Jadi, mahasiswa di beberapa daerah (termasuk Malang) yang demo BBM kemarin apa kabar ? | Rumah saya ada tepat di pinggir jalan besar lho, dan jika diperhatikan makin kesini makin banyak kendaraan lalu lalang, dan SPBU juga tetep rame malah antri. Artinya emang orang Indonesia itu konsumtif yah. Udah tahu mahal, teteeep aja. yah gimana lagi, infrastrukturnya masih belum memadai. Jadi kalian yang kemarin demo, apa kabarnya ? hihihi
Pagi tadi tiba- tiba saya ingin makan tumis kangkung, sebelum berbelanja saya mencoba browsing cara memasak tumis kangkung, dan mendapat kan tips simpel dari salah satu web terkenal yang menyediakan aneka macam resep masakan, yaitu Dapur Umami.
Nah, itu cara masaknya. Lalu bahan- bahan yang saya beli tadi adalah :
- Kangkung 2 ikat Rp 2K
- Cabai Rp 2K
- Saori Saos Tiram Rp 0,5K
*nb : Telur nya enggak dipakai buat masak tumis
*Lauk pendamping bisa apa saja sesuai selera, kalau saya ini pakai ikan asin. Tapi bisa diganti dengan yang lainnya seperti tahu goreng, atau telur.
#sebenarnya jika sudah memakai saos masak tidak perlu lagi menggunakan bawang merah dan putih, tapi jika ingin boleh saja ditambahkan bumbu lain sesuai selera.
Selamat sarapan ! Tetap sehat :D
Nah, itu cara masaknya. Lalu bahan- bahan yang saya beli tadi adalah :
- Kangkung 2 ikat Rp 2K
- Cabai Rp 2K
- Saori Saos Tiram Rp 0,5K
*nb : Telur nya enggak dipakai buat masak tumis
- Sesuai dengan resep yang tertera di Dapur Umami. Kangkung di ambil daunnya, dicuci. Kemudian iris cabai, bawang putih dan merah.
- Siapkan penggorengan, beri minyak goreng 3 sendok, panaskan
- Masukkan irisan cabai bawang merah dan putih, masak hingga harum
- Masukkan kangkung dan tambahkan air secukupnya
- Masukkan bumbu yang sudah dibeli, kali ini saya pakai saori. Tunggu hingga matang
- Sajikan
*Lauk pendamping bisa apa saja sesuai selera, kalau saya ini pakai ikan asin. Tapi bisa diganti dengan yang lainnya seperti tahu goreng, atau telur.
#sebenarnya jika sudah memakai saos masak tidak perlu lagi menggunakan bawang merah dan putih, tapi jika ingin boleh saja ditambahkan bumbu lain sesuai selera.
Selamat sarapan ! Tetap sehat :D
Guys, baru kali ini saya ikut lomba fotografi.
dan perasaan saya adalah deg- deg an. Kenapa ? soalnya penjuriannya itu melalui vote, jadi mekanismenya kita menggunggah foto yang kita lombakan di FB Honda Jatim dengan menggunakan hastag #FemalebazarKDR .
Foto yang saya unggah sebenarnya tidak lebih bagus jika dibanding dengan yang lainnya, tapi saya suka ekspresi dari model foto saya. Mungkin, jika teman- teman berminat boleh ikut vote disini ya
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10200177040977581&set=o.105714119556021&type=1
Periode vote dengan cara like hingga tanggal 6 Juli 2013 pukul 12:00 ..
Terimakasih..
Hadiahnya lumayan untuk anak kosan seperti saya. hehey.. :D
Jadi, minta vote nya dooong :D
dan perasaan saya adalah deg- deg an. Kenapa ? soalnya penjuriannya itu melalui vote, jadi mekanismenya kita menggunggah foto yang kita lombakan di FB Honda Jatim dengan menggunakan hastag #FemalebazarKDR .
Foto yang saya unggah sebenarnya tidak lebih bagus jika dibanding dengan yang lainnya, tapi saya suka ekspresi dari model foto saya. Mungkin, jika teman- teman berminat boleh ikut vote disini ya
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10200177040977581&set=o.105714119556021&type=1
ini teman- teman dari Hijab Community Kediri sedang melaksanakan talkshow. Twitternya : @hijab_kediri
Terimakasih..
