Hola!
Menyambut Senin dengan berada di kantor Samsat Pare untuk memperpanjang SIM C. Awalnya sudah putus asa, karena sadar sudah telat hampir 6 bulan. Mikir- mikir mau perpanjang, takut disuruh buat SIM baru, ujian lagi. Takut ndak lulus. :D
Ceritanya, hari Sabtu kemarin saya kena tilang dikarenakan SIM sudah kadaluarsa, karena mau penelitian jadi saya pilih bayar di tempat saja (tolong ini jangan ditiru ya). Lalu, Senin ini menyempatkan untuk memperpanjang SIM di Pare, karena dulu buatnya juga di tempat ini.
Sebelumnya, saya sempatkan untuk baca- baca beberapa artikel di blog teman- teman yang pernah memperpanjang SIM. Ada beberapa yang mengatakan kalau SIM yang kadaluarsa tidak dapat diperpanjang, jadi harus membuat SIM baru. Ohya, permasalahan SIM saya begini, saya pernah membuat SIM saat SMA, kelas XI. Saat itu usia saya belum mencukupi, tapi harus memiliki SIM karena keperluan sekolah yang naik motor. (Oke, ini jangan ditiru juga ya). Akhirnya, saya membuat SIM dengan KTP dituakan 1 tahun. Sekarang KTP sudah sesuai dengan sebenarnya, tapi SIM belum. Saya sempat was- was, bagaimana kalau tidak bisa diperpanjang, karena perbedaan identitas. Ternyata hari ini masih bisa.
Saya sarankan untuk berangkat pagi apabila ingin mengurus surat- surat penting. Saya berangkat pukul 06: 30, dan ternyata masih ada apel pagi. Sebelum itu siapkan dulu persyaratan untuk memperpanjang SIM.
1. KTP
2. SIM
3. Bolpoin
4. Uang
Sebelum itu, copy dulu identitas yang diperlukan. Kalau bingung bisa copy di dekat samsat, petugasnya sudah paham. Nanti kita akan ditanya, mau perpanjang atau membuat baru, tenang saja, kita sudah sekalian diberi map dengan 1 warna yang sama, setelah itu, saya menuju klinik untuk cek kesehatan.
Saat saya menuju klinik, pas sekali kliniknya baru buka, jadi saya ada di antrean pertama. Namun masih harus menunggu karena dokternya belum datang. Tidak lama kemudian ada petugas yang mulai menulis surat kesehatan, nama saya dipanggil, ditanya tinggi badan, dan berat badan (anpa ditimbang dan diukur), jadi saya kira- kira saja sih tadi. hehe
Lalu, saya mulai dipanggil ke dalam. Duduk di depan ibu- ibu dan saya disuruh membaca huruf- huruf yang ada di buku psikotes, untuk mengetahui punya sakit Buta Warna atau tidak. Setelah itu saya membayar Rp. 20.000, dan pindah ke meja selanjutnya, membayar lagi uang asuransi sebesar Rp. 30.000. Saya diarahkan untuk menuju Loket Informasi, untuk mengumpulkan berkas yang isinya KTP, SIM, Surat Kesehatan, dan Asuransi.
Menunggu ...
Nama- nama mulai dipanggil, saya dapat urutan ke 6. Lalu menunggu untuk dipanggil untuk melakukan pembayaran di Loket BRI, untuk saya perpanjang SIM C jumlahnya Rp. 75.000.
Lalu mari kita menunggu lagi untuk dipanggil..
Tidak sampai 15 menit, nama saya dipanggil untuk mengisi formulir. Disini gunanya bolpoin sendiri. Biar gak saling menunggu dan meminjam ya. Soalnya sistem ketika kita sudah masuk di ruangan untuk menunggu foto adalah FIFO (First In First Out). Semakin cepat mengisi blanko, dan mengumpulkan formulir. Maka semakin cepat kita mendapat antrean foto.
Menunggu lagi untuk dipanggil pemotretan.
