Demi menuntaskan keinginan untuk hunting foto senja di Bukit Dieng, Rabu itu kami romantisan lagi, padahal selasa malam udah romantisan beli maem di Sawojajar. Hehe
Daerah Dieng merupakan daerah perumahan yang cukup bisa dibilang elit. Ini pertama kalinya saya jalan- jalan ke daerah ini, biasanya cuma ke Dieng Plasa aja waktu belanja barang elektronik. Nah, muter- muter kok gak nemu bukit yang dibilang sama anak- anak yak ? Cari- cari google map yang muncul malah ****mart dekat perumahan. Lagi- lagi senja lewat begitu saja. Tapi si mamas gak kekurangan akal biar gak kecewa- kecewa banget dan acara jalan- jalannya tetep bisa diceritain, pindah haluan. Kalau ada bukit pasti ada lembah, begitu juga di daerah ini. Kalau di bukit dieng perumahan, di lembah dieng pun sama. Tapi, di lembah dieng ini ada patung budha buwesar! guedhi sakpol e.
Awalnya sih ragu- ragu mau masuk, tapi akhirnya masuk dan foto- foto di luarnya saja. Nama tempat ibadah ini adalah Majelis Agama Budha Tantrayana Zhenfozong Kasogatan Indonesia.
Nih foto- fotonya :
Tibakno gaul pisan.
Daerah Dieng merupakan daerah perumahan yang cukup bisa dibilang elit. Ini pertama kalinya saya jalan- jalan ke daerah ini, biasanya cuma ke Dieng Plasa aja waktu belanja barang elektronik. Nah, muter- muter kok gak nemu bukit yang dibilang sama anak- anak yak ? Cari- cari google map yang muncul malah ****mart dekat perumahan. Lagi- lagi senja lewat begitu saja. Tapi si mamas gak kekurangan akal biar gak kecewa- kecewa banget dan acara jalan- jalannya tetep bisa diceritain, pindah haluan. Kalau ada bukit pasti ada lembah, begitu juga di daerah ini. Kalau di bukit dieng perumahan, di lembah dieng pun sama. Tapi, di lembah dieng ini ada patung budha buwesar! guedhi sakpol e.
Awalnya sih ragu- ragu mau masuk, tapi akhirnya masuk dan foto- foto di luarnya saja. Nama tempat ibadah ini adalah Majelis Agama Budha Tantrayana Zhenfozong Kasogatan Indonesia.
Nih foto- fotonya :
Anggap saja ini kuil
Tempat dupa, sebelahnya ada sesajennya, beng- beng.
Waini, kalau ini ......
Patung Budha yang guedhi sakpol e. Kudu ndangak (mendongak ke atas)
gelas- gelas mini untuk para dewa (mungkin)
bagaimana ? dari belakang sudah mempesona ? *dilempar pot*
Haluuuuuu... Nyampe juga akhirnya di postingan ini, yang ikutan pada nunggu- nunggu yaa.. (iih pede). Hihi
Saya galau berat(lebay deh) gara- gara yang submit foto barang tua pada keren dan bagus semua. Sampek harus bertapa dulu loh nentuin pemenang FTP kali in.
Pertama terimakasih buat temen- teman yang sudah ikutan nyumbang foto barang tua nya ya. Rasanya bikin saya kembali ke masa lalu.
Asik juga kan ya bisa berbagi kebahagiaan di masa lalu sama temen- temen. Dari foto temen- temen, semuanya jadi favorit saya, keren semuanya. Kalau boleh sih semuanya mau saya pilih jadi pemenang :D. hehe..
Tapi hanya ada satu yang boleh jadi pemenang, jadi saya milih ....
Tusuk Konde milik mbah putri nya Cheila /@Chei_Chei_La
Saya jatuh hati sama foto ini. Waktu lihat foto ini saya rasanya langsung teringat mbah putri saya yang punya tusuk konde semacam ini. Simple, dan barang ini sudah jarang terihat, selain itu unik dan tentunya tua.
Sekali lagi, terimakasih untuk teman- teman yang sudah ikutan FTP ronde 49 ya, semua keren dan keren keren pokoknya keren. Jangan bosen ikutan FTP.
Selamat Mba Cheila, silakan lanjutkan estafet TFP ronde 50 ya..
Eh, selamat maghriban dulu ya sodara. :D
Saya galau berat
Pertama terimakasih buat temen- teman yang sudah ikutan nyumbang foto barang tua nya ya. Rasanya bikin saya kembali ke masa lalu.
Asik juga kan ya bisa berbagi kebahagiaan di masa lalu sama temen- temen. Dari foto temen- temen, semuanya jadi favorit saya, keren semuanya. Kalau boleh sih semuanya mau saya pilih jadi pemenang :D. hehe..
Tapi hanya ada satu yang boleh jadi pemenang, jadi saya milih ....
Tusuk Konde milik mbah putri nya
Saya jatuh hati sama foto ini. Waktu lihat foto ini saya rasanya langsung teringat mbah putri saya yang punya tusuk konde semacam ini. Simple, dan barang ini sudah jarang terihat, selain itu unik dan tentunya tua.