Hadiahnya lumayan untuk anak kosan seperti saya. hehey.. :D
Jadi, minta vote nya dooong :D
Liburan saya jadi punya kegiatan baru. Tiap pagi nonton berita sambil nyeruput teh. hehe
Nah, saya juga jadi ngikuti berita soal BBM naik dan riwehnya pembagian BLSM. Saya lihat Trans 7, ada Aa ganteng Roland Lagonda lagi bacain berita, kapan yah saya diajakin keliling Indonesia bareng sama dia ? *salah fokus*
Jadi, setelah BBM naik, pemerintah memberikan BLSM sebagai pengganti subsidi BBM. Sayang, distribusinya kurang tepat, banyak warga yang seharusnya dapat malah ga dapat.
Di berita tadi, ada seorang ibu bernama Siti, saya lupa daerah mana. Jika dilihat dari penampilan seharusnya beliau ini masuk kedalam kategori menengah keatas. Baju bagus, bawa sepeda motor, pakai perhiasan, daaaaan pengguna BB. Seharusnya ada yang lebih layak kan dapat BLSM ?
Nah, gini nih susahnya orang kita, dibantu dalam hal finansial malah mau, padahal kan mampu juga. Malah seneng gitu dapat bantuan nggak mampu.
Kalau saya yang jadi penasehat pemerintah, saya gak akan ngasih BLSM, kan kayak gitu menimbulkan sifat menggantungkan diri pada orang lain dalam hal ini pemerintah. Kalau saya sih yaudah ga usah di kasih bantuan- bantuan gitu, tapi fasilitas umum diperbaiki, layanan kesehatan diberi gratis.
Manusia itu gak perlu risau, selama Tuhan masih ngasih jatah kita hidup, DIA pasti juga akan memberi kita jatah makan, gimanapun caranya. Kita kan gak bisa memahami cara kerja Tuhan, benar apa benar ?
"Yaudah, gfvvvvvvvv-000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 ,m" (ketikan kucing saya, Madit)
Kayaknya ini kesalahan nenek moyang deh. Beliau- beliau itu ngasih tau kita gini " Gemah Ripah Loh Jinawi" , nah jadinya kan anak cucu jadi leha- leha. Jadi menggantungkan sesuatu.
Saya gak munafik loh, siapa sih yang gak mau di kasih bantuan ? Apalagi dalam bentuk uang void. Lumayan kan, kalau saya yang dapat bisa pake buat beli paketan internet. haha
Tapi, saya sadar. Banyak banget yang lebih butuh. Saya udah bisa makan 3x sehari aja sudah syukur, kalau bisa beli yang lainnya, itu bonus.
yah, semoga dunia ini adil.
*Kucing saya ikutan ngetik ini.
Nah, saya juga jadi ngikuti berita soal BBM naik dan riwehnya pembagian BLSM. Saya lihat Trans 7, ada Aa ganteng Roland Lagonda lagi bacain berita, kapan yah saya diajakin keliling Indonesia bareng sama dia ? *salah fokus*
Jadi, setelah BBM naik, pemerintah memberikan BLSM sebagai pengganti subsidi BBM. Sayang, distribusinya kurang tepat, banyak warga yang seharusnya dapat malah ga dapat.
Di berita tadi, ada seorang ibu bernama Siti, saya lupa daerah mana. Jika dilihat dari penampilan seharusnya beliau ini masuk kedalam kategori menengah keatas. Baju bagus, bawa sepeda motor, pakai perhiasan, daaaaan pengguna BB. Seharusnya ada yang lebih layak kan dapat BLSM ?
Nah, gini nih susahnya orang kita, dibantu dalam hal finansial malah mau, padahal kan mampu juga. Malah seneng gitu dapat bantuan nggak mampu.
Kalau saya yang jadi penasehat pemerintah, saya gak akan ngasih BLSM, kan kayak gitu menimbulkan sifat menggantungkan diri pada orang lain dalam hal ini pemerintah. Kalau saya sih yaudah ga usah di kasih bantuan- bantuan gitu, tapi fasilitas umum diperbaiki, layanan kesehatan diberi gratis.
Manusia itu gak perlu risau, selama Tuhan masih ngasih jatah kita hidup, DIA pasti juga akan memberi kita jatah makan, gimanapun caranya. Kita kan gak bisa memahami cara kerja Tuhan, benar apa benar ?