Saat sudah dipanggil, di dalam ruangan kita masih menunggu giliran untuk foto. Soalnya di Pare, cuma ada 2 petugas bagian potret memotret. Eh, butuh pegawai buat nge foto nggak ? ;v. Kamera yang dipakai kamera poket.
Setelah nama saya dipanggil, dibacakan identitas yang saya isi sebelumnya, lalu saya diminta untuk cap jari, serta tanda tangan. Lalu, foto. Selesai.
Menunggu lagi untuk mendapat kartu SIM yang sudah jadi.
Selang 15 menit kemudian, nama saya dipanggil.
dan saya kecewa :(
foto nya jelek, nggak genic gitu, GAK PAKE DI EDIT SAMA POTOSHOP GITU, gak pakai 360 gitu :(. Print kartunya ada garis- garisnya. Printernya masih belum oke nih kepolisian.
Tapi, yang penting udah punya sim resmi lagi. Siap nge-rider kemana- mana lagi. :D
*bener ya, posting tanpa foto ibarat makan ayam goreng yang gak digoreng. Maaf, sama sekali tidak mendokumentasikan apapun.
So, happy monday everyone.
Menyambut Senin dengan berada di kantor Samsat Pare untuk memperpanjang SIM C. Awalnya sudah putus asa, karena sadar sudah telat hampir 6 bulan. Mikir- mikir mau perpanjang, takut disuruh buat SIM baru, ujian lagi. Takut ndak lulus. :D
Ceritanya, hari Sabtu kemarin saya kena tilang dikarenakan SIM sudah kadaluarsa, karena mau penelitian jadi saya pilih bayar di tempat saja (tolong ini jangan ditiru ya). Lalu, Senin ini menyempatkan untuk memperpanjang SIM di Pare, karena dulu buatnya juga di tempat ini.
Sebelumnya, saya sempatkan untuk baca- baca beberapa artikel di blog teman- teman yang pernah memperpanjang SIM. Ada beberapa yang mengatakan kalau SIM yang kadaluarsa tidak dapat diperpanjang, jadi harus membuat SIM baru. Ohya, permasalahan SIM saya begini, saya pernah membuat SIM saat SMA, kelas XI. Saat itu usia saya belum mencukupi, tapi harus memiliki SIM karena keperluan sekolah yang naik motor. (Oke, ini jangan ditiru juga ya). Akhirnya, saya membuat SIM dengan KTP dituakan 1 tahun. Sekarang KTP sudah sesuai dengan sebenarnya, tapi SIM belum. Saya sempat was- was, bagaimana kalau tidak bisa diperpanjang, karena perbedaan identitas. Ternyata hari ini masih bisa.
Saya sarankan untuk berangkat pagi apabila ingin mengurus surat- surat penting. Saya berangkat pukul 06: 30, dan ternyata masih ada apel pagi. Sebelum itu siapkan dulu persyaratan untuk memperpanjang SIM.
1. KTP
2. SIM
3. Bolpoin
4. Uang
Sebelum itu, copy dulu identitas yang diperlukan. Kalau bingung bisa copy di dekat samsat, petugasnya sudah paham. Nanti kita akan ditanya, mau perpanjang atau membuat baru, tenang saja, kita sudah sekalian diberi map dengan 1 warna yang sama, setelah itu, saya menuju klinik untuk cek kesehatan.
Saat saya menuju klinik, pas sekali kliniknya baru buka, jadi saya ada di antrean pertama. Namun masih harus menunggu karena dokternya belum datang. Tidak lama kemudian ada petugas yang mulai menulis surat kesehatan, nama saya dipanggil, ditanya tinggi badan, dan berat badan (anpa ditimbang dan diukur), jadi saya kira- kira saja sih tadi. hehe
Lalu, saya mulai dipanggil ke dalam. Duduk di depan ibu- ibu dan saya disuruh membaca huruf- huruf yang ada di buku psikotes, untuk mengetahui punya sakit Buta Warna atau tidak. Setelah itu saya membayar Rp. 20.000, dan pindah ke meja selanjutnya, membayar lagi uang asuransi sebesar Rp. 30.000. Saya diarahkan untuk menuju Loket Informasi, untuk mengumpulkan berkas yang isinya KTP, SIM, Surat Kesehatan, dan Asuransi.
