Ya, akhirnya kamera saya yang lama, sudah diganti dengan yang baru.
Akhirnya yah. Tapi, ternyata saya keliru. Kamera jenis ini perawatannya berbeda dengan kamera poket/ kamera- kamera lainnya. Kenapa ? yak. Karena kameramemiliki komponen kecil dan detail serta rumit. Lebih dari itu, karena Indonesia merupakan negara tropis sehingga debu/mikroba berdistribusi sangat cepat. Jadi, perawatan kamera ini di Indonesia harus lebih intens.
Membeli kamera ini, tidak berhenti hanya dengan kamera saja, tapi juga harus membeli tool kit serta cleaning kit. Apalagi setelah saya googling box tempat kamera juga harus dijaga kelembabannya supaya tidak berjamur dan tetap kering. Sebenarnya bisa disiasati dengan silica gel untuk menjaga kelembaban, tapi lebih baik lagi jika menggunakan dry box (kotak tempat kamera yang bisa diatur suhunya).
Nah, saran saya sih buat yang ngebet pengen kamera sejenis dengan saya, mending pikirin dan siapin mental serta dana yang cukup buat punya gadget ini. Saya agak nyesel sebenernya.
Beberapa waktu yang lalu, saya dan teman- teman sedang menikmati makan siang di salah satu tempat yang biasa kami kunjungi. Kebetulan tempatnya tidak begitu jauh dari rumah dan dekat dengan jalan raya, sehingga tempat ini selalu ramai ketika jam makan siang, apalagi didukung dengan tempat yang nyaman, luas dan bersih. Maka tak heran jika tempat ini menjadi tujuan utama, manusia- manusia yang perutnya ingin dimanjakan.
Oke, saya pikir intro diatas begitu formal ya. Sorry, keseringan bikin berita reportase sampe bahasanya pun ga bisa ngepop kayak biasanya. Haha, harap maklum, deadline cetak majalah makin dekat.
Sebenernya, bukan itu inti dari cerita ini. Oke deh langsung saya mulai. Saat saya makan, tentunya banyak orang yang datang dan pergi, bukan hanya untuk makan, tetapi para 'pekerja seni jalanan' juga ikut nimbrung buat dapet recehan- recehan atau sekedar 'ngarep' bisa ditraktir makan.
Nah, kebetulan waktu itu ada 3 orang anak kecil yang menjadi tukang seni alias minta- minta. Beberapa orang respect dengan memberi beberapa recehan, dan ada lagi yang lainnya malah sama sekali tidak menganggap ada. Jadi, sampai beberapa waktu si adek- adek yang harusnya lagi tidur siang/ main ps di rumah ini menunggu sambil menengadahkan tangan dan tak lupa mulutnya terus menerus meminta.
Kemudian ada beberapa lagi yang tidak memberi tapi malah memarahi.
Saya merhatiin semua kejadian itu. dan temen- temen saya juga ikut ngelihatin, malah ada temen saya yang sempat memotret, tapi saya minta dia buat ngehapus karena memotret anak jalanan yang dia sebut dengan human interest itu termasuk eksploitasi, menurut saya. Dan teman saya langsung menghapusnya.
---
Dari semua itu, saya jadi kepikiran. Orang kok ada yang gitu yah ? Maksudnya ga nganggap orang lain ada, kemudian ga ngasih tapi malah marah- marah.
Saya langsung ngejudge orang- orang yang kayak gitu, pasti kehidupan sosialnya buruk. Sesama manusia aja kayak gitu, apalagi sama yang enggak manusia ?, hewan misalnya.
Nah, kemudian kejadian tadi saya ceritain ke ibuk, dan ibuk saya bilang "ya mungkin orang itu belum pernah aja ngerasain nikmatnya diambil sama yang ngasih. Ini kamu ingat- ingat ya mbak (Ibu saya selalu manggil saya mbak, dan adik saya selalu dipanggil dengan sebutan adek), setiap rezeki yang kita dapat, ada sebagian darinya (rezeki itu) hak mereka. Jadi, jangan sampek kita ga bagi- bagi sama mereka, yah walaupun ga banyak tapi seenggaknya mereka ikut ngerasain lah".