"Yaudah, gfvvvvvvvv-000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 ,m" (ketikan kucing saya, Madit)
Kayaknya ini kesalahan nenek moyang deh. Beliau- beliau itu ngasih tau kita gini " Gemah Ripah Loh Jinawi" , nah jadinya kan anak cucu jadi leha- leha. Jadi menggantungkan sesuatu.
Saya gak munafik loh, siapa sih yang gak mau di kasih bantuan ? Apalagi dalam bentuk uang void. Lumayan kan, kalau saya yang dapat bisa pake buat beli paketan internet. haha
Tapi, saya sadar. Banyak banget yang lebih butuh. Saya udah bisa makan 3x sehari aja sudah syukur, kalau bisa beli yang lainnya, itu bonus.
yah, semoga dunia ini adil.
*Kucing saya ikutan ngetik ini.
[ Tulisan ngulang ]
jadi, sebenarnya tadi saya udah nulis tuh tentang ini, eh kompi saya ngadat dan HILANG !
--
Pengumuman penjurusan telah tiba, seperti libur :D.
Jadi, setelah galaw- galaw konsentrasi apa yang mau diambil, akhirnya jawabannya sudah keluar.
Alhamdulillah.
Semenjak semester 4 akhir, teman- teman saya udah koar- koar soal konsentrasi. Gara- gara program pendidikan saya murni, di ekonomi semester VI harus ngambil konsentrasi. Saya gak begitu paham, jujur. Pilihannya ada 3 (tiga) :
Nah, setelah menimbang, ngobrol sana sini dengan emak, kakak tingkat dan juga nengok nilai di Hasil Studi, akhirnya saya milih PPD untuk pilihan pertama, Keuangan ke dua, dan koperasi ke tiga.
Kenapa milih PPD ?
Keuangan - ga minat akuntansinya. UMKM dan Koperasi - halo, hare gene koperasi, udah banyak yg ga percaya sama itu. dan sebenarnya, tidak ada alasan khusus memilih konsetrasi PPD, kan tujuan saya kuliah bukan buat cari kerja, tapi sekedar cari pengalaman. Kalau nantinya dapat kerja sesuai dengan jurusan ya anggap saja itu bonus.
---
Kemudian ada beberapa kesalah pahaman yang terjadi, katanya formulir di kumpulkan terakhir 7 Juli, entah kenapa jadi maju sebulan. Jadinya 7 Juni lalu. Saya dapet sms tanggal 4, tanggal 6 tanggal merah. Akhirnya, hari Rabu, 5 Juni saya berangkat ke Malang, karena Kamis kan libur, dan Kamis Sore ada tahlilan mengirim doa untuk akung saya, jadi riweh. Pengennya sih nginep dan Jumat baru pulang, sekalian ketemu sama anak- anak. Tapi, saya putuskan untuk langsung balik sorenya.
Sebelumnya, saya juga udah janjian dulu sama Jijah. temen saya. dan dia juga milih sama kayak saya. di PPD. dan waktu perpisahan kami (saya balik Kediri, dia balik ke rumahnya), she said "yung, nanti KRS annya bareng yak. Aku gak mau pisah dari kamu" | dan tentunya saya bilang "yippey, amin semoga kita barengan".
dan terkabul. Akhirnya la saya dan Jijah di PPD bareng. He he he
KOK KAMU TERKESAN MILIH- MILIH GITU SIH, SIL ?
ya, pandangan orang boleh gitu, tapi sebenar- benarnya saya bukan pemilih, saya selektif dalam berteman. :D
JADI, KALAU DI PPD JADI APA ?
Banyaaaaaaaaaak, di pemda bisa, di bapennas bisa, di instansi pemerintahan lah. Tapi saya berharap nantinya bisa kerja jadi editor bukunya orang- orang keren. he he he.. duduk di balik komputer, nyeruput kopi/ teh.. dan tentunya kerjanya di rumah.. he he he
yah, saya sudah pensiun dini jadi orang tipe textbook. Kapok.
POKOKNYA, WELCOME PPD, SELAMAT MEMBANGUN DAERAH DENGAN IDE CEMERLANG KITA !
jadi, sebenarnya tadi saya udah nulis tuh tentang ini, eh kompi saya ngadat dan HILANG !