Menunggu ...
Nama- nama mulai dipanggil, saya dapat urutan ke 6. Lalu menunggu untuk dipanggil untuk melakukan pembayaran di Loket BRI, untuk saya perpanjang SIM C jumlahnya Rp. 75.000.
Lalu mari kita menunggu lagi untuk dipanggil..
Tidak sampai 15 menit, nama saya dipanggil untuk mengisi formulir. Disini gunanya bolpoin sendiri. Biar gak saling menunggu dan meminjam ya. Soalnya sistem ketika kita sudah masuk di ruangan untuk menunggu foto adalah FIFO (First In First Out). Semakin cepat mengisi blanko, dan mengumpulkan formulir. Maka semakin cepat kita mendapat antrean foto.
Menunggu lagi untuk dipanggil pemotretan.
Saat sudah dipanggil, di dalam ruangan kita masih menunggu giliran untuk foto. Soalnya di Pare, cuma ada 2 petugas bagian potret memotret. Eh, butuh pegawai buat nge foto nggak ? ;v. Kamera yang dipakai kamera poket.
Setelah nama saya dipanggil, dibacakan identitas yang saya isi sebelumnya, lalu saya diminta untuk cap jari, serta tanda tangan. Lalu, foto. Selesai.
Menunggu lagi untuk mendapat kartu SIM yang sudah jadi.
Selang 15 menit kemudian, nama saya dipanggil.
dan saya kecewa :(
foto nya jelek, nggak genic gitu, GAK PAKE DI EDIT SAMA POTOSHOP GITU, gak pakai 360 gitu :(. Print kartunya ada garis- garisnya. Printernya masih belum oke nih kepolisian.
Tapi, yang penting udah punya sim resmi lagi. Siap nge-rider kemana- mana lagi. :D
*bener ya, posting tanpa foto ibarat makan ayam goreng yang gak digoreng. Maaf, sama sekali tidak mendokumentasikan apapun.
So, happy monday everyone.
"Taukah kamu, kalau @KabKediri punya produk unggulan yang berasal dari Mangga Podang ?" - twitt ini baru saja saya lempar ke linimassa, di retwitt oleh akun KabKediri, lalu banyak yang nanyain.
Apa motivasi saya bilang demikian ?
Jawabannya adalah :
Saya mau bantu Kepala Bidang Industri di Koperindag dan pengusaha industri pengolahan untuk mengenalkan produk olahan mangga yang sebenarnya sudah ditetapkan oleh Kementrian Perindustrian tahun 2013 sebagai icon Kabupaten Kediri. Sudah itu saja, titik.
Awalnya saya hanyalah mahasiswa yang sedang menempuh satu mata kuliah skripsi dengan jumlah 6 SKS (Sistem Kredit Semester) untuk memenuhi persyaratan kelulusan dari sarjana strata 1. Saya berminat untuk menganalisis tentang strategi perkembangan industri pengolahan mangga podang yang ada di Kediri, karena yang saya tahu Kediri memang icon nya adalah Mangga Podang, selain Tahu Poo tentunya. Sayangnya, olahan mangga podang nasibnya tidak se- jaya, tahu poo yang sudah melang-lang buana dikenal dimana- mana. Asal tahu saja, Kediri itu ada 2. Kediri kota dan Kediri Kabupaten. Kediri kota, icon nya adalah Tahu Poo/ biasa dikenal dengan tahu takwa (tahu kuning). Sedangkan Kediri Kabupaten, punya icon yaitu mangga podang.
Gimana ceritanya bisa gitu ?
Begini, menurut penuturan dari Kepala Bidang Industri yang saya temui beberapa hari yang lalu, mangga podang oleh Kementrian Perindustrian sudah ditetapkan sebagai Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) pada tahun 2013, namun sayangnya belum ada feedback atau sikap yang oke dari pemerintah daerah. Intinya belum ada tanggapan serius untuk ini.