Sekali lagi, terimakasih untuk teman- teman yang sudah ikutan FTP ronde 49 ya, semua keren dan keren keren pokoknya keren. Jangan bosen ikutan FTP.
Selamat Mba Cheila, silakan lanjutkan estafet TFP ronde 50 ya..
Eh, selamat maghriban dulu ya sodara. :D
Senin, hari pertama si mamas praktik ngajar selama 1,5 bulan ke depan, waktu sms an, kok pengen jalan, akhirnya ngajak ketemuan, padahal kemarin minggu malam udah romantisan. Seperti biasa, kalau romantisan gak ada ide mau kemana. Tercetuslah "gimana kalau foto senja?" | Boljug alias boleh jugaaa deeeh. Waktu itu sempat dengar dari teman kalau di bukit dieng bisa motret senja karena tempatnya lebih tinggi. Tapi gak tau kenapa waktu udah ketemu planningnya berubah ke Batu. Sayang banget kesorean, macet, dan terlewatlah senja yang akan kami potret.
Meskipun senja kelewat gak masalah, lagi- lagi yang penting sama kamu. Menjelang maghrib, saya udah deg- deg an aja keingat dulu mamas pernah ngambeg gitu waktu diajak jalan maghrib- maghrib, sepanjang perjalanan dieem terus, diajak ngomong respon seperlunya. :( . Sepertinya dulu itu lagi PMS
Mampir masjid di Batu, makan soto, pulang..
Ternyata gak pulang, romantisannya masih lanjut di Taman Merjosari yang baru. Ada masjid yang sekilas mirip di Istanbul Turki di Merjosari. Versi mini.
Taman Merjosari sebenarnya cozy sekali untuk kongkow namun dinginnya gak karuan karena memang dulunya persawahan. Disini kami cuma jalan- jalan jalaaaaan foto- foto fotoooooo.. Mainan ayunan dan ngobrol entah apa kemarin itu. Kemudian beneran pulang.
Dapat salam dari mamas saya :)
Ciye romantisan terus.
Selamat sore.. Kembali lagi dengan postingan di blog ini.. Hehe.. Masih terkait dengan Turnamen Foto Perjalanan ya, temanya Barang Tua.. Kalau belum ikut boleh di cek deh Turnamen foto perjalanan ronde 49:)). Aku tunggu lo partisipasinya. :D
Menemukan barang tua selalu memiliki kepuasan tersendiri bagi saya. Nah, kok ya pas banget di TFP ronde 49 saya jadi host nya. Disinilah kesempatan saya untuk tahu koleksi atau temuan barang tua milik teman- teman blogger dimanapun berada. :D YAY!
Okedeh langsung saja ya..
Gimana ? Mudah banget kan yak nemuin barang tua.. :D
Ini foto koleksi temen- temen dengan Barang Tua yang mereka temukan, keren keren pisaaan :D
1. Isna Saragih / @isna_saragih
Pasren, begitulah orang Jawa menyebutnya. Awalnya dipakai untuk menghormati Dewi Sri. Sekarang, pasren lebih dimaknai sebagai kamar pengantin :).
2. May Sari Hendrawati / Tiga di Bumi
Tono and Friends
3. Dee An / @dieend18
Saksi Sejarah | Alat-alat rumah tangga dan foto-foto dalam bingkai itu menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang para pengungsi Vietnam yang terdampar di Pulau Galang, Batam. Barang-barang tua ini adalah saksi sejarah yang mengukuhkan keberadaan mereka di pulau ini sepanjang tahun 1979-1996 yang lalu.
4. Teuku Amirul Muttaqin / @TeukuAmirul
The Old Bike | Sepeda tua milik penjual buah di depan sekolah saya dulu ini selalu membawa saya pada satu perasaan yang sama: kesederhanaan...
5. Indah Nuria Savitri / @indahnuria
The Turquoise Ladies | the marvel of ancient Egyptian women...in turquoise..
6. Nunu el Fasa / @ununtriwidana
Motor Tua | Sepeda motor khas Anak Muda jaman dulu
7. Monda / @monda6
Nisan tua yang bertarikh 1873 ini ada di lingkungan Museum Taman Prasasti Jakarta. Museum ini adalah museum terbuka berupa taman pemakaman yang ada sejak jaman kolonial.Dari inskripsi yang tertulis di makam tua sekilas bisa dibayangkan kisah hidup almarhum atau almarhumah.
8. Nunuz / @qwunuz
VW Kodok Merah | Mobil tua nan sexy ini melintas di Jl. Kutilang Kota Surabaya. Antik, unik, dan ciamik... Mobil tua ini membuat saya jatuh hati.
9. Tanti Amelia / @amelia_tanti
Old radio and guci | from my mom's warehouse
10. Dey / @dyahdey
Soerat Keterangan Tammat Beladjar Sekolah Ra'Jat, mungkin kalau sekarang disebut Ijazah. Ini milik Mbah Kung-nya Fauzan. Dikeluarkan di Bojonegoro (Jawa Timur) tanggal 27 Juli 1946. Ada materai senilai lima puluh sen dan cukup cap tiga jari saja (jari manis, jari tengan dan telunjuk) tangan kiri sebagai pengganti tanda tangan siswa. Tidak ada pula keterangan nilai yang didapat. Ejaannya yang digunakanpun masih memakai ejaan lama.