--
Pengumuman penjurusan telah tiba, seperti libur :D.
Jadi, setelah galaw- galaw konsentrasi apa yang mau diambil, akhirnya jawabannya sudah keluar.
Alhamdulillah.
Semenjak semester 4 akhir, teman- teman saya udah koar- koar soal konsentrasi. Gara- gara program pendidikan saya murni, di ekonomi semester VI harus ngambil konsentrasi. Saya gak begitu paham, jujur. Pilihannya ada 3 (tiga) :
- Keuangan
- Perencanaan Pembangunan Daerah
- UMKM dan Koperasi
Nah, setelah menimbang, ngobrol sana sini dengan emak, kakak tingkat dan juga nengok nilai di Hasil Studi, akhirnya saya milih PPD untuk pilihan pertama, Keuangan ke dua, dan koperasi ke tiga.
Kenapa milih PPD ?
Keuangan - ga minat akuntansinya. UMKM dan Koperasi - halo, hare gene koperasi, udah banyak yg ga percaya sama itu. dan sebenarnya, tidak ada alasan khusus memilih konsetrasi PPD, kan tujuan saya kuliah bukan buat cari kerja, tapi sekedar cari pengalaman. Kalau nantinya dapat kerja sesuai dengan jurusan ya anggap saja itu bonus.
---
Kemudian ada beberapa kesalah pahaman yang terjadi, katanya formulir di kumpulkan terakhir 7 Juli, entah kenapa jadi maju sebulan. Jadinya 7 Juni lalu. Saya dapet sms tanggal 4, tanggal 6 tanggal merah. Akhirnya, hari Rabu, 5 Juni saya berangkat ke Malang, karena Kamis kan libur, dan Kamis Sore ada tahlilan mengirim doa untuk akung saya, jadi riweh. Pengennya sih nginep dan Jumat baru pulang, sekalian ketemu sama anak- anak. Tapi, saya putuskan untuk langsung balik sorenya.
Sebelumnya, saya juga udah janjian dulu sama Jijah. temen saya. dan dia juga milih sama kayak saya. di PPD. dan waktu perpisahan kami (saya balik Kediri, dia balik ke rumahnya), she said "yung, nanti KRS annya bareng yak. Aku gak mau pisah dari kamu" | dan tentunya saya bilang "yippey, amin semoga kita barengan".
dan terkabul. Akhirnya la saya dan Jijah di PPD bareng. He he he
KOK KAMU TERKESAN MILIH- MILIH GITU SIH, SIL ?
ya, pandangan orang boleh gitu, tapi sebenar- benarnya saya bukan pemilih, saya selektif dalam berteman. :D
JADI, KALAU DI PPD JADI APA ?
Banyaaaaaaaaaak, di pemda bisa, di bapennas bisa, di instansi pemerintahan lah. Tapi saya berharap nantinya bisa kerja jadi editor bukunya orang- orang keren. he he he.. duduk di balik komputer, nyeruput kopi/ teh.. dan tentunya kerjanya di rumah.. he he he
yah, saya sudah pensiun dini jadi orang tipe textbook. Kapok.
POKOKNYA, WELCOME PPD, SELAMAT MEMBANGUN DAERAH DENGAN IDE CEMERLANG KITA !
Minggu ke ... liburan (sampai lupa), saya beneran pengangguran. Ga ada kegiatan selain mantengin komputer, ngetik, online, makan, tiduran, mandi, dan nonton tv. Semenjak uti saya meninggal, rencana liburan saya kayak berantakan, padahal planning saya sebelum liburan lalu sederhana "kalau nanti libur panjang saya mau nungguin uti yang lagi sakit".
Makanya, waktu temen- temen saya pada galau liburan mau ngapain, saya lempeng aja karena memang planning nya sudah ditata rapi.
Kemarin- kemarin waktu saya liburan jalan 3 mingguan, saya di rumah uti terus, gak pulang- pulang, cuma ada festik di Surabaya Sabtu dan Ahad dan ngumpulin formulir penjurusan itu aja keluarnya.
Selama di rumah uti, saya nungguin beliau sambil mainan komputer di sampingnya, ngajakin ngobrol biar beliau ga jenuh. Padahal ya gitu- gitu aja loh, tapi saya nggak ngerasa bosen sama sekali.
