Kenangan Tentang Uti dan Pengalaman Merawat Keluarga yang Sakit
Januari 08, 2016
Hai bloggers! Satu
minggu berlalu dari tahun baru, bagaimana kabarnya ? Resolusi yang dibuat sudah
ada yang dilaksanakan atau bahkan semakin ingkar dengan janji sendiri ? Hehehe.
Ah, perasaan kayak baru kemarin aja aku merayakan tahun baru dengan tidur lebih
awal dan besoknya saat bangun tidur harus menghadapi kenyataan bahwa hari sudah
berganti baru. Tapi meskipun begitu, kenangan tentang masa lalu selalu menjadi
hal yang mengharu biru buatku. Salah satunya tentang ibu dari ibu (yang sudah
lama kupanggil mbah uti) yang bahkan tidak pernah hilang dari ingatanku.
Mbah uti adalah wonder
woman kedua buatku, nenek- nenek yang penuh inspirasi dan selalu kuceritakan
kepada teman- temanku di sekolah. Beliau begitu pandai memasak berbagai macam
makanan, pepes pindang adalah favoritku dan sampai sekarang belum ada yang bisa
membuatnya dengan rasa yang sama seperti buatan mbah uti. Dalam ingatanku, uti
merupakan wanita lincah yang mandiri. Masih segar diingatanku, waktu itu aku
masih kelas 1 SD di tahun 1999. Mbah kakung meninggal dunia dan sejak saat itu
mbah uti harus tinggal sendiri di rumah yang besar, karena dua anak terakhir
harus merantau untuk menggapai masa depan di Batam. Namun, ke dua anak lainnya
tinggal berdekatan di satu daerah, dan orang tuaku tinggal di daerah yang
berbeda meskipun dalam kota yang sama. Jadi, sebetulnya uti tidak total hidup
sebatang kara.
Makanya, saat ada
kesempatan libur aku selalu berkunjung ke rumah uti. Tanpa disuruh dan selalu
ngeyel, aku akan menginap berhari- hari sampai hari masuk sekolah datang kurang
satu hari. Saking senengnya di rumah mbah uti, aku sering sedih waktu masa
libur habis. Bahkan itu tetap terjadi walaupun aku sudah belajar di perguruan
tinggi.
Aku jadi ingat saat uti mulai sakit. Saat itu
tahun 2008, aku mulai
masuk sekolah tingkat atas. Ibu merayakan ulang tahunku pertama kalinya dengan
membuat kue. Lalu kami pergi ke rumah uti untuk berbagi kebahagiaan. Saat
mencicipi kue tart, uti memberi komentar kalau kue buatan ibu kurang manis. Selanjutnya
mereka terlibat obrolan serius, intinya ibu mengajak uti untuk periksa
kesehatan dan seperti ibu pada umumnya yang tidak ingin membuat anaknya
khawatir, uti meyakinkan ibuk kalau dirinya sehat- sehat saja.
Entah bujukan macam apa
yang dijanjikan ibu, akhirnya uti bersedia ikut periksa dan disana baru
diketahui kalau nilai gula darah uti sangat tinggi. Baru- baru ini lebih dikenal dengan nama Diabetes Melitus.
Sejak saat itu, uti mulai
diet ketat makanan yang mengandung gula, dan keluarga besar kami juga mulai
aware dengan pola hidup. Banyak yang bilang diabetes itu penyakit turunan,
makanya kami anak turunnya selalu rutin cek gula darah untuk antisipasi. Tapi
yang membuat kami lega sekaligus sedih, ternyata diabetes uti tidak menurun
tapi karena pola hidup uti yang kurang benar.
Tahun demi tahun tak
pernah sekalipun uti absen ke dokter karena sejak didiagnosa diabetes selalu ada
saja hal- hal yang membuat kami sebagai anak cucunya belajar untuk sabar dan
ikhlas.
Beberapa kali uti juga
pernah dirawat di rumah sakit lebih dari 2 minggu karena infeksi luka di kaki
dan itu tanpa sepengetahuan kami, karena adanya infeksi tersebut luka uti tidak
dapat sembuh sampai berbulan- bulan. Hingga akhirnya harus diambil keputusan
untuk amputasi salah satu jari di kakinya, yaitu bagian jempol. Aku bersama mas
Angga salah satu sepupuku yang sering punya kesempatan menjadi perawat pribadi
mbah uti. Kami mencuci kakinya dengan air infus, lalu dibasuh dengan air
seduhan sirih, membersihkan (maaf) nanahnya, kemudian memberi obat.
Maka dari itu obat
luka, kassa, dan kapas menjadi konsumsi
kami selama berbulan- bulan. Ajaibnya kaki uti yang awalnya luka dan bahkan aku
bisa melihat tulangnya bisa sembuh dan tumbuh daging yang menutup tulang. Pelan
tapi pasti kesehatan uti juga membaik.
Tahun jeda yang membuat
kami bahagia karena uti sehat seperti sedia kala. Minum obat, makan sesuai
anjuran, olahraga, semuanya dilakukan secara displin. Tapi pada pertengahan
tahun 2012, kesehatan uti mulai menurun dan lagi- lagi harus masuk rumah sakit karena kadar gula
dalam tubuhnya yang terlalu rendah. Istilah kerennya sedang dalam kondisi drop.
Awal Januari 2013 uti sempat satu kali terjatuh di kamar mandi, sejak kejadian
itu aktivitas uti hanya ada di atas ranjang tidur hingga akhir hayatnya di
bulan Juni 2013.
