Dulu saat belum ada pandemi, setiap hari Minggu pagi saya gak pernah absen untuk jogging sambil cuci mata di sini. Tapi begitu ada pandemi, semua tempat ditutup dan dibatasi. Ya mau gak mau akhirnya kegiatan jogging dialihkan ke sekitar rumah saja.

Sama seperti Car Free Day (CFD) di tempat lain, di sini juga ada bazar kuliner dengan berbagai macam jenis makanan yang bisa dipilih. Mulai dari camilan ringan sampai makanan berat. Lengkap semuanya ada.

Begitu juga dengan non kulinernya, cukup banyak UKM yang join untuk memasarkan dagangannya di CFD Simpang Lima Gumul. Mulai dari baju, pernak-pernik, produk handmade, dan masih banyak lagi.

Ohya, saya juga sempat menemukan lho stand yang didirikan oleh teman-teman disabilitas, seperti Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia), sepertinya pernah juga ada dari Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia Kab. Kediri dan DGC (Deaf Gumul Community). Dari teman Bisindo ini saya sempat mempelajari beberapa bahasa isyarat.

Bicara soal UKM, dari CFD Simpang Lima Gumul ini saya jadi tahu kalau ada banyak sekali usaha kecil menengah di Kediri. Baik itu di kota maupun di kabupaten. Ternyata ada cukup banyak hidden gems nih di tempat kelahiran saya.

Dulu saya pernah melakukan penelitian di salah satu UKM basis kuliner di daerah Banyakan, Kediri. Penelitian ini saya gunakan untuk melakukan tugas skripsi. Produknya berasal dari komoditas andalan daerah Banyakan, yaitu buah mangga jenis podang.

Jadi dari mangga podang ini bisa diolah menjadi sirup, dodol, pure mangga, minuman sari mangga dan juga keripik. Dari sebuah rumah di salah desa Tiron, Banyakan, produknya sudah sampai keliling Indonesia.

Pada tahun 2014 saya melakukan penelitian itu, saya juga sempat turut serta memasarkan produknya. Melalui facebook dan twitter juga WhatsApp, produknya unik dan khas daerah jadi laku cukup keras pada masanya.

Saat itu dan sampai sekarang, andalan saya adalah ekspedisi JNE. Karena counternya dekat sekali dengan rumah, jadi mudah untuk saya mengirimkan paket pesanan teman-teman.

Makanya ga heran kalau kemarin saya dengar JNE meraih penghargaan Brand Pemberdaya UKM dalam kategori ekspedisi logistik. Award ceremony ini dilangsungkan pada (11/3) oleh IGICO Advisory dan Rumah Perubahan yang didirikan oleh Prof Rhenald Khasali.

Brand Pemberdaya UKM ini merupakan sebuah penghargaan yang didedikasikan khusus untuk perusahaan dari berbagai kategori, hingga pemerintah daerah yang aktif dalam berkontribusi, mendukung, dan memberdayakan UKM. Supaya dapat menopang ekosistem UKM demi bangkitnya ekonomi di Indonesia.

M. Feriadi Soeprapto., Presiden Direktur JNE, mengungkapkan rasa syukur atas penghargaan istimewa ini. “Mewakili seluruh karyawan dan manajemen JNE, kami mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada Briefer berkolaborasi dengan IGICO Advisory dan Rumah Perubahan atas penghargaan “Brand Pemberdaya UKM” kategori Ekspedisi Logistik”, tuturnya.

Jujur saya sendiri sebagai pengguna jasa JNE, baik untuk usaha yang sedang saya jalankan saat ini yaitu Mie Kriuk Uncledjajan dan juga kebutuhan kirim dokumen perusahaan tempat saya bekerja ke cabang lain.

Saya puas dengan pelayanan dari JNE, karena paketnya selalu tepat waktu dan handlingnya bagus. Pernah sekali waktu saya mengirim paket frozen food, yang mana paket ini harus segera sampai ke pelanggan. Jadi saya memilih layanan YES (Yakin Esok Sampai), dan benar sampai esok harinya.

So, selamat untuk JNE atas penghargaan yang didapat. Kalian memang pantas mendapatkan award ini karena kerja yang prima dan pelayanan yang oke selama ini.

Harapan saya sebagai salah satu dari sekian banyak pengguna JNE, tingkatkan terus pelayananya karena kami para owner UKM membutuhkan kalian untuk mengirim paket kami kepada para customer. Jaya selalu JNE!