Jadi, saya pikir sudah mantap lah ini planning liburan saya.
Tapi, namanya juga manusia. Ga punya daya kalau lawannya Tuhan. Manusia berencana, Tuhan yang menentukan.
Hidup itu realistis. Saya baru kali ini merasakan kehilangan yang amat sangat. Padahal masih banyak lagi kehilangan- kehilangan lain yang menanti. ya kan ?.
Sampai akhirnya, saya dibilangi ibuk untuk liburan.. Menghilangkan penat dan supaya pikiran nggak buntu.
Sampai akhirnya hari ini saya janjian sama Satria buat ngopi di Pare. Sahabat saya yang satu ini gak ada yang berubah, cuma kulitnya aja yang makin menghitam, semua masih sama. Masih seperti dulu. Sepulang ngopi, saya janjian sama Chandra untuk nyobain wifi di Telkom Pare.
Sayangnya tempatnya kecil dan penuh, akhirnya saya ngajak dia buat ngadem aja terserah dimana, karena Chandra emang rajanya jalan blusukan. Pokoknya kalau mau jalan di daerah Kediri dan bingung, tanya aja ke dia, dijamin masalah anda akan teratasi. Pegadaian aja kalah. Minat ? mungkin kalian bisa ngehubungi dia di twitternya @ChandraBJ.
Waktu diperjalanan, saya kepikiran buat ke Waduk Siman aja. Waduk Siman terletak di Desa Siman, Puncu. Sama kayak waduk pada umumnya yang buat nampung air hujan. Tapi yang bikin waduk ini beda adalah suasananya. Banyak pohon besar yang bikin udara di sekitar waduk jadi sejuk, ditambah dengan panorama yang bikin mata serasa dimanja, banyak gunungnya.
Banyak masyarakat sekitar yang memanfaatkan keindahan ini buat sekedar ngadem, kumpul keluarga, dan mancing. Eh tapi yang paling penting dari yang terpenting adalah kita gak perlu bayar sepeserpun buat nikmatin alam ini di waduk siman, gak ada tiket masuk maupun parkir. Semuanya G R A T I S.
Meskipun cantik, sayangnya waduk ini kurang begitu terjaga kebersihannya. Banyak sampah plastik dan dedaunan yang berserakkan di pinggir waduk dan juga ada beberapa bangkai binatang yang entah sengaja di buang atau memang mati disitu.
Kalau saya lihat dari pandangan ekonomi sih *tsah*, lebih baik jika tempat ini dirawat dengan baik, yah setidaknya jika memang tidak ada tiket masuk, disediakan lahan parkir sehingga para pengunjung dapat bebas menikmati pemandangan tanpa terganggu suara kendaraan lain yang lalu lalang, dengan adanya dana parkir tersebut dapat digunakan pula untuk pelestarian lingkungan sekitar, atau untuk dana kebersihan.
*foto bonus
------
Malamnya, saya di telepon kakak sepupu saya, mas Andik, dia ngajakin muter Kediri ngantar bulek yang dari Batam. Meskipun asli Kediri, tapi bulek saya ini udah 16 tahun ga pulang, jadi yah banyak yang berubah dari Kediri.
Setelah puas ( baca : capek) muterin Kediri, kami singgah di Simpang Lima Gumul, poto- poto 'dikit', pulang dan makan pecel mbok Adjir di Gurah. Nyem Nyem..
mas Andik, Bulek Mamik, Adek Donni, mas Angga
Sekarang saya sudah dirumah dan waktunyaaaaaaa ngerjakan DL tulisan kehutanan yang besok pagi dikirim imel :3 #GutNacht yaaa
“Tidak ada hal
yang paling menyedihkan ketika suatu prosesi ‘sakral’ yang seharusnya khidmad
malah menjadi tontonan publik.”
Beberapa hari
yang lalu saya membaca tulisan salah satu blogger Jogja tentang
ketidaknyamanannya dalam melakukan ibadah waisak di Borobudur karena banyaknya
wisatawan yang masuk untuk melihat prosesi peribadatan ini. Mungkin jika anda
belum membaca dan ingin membacanya, sila datang ke Waisak Borobudur Epic Fail.
Miris, satu kata
yang dapat saya gambarkan.
Tidak pernah ada
satupun orang yang mau prosesi nya diganggu orang lain.
