Berimajinasi adalah hal yang wajar dilakukan oleh setiap manusia. Terbukti dengan jawaban kita pada saat kecil, setiap ditanya | Nanti kalau besar mau jadi apa? | Dokter, Pilot, Polisi, dsb |. Padahal pada saat itu kita tidak pernah tau cara untuk menjadi dokter, pilot, polisi maupun cita- cita yang lainnya, dan sulitnya mendapatkan cita- cita tersebut.
Sama halnya dengan saya, setiap kali ditanya apa cita- cita saya, saya akan menjawab "Astronot, kayak Neil Amstrong" dan diikuti dengan tawa. Beranjak dewasa, keinginan untuk menjadi astronot hilang begitu saja, berganti dan terus berganti, hingga saya menginjak bangku kuliah saya masih bingung mau jadi apa, karena memang fokus kuliah saya ditentukan saat semester 5. Saya masih sering juga berandai- andai nanti akan jadi apa, tapi kali ini saya ingin berandai- andai menjadi Ketua KPK.
Sekarang, kita lihat dulu, pada urutan keberapa negara kita dinilai korup, menurut transparency.org Indonesia adalah negara paling korup ke 5 di dunia, dan JUARA 1 di Asia- Pasifik. Hebat sekali bukan ? Maka dari itu perlu adanya Komisi Pemberantasan Korupsi yang bersih, jujur, dan mampu mengayomi masyarakat.
Saya sering bertanya kenapa sampai ada korupsi ? dan teman- teman saya menjawab dengan alasan konkrit mereka. Kalau menurut saya korupsi berawal dari "Moral hazard" atau bisa dikatakan "aji mumpung", dimana ada kesempatan dan kita dapat memanfaatkan aji mumpung tersebut. Merasa enak dan berlanjut hingga akhirnya tak kenal malu.
Lalu, apa yang kamu lakukan, jika menjadi ketua KPK ?
Saya adalah orang awam tentang hukum, jadi ini alasan saya ;
1. Jika saya diberi kepercayaan, saya akan menjaga kuat amanah tersebut, karena sebagai pemimpin apapun yang saya lakukan akan dipertanggung jawabkan baik di dunia maupun akherat.
2. Memeperbaiki dari dalam, anggota KPK harus bersih dan jujur dalam bertindak, karena dari dalam diri yang sehat terdapat jiwa yang kuat, hal ini juga berlaku dalam diri KPK.
3. Melakukan tranparansi, sehingga tidak ada kesalah pahaman antar pihak.
4. Jika memang terbukti korup, saya tidak mengijinkan para koruptor untuk didampingi pengacara, kenapa ? kalau sudah salah, kenapa harus tetap dibela ?
5. Menarik kembali jumlah dana yang dikorup dan memberlakukan penyusutan aset kekayaan, dana ini akan disumbangkan kepada negara dan dialokasikan untuk masyarakat.
6. Menerapkan sangsi pidana, sesuai dengan kesalahan. Sehingga memberikan efek jera kepada koruptor yang bersangkutan, supaya tidak ada lagi koruptor- koruptor lain.
Indonesia adalah negara kaya, sebenarnya. Sayangnya kekayaan ini hanya dinikmati oleh kaum borjuis di atas singgasana jabatan. Apabila ada sifat "malu" maka tidak akan pernah ada yang namanya korupsi di negara kita.
Mari berantas korupsi dari hal yang paling mendasar, dari dalam diri sendiri. Melakukan perubahan berasal dari dalam diri sendiri.
BEBASKAN INDONESIA DARI KORUPTOR DAN KORUPSI.
MERDEKA !!
http://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/527/Silviana%20Noerita.html
Sama halnya dengan saya, setiap kali ditanya apa cita- cita saya, saya akan menjawab "Astronot, kayak Neil Amstrong" dan diikuti dengan tawa. Beranjak dewasa, keinginan untuk menjadi astronot hilang begitu saja, berganti dan terus berganti, hingga saya menginjak bangku kuliah saya masih bingung mau jadi apa, karena memang fokus kuliah saya ditentukan saat semester 5. Saya masih sering juga berandai- andai nanti akan jadi apa, tapi kali ini saya ingin berandai- andai menjadi Ketua KPK.
Sekarang, kita lihat dulu, pada urutan keberapa negara kita dinilai korup, menurut transparency.org Indonesia adalah negara paling korup ke 5 di dunia, dan JUARA 1 di Asia- Pasifik. Hebat sekali bukan ? Maka dari itu perlu adanya Komisi Pemberantasan Korupsi yang bersih, jujur, dan mampu mengayomi masyarakat.
Saya sering bertanya kenapa sampai ada korupsi ? dan teman- teman saya menjawab dengan alasan konkrit mereka. Kalau menurut saya korupsi berawal dari "Moral hazard" atau bisa dikatakan "aji mumpung", dimana ada kesempatan dan kita dapat memanfaatkan aji mumpung tersebut. Merasa enak dan berlanjut hingga akhirnya tak kenal malu.
Lalu, apa yang kamu lakukan, jika menjadi ketua KPK ?
Saya adalah orang awam tentang hukum, jadi ini alasan saya ;
1. Jika saya diberi kepercayaan, saya akan menjaga kuat amanah tersebut, karena sebagai pemimpin apapun yang saya lakukan akan dipertanggung jawabkan baik di dunia maupun akherat.
2. Memeperbaiki dari dalam, anggota KPK harus bersih dan jujur dalam bertindak, karena dari dalam diri yang sehat terdapat jiwa yang kuat, hal ini juga berlaku dalam diri KPK.
3. Melakukan tranparansi, sehingga tidak ada kesalah pahaman antar pihak.
4. Jika memang terbukti korup, saya tidak mengijinkan para koruptor untuk didampingi pengacara, kenapa ? kalau sudah salah, kenapa harus tetap dibela ?
5. Menarik kembali jumlah dana yang dikorup dan memberlakukan penyusutan aset kekayaan, dana ini akan disumbangkan kepada negara dan dialokasikan untuk masyarakat.
6. Menerapkan sangsi pidana, sesuai dengan kesalahan. Sehingga memberikan efek jera kepada koruptor yang bersangkutan, supaya tidak ada lagi koruptor- koruptor lain.
Indonesia adalah negara kaya, sebenarnya. Sayangnya kekayaan ini hanya dinikmati oleh kaum borjuis di atas singgasana jabatan. Apabila ada sifat "malu" maka tidak akan pernah ada yang namanya korupsi di negara kita.
Mari berantas korupsi dari hal yang paling mendasar, dari dalam diri sendiri. Melakukan perubahan berasal dari dalam diri sendiri.
BEBASKAN INDONESIA DARI KORUPTOR DAN KORUPSI.
MERDEKA !!
http://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/527/Silviana%20Noerita.html