11. Orin / @rindrianie
Pernah Kecil | Itu adalah saat saya berpakaian khas…apa ya, lupa (ha ha :P) untuk pesta kelulusan TK. Zaman itu mah belum ada wisuda bertoga dan segala macam itu, paling kami tampil menari bernyanyi dan apalah itu. Seingat saya, kami masing-masing berpakaian daerah yang berbeda, lantas memasuki panggung berurutan sambil membawa bendera merah putih dari kertas sambil menyanyi entah Indonesia Raya entah Garuda Pancasila, intinya sih menunjukkan ke-Bhineka Tunggal Ika-an Indonesia begitulah. Ada yang kangen masa-masa jadi anak kecil unyu-unyu juga ngga?
12. Rifqy Faiza Rahman / @anandarifqy
Meriam Usang | Meriam
usang itu salah satu koleksi yang dimiliki Fort Rotterdam atau dikenal
dengan Benteng Somba Opu dalam bahasa setempat. Bisa ditebak, benteng
yang masih terawat cukup baik ini terletak tak jauh dari Pantai Losari,
Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Saya menyentuh lapisannya yang berkarat
itu, sembari membayangkan betapa dahsyat dentuman peluru yang ia
lontarkan kepada musuh perangnya saat zaman kolonial. Setelah Indonesia
merdeka, seterusnya ia kini berdiam membisu sembari menikmati proses
korosi di sekujur tubuhnya walau tetap tak lapuk karena keras kulitnya.
Saya kemudian berharap semoga ia tak dirasuki para roh kolonial lalu
"mengamuk" tiba-tiba dan meluluhlantakkan seisi benteng sebagai
pembalasan dendam. Loh, kenapa malah berkhayal?
13. Cheila / @Chei_Chei_La
Tusuk Konde | Yang tersisa dari mbah putri, sebuah tusuk konde untuk mempercantik tatanan gelungan rambut putihnya. Kepada ibu, beliau wariskan yang sampai saat ini tersimpan rapi di laci meja rias ibu. Kebayang betapa cantiknya simbah ketika rambutnya berhias tusuk konde "Doea Negara".
Menemukan barang tua selalu memiliki kepuasan tersendiri bagi saya. Nah, kok ya pas banget di TFP ronde 49 saya jadi host nya. Disinilah kesempatan saya untuk tahu koleksi atau temuan barang tua milik teman- teman blogger dimanapun berada. :D YAY!
Okedeh langsung saja ya..
Kursi tua di tengah kebun Teh Wonosari Lawang
Koleksi cangkir nenek
Ini foto koleksi temen- temen dengan Barang Tua yang mereka temukan, keren keren pisaaan :D
1. Isna Saragih / @isna_saragih
Pasren, begitulah orang Jawa menyebutnya. Awalnya dipakai untuk menghormati Dewi Sri. Sekarang, pasren lebih dimaknai sebagai kamar pengantin :).
2. May Sari Hendrawati / Tiga di Bumi
Tono and Friends
3. Dee An / @dieend18
Saksi Sejarah | Alat-alat rumah tangga dan foto-foto dalam bingkai itu menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang para pengungsi Vietnam yang terdampar di Pulau Galang, Batam. Barang-barang tua ini adalah saksi sejarah yang mengukuhkan keberadaan mereka di pulau ini sepanjang tahun 1979-1996 yang lalu.
4. Teuku Amirul Muttaqin / @TeukuAmirul
The Old Bike | Sepeda tua milik penjual buah di depan sekolah saya dulu ini selalu membawa saya pada satu perasaan yang sama: kesederhanaan...
5. Indah Nuria Savitri / @indahnuria
6. Nunu el Fasa / @ununtriwidana
Motor Tua | Sepeda motor khas Anak Muda jaman dulu
7. Monda / @monda6
Nisan tua yang bertarikh 1873 ini ada di lingkungan Museum Taman Prasasti Jakarta. Museum ini adalah museum terbuka berupa taman pemakaman yang ada sejak jaman kolonial.Dari inskripsi yang tertulis di makam tua sekilas bisa dibayangkan kisah hidup almarhum atau almarhumah.
8. Nunuz / @qwunuz
VW Kodok Merah | Mobil tua nan sexy ini melintas di Jl. Kutilang Kota Surabaya. Antik, unik, dan ciamik... Mobil tua ini membuat saya jatuh hati.
9. Tanti Amelia / @amelia_tanti
Old radio and guci | from my mom's warehouse
10. Dey / @dyahdey
Soerat Keterangan Tammat Beladjar Sekolah Ra'Jat, mungkin kalau sekarang disebut Ijazah. Ini milik Mbah Kung-nya Fauzan. Dikeluarkan di Bojonegoro (Jawa Timur) tanggal 27 Juli 1946. Ada materai senilai lima puluh sen dan cukup cap tiga jari saja (jari manis, jari tengan dan telunjuk) tangan kiri sebagai pengganti tanda tangan siswa. Tidak ada pula keterangan nilai yang didapat. Ejaannya yang digunakanpun masih memakai ejaan lama.