Saya pun juga
demikian.
10 Juni 2013,
uti saya meninggal dunia.
Saat itulah
banyak anak kecil (7-15th) yang datang berduyun- duyun untuk melihat uti saya
dimandikan. Memangnya mereka tidak pernah lihat orang mandi ? Memangnya mereka
tidak pernah tau mandi itu bagaimana ? atau mereka tidak pernah dimandikan oleh
orang tua mereka ?
Maaf, saya bukan
sinis atau sensitif.
Orang mati bukan
untuk ditonton, BUKAN!!!
“Jangan
membenarkan yang biasa. Tapi, biasakan yang benar”
Saya tahu ini
desa, mungkin sikap dan pemikiran mereka juga demikian.
Uti saya sudah tua, usianya menginjak 70
tahun, dan beliau juga mengidap diabetes melitus. Sudah hampir 1 bulan lebih
beliau hanya tidur di ranjang karena kondisi badannya yang drop setelah insiden
jatuh terpeleset di kamar mandi sehingga kepalanya berdarah.
Sejak itu pula, kesehatan uti mulai
menurun. Namun, uti saya masih bandel, raganya memang sakit, tapi pemikirannya
masih seperti orang sehat. Bercerita, tertawa, bercanda, semuanya masih bisa.
Tapi, satu minggu yang lalu, uti saya mulai kesulitan menelan, hampir semua
makanan yang bertekstur keras seperti nasi tidak dapat masuk ke tenggorokannya,
minum air saja kesulitan. Hingga akhirnya tak ada satupun makanan yang masuk ke
perut beliau, 1 minggu hanya minum air teh hangat, tapi alhamdulillah porsinya masih
dibilang lumayan banyak untuk penambah tenaga, 1 hari 3 gelas teh.
Hari Jumat
Semenjak uti saya mulai kesulitan
berjalan, uti mulai memakai diapers untuk menampung air seni dan juga poopnya.
Tapi, yang membuat saya kaget adalah, dalam diapersnya terdapat warna merah,
awalnya saya tidak berpikir macam- macam, namun makin lama uti saya bilang
kalau perutnya terasa sakit, dan saat saya melihat (maaf) ‘isi’diapersnya
ternyata terdapat darah menggumpal. Sehingga, kami mengganti diapers 1 hari
sampai 5 kali untuk menjaga kenyamanan serta kebersihan. Dugaan saya, uti ini
terkena liver karena output yang dihasilkan berwarna merah kehitaman. (Jangan
dibayangkan!).
Hari Sabtu
Sabtu pagi, saya masih bercengkerama
dengan uti. Saya bilang saya menang lomba, menang abcd, dan uti masih
menanggapi dengan berkata “menang apa?”, kemudian saat saya beranjak, saya
dipanggil dan dibilangi untuk tidak pergi- pergi jauh. “Ojo lungo- lungo, ning
kene ae ngancani aku” (Jangan pergi- pergi, disini saja menemani uti).
Kemudian, uti minta saya untuk
memeluknya (ngeloni), dan saat itu saya memluk uti sambil menciumi pipi beliau.
:’)
Minggu, Pagi
Meskipun sakit, uti saya selalu mandi
setiap hari, 1 hari 1 kali, setiap pagi pukul 03.30, itupun atas permintaan uti
sendiri. Karena kondisi yang tidak memungkinkan, bude dan ibuk saya memutuskan
untuk memandikan uti dengan cara ‘seko’ atau di lap dengan air hangat. Namun,
uti saya masih menolak saat ditawari demikian.
Hingga, pakpuh dan bude saya memandikan
uti seperti biasanya. Setelah mandi, mata uti saya mulai memutih dan seperti
terbalik. Pernah tau ? Allah, itu adalah hal yang paling menakutkan untuk saya.
:’(
Selanjutnya seperti biasa, uti masih
berinteraksi dengan mata meskipun tidak mengucapkan sepatah kata pun, saudara-
saudara saya yang berada di rumah uti bergantian membacakan surat yasiin dan
juga menuntun uti untuk berdzikir. Tidak pernah lepas.
Pukul 13.00 uti saya mulai tidak sadar.
Kami yang panik terus melantunkan ayat- ayat Allah.
Semua keluarga berkumpul, hingga pakpuh
saya yang paling tua datang dari Surabaya.
