Sekitar pertengahan bulan Mei, H-4 sebelum puasa dan tepat terjadinya bom di Surabaya. Saya bersama family pergi ke Juanda, Sidoarjo untuk mengantarkan saudara pulang ke Batam dan ke Jambi.
Sepulang dari Juanda, saya, bude dan om mampir ke salah satu tempat makan yang lokasinya di dekat Bypass Krian. Namanya Warung Apung Rahmawati. Kalau dari Surabaya letaknya di kiri jalan. Memang kurang strategis sebetulnya, soalnya ada di tikungan pas.
Pertama baca plangnya sih saya mengira kalau tempatnya bakalan ada di atas air, yes mybe kamu akan berpikir sama sepertiku karena namanya kan apung. Rupanya cuma 4 meja aja yang ada di atas air, sisanya lesehan biasa. Haha.
Kami memilih lokasi lesehan karena mejanya yang di atas air sudah full. Yaudah oke lah gak apa- apa, pas itu kami memilih lesehan yang agak panjang, nah rupanya diminta pindah karena kami hanya 3 orang (padahal pengen ngadem T_T) sedangkan meja yang kami tempati sebelumnya akan digunakan oleh pelanggan yang jumlahnya lebih banyak. Baiglah.
Pramusaji datang, kami memilih beberapa menu seperti ayam bakar, ca brokoli, ca kangkung dan kalau gak salah cumi asam manis. Sedangkan untuk minumnya, bude memilih sinom, saya beras kencur dan om memilih kopi (what??). Aneh gak sih, habis makan berat terus minum kopi gitu?. Gak ya? Yaudah. Haha.
Sebelum makan, jelas dong ritualnya adalah foto- foto dulu. Gak cuma saya, bude dan om juga. Sampai kami bertiga jadi pusat perhatian soalnya
Over all sih masakannya enak, pas aja. Bumbunya meresap dan boleh dicoba untuk kembali di kemudian hari. Cuma pelayanan emang sedikit lebih lama, mungkin karena saat itu sedikit ramai.
Soal harga standar resto, tidak terlalu mahal dengan menu- menu yang memuaskan.
Warung Apung Rahmawati Krian