11. Orin / @rindrianie
Pernah Kecil | Itu adalah saat saya berpakaian khas…apa ya, lupa (ha ha :P) untuk pesta kelulusan TK. Zaman itu mah belum ada wisuda bertoga dan segala macam itu, paling kami tampil menari bernyanyi dan apalah itu. Seingat saya, kami masing-masing berpakaian daerah yang berbeda, lantas memasuki panggung berurutan sambil membawa bendera merah putih dari kertas sambil menyanyi entah Indonesia Raya entah Garuda Pancasila, intinya sih menunjukkan ke-Bhineka Tunggal Ika-an Indonesia begitulah. Ada yang kangen masa-masa jadi anak kecil unyu-unyu juga ngga?
12. Rifqy Faiza Rahman / @anandarifqy
13. Cheila / @Chei_Chei_La
Tusuk Konde | Yang tersisa dari mbah putri, sebuah tusuk konde untuk mempercantik tatanan gelungan rambut putihnya. Kepada ibu, beliau wariskan yang sampai saat ini tersimpan rapi di laci meja rias ibu. Kebayang betapa cantiknya simbah ketika rambutnya berhias tusuk konde "Doea Negara".
Sedang memupuk semangat untuk menyusun skripsweet.. Denger lagu Fight- CJR kayaknya bisa buat nambah semangat ngerjakan skripsi.. Momennya pas aja.
Nih, lagunya :
Saat ada satu tantangan yang baru
yang terasa berat dan kau tak mampu
saat kamu takut untuk menghadapi
tarik napas dan mulai yakini
apapun yang akan terjadi
yang terjadi harus dilalui
jangan ragu melangkah
bersama kita bisa
menjadi yang terhebat dari semua yang baik
jangan ragu melangkah bersama kita bisa
menjadi yang terbaik dari kisah yang hebat
kita pasti bisa
Aku kalau denger lagu ini jadi on fire gitu ngerjain skripsi. Haha
enjoy ya! Pokoknya jangan ragu melangkah!
Nih, lagunya :
Saat ada satu tantangan yang baru
yang terasa berat dan kau tak mampu
saat kamu takut untuk menghadapi
tarik napas dan mulai yakini
apapun yang akan terjadi
yang terjadi harus dilalui
jangan ragu melangkah
bersama kita bisa
menjadi yang terhebat dari semua yang baik
jangan ragu melangkah bersama kita bisa
menjadi yang terbaik dari kisah yang hebat
kita pasti bisa
Aku kalau denger lagu ini jadi on fire gitu ngerjain skripsi. Haha
enjoy ya! Pokoknya jangan ragu melangkah!
Selamat pagiiii semuanya.. Semoga kita semua selalu dalam lindungan- Nya. Aamiin
Senang sekali rasanya bisa mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah turnamen foto perjalanan ronde ini, padahal baru sekali ikut dan ternyata foto hasil jepretan saya di ruang Kasunan Surakarta dikasih kesempatan untuk menang oleh mak Indah Nuria Savitri, wow berkah mistis nya ruangan kasunan mungkin ya. Hihi.. Maka dari itu dengan senang hati saya akan melanjutkan estafet TFP..
Oke langsung saja ya.. Tema selanjutnya yang saya pilih adalah "Barang Tua". Kenapa ? Pertama karena lagi nge hits kaan soal 50's, 60's, 90's, 80's, 90's gitu, dan juga saya senang dengan sesuatu yang punya kesan lama, karena yang klasik lebih asyik.. Hehe.. Nah yang pasti kita semua pernah menjumpai sesuatu yang memiliki kesan lama. Jadi, foto yang di kirim boleh barang apapun, pokoknya yang udah tua. Mudah bukan ? Ya dong mudah dong..
Nah, contohnya kayak gini..
Ayo... Buat foto perjalanan dengan tema Barang Tua.. Aku yakin kalian semua pasti punya fotonya.
Jadi, jangan lupa ikutan ya.. Mari kembali ke masa lalu dengan membuat album dengan kesan tua.
Baca aturan mainnya disini :
1. (Submisi : 17 - 23 September 2014)
2. Foto HARUS merupakan hasil jepretan alias karya kamu sendiri.
3. Host foto “BARANG TUA“ hasil karyamu di situs masing-masing ya. Apapun platformnya boleh : Web, blog, Flickr, Picasa, Photobucket, dll.
4. Submit foto pada kolom comment/komentar artikel ini dengan format berikut :
5. Ada kemungkinan foto yang kamu kirim akan di-rehost di web tuan rumah. Terutama kalau terlalu besar atau bermasalah.
6. Submisi lebih cepat lebih baik, sehingga fotomu bisa tertampil seatas mungkin.
7. Foto yang tidak patut, tidak akan di-upload disini, sesuai kebijaksanaan tuan rumah (misal : mengandung unsur kebencian, SARA, pornografi, nyeleneh, menghina pihak lain).
8. Foto tidak diperkenankan dalam bentuk kolase.
9. Pengumuman pemenang : 2-3 hari setelah batas masa submisi.
10. Foto akan dipampang di dalam post setiap harinya berdasarkan antrian comment/komentar post ini.
Turnamen Foto Perjalanan untuk Traveler Indonesia – FAQ
Mengapa mengikuti Turnamen Foto Perjalanan?
