#Ngawur1

Desember 04, 2012

Semalam saya belanja di Carref*ur Blimbing. Soalnya barang kosan udah mulai nipis, dan ada peralatan makan yang harus udah ganti. 
Saya belanja apa aja yang diperluin, beli piring, tempat minum, madu*as*, buah dan snack buat temen ngerjain tugas, soalnya diprediksi minggu ini bakalan full time dengan tugas tugas dan tugas, maklum mendekati ujian akhir semester.

Saya tipe manusia malam, ide bisa ngalir kalau lagi tenang dan damai, makanya saya suka bangun malam dan ngerjakan tugas sampai pagi.. Kadang pula saya suka lapar, maka dari itu butuh persiapan matang biar gak kekurangan akomodasi. 

Sebenernya bukan itu yang mau saya ceritain. Ada hal yang lebih krusial lagi. *tsah

Saya bukan tipe orang yang pinter nawar harga, saya suka gak tega kalau ada yang jual, penjualnya udah matok harga dan saya nawar. gak tega. Bukan berarti duit saya banyak gitu jadinya gak mau nawar, bukan. Saya cuma gak tega aja, kali aja mereka lebih butuh. *yakali sekarang duit masih minta makanya berani bilang kek gini. Coba tar kalau udah nyari duit sendiri. :|

Makanya saya suka aja belanja di hypermart yang matok harga pas, sorry bukannya gak nasionalisme, tapi gimana ya, ini kan soal pilihan. :)

Sepulang dari Carref*ur saya jadi kepikiran dan seraching soal hypermart ini. Carref*ur itu usaha waralaba (sorry, mau nulis franchise takut salah, haha) dari Paris, dan menanamkan modalnya di negara berkembang, pantesan makin menjamur aja sejauh mata melihat.

gak masalah sih, toh kalau kayak begini kan pengangguran Indonesia makin turun, tapi ya itu tadi, kenapa kok punya Paris, kok gak punya Indonesia aja !

Kebanyakan hypermart tempatnya bersih, nyaman, barang- barangnya ketata apik, rapi, lengkap pula, mulai dari barang A sampai Z ada. 

Mungkin ini juga kali ya yang menyebabkan masyarakat lebih memilih hypermart dibanding pasar tradisional, sehingga pasar tradisional semakin kehilangan pembeli dan peminat. Maklum deh, orang zaman sekarang kan berani mengeluarkan uang lebih banyak asalkan hati senang, artinya kita lebih mementingkan kenyamanan meskipun dengan harga yang sedikit lebih mahal. 
gak salah sih.

Semenjak masuk jurusan ini, saya jadi suka aja merhatiin sesuatu, udah mulai ninggalin kebiasaan gak mau tau yang dulu tertanam kuat di relung jiwa *tsah.

Makin banyak hal yang bisa diomongin, didiskusiin, dan sebagainya. Suka aja nyari permasalahannya, lalu nyari solusinya. Tapi, kebanyakan malah bingung sendiri, gak papa sih - "orang yang paling beruntung adalah orang yang tau kalau mereka tidak tahu" - cuplikan kata dalam novel 5 cm.
Artinya, kita beruntung kalau gak tau, tapi lebih beruntung lagi kalau tau :)

Balik kepermasalahan semula, kenapa sih, pemerintah gak bikin pasar tradisional kayak Carref*ur gitu ? yang bersih, yang nyaman, dan yang yang lainnya.

Jawabannya banyak ! menurut analisis saya, dan kalau salah benerin yak :D

1. pemerintah punya urusan lebih penting, toh ini juga bukan tugas pemerintah aja, tapi elemen2 lainya juga. Misalnya, menteri perdagangan, dia sih harusnya punya inovasi yang lebih dan nanti diajukan ke pemerintah buat di acc. Kalaupun di acc, tar ribet soal dana, karena apbn kita udah habis dipake keluar negeri dan plesir dpr. so, mari kita berterimakasih sama DPR yang udah jadi wakil kita.

2. Pedagang, kebanyakan pedagang itu gak mau kalau dipindah tempat, pasti alasannya udah cocok dan strategis, selain itu ntar ada demo- demo. Lanjutnya, pedagang pasti kebanyakan menolak karena tarif yang lebih mahal lah, tempat yang tidak strategis lah, daaaan lain- lainnya.

3. banyak lagi masih belum kepikir

nah, kenapa sih kita harus kayak gitu ? sebobrok apa sih ?
Mari, kita jadi orang yang berbeda, mampu bikin perubahan, bukan berarti ku bilang gini terus jadi tim sukses partai Nasd*m, bukan. 
Terlepas dari itu semua, saya bener- bener cinta Indonesia :)

You Might Also Like

0 comments

Keep Blogwalking!

BLOGGER PEREMPUAN

Blogger Perempuan

KUMPULAN EMAK BLOGGER

BLOGGERHUB