Saat menentukan komoditi ini, FGD (Focus Group Discussion) sudah rapat 3 kali, dan hasilnya tetap mangga podang sebagai produk unggulan Kabupaten Kediri. Alasannya ? Mangga Podang yang ada di Kediri karakteristiknya berbeda dengan mangga podang di tempat lain, misalnya ada serat seperti tepung di dalam buah, sehingga apabila dikonsumsi di pagi hari, bahkan saat belum makan pagi tidak akan menyebabkan sakit perut, selain itu warna kulitnya juga cantik.
Nah, permasalahannya. Mangga podang di Kediri, produktivitasnya hanya 3- 4 bulan dalam 1 tahun. Yaitu pada bulan Oktober- Desember. Pada masa panen seperti ini, jumlah mangga podang sangat melimpah, sehingga harga anjlok. Selain itu juga banyak sekali mangga yang busuk karena tidak laku. Melihat permasalahan ini, muncul Kelompok Tani di Dusun Sumberbendo Desa Tiron Kecamatan Banyakan. Kelompok Tani Wanita Budidaya Tiron Makmur.
Mereka memiliki inovasi dengan menjadikan mangga podang menjadi produk olahan yang dapat bertahan lebih lama dibanding buah mangga segar. Sayangnya orang Kediri kurang tahu nih, makanya industrinya terancam tutup karena industri ini masih kesulitan pemasaran. Padahal produknya sudah sampai di luar Jawa bahkan sampai di Malaysia dan Singapura loh. Wah!
Yuk, masyarakat Kediri khususnya, kita bantu UKM yang ada di Kediri supaya lebih maju, bukan hanya untuk Kelompok Tani lho, tapi untuk Kabupaten kita!
Kalau pengen tau kayak apa rasanya bisa langsung datang ke Bu Luluk di Dsn. Sumberbendo Desa Tiron Kecamatan Banyakan | 081-331-528-907 atau bisa melalui saya karena saya masih sering bolak balik kesana untuk penelitian.
Ohya, produk dari Kelompok Tani ini sudah ada di beberapa outlet di Sri Ratu, Golden, Koperasi Kampung Inggris Pare, dan toko Kadin di Katang.
Bantu UKM supaya lebih maju dan berjaya.
Apa motivasi saya bilang demikian ?
Jawabannya adalah :
Saya mau bantu Kepala Bidang Industri di Koperindag dan pengusaha industri pengolahan untuk mengenalkan produk olahan mangga yang sebenarnya sudah ditetapkan oleh Kementrian Perindustrian tahun 2013 sebagai icon Kabupaten Kediri. Sudah itu saja, titik.
Awalnya saya hanyalah mahasiswa yang sedang menempuh satu mata kuliah skripsi dengan jumlah 6 SKS (Sistem Kredit Semester) untuk memenuhi persyaratan kelulusan dari sarjana strata 1. Saya berminat untuk menganalisis tentang strategi perkembangan industri pengolahan mangga podang yang ada di Kediri, karena yang saya tahu Kediri memang icon nya adalah Mangga Podang, selain Tahu Poo tentunya. Sayangnya, olahan mangga podang nasibnya tidak se- jaya, tahu poo yang sudah melang-lang buana dikenal dimana- mana. Asal tahu saja, Kediri itu ada 2. Kediri kota dan Kediri Kabupaten. Kediri kota, icon nya adalah Tahu Poo/ biasa dikenal dengan tahu takwa (tahu kuning). Sedangkan Kediri Kabupaten, punya icon yaitu mangga podang.
Gimana ceritanya bisa gitu ?
Begini, menurut penuturan dari Kepala Bidang Industri yang saya temui beberapa hari yang lalu, mangga podang oleh Kementrian Perindustrian sudah ditetapkan sebagai Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) pada tahun 2013, namun sayangnya belum ada feedback atau sikap yang oke dari pemerintah daerah. Intinya belum ada tanggapan serius untuk ini.
