cobaan untuk kisah cinta kita
Jangan cepat menyerah
Kau punya aku, ku punya kamu, selamanya akan begitu
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Kau milikku, ku milikmu
Kau jiwa yang selalu aku puja.
Teman Hidup ~ Tulus