Pengalaman yang
memberikan pelajaran berharga selama merawat uti menjadikanku semakin lebih aware
terhadap kesehatan diri dan keluarga, karena banyak hal pilu yang kurasakan
dengan keluarga saat uti sakit. Salah satunya adalah sulitnya menemukan resep
obat yang diberi oleh dokter. Beberapa kali harus berpindah apotek untuk
mendapatkan obat yang dimaksud dan hal tersebut sangat melelahkan. Maklum saja pada
saat itu tempat tinggalku masih belum maju dan berkembang seperti sekarang,
jika ingin mencari obat yang lengkap harus ke apotek besar.
Puji syukur karena
semakin kesini hidup semakin dimudahkan. Meskipun uti sudah berpulang, kami
tidak pernah lupa untuk selalu menjaga pola hidup sehat. Tapi yang namanya
manusia beraktivitas adakalanya sesekali merasakan sakit, flu, batuk, sembelit,
dan lainnya. Makanya kami gak pernah absen untuk siap sedia P3K di rumah. Tapi
gak jarang juga d rumah kehabisan obat penting yang perlu cepat digunakan. Nah
untungnya sekarang ini banyak apotik yang memberikan pelayanan secara online.
Jadi kita bisa mengaksesnya dimanapun kita berada.
ProSehat adalah salah satu penyedia jasa penjualan obat atau apotik online di Indonesia.
Konsepnya seperti swalayan yang menyediakan berbagai macam obat- obatan secara
lengkap. Simpelnya kita bisa pesan obat tanpa perlu jalan ke apotek. ProSehat memang mengerti kebutuhan kita, maka dari itu jika kita ingin memesan obat- obatan, kita cukup menginstall aplikasi android ProSehat. Hanya dengan membuat satu akun untuk login, kita bisa berbelanja obat- obatan.
Kemarin aku punya
kesempatan untuk berbelanja menggunakan voucher di Pro Sehat. Aku memilih paket
P3K untuk anak karena saat itu saudara sepupu sedang berkumpul karena libur
tahun baru. Jadi siap sedia kalau misalnya ada yang tiba- tiba gak enak badan.
Ketagihan berbelanja di swalayan ini, aku kembali membeli beberapa obat gatal untuk
adik karena dia sedang memiliki masalah dengan kulitnya, suplemen & vitamin,
obat kumur, serta obat mata yang saat ini masih dalam proses pengiriman.
Cara untuk memesan obat
di swalayan online ini sangat mudah, kita cukup mengikuti step by step yang
ditampilkan gadget yang telah terinstal aplikasi ProSehat. Jika belum instal
aplikasinya silakan download dulu di Play Store dengan nama ProSehat Indonesia.
Jika sudah ikuti stepnya sebagai berikut :
Google Play Store : ProSehat Indonesia |
1. Buka aplikasi ProSehat;
3. Ketik obat yang akan dibeli, kalau saya pilih Betadine sabun cair, selanjutnya ada penjelasan mengenai informasi obat, baik kategori, indikasi dan harganya;
4. Kemudian isi kolom nama, nomor telepon, alamat, dan seterusnya;
5. Jika memiliki voucher silakan diisi kodenya, dan isi keranjang belanja siap untuk dibayar. Selanjutnya akan ada email konfirmasi dari pihak ProSehat mengenai cara pembayarannya.
Tenang saja, proses
pembayaran di ProSehat sangat transparan dan jelas karena semua harga yang
tertera sesuai dengan yang akan kita beli.
Mudah banget kan, nah
buat teman- teman yang ingin belanja obat- obatan sepertiku tapi malas keluar
rumah, bisa langsung cek sosial media ProSehat untuk mendapatkan cara hidup
sehat, lebih mudah dan hemat.
Fanpage ProSehat : https://www.facebook.com/prosehatcom
Instagram & twitter: @prosehat
So, tunggu apa lagi ? Tebus resep online di ProSehat aja.
9 comments
Silvi anak yg sabar dan telaten serta berbkti, Kalau merawat orang sakit jadi selalu bersyukkur atas nikmat sehat yang diberikan oleh Allah ya.
BalasHapusSemoga Silvi selalu sehat
Jadi ingat mbah uti saya yang sudah berpulang :( mbah uti pinter masak dan pinter bikin kue. Waktu almarhumah sakit alhamdulillah dikasih kesempatan untuk merawat mbah uti.
BalasHapusTernyata ada juga aplikasi ini ya, Mbak ? serius baru sadar di rumah nggak ada kotak P3K. Makasi ya mbak infonnya :)
Aku udah gak punya Uti. Pas beliau sakit, bukan aku yang ngrawat, soalnya rumahnya beda kota. :(
BalasHapusLacto B, penting banget tuh selalu ada di rumah buat si kecil kalo sewaktu-waktu mencryeeet. Wah.. Silvi anak berbakti yah ternyata :D
BalasHapusSeneng ya Sil main di rumah uti. Biasanya anak2 muda pada males gitu kalo berlama2 di rumah sodara sukanya nongkrong ma teman hihi. Asik juga nih ada Pro Sehat, ngga perlu jalan jauh2 kalo mau cari obat ya.
BalasHapusturut berduka atas kepergian nenek Mbak Silvi..
BalasHapuswah, ada apotik online, gak perlu capek-capek lagi nih kalo mau beli obat, cukup modal pulsa dan hape ajah yah.. :)
Akurat, jadi ngga was was memesan obat di sana ya, Piii. . .
BalasHapuskalau sedang urgent penting banget ya ada apotek online gini
BalasHapusKalo ngirim obat ke desa ntar nyampe gak ya? takutnya ntar gak nyampe aja obatnya, aku sih masih prefer langsung ke dokter aja berobatnya, bisa langsung konsultasi
BalasHapusKeep Blogwalking!