Siapa yang bisa ikut?
Nggak punya blog tapi ingin ikutan?
Hak dan kewajiban tuan rumah:
Ronde Turnamen Foto Perjalanan :
Senang sekali rasanya bisa mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah turnamen foto perjalanan ronde ini, padahal baru sekali ikut dan ternyata foto hasil jepretan saya di ruang Kasunan Surakarta dikasih kesempatan untuk menang oleh mak Indah Nuria Savitri, wow berkah mistis nya ruangan kasunan mungkin ya. Hihi.. Maka dari itu dengan senang hati saya akan melanjutkan estafet TFP..
Oke langsung saja ya.. Tema selanjutnya yang saya pilih adalah "Barang Tua". Kenapa ? Pertama karena lagi nge hits kaan soal 50's, 60's, 90's, 80's, 90's gitu, dan juga saya senang dengan sesuatu yang punya kesan lama, karena yang klasik lebih asyik.. Hehe.. Nah yang pasti kita semua pernah menjumpai sesuatu yang memiliki kesan lama. Jadi, foto yang di kirim boleh barang apapun, pokoknya yang udah tua. Mudah bukan ? Ya dong mudah dong..
Nah, contohnya kayak gini..
Barang ini saya temukan saat jalan- jalan di Kebun Teh Wonosari Lawang Malang.. Ada di tengah kebun, entah kebetulan atau bukan.. Hehe
Koleksi- koleksi kuno yang di pajang di lemari nenek
Ayo... Buat foto perjalanan dengan tema Barang Tua.. Aku yakin kalian semua pasti punya fotonya.
Jadi, jangan lupa ikutan ya.. Mari kembali ke masa lalu dengan membuat album dengan kesan tua.
Baca aturan mainnya disini :
Aturan main Turnamen Foto Perjalanan
1. (Submisi : 17 - 23 September 2014)
2. Foto HARUS merupakan hasil jepretan alias karya kamu sendiri.
3. Host foto “BARANG TUA“ hasil karyamu di situs masing-masing ya. Apapun platformnya boleh : Web, blog, Flickr, Picasa, Photobucket, dll.
4. Submit foto pada kolom comment/komentar artikel ini dengan format berikut :
- Nama/nama blog/ akun twitter
- Link blog
- Judul/keterangan foto (maksimal 1 paragraf)
- Link foto (ukuran foto maksimal 600 pixel pada sisi terpanjang)
5. Ada kemungkinan foto yang kamu kirim akan di-rehost di web tuan rumah. Terutama kalau terlalu besar atau bermasalah.
6. Submisi lebih cepat lebih baik, sehingga fotomu bisa tertampil seatas mungkin.
7. Foto yang tidak patut, tidak akan di-upload disini, sesuai kebijaksanaan tuan rumah (misal : mengandung unsur kebencian, SARA, pornografi, nyeleneh, menghina pihak lain).
8. Foto tidak diperkenankan dalam bentuk kolase.
9. Pengumuman pemenang : 2-3 hari setelah batas masa submisi.
10. Foto akan dipampang di dalam post setiap harinya berdasarkan antrian comment/komentar post ini.
Turnamen Foto Perjalanan untuk Traveler Indonesia – FAQ
Mengapa mengikuti Turnamen Foto Perjalanan?
- Ajang sharing foto. Bersama, para travel blogger Indonesia membuat album-album perjalanan yang indah. Yang tersebar dalam ronde-ronde turnamen ini. Untuk dinikmati para pencinta perjalanan lainnya.
- Kesempatan jadi pemenang. Pemenang tiap ronde menjadi tuan rumah ronde berikutnya. Plus, blog dan temamu (dengan link ybs) akan tercantum dalam daftar turnamen yang dimuat di setiap ronde yang mendatang. Not a bad publication :D .
Siapa yang bisa ikut?
- (Travel) blogger – Tak terbatas pada travel blogger profesional, blogger random yang suka perjalanan juga boleh ikut.
- Setiap blog hanya boleh mengirimkan 1 foto. Misal DuaRansel, duo keren yang memulai turnamen seru ini, yang terdiri dari Ryan dan Dina (2 orang) hanya boleh mengirim 1 foto total.
- Pemenang berkewajiban menyelenggarakan ronde berikutnya di (travel) blog pribadinya, dalam kurun 1 minggu. Dengan demikian, roda turnamen tetap berputar.
- Panduan bagi tuan rumah baru akan diinformasikan pada pengumuman pemenang. Jika pemenang tidak sanggup menjadi tuan rumah baru, pemenang lain akan ditunjuk.
Nggak punya blog tapi ingin ikutan?
- Oke deh, ga apa-apa, kirim fotomu ke email: silvianapple@gmail.com. Tapi partisipasi hanya sebatas penyumbang foto saja ya. Kamu nggak bisa menang karena kamu nggak bisa jadi tuan rumah ronde berikutnya.
- Tapi, mungkin ini saatnya kamu punya blog XD. Kenapa nggak bikin travel blog baru aja sekalian? WordPress, Tumblr, dan Blogspot gampang banget kok..beneraaaan :)
Hak dan kewajiban tuan rumah:
- Menyelenggarakan ronde Turnamen Foto Perjalanan di blog-nya.