Senin, 10 Juni 2013
Senin pagi, keluarga kami mengundang
dokter untuk memeriksa uti, dan dirujuk untuk dibawa ke rumah sakit, supaya uti
saya mendapat infus dan o2, kami menunggu respon uti.
Pukul 08.00 saya memutuskan untuk pulang
terlebih dahulu untuk mandi, dan kemudian ibuk namun hingga pukul 11.00 uti
saya masih belum sadar.
Sekitar pukul 12.45, ibuk saya mengirim
pesan singkat, intinya meminta saya segera sholat dan membaca surat al fatihah
41 kali. Saya masih ingat pukul 13.15, saya baru saja selesai membaca yasin
untuk kesembuhan uti, pukul 13.20, ibuk saya menelpon sambil menangis,
mengabarkan uti sudah dipanggil Sang maha Cinta. Innalilahi Wainailahi Roji’un.
Posisi saya saat itu di rumah uti
sendiri, karena ibuk, emak, bude, pakpuh berada di RS, dan pakpuh saya yang
lain baru saja pulang, jarak rumah uti saya dan pakpuh tidak terlalu jauh,
hanya berkisar jarak sekitar 10 rumah.
Saya lari ke rumah pakpuh, mengabarkan
jika mbah sudah tidak ada. Sambil menangis. Dan pakpuh saya bilang “sudah
jangan nangis, mbah uti sekarang sudah tidak merasakan sakit lagi, kamu sudah
lulus ujian, sudah dianggap cukup merawat uti”, langsung saya seka air mata.
Karena uti saya sudah dipindahkan dari
UGD ke kelas, maka prosesnya lumayan ribet, seharusnya kami harus menunggu
selama 2 jam untuk proses urus ini itu, tapi untungnya kami punya kenalan dan
akhirnya kami hanya menunggu tidak lebih dari setengah jam.
Di rumah, sudah mulai berdatangan para
pelayat, saya yang ditanya masih sering meneteskan air mata, sedih. Gimana
tidak, dari tiga belas cucu uti, perempuan hanya lima, dan saya yang paling
dekat dengan uti sejak kecil, hingga saya hampir berusia 20 tahun.
Mobil Jenazah datang, buncah hati saya,
begitu uti masuk ke ruang tamu, saya langsung masuk, dan mencium muka uti,
alhamdulillah saya tidak menangis pada momen itu, saya mencoba tegar, saya
takut air mata saya menetes saat mencium uti. Sakit hati saya, menangis tanpa
suara.
Alhamdulillah prosesi mandi jenazah,
mengkafani, lancar. Sholat jenazah juga dilakukan beberapa shift bergantian,
pemberangkatan pun juga cepat, Subhanallah, pelayat yang mengantarkan seperti
berlari. :’) – its mean a lot.
Saat proses pemakaman, ayah saya yang
membaca adzan, dan masing- masing dari kami (anak, cucu serta keluarga),
menggenggam tanah sambil membaca surat Inna Angzalna Hufi lailatul qodr
sebanyak 7x, untuk digunakan sebagai ‘bantalan’ uti.
Setelah tahlil
yang dibacakan oleh modin selesai, keluarga besar kami masih tinggal untuk
melakukan tahlil sendiri. Saudara uti saya ada 8, dan uti saya anak pertama.
Adik uti saya, yang bernama mbah Sakir saat menjadi imam tahlil sampai
menangis, dan kami semua disitu larut.
Hingga 3 hari berjalan, saya masih saja
ingat uti, masih suka nangis, masih cengeng. Sampai sudah lewat 7 harian saya
juga masih aneh rasanya, biasanya jam segini uti begini, eh dulu kami sering
begini, duduk disitu, setiap saya pulang sekolah uti ngupas apa aja di kursi
depan, dan lainnya.
Bagi saya, uti adalah ibuk ke 2.
Untuk siapa saja, saya mewakili uti
serta keluarga memohonkan maaf jika uti saya pernah melakukan kesalahan, baik
itu disengaja ataupun tidak disengaja.
Semoga Allah ya Kareem, menempatkan uti
di tempat yang paling Agung milik- Nya. Al- Fatihah..
*yg paling membuat saya sedih adalah,
uti belum lihat saya lulus dan menjadi ‘orang’ seperti yang ia sering bilang ke
saya*