[Gemah Beach] |
Sebetulnya nggak ada rencana mau ke pantai sih, awalnya dari
Kediri mau naik kereta ke Tulungagung
terus jalan- jalan aja di sekitaran stasiun dan alun- alun. Tapi akhirnya diputuskan untuk naik motor aja ke Tulungagung. Kemana ke Tulungagung? Gak ada tujuan, sampai akhirnya saya berhenti di alun-alunnya. Karena sudah masuk dhuhur jadilah sekalian ngadem di masjid agung yang lokasinya tepat berada di depan Alun- Alun.
Setelah itu baru kepikiran, ke Tulungagung kenapa gak sekalian ke pantai segala umat, Pantai Gemah aja? Yaudahlah ya, akhirnya motor melaju ke selatan kabupaten Tulungagung. Pantai ini lokasinya ada di Jalur Lintas Selatan (JLS), Soireng, Keboireng, Besuki. Jaraknya kurang lebih 30 km kalau titik poinnya dari Alun- Alun, perjalanan sekitar 1 jam.
Pemandangan dari JLS memang bagus dan semilir sejuk. Nah untuk biaya masuknya cukup terjangkau, 5K per orang dengan parkir kendaraan bermotor 2K. Standart wisata di Jawa Timur. Sayangnya sih tidak ada tempat parkir resmi yang disediakan di Pantai ini. Jadi parkirnya sembarangan aja. Agak was-was sih waktu mau ninggalin motor, meskipun sudah dikunci ganda.
Setelah sampai dan memarkir kendaraan, saya dan teman mulai eksplore pantai ini. Karena memang harinya Minggu, jadi ramai pengunjung. Gemah ini memang lokasinya mudah dijangkau dan murah meriah. Makanya gak heran kalau pantai ini jadi tujuan wisata keluarga ataupun acara tour.
Awalnya agak heran sih, kok pantai ini pasirnya cenderung coklat- hitam ya. Sebelumnya memang belum pernah menemui. Tidak seperti pantai di sekitarnya yang punya pasir putih. Ternyata ini dikarenakan adanya berbagai macam proses dari batuan yang ada di sekitarnya. Pasir yang merupakan material berupa butiran dengan ukuran sangat kecil ini berasal dari berbagai macam benda, umumnya dari batuan yang mengalami berbagai macam proses hingga berubah menjadi butiran kecil, yang umumnya kita sebut dengan pasir.
Batuanya bisa berasal dari mana saja, bisa juga dari letusan gunung berapi. Nah, jenis batuan inilah yang menentukan warna pasir yang ada di pantai. Misalnya, pasir yang berwarna putih, bisa jadi disebabkan karena batuan di pegunungan sekitar lokasi mengandung lebih banyak kapur.
Sehingga menyebabkan warna pasirnya menjadi putih. Sedangkan untuk pantai pasir yang berwarna hitam, disebabkan karena batuan di sekitar pantai mengandung banyak tanah alluvial.
Nah, karena di Pantai Gemah suasananya ramai banget, saya mencoba berjalanan ke arah timur, mencari sisi lain dari area ini. Ternyata ada nama pantai lain, yaitu Pantai Widodaren. Letaknya ya satu garus pantai aja sama Gemah. Namun lokasinya lebih sepi dan lebih tenang, selain itu juga terdapat tebing- tebing kapur di sisi kirinya.
Suasana makin sore, saya bergegas untuk kembali ke parkir Pantai Gemah. Ternyata pemandangannya bagus juga kalau sore, agak misty gimana gitu rasanya.
Ohya, fasilitasnya sudah cukup lengkap ya di sini. Ada toilet yang bersih dan banyak, mushola, tempat makan tentunya dan saat ini sedang ada dibangun penginapan juga.
Selain menikmati pantai, di sini juga bisa sewa ATV dengan membayar 50.000, banana boat dan juga flying fox. Mungkin lain kali bisa berkunjung lagi ke Gemah, tapi tidak saat musim hujan ya. Hehehe.
Senjanya syahdu bat!
Setelah itu baru kepikiran, ke Tulungagung kenapa gak sekalian ke pantai segala umat, Pantai Gemah aja? Yaudahlah ya, akhirnya motor melaju ke selatan kabupaten Tulungagung. Pantai ini lokasinya ada di Jalur Lintas Selatan (JLS), Soireng, Keboireng, Besuki. Jaraknya kurang lebih 30 km kalau titik poinnya dari Alun- Alun, perjalanan sekitar 1 jam.
Pemandangan dari JLS memang bagus dan semilir sejuk. Nah untuk biaya masuknya cukup terjangkau, 5K per orang dengan parkir kendaraan bermotor 2K. Standart wisata di Jawa Timur. Sayangnya sih tidak ada tempat parkir resmi yang disediakan di Pantai ini. Jadi parkirnya sembarangan aja. Agak was-was sih waktu mau ninggalin motor, meskipun sudah dikunci ganda.
Setelah sampai dan memarkir kendaraan, saya dan teman mulai eksplore pantai ini. Karena memang harinya Minggu, jadi ramai pengunjung. Gemah ini memang lokasinya mudah dijangkau dan murah meriah. Makanya gak heran kalau pantai ini jadi tujuan wisata keluarga ataupun acara tour.
Awalnya agak heran sih, kok pantai ini pasirnya cenderung coklat- hitam ya. Sebelumnya memang belum pernah menemui. Tidak seperti pantai di sekitarnya yang punya pasir putih. Ternyata ini dikarenakan adanya berbagai macam proses dari batuan yang ada di sekitarnya. Pasir yang merupakan material berupa butiran dengan ukuran sangat kecil ini berasal dari berbagai macam benda, umumnya dari batuan yang mengalami berbagai macam proses hingga berubah menjadi butiran kecil, yang umumnya kita sebut dengan pasir.
Batuanya bisa berasal dari mana saja, bisa juga dari letusan gunung berapi. Nah, jenis batuan inilah yang menentukan warna pasir yang ada di pantai. Misalnya, pasir yang berwarna putih, bisa jadi disebabkan karena batuan di pegunungan sekitar lokasi mengandung lebih banyak kapur.
Sehingga menyebabkan warna pasirnya menjadi putih. Sedangkan untuk pantai pasir yang berwarna hitam, disebabkan karena batuan di sekitar pantai mengandung banyak tanah alluvial.
Nah, karena di Pantai Gemah suasananya ramai banget, saya mencoba berjalanan ke arah timur, mencari sisi lain dari area ini. Ternyata ada nama pantai lain, yaitu Pantai Widodaren. Letaknya ya satu garus pantai aja sama Gemah. Namun lokasinya lebih sepi dan lebih tenang, selain itu juga terdapat tebing- tebing kapur di sisi kirinya.
Suasana makin sore, saya bergegas untuk kembali ke parkir Pantai Gemah. Ternyata pemandangannya bagus juga kalau sore, agak misty gimana gitu rasanya.
Ohya, fasilitasnya sudah cukup lengkap ya di sini. Ada toilet yang bersih dan banyak, mushola, tempat makan tentunya dan saat ini sedang ada dibangun penginapan juga.
Selain menikmati pantai, di sini juga bisa sewa ATV dengan membayar 50.000, banana boat dan juga flying fox. Mungkin lain kali bisa berkunjung lagi ke Gemah, tapi tidak saat musim hujan ya. Hehehe.
Senjanya syahdu bat!