- Memilih tema.
- Melalui social media, mengajak para blogger lain untuk berpartisipasi.
- Meng-upload foto-foto yang masuk.
- Memilih pemenang (boleh dengan alasan apapun).
- Menginformasikan pemenang baru apa yang perlu mereka lakukan (panduan akan disediakan).
Ronde Turnamen Foto Perjalanan :
- Laut – DuaRansel
- Kuliner – A Border that breaks!
- Potret – Wira Nurmansyah
- Senja – Giri Prasetyo
- Pasar – Dwi Putri Ratnasari
- Kota – Mainmakan
- Hello, Human! (Manusia) – Windy Ariestanty
- Colour Up Your Life – Jalan2liburan
- Anak-Anak – Farli Sukanto
- Dia dan Binatang – Made Tozan Mimba
- Culture & Heritage – Noni Khairani
- Fotografer – Danan Wahyu Sumirat
- Malam – Noerazhka
- Transportasi – Titik
- Pasangan – Dansapar
- Pelarian/Escapism – Febry Fawzi
- Ocean Creatures – Danar Tri Atmojo
- Hutan – Regy Kurniawan
- Moment – Bem
- Festival/Tarian – Yoesrianto Tahir
- Jalanan – PergiDulu
- Matahari – Niken Andriani
- Burung – The Traveling Precils
- Sepeda – Mindoel
- Freedom – Pratiwi Hamdhana AM
- Skyfall – Muhammad Julindra
- Jembatan – Backpackology
- Tuhan – Efenerr
- Gunung – Elisabeth Murni
- Batas – Ayu Welirang
- Jejak – Daru Aji
- Sungai – Omnduut
- Rumah Ibadah – Sikiky
- Kampung – Monda
- Museum – Avant Garde
- Taman – Ari Murdiyanto
- Pencakar Langit – Dede Ruslan
- Terminal/Stasiun – Sy Azhari
- Hujan – Diah
- Danau – Messa
- Wastra - Indah
- Grey - Lies Hadi
- GUA – Uwien Budi
- Awan – Syifna
- Siluet – Yofangga
- Refleksi – Tiga di Bumi
- Jendela - Endah Kurnia Wirawati
- Chamber - Indah
- Barang Tua - Silviana
- Kamu.. Iya Kamuu :))
Jadi ayo ikut meramaikan.. :D.
Jangan lupa ikutan ya, aku tunggu!
Weekend! Harinya mahasiswa semester akhir! Setelah Senin
hingga Jumat tekun di perpustakaan, inilah saatnya untuk refreshing. *nom-nom*. Ini memang
agenda yang saya buat supaya ngga spaneng nyusun skripsi. Hehe
Destinasi liburan kali ini berada di Malang saja, nggak jauh- jauh, nama daerahnya adalah Lawang berada di bagian timur Malang. Disini ada desa namanya Wonosari, beberapa KM dari Malang kota. Asyiknya bisa dijangkau dengan kendaraan apapun.
Saya sudah lama pengen liburan ke Kebun Teh, pengen tau pucuk pohon teh itu kayak gimana, sepertinya saya terkena korban iklan teh pucuk. Hehe. Jadi, mumpung pas weekend, nggak ada kegiatan, dan ada Giveaway dari blog jalan- jalan, maka saya dan @IlhamSumarga pergi ke Lawang. Liburan ini semacam Go Show, kepikiran dan langsung berangkat. Kebun Teh merupakan peralihan destinasi liburan yang gagal. Awalnya mau naik ke Gunung Kawi, namun karena Kawi merupakan tempat yang bisa dibilang mistis, maka kami mengurungkan niat tersebut, nanti diikiranya mau caripesugihan. Hehe
Akhirnya, tercetuslah Kebun Teh Lawang sebagai destinasi pilihan. Kami berdua belum pernah sekalipun pergi ke tempat ini, jadi bonek saja. Apalagi saya memang sengaja nggak bawa smartphone. Jadilah cara manual digunkan, yaitu bertanya. Tapi, sebenarnya tempat wisata agro ini nggak susah kok nyarinya. Banyak petunjuk arahnya, nggak mungkin nyasar.
Kami berangkat pukul 05.00 WIB, menghindari macet di kota, dan mengejar matahari, tapi ternyata sudah terlalu siang. Sebelum naik ke Wonosari, kami mengisi bahan bakar di SPBU, Rp 20.000 full. Kemudian, ngopi dulu di pinggir jalan, Malang dingin, jadinya menghangatkan diri dulu sambil bertanya- tanya lokasi Kebun Teh. Kami memesan kopi dan teh panas harganya Rp 4.000. Sudah hangat, kami melanjutkan perjalanan. Jalannya sama seperti pegunungan pada umumnya, dan dingin.
Petunjuk arah menuju Kebun Teh Wonosari berada di sekitar pasar Lawang, nah jaraknya sekitar 6 KM dari petunjuk arah. Memasuki wilayah Kebun Teh, tiket masuknya untuk hari biasa Rp 8.000, hari libur/ Minggu Rp 12.000, sepeda motor Rp 2.000. Jadi karena kami kesana hari Sabtu, dan masih pagi, bahkan loketnya pun baru dibuka, maka bapak penjaga loket memberikan kami gratis tiket masuk. Hanya membayar tiket parkir saja. YAY! jadi totalnya Rp. 2.000 saja.
