Cerita Perjalanan dari Juanda ke Suramadu sampai Gresik
Maret 30, 2016
“Buat saya, jarak itu bukan pada jauh/- dekatnya
lokasi, tapi ada pada niat” – Saya.
Sejauh apapun kamu berkelana, selama tempat yang
kamu tuju masih bisa dijangkau dan kakimu masih bisa menjejak di tanah, buat
saya jarak tempat itu masih dekat. Pemikiran ini muncul karena banyak teman saya yang komplain ketika mereka tahu saya sedang berada di
luar Kediri, apalagi mereka tahu kalau saya menyetir motor sendiri.
Berbagai macam ungkapan pernah saya terima, seperti misalnya “edan kamu”,
“nekat banget sih kamu”, dan sebagainya. Saya hanya menanggapinya dengan
tertawa.
Tidak terkecuali saat saya pergi ke 4 lokasi berbeda
dalam satu hari. Bagaimana mereka tahu ? Yup, medsos. Beberapa waktu yang lalu,
saya bersama keluarga besar dari uti mengantar bulek untuk pulang ke Batam.
Bulek pulang ke Jawa untuk ke 3 kalinya selama rentang waktu 16 tahun, pertama
saya sudah lupa, kedua saat uti meninggal, dan kali ini untuk menghadiri acara
1000 hari uti.
Kami berangkat dari rumah uti di Pare pukul 02.30
karena pesawat bulek re-schedule dari pukul 11.00 WIB ke 06.30 WIB. Jadilah
pagi-pagi kami menuju Surabaya untuk mengantar bulek. Suasana pagi yang syahdu
dan horror saat melewati jalanan Surabaya yang sepi. Lampu dimana-mana tapi
suasanya lenggang, kondisi yang jarang saya jumpai saat melakukan perjalanan
menuju Surabaya. Bahkan saking lenggangnya, kami bisa sampai di Juanda sebelum
shubuh. Only 1,5 hours from Pare to Sidoarjo. Amazing. Beberapa saat menunggu, akhirnya bulek
boarding.
Empat dari enam, Bude ke 2, Bulek ke 5, Ibuk, Om |
Suasanya masih pagi sekali saat itu, bahkan Juanda
belum ramai. Lalu sepupu saya mengutarakan niatnya bagaimana kalau kami pergi
ke Madura. Apalagi tujuannya kalau bukan bebek Sinjay. Beruntung Surabaya tak
begitu ramai saat itu, perjalanan kami lancar dari Juanda menuju Madura.
Awalnya kami ragu, apakah Bebek Sinjay sudah buka, ternyata setelah saya mencari di internet Bebek Sinjay sudah buka pukul 07.00- habis. Kami sampai di Bangkalan sekitar pukul 08.00 WIB,
ternyata sudah lumayan ramai. Tak perlu menunggu lama, saya dan sepupu memesan
7 porsi bebek Sinjay dan 7 gelas teh manis. Terakhir kali saya menikmati bebek
Sinjay alur pemesanan belum seperti sekarang yang lebih terorganisir. Dulu,
loket hanya ada 1 saja dan melayani semua item, seperti pemesanan, pembayaran,
dan pengambilan makanan. Namun sekarang sudah ada 3 loket terpisah, loket
pertama untuk pemesanan dan pembayaran, loket kedua untuk pemesanan minum, dan
loket ketiga untuk mengambil piring bebek Sinjay. Fyi, di sini memang sistemnya
self service.
Suramadu |
Bridge |
Bebek Sinjay |
Kenyang menikmati Bebek Sinjay, perjalanan kami
lanjutkan ke Gresik untuk mengunjungi Pakpuh atau kakak tertua dari Ibuk. Anak
dari uti dan kakung saya ada 6, 4 perempuan dan 2 laki-laki . Ibu saya sendiri
nomor 4, that’s why her name’s Catur Indrati. Ohya ada yang unik juga,
anak-anak dari uti saya namanya selalu diawali dengan S dan dilanjutkan dengan
angka dalam sansekerta. Misalnya, Susanto Eko Hadi, S.. Dwi, Tri, Catur, Panca,
dst
Pakpuh saya memang sejak lama tinggal di Gresik,
maka dari itu mumpung ke Surabaya jadi mampir Gresik sekalian, meskipun satu
minggu sebelumnya kami juga berjumpa dengan pakpuh dan keluarga saat acara 1000
hari uti. Tak di sangka dan di nyana, kami diajak untuk mencicipi bakso ukuran
bola kasti. Waw padahal baru saja kami makan seporsi bebek sinjay, tapi apa
daya katanya kan rejeki nggak boleh di tolak. Hehe
Setelah beristirahat kami pamit untuk pulang dan
melanjutkan berkunjung ke rumah saudara bude di Wonocolo Surabaya. Di sini,
lagi-lagi kami diminta untuk makan karena memang bulek (saya memanggilnya)
punya warung makan dan masakannya terbukti ampuh enak.
Haha. Perjalanan yang menyenangkan sekaligus
mengenyangkan. I love it. Tapi, di luar itu semua menyambung silaturahim adalah hal yang utama. Katanya bisa memperpanjang usia.
One Day One Post - 3 (30 Maret 2016)
4 comments
silaturahmi katanya menyehatkan dan memanjangkan usia.
BalasHapusmbak silvy kok seneng banget jalan-jalan keliling surabaya. nggak capek tah? haha :D
BalasHapusJadi kapan ke Madura lagi?
BalasHapuspaling seruuu ya kalau jalan darat beginiii
BalasHapusKeep Blogwalking!