Dari omongan ibuk saya, saya jadi nyimpulin gini. Misalnya aja manusia sama kucing. Manusia lagi makan ayam goreng, manusia udah makan dagingnya, dan gak mungkin tulangnya dimakan sampai habis juga, nah kalau manusia itu ga 'serakah', udah pasti tulang itu bakal di kasih ke kucing. Karena manusia udah ga butuh lagi tulang itu. Sama kayak manusia sama manusia, kalau kita punya uang lebih, lebih baik kalau dibagi sama orang yang membutuhkan.
Berbagi sama orang lain itu menyenangkan kok. Dunia terlalu indah kalau dinikmati sendirian. Sungguh saya berterimakasih sama ibuk, yang selalu mengikutsertakan saya dalam hal- hal kemanusiaan.
Honestly, saya kurang begitu menykai sebuah perjalanan, itulah kenapa saya sangat ingin mempunyai kantong ajaib seperti doraemon, supaya dapat mengeluarkan pintu kemana saja. Jadi, saya gak perlu capek menempuh perjalanan yang menghabiskan waktu hingga berjam- jam di jalan.
Sayangnya, semua itu tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Atau bisa dibilang hal- hal seperti itu sulit untuk direalisasikan. Pertanyaanya, adakah manusia yang dapat menembus waktu ? Saya rasa, hingga saat ini belum ada.
Dari ketidak sukaan saya akan perjalanan ini, membuat saya berpikir tentang kehidupan. Yah, memang sudah waktunya saya memikirkan tentang hal tersebut, karena usia saya tahun ini memasuki babak ke 20.
Mungkin, kalau Tuhan menciptakan kemudahan untuk manusia, kita tidak akan pernah merasakan yang namanya perjuangan. Jika ada pintu kemana saja, kita tidak akan merasakan proses menuju suatu tempat. Sama halnya dengan jika kita lahir, maka akan langsung mati. Seperti itu.
Jadi, saya mulai menikmati setiap proses yang saya alami selama hidup.
Sama seperti kemarin, saat saya baru pulang dari Kediri dan menuju ke Malang. Seperti sebelumnya, saya menggunakan angkutan kota yang mungkin anda biasa menyebutnya bus, untuk sampai ke terminal di Malang. Saya tidak pernah menyukai kendaraan ini, alasannya ? yah you know lah, hampir semua transportasi umum di Indonesia tidak begitu berpihak baik pada penumpang. Sayangnya, hanya bus ini lah satu- satunya akses yang efisien dan memudahkan saya untuk turun di depan rumah. Jika ada yang ingin mampir, rumah saya berada di dekat jalan raya. Itulah kenapa di KTP saya, (ya saya sudah punya KTP, barusan) tertulis alamatnya : Jalan Raya . . . . .. Kediri.
Sejak awal saya kuliah di Malang, saya memang tidak dibiasakan oleh ibu saya untuk naik bus ini. Saya lebih sering diantar oleh kakak/ travel/ diantar sendiri oleh ayah. ya, kalian boleh bilang saya manja. Apalagi waktu itu ditambah dengan stigma negatif tentang angkutan ini, kurangnya keamanan, banyaknya kecelakaan masuk jurang, dan yang paling parah adalah kriminal di dalam bus.
Lagi- lagi saya sadar. Hidup memang perjuangan. Kesadaran ini memuncak ketika saya pulang dan tidak mendapat tempat duduk dalam bus. Dari Malang hingga turun did epan rumah, dan begitu pula saat saya kembali ke Malang, dari rumah hingga sampai di Malang. Kejadian seperti ini sudah saya alami sekitar 4 kali. Oke, silahkan dibayangkan, berdiri di dalam kendaraan selama 3 jam dengan medan yang berkelok- kelok naik turun. Saat pertama kali berdiri seperti itu, sampai di rumah saya nangis, capek.
Tapi, mungkin disitulah prosesnya. Disitulah serunya.
Seperti kemarin, saya naik bus ini lagi. Untungnya, tidak terlalu ramai sehingga dari rumah hingga malang saya tidak perlu berbagi tempat duduk dengan orang lain. Di beberapa tempat bus berhenti dan menaikkan penumpang, lalu duduk satu keluarga dibelakang bangku saya. Ayah Ibu dan satu Anak.
Selama di perjalanan, si anak laki- laki kecil ini, tidak bisa diam. Menyanyi, berdiri, lalu berbicara apa saja selama perjalanan.