Pertama kali masuk gerbang Kebun Teh kami gelo (kecewa), ternyata kebun teh gini aja ya,(la mau nya gimana Nona ???) gak kayak di puncak yang
pemandangannya WOW banget, tapi kami tetep foto- foto. Hehe.. Nah, karena
penasaran, kami mencoba berputar- putar ke tempat lain yang lebih jauh, begitu
melihat tempat lain ini, kegeloan kami hilang begitu saja. Di sisi lebih atas ternyata
pemandangannya lebih bagus dan lebih WOW. Setelah memarkir kendaraan, kami
berjalan menyusuri kebun teh, sebenarnya kebun teh ini sama seperti kebun yang
lainnya, namun suasana disini yang bikin istimewa, sejuk, tenang, damai, dan
tentunya cocok untuk yang pengen sejenak menghindari polusi udara, dan ramainya
kota. Pokoknya, cocok.
Sudah puas jalan- jalan (baca : capek, gempor), sudah puas foto- foto, saatnya pulang dan mengisi perut, berangkat kepagian jadi belum sempat sarapan. Kami mencari soto ayam Madura di pinggir jalan, dua porsi soto ayam dan teh hangat harganya Rp 27.000. Perut kenyang, hati senang, maka saatnya pulang.
Jadi, main ke kebun teh kali ini cukup dengan budget :
Destinasi liburan kali ini berada di Malang saja, nggak jauh- jauh, nama daerahnya adalah Lawang berada di bagian timur Malang. Disini ada desa namanya Wonosari, beberapa KM dari Malang kota. Asyiknya bisa dijangkau dengan kendaraan apapun.
Saya sudah lama pengen liburan ke Kebun Teh, pengen tau pucuk pohon teh itu kayak gimana, sepertinya saya terkena korban iklan teh pucuk. Hehe. Jadi, mumpung pas weekend, nggak ada kegiatan, dan ada Giveaway dari blog jalan- jalan, maka saya dan @IlhamSumarga pergi ke Lawang. Liburan ini semacam Go Show, kepikiran dan langsung berangkat. Kebun Teh merupakan peralihan destinasi liburan yang gagal. Awalnya mau naik ke Gunung Kawi, namun karena Kawi merupakan tempat yang bisa dibilang mistis, maka kami mengurungkan niat tersebut, nanti diikiranya mau cari
Akhirnya, tercetuslah Kebun Teh Lawang sebagai destinasi pilihan. Kami berdua belum pernah sekalipun pergi ke tempat ini, jadi bonek saja. Apalagi saya memang sengaja nggak bawa smartphone. Jadilah cara manual digunkan, yaitu bertanya. Tapi, sebenarnya tempat wisata agro ini nggak susah kok nyarinya. Banyak petunjuk arahnya, nggak mungkin nyasar.
Kami berangkat pukul 05.00 WIB, menghindari macet di kota, dan mengejar matahari, tapi ternyata sudah terlalu siang. Sebelum naik ke Wonosari, kami mengisi bahan bakar di SPBU, Rp 20.000 full. Kemudian, ngopi dulu di pinggir jalan, Malang dingin, jadinya menghangatkan diri dulu sambil bertanya- tanya lokasi Kebun Teh. Kami memesan kopi dan teh panas harganya Rp 4.000. Sudah hangat, kami melanjutkan perjalanan. Jalannya sama seperti pegunungan pada umumnya, dan dingin.
Petunjuk arah menuju Kebun Teh Wonosari berada di sekitar pasar Lawang, nah jaraknya sekitar 6 KM dari petunjuk arah. Memasuki wilayah Kebun Teh, tiket masuknya untuk hari biasa Rp 8.000, hari libur/ Minggu Rp 12.000, sepeda motor Rp 2.000. Jadi karena kami kesana hari Sabtu, dan masih pagi, bahkan loketnya pun baru dibuka, maka bapak penjaga loket memberikan kami gratis tiket masuk. Hanya membayar tiket parkir saja. YAY! jadi totalnya Rp. 2.000 saja.
- Ijooooo - *Criiing Criing Criiing*
- Sedang melakukan pengecekkan pucuk teh -
Foto : Ilham
Hehe
Foto : Ilham
Pertama kali masuk gerbang Kebun Teh kami gelo (kecewa), ternyata kebun teh gini aja ya,
- Kebun Teh dihiasi dengan pemandangan G. Arjuno -
- Narsis bareng -
- selamat menikmati -
Kebun Teh Wonosari ini ngga cuma kebun aja, banyak
penginapan dan wahana- wahananya, seperti playground, lapangan yang biasa
digunakan untuk camp, lapangan tenes, dan juga berbagai fasilitas persewaan
sepeda maupun ATV. Sepedanya mulai dari anak kecil hingga dewasa. Selain itu ada pabriknya juga. Disini enak
banget buat jalan- jalan maupun bersepeda. Bebas polusi udara pokoknya.