Saat menentukan komoditi ini, FGD (Focus Group Discussion) sudah rapat 3 kali, dan hasilnya tetap mangga podang sebagai produk unggulan Kabupaten Kediri. Alasannya ? Mangga Podang yang ada di Kediri karakteristiknya berbeda dengan mangga podang di tempat lain, misalnya ada serat seperti tepung di dalam buah, sehingga apabila dikonsumsi di pagi hari, bahkan saat belum makan pagi tidak akan menyebabkan sakit perut, selain itu warna kulitnya juga cantik.
Nah, permasalahannya. Mangga podang di Kediri, produktivitasnya hanya 3- 4 bulan dalam 1 tahun. Yaitu pada bulan Oktober- Desember. Pada masa panen seperti ini, jumlah mangga podang sangat melimpah, sehingga harga anjlok. Selain itu juga banyak sekali mangga yang busuk karena tidak laku. Melihat permasalahan ini, muncul Kelompok Tani di Dusun Sumberbendo Desa Tiron Kecamatan Banyakan. Kelompok Tani Wanita Budidaya Tiron Makmur.
Mereka memiliki inovasi dengan menjadikan mangga podang menjadi produk olahan yang dapat bertahan lebih lama dibanding buah mangga segar. Sayangnya orang Kediri kurang tahu nih, makanya industrinya terancam tutup karena industri ini masih kesulitan pemasaran. Padahal produknya sudah sampai di luar Jawa bahkan sampai di Malaysia dan Singapura loh. Wah!
Yuk, masyarakat Kediri khususnya, kita bantu UKM yang ada di Kediri supaya lebih maju, bukan hanya untuk Kelompok Tani lho, tapi untuk Kabupaten kita!
Minuman Sari Mangga
Dodol Mangga Ukuran Besar
Keripik Buah
Dodol Mangga Ukuran Kecil
Manisan Jelly Mangga
Pure Mangga
Syrup Mangga
Kalau pengen tau kayak apa rasanya bisa langsung datang ke Bu Luluk di Dsn. Sumberbendo Desa Tiron Kecamatan Banyakan | 081-331-528-907 atau bisa melalui saya karena saya masih sering bolak balik kesana untuk penelitian.
Ohya, produk dari Kelompok Tani ini sudah ada di beberapa outlet di Sri Ratu, Golden, Koperasi Kampung Inggris Pare, dan toko Kadin di Katang.
Bantu UKM supaya lebih maju dan berjaya.
Apalagi yang dilakukan ? Selain beribadah malam ? Yup, Internetan. Saya membuka twitter, tempat dimana semua orang yang memiliki akun sosial media itu bisa menjadi apa saja. Utamanya komentator.
Sekrol timeline, menemukan retwittan salah satu teman, isinya begini "Tak ada yang lebih menyedihkan dari perpisahan tanpa keinginan". Yang belakangan saya tahu, ternyata dari http://kumpulanspasi.wordpress.com/. Tiba- tiba, pikiran saya langsung tertuju pada kabar dari seorang teman yang baru saja melaksanakan pernikahan. Senang mendengarnya, apalagi saya tau mereka sudah menjalin hubungan lebih dari 6 tahun, lika- liku hubungannya, dan dengan segala perbedaan.
Dulu, sempat bertanya- tanya, apakah mereka bisa menyatu, padahal ada sekat diantara mereka, iya sekat itu namanya agama. Cuma karena membaca twitt tersebut, pikiran saya bisa sampai kemana- mana, teringat ini itu. Waktu itu, dalam suatu diskusi bersama alm. Chandra, kami membicarakan tentang hubungan teman kami tersebut. Bagaimana nantinya jika mereka tidak jadi satu dalam artian menikah, gimana sakitnya kalau dipisahkan cuma karena perbedaan. Sakitnya ? Jangan tanya, sudah pasti dimana- mana.
Ternyata, kemarin, terdengar kabar mereka sudah menikah. :))
so, happy wedding ya!
Entah apapun prosesinya, aku turut bahagia.