Tentunya, saya risih.
Tapi saya biarkan saja saat itu.
Saat si adek kecil ini berdiri dan berpegangan di bangku tempat saya bersandar, saya melihat keadaannya. dan saya, terenyuh.
Adek ini, mungkin masih berusia sekitar 7- 8 tahunan, dan dia mengalami bibir sumbing. Sebelum saya tau keadaanya pun, saya sudah membatin kalau anak ini pintar dan aktif, karena di setiap pemberhentian bus, adek ini selalu membaca apa saja yang terlihat olehnya. dan yang paling membuat saya malu adalah, saat dia menyebut jalan yang berkelok- kelok. Kanan- Kiri- Kanan lagi- Kiri lagi.
"Saya yang berusia hampir 20 tahun, hingga saat ini masih suka gagap kalau ditanya tentang arah" ya, itulah keterbatasan saya.
Tapi, yang saya suka, adek ini ceria gitu. hehe
Kemudian, ibu nya ngajakin saya ngobrol, dan dari obrolan itulah saya tahu kalau mereka mau berlibur ke Sengkaling (Pemandian di Malang).
Tak lupa saat adek ini akan turun, dia dadahdadah sama saya. Haru banget :')
Dari semua kejadian ini, bolehlah ditarik kesimpulan kalau kejadian tak terduga bisa datang kapan saja dan dimana saja.
Saya punya standart tinggi untuk masalah aksesoris yang saya pakai. Bukan, bukan masalah harga yang tinggi dan branded. Bukan sama sekali.
Standart tinggi yang saya maksud disini adalah bebeda dari yang lain, dan yang pasti nyaman. Nah, kenyamanan ini lah yang sulit sekali saya ciptakan dalam membeli barang. Ada yang bagus, tapi ternyata banyak jenisnya. Saya memang selalu susah jika membeli sesuatu, susah menentukan. Membeli barang itu seperti jatuh cinta, jika suka pada pandangan pertama, dicoba cocok, maka saya akan saya beli. Momen seperti itulah yang seringkali sulit saya dapatkan.
Hingga akhirnya, banyak keluar masuk toko, sampai pulangpun tak membawa apa- apa, capek.
Itulah sebabnya, saya bukan tipe orang yang update untuk masalah penampilan. Saya lebih suka memakai barang yang tahan lama, meskipun harganya lebih tinggi dari biasanya. Karena kepuasan konsumen, ditentukan oleh selera.
Standart tinggi yang saya maksud disini adalah bebeda dari yang lain, dan yang pasti nyaman. Nah, kenyamanan ini lah yang sulit sekali saya ciptakan dalam membeli barang. Ada yang bagus, tapi ternyata banyak jenisnya. Saya memang selalu susah jika membeli sesuatu, susah menentukan. Membeli barang itu seperti jatuh cinta, jika suka pada pandangan pertama, dicoba cocok, maka saya akan saya beli. Momen seperti itulah yang seringkali sulit saya dapatkan.
Hingga akhirnya, banyak keluar masuk toko, sampai pulangpun tak membawa apa- apa, capek.
Itulah sebabnya, saya bukan tipe orang yang update untuk masalah penampilan. Saya lebih suka memakai barang yang tahan lama, meskipun harganya lebih tinggi dari biasanya. Karena kepuasan konsumen, ditentukan oleh selera.
Kamis, 28 Februari 2013.
Saya suka pantai, birunya pantai, dan luasnya langit selalu membuat mata saya dimanja.
Kamis ini, kebetulan saya kosong kuliah , karena dosen saya sedang tugas ke Batam- Kepri. Finger (penanggung jawab kelas atas MK (Mata Kuliah) Ekonomi Internasional dan Moneter) sudah memberitahukan berita ini sejak hari Senin saat kuliah Statistika Inferensial. Akhirnya saya putuskan untuk pulang ke Kediri hari Rabu sore.
Sebelumnya (hari Sabtu/Minggu saya lupa), saya di lobi oleh kakak untuk diajak ke pantai Pelang Trenggalek, dan saat itu saya menolak karena hari Kamis masih ada kuliah. Tapi, ternyata saya Kamis kosong. Akhirnya saya cus ikut ke pantai.