Kayaknya kalau punya rumah dan tinggal disini bakalan awet muda. Hehe
Sudah puas jalan- jalan (baca : capek, gempor), sudah puas foto- foto, saatnya pulang dan mengisi perut, berangkat kepagian jadi belum sempat sarapan. Kami mencari soto ayam Madura di pinggir jalan, dua porsi soto ayam dan teh hangat harganya Rp 27.000. Perut kenyang, hati senang, maka saatnya pulang.
Jadi, main ke kebun teh kali ini cukup dengan budget :
BBM
|
20.000
|
Kopi&Teh
|
4.000
|
Tiket Masuk
|
2.000
|
Makan
|
27.000
|
Total
|
53.000
|
Tertarik ? Kalau bawa 100.000 masih sisa 47.000 bisa buat
beli paketan internet seminggu. Jadi, yang deketan Malang, pengen merasakan sejuknya alam, silakan main kesini.
Gak nyesel kok. Jangan lupa masukin bucket list liburan yak, Kebun Teh Wonosari,
Lawang, Malang.
Oya, jangan lupa ajak saya juga. Hihi
“Artikel ini diikutkan dalam giveaway JALAN JALAN MODAL 100 RIBU”
Tapi, saya bukan mau cerita roamantisan sama Hani, tapi sama akak. Bareng orang ini saya jadi lebih sering menjadi pejalan, padahal sebelumnya saya gak begitu suka sering jalan- jalan, tubuh saya kurang bisa diajak kompromi kalau sering- sering keluar malam, tapi senang kalau lagi berdua sama dia. hehe :p
Kami kalau romantisan gak pernah punya itinerary, gak punya rencana, spontanitas saja. Maunya kemana, yaitu berangkat. Kali ini, romantisannya ke stadion Kanjuruhan. Mengulang masa- masa saat kami masih dekat dulu.
Seperti romantisan sebelumnya, berangkat setelah isya, karena mamasnya bilang "keluar habis maghrib itu gak enak, gimana gitu". Ya baeklah.. Selama tidak mengganggu waktu sibuknya saja, soalnya mamas ini orangnya workaholic sekali, banyak kegiatan, beda dengan saya, yang tentunya pengangguran tapi ngakunya sibuk :D.
time flies :')
Kalau dulu, romantisannya barengan, ternyata sekarang bisa berduaan.
Karena ini adalah acara romantisan yang diselingi dengan agenda terselubung yaitu survei palakat ke desa tempat KKN kami dan juga pamer ke teman- teman KKN kalau kami sudah ada disini lagi. Ahh, Jatisari.
Apapun itu Terimakasih kak Il, menyempatkan waktu sibukmu untuk diriku. :)
Holaa.. Mahasiswa semester akhir! Sumpah, kuping dan hati saya panas denger temen sudah mau seminar proposal minggu depan. Haha.. Pengen cepet- cepet nyusul. Ohya, di fakultas saya memang 'agak' beda dengan fakultas dan mungkin universitas lain. Setelah ujian pendadaran, pernah cerita disini. dan ternyata satu angkatan, yang lulus cuma 9 orang saja, *oke ngga apa2, masih ada ujian lagi Oktober nanti*. Saya ? termasuk yang ngga lulus :'(. Hehe. Kemudian mengerjakan proposal- Seminar Proposal - Penelitian - Seminar Hasil - Sidang - Yudisium - Wisuda. Banyak yo ? Padahal tempat lain ngga gini gini amat. :|
Nah, gara- gara temen saya mau seminar proposal, saya envy banget! Ini envy yang baik kan ya? Hoho. Alhamdulillahnya, waktu bimbingan kedua ini, dosen sudah bilang saya dan teman seperjuangan (yang dosen pembimbingnya sama) berangkat proposal. Kami, berempat. Kenalin, mereka adalah @nandaapuss @RFHhutabarat dan @matlub_ilmu , namun salah satu dari kami harus tinggal dulu, belum bisa berangkat proposal karena idenya masih terlalu luas :(. Okeh ngga apa- apa ya, kita selalu mendampingimu, kawan. Kan, rencananya mau seminar proposal - seminar hasil barengan. Ya kan ? :D SEMANGAT yo.
dan, kabar bahagianya bimbingan 2 minggu lagi, seklaigus kami menyerahkan proposal, kalau oke, langsung seminar. Ou, mendengar itu, rasanya really electrifying.
- ON FIRE -
Nah, gara- gara temen saya mau seminar proposal, saya envy banget! Ini envy yang baik kan ya? Hoho. Alhamdulillahnya, waktu bimbingan kedua ini, dosen sudah bilang saya dan teman seperjuangan (yang dosen pembimbingnya sama) berangkat proposal. Kami, berempat. Kenalin, mereka adalah @nandaapuss @RFHhutabarat dan @matlub_ilmu , namun salah satu dari kami harus tinggal dulu, belum bisa berangkat proposal karena idenya masih terlalu luas :(. Okeh ngga apa- apa ya, kita selalu mendampingimu, kawan. Kan, rencananya mau seminar proposal - seminar hasil barengan. Ya kan ? :D SEMANGAT yo.
dan, kabar bahagianya bimbingan 2 minggu lagi, seklaigus kami menyerahkan proposal, kalau oke, langsung seminar. Ou, mendengar itu, rasanya really electrifying.
- ON FIRE -