Prepare
Kamis pagi, saya dapat info dari kakak kalau kami berangkat pukul 7. Kami sampai di tempat janjian (STAIN Kediri) pukul setengah 8. Oh ya, kami berangkat bersama 6 orang lainnya. Pukul 8 1/4 kami semua bersiap untuk berangkat. Sayangnya, kami tidak jadi pergi ke Pantai Pelang di Trenggalek, padahal di Pelang ada air terjunnya juga. Jarang.
Kenapa ga jadi ? yip, treknya sulit, primitif runaway banget banyak yang bilang.
Akhirnya kami ganti rencana, bukan ke Pelang tapi ke TambakRejo di Blitar. Lebih dekat dan sama- sama keren.
Perjalanan
Selama perjalanan, kami banyak bercengkerama satu sama lain, padahal sih belum kenal semua saya. Hehe.. Diantara mereka ber 7, hanya saya yang selundupan. Yang lain mahasiswa STAIN, dan saya bukan. Selama 2 jam berjuang dengan perut mual dan pusing karena jalannya memang gak mudah, meskipun sudah halus tapi medannya berkelok- kelok curam. Tiket masuk ke pantai ini sangat terjangkau, 2k untuk anak- anak, dan 3k untuk dewasa. Oh ya, saya gak begitu ingat jalan apa saja yang kami lewati. Tapi, kalau diajak kesana lagi dan jadi GPS, Insya'Allah saya masih ingat kok. B|
Sampai juga
yay. Sampai juga akhirnya. Kesan pertama saya waktu nyampe adalah PANAS. Yaiyalah namanya juga pantai bre. Saya langsung lepas sepatu dan jalan- jalan di pasirnya. Kami mengambil spot bagian kiri jika menghadap ke laut, air tenang dan cantik. Jika ingin memacu adrenalin dengan ombak yang lebih besar dapat mengambil spot kanan.
Oke deh, langsung aja saya pamerin foto- fotonya.
See ? Gimana ? KEREN ya.
Untuk penutupnya, terimakasih untuk sis Tiwwi ; Fitria ; mba Asfa ; mba Faiq ; Ma'ruf ; Muh ; dan mas Shofa.
*foto koleksi pribadi*
Saya suka pantai, birunya pantai, dan luasnya langit selalu membuat mata saya dimanja.
Kamis ini, kebetulan saya kosong kuliah , karena dosen saya sedang tugas ke Batam- Kepri. Finger (penanggung jawab kelas atas MK (Mata Kuliah) Ekonomi Internasional dan Moneter) sudah memberitahukan berita ini sejak hari Senin saat kuliah Statistika Inferensial. Akhirnya saya putuskan untuk pulang ke Kediri hari Rabu sore.
Sebelumnya (hari Sabtu/Minggu saya lupa), saya di lobi oleh kakak untuk diajak ke pantai Pelang Trenggalek, dan saat itu saya menolak karena hari Kamis masih ada kuliah. Tapi, ternyata saya Kamis kosong. Akhirnya saya cus ikut ke pantai.
Prepare
Kamis pagi, saya dapat info dari kakak kalau kami berangkat pukul 7. Kami sampai di tempat janjian (STAIN Kediri) pukul setengah 8. Oh ya, kami berangkat bersama 6 orang lainnya. Pukul 8 1/4 kami semua bersiap untuk berangkat. Sayangnya, kami tidak jadi pergi ke Pantai Pelang di Trenggalek, padahal di Pelang ada air terjunnya juga. Jarang.
Kenapa ga jadi ? yip, treknya sulit, primitif runaway banget banyak yang bilang.
Akhirnya kami ganti rencana, bukan ke Pelang tapi ke TambakRejo di Blitar. Lebih dekat dan sama- sama keren.
Perjalanan
Selama perjalanan, kami banyak bercengkerama satu sama lain, padahal sih belum kenal semua saya. Hehe.. Diantara mereka ber 7, hanya saya yang selundupan. Yang lain mahasiswa STAIN, dan saya bukan. Selama 2 jam berjuang dengan perut mual dan pusing karena jalannya memang gak mudah, meskipun sudah halus tapi medannya berkelok- kelok curam. Tiket masuk ke pantai ini sangat terjangkau, 2k untuk anak- anak, dan 3k untuk dewasa. Oh ya, saya gak begitu ingat jalan apa saja yang kami lewati. Tapi, kalau diajak kesana lagi dan jadi GPS, Insya'Allah saya masih ingat kok. B|
Sampai juga
yay. Sampai juga akhirnya. Kesan pertama saya waktu nyampe adalah PANAS. Yaiyalah namanya juga pantai bre. Saya langsung lepas sepatu dan jalan- jalan di pasirnya. Kami mengambil spot bagian kiri jika menghadap ke laut, air tenang dan cantik. Jika ingin memacu adrenalin dengan ombak yang lebih besar dapat mengambil spot kanan.
Oke deh, langsung aja saya pamerin foto- fotonya.
Ombaknya besar dan eksotis
Sisi kiri pantai, tenang dan cantik
wow
Muh dan mas Shofa
oke, abaikan
momen yang tepat
|
Baju Biru : Mba Faiq ; Garis- garis : Mba Asfa ; Orange : Sis Tiwwi ; Jilbab biru muda : Fitria ; Merah : Silvi (saya) ; Baju Coklat : mas Shofa ; Baju Putih : Muh
See ? Gimana ? KEREN ya.
Untuk penutupnya, terimakasih untuk sis Tiwwi ; Fitria ; mba Asfa ; mba Faiq ; Ma'ruf ; Muh ; dan mas Shofa.
Pernah mimpi ke Inggris sebelumnya ?
Saya belum pernah, sama sekali.
Tapi, saya udah sering kepo sama negara itu, karena di mata kuliah Ekonomi Internasional yang saya tempuh saat ini, saya menganalisis Inggris. Di Ekonomi Interasional ini, setiap anak menganalisis satu negara di dunia untuk dijadikan bahan analisis selama satu semester kedepan. Setiap negara yang diperoleh ditentukan oleh undian.
Kebetulan saya dapat Inggris/UK/England. Semenjak saat itu saya jadi kepengen kesana. Khusunya ke Birmingham, banyak yang bilang Birmingham kotanya tenang dan aksen bicara penduduk berbeda dengan bahasa Inggris pada umumnya. Apalagi disana ada University of Birmingham. WOW.
Sampai akhirnya, saya pengen kuliah di Inggris setelah fresh graduate. Entah bagaimana caranya. Man Jadda Wajadda. Saya percaya, setiap niat yang diukir dalam hati, akan terlaksana selama kita mau berusaha. Tuhan itu baik, dan saya mempercayai itu lebih dari apapun.
Angin, segar.
Tumbenan saya nge teh sore- sore di kosan. Seharian saya gada kuliah, dan leha- leha gak karu- karuan. Di twitter saya ngikuti akun dari dikti dan kebetulan saat itu temlen lagi sepi, tiba- tiba dikti ngepost. tentang Lomba Esai "2013 WTO Essay Award for Young Economist".
Setelah saya baca, ternyata esai ini berhubungan dengan ekonomi internasional dan isu- isu kebijakan perdagangan dan hubungan perdagangan Internasional. Kebetulan sekali, semester ini saya sedang menempuh mata kuliah tersebut, jadi sedikit banyak saya tau.
Dan kalian tau? kalau menang, penyerahan hadiahnya di BIRMINGHAM.
Saya deg- deg an sumpah, saya mau ikutan karena saya mau ke Birmingham.
Pengumuman lomba bulan Juli dan penyerahan bulan September.
Saya berharap bulan September saya bisa ke Birmingham. :D
HAHAHA. MIMPI!
Saya belum pernah, sama sekali.
Tapi, saya udah sering kepo sama negara itu, karena di mata kuliah Ekonomi Internasional yang saya tempuh saat ini, saya menganalisis Inggris. Di Ekonomi Interasional ini, setiap anak menganalisis satu negara di dunia untuk dijadikan bahan analisis selama satu semester kedepan. Setiap negara yang diperoleh ditentukan oleh undian.
Kebetulan saya dapat Inggris/UK/England. Semenjak saat itu saya jadi kepengen kesana. Khusunya ke Birmingham, banyak yang bilang Birmingham kotanya tenang dan aksen bicara penduduk berbeda dengan bahasa Inggris pada umumnya. Apalagi disana ada University of Birmingham. WOW.
Sampai akhirnya, saya pengen kuliah di Inggris setelah fresh graduate. Entah bagaimana caranya. Man Jadda Wajadda. Saya percaya, setiap niat yang diukir dalam hati, akan terlaksana selama kita mau berusaha. Tuhan itu baik, dan saya mempercayai itu lebih dari apapun.
Angin, segar.
Tumbenan saya nge teh sore- sore di kosan. Seharian saya gada kuliah, dan leha- leha gak karu- karuan. Di twitter saya ngikuti akun dari dikti dan kebetulan saat itu temlen lagi sepi, tiba- tiba dikti ngepost. tentang Lomba Esai "2013 WTO Essay Award for Young Economist".
Setelah saya baca, ternyata esai ini berhubungan dengan ekonomi internasional dan isu- isu kebijakan perdagangan dan hubungan perdagangan Internasional. Kebetulan sekali, semester ini saya sedang menempuh mata kuliah tersebut, jadi sedikit banyak saya tau.
Dan kalian tau? kalau menang, penyerahan hadiahnya di BIRMINGHAM.
Saya deg- deg an sumpah, saya mau ikutan karena saya mau ke Birmingham.
Pengumuman lomba bulan Juli dan penyerahan bulan September.
Saya berharap bulan September saya bisa ke Birmingham. :D
HAHAHA. MIMPI!
Walla.. Selamat sore!
Senin, dan hari ini kuliah saya 3 mata kuliah yang arus dieksekusi. Sejak pagi pukul 7 - 12, lalu lanjut pukul 3- 5. Wohohoho
Tapi, hari ini spesial, kuliah pukul 7 kosong dan pukul 10 dosennya cuma cerita dikit dan kita pulang. Lalu pukul 3, dosen menjelaskan secukupnya memberi tugas dan pulang.
Tapi, saya ga langsung pulang ke kost. Saya dan Jijah, menjalankan ritual yang sudah lama tak kami lakukan. Apa ituuu? yippi, kami jalan- jalan sore.
Jalan- jalan sore ini sering kami lakukan saat semester 3. Karena pulang kami pada semester itu sering sore, dan tempat Jijah tinggal sekitar pukul 3- 1/2 6 ditutup, akhirnya kami "mblarah" dulu. Oh ya, Jijah ini, tinggal di pondok pesantren.
dan hari ini, setelah sekian lama tidak kami lakukan, akhirnya teretetetetettttt... terlaksana lagi.
Kami muter kampus, dari fakultas saya (ekonomi), sampai ekonomi lagi. Kemudian kami berpisah karena sudah sore, sebelum pulang, saya mampir beli camilan dulu.
Nih :
Senin, dan hari ini kuliah saya 3 mata kuliah yang arus dieksekusi. Sejak pagi pukul 7 - 12, lalu lanjut pukul 3- 5. Wohohoho
Tapi, hari ini spesial, kuliah pukul 7 kosong dan pukul 10 dosennya cuma cerita dikit dan kita pulang. Lalu pukul 3, dosen menjelaskan secukupnya memberi tugas dan pulang.
Tapi, saya ga langsung pulang ke kost. Saya dan Jijah, menjalankan ritual yang sudah lama tak kami lakukan. Apa ituuu? yippi, kami jalan- jalan sore.
Jalan- jalan sore ini sering kami lakukan saat semester 3. Karena pulang kami pada semester itu sering sore, dan tempat Jijah tinggal sekitar pukul 3- 1/2 6 ditutup, akhirnya kami "mblarah" dulu. Oh ya, Jijah ini, tinggal di pondok pesantren.
dan hari ini, setelah sekian lama tidak kami lakukan, akhirnya teretetetetettttt... terlaksana lagi.
Kami muter kampus, dari fakultas saya (ekonomi), sampai ekonomi lagi. Kemudian kami berpisah karena sudah sore, sebelum pulang, saya mampir beli camilan dulu.
Nih :
Bahagia itu sederhana, menurut saya. Saya seneng minta ampun. Thankyou Jijah, being my bestie :)
Kok cepet yah ? Kok udah lokakarya (lagi) - berarti saya udah 1 periode ngikut himpunan mahasiswa Jurusan ini.
Yep- yep. Bingung ? Oke, saya ceritakan
Jadi, setelah Open Reqruitment, dan pelantikan ormawa bulan Januari kemarin, saya dan teman- teman angkatan 2011 dan HMJ lainnya, melakukan lokakarya. Mungkin di beberapa tempat namanya bukan lokakarya ya, penyusunan program kerja atau apalah tapi intinya sama.
Udh gitu aja.
Yep- yep. Bingung ? Oke, saya ceritakan
Jadi, setelah Open Reqruitment, dan pelantikan ormawa bulan Januari kemarin, saya dan teman- teman angkatan 2011 dan HMJ lainnya, melakukan lokakarya. Mungkin di beberapa tempat namanya bukan lokakarya ya, penyusunan program kerja atau apalah tapi intinya sama.
Udh gitu aja.
Mari kita menjaga jarak, mari saya menarik diri.
Ekspektasi saya jauh, dan kamu tidak demikian..
Ekspektasi saya jauh, dan kamu tidak demikian..
Saya mau menepati janji..
Di postingan ini, saya mau nunjukkin foto2 waktu ngopi di Sidewalk Cafe
Di postingan ini, saya mau nunjukkin foto2 waktu ngopi di Sidewalk Cafe
Vietnam Drip Coffee saya
Susu Oreo nya kakak
Vietnam Drip Coffee saya yang udah dicampur
Oke, saya dan kakak, boleh kenalan
:| kopi saya udah habis
BANYAK MASYARAKAT, YANG KALAU BANJIR MARAH- MARAH, MENYALAHKAN PEMERINTAH, INI ITU, DAN SEBAGAINYA. PADAHAL KAN BANJIR YANG MENYEBABKAN MASYARAKAT SENDIRI. KEBUKTI BUANG SAMPAH SEMBARANGAN, UDAH ADA TEMPAT SAMPAH BUANGNYA KE KALI. YAH GIMANA LAGI, MINDSET NYA UDAH KEBENTUK GITU SIH.
Halo, pals ! Selamat sore menjelang malam..
Saya lagi di Sidewalk Cafe Kediri. Kopi sore ceritanya.
saya menikmati segelas Vietnam Drip Coffee.. yg belum pernah nyoba, jangan kaget. Rasanya enak soalnya! Ini pertama kalinya saya nyobain.
Oh ya, weekend ini saya putuskan buat pulang karena saya lagi gak enak badan, musim pancaroba, dan imun saya ternyata gak cukup kuat, akhirnya saya tepar.
Selain alasan itu, ibu saya baru pulang dari Madura, dan pastinya membawa oleh- oleh dari sana. Hehe. Saya gak mau kehabisan oleh- oleh.. Hahaha
Oke, selamat berweekend untuk cemans- cemans !
Ets ets ets, ada yang ketinggalan, FOTO ! ah, Fotonya nyusul ya :D
Saya lagi di Sidewalk Cafe Kediri. Kopi sore ceritanya.
saya menikmati segelas Vietnam Drip Coffee.. yg belum pernah nyoba, jangan kaget. Rasanya enak soalnya! Ini pertama kalinya saya nyobain.
Oh ya, weekend ini saya putuskan buat pulang karena saya lagi gak enak badan, musim pancaroba, dan imun saya ternyata gak cukup kuat, akhirnya saya tepar.
Selain alasan itu, ibu saya baru pulang dari Madura, dan pastinya membawa oleh- oleh dari sana. Hehe. Saya gak mau kehabisan oleh- oleh.. Hahaha
Oke, selamat berweekend untuk cemans- cemans !
Ets ets ets, ada yang ketinggalan, FOTO ! ah, Fotonya nyusul ya :D
taken from here
KAMU ITU CANDU, SAMA SEPERTI KOPI. MESKIPUN ADA PAHITNYA, AKU SELALU MENIKMATINYA.
- Teruntuk kamu, yang sudah pergi dengan yang lain.
Award ke 2. Horeee :D - Saya seneng dapat award, soalnya nambah temen blogger (backlink) juga merasa karya kita di hargai. hehe
Makasih @rialyzara awardnya :* - maaf yah baru bisa nulis sekarang.
Oh ya, sedikit cerita. Waktu Ria mention saya di facebook + tautan tentang Sunshine Award ini, saya buka blog Ria dan sempet mikir kalau gambarnya gak muncul :/ hehe.. Setelah saya teliti lagi, ternyata emang gitu logonya.
Oke, langsung aja ya. Sama kayak award yang lain, saya harus ngejawab pertanyaan dari man ceman yang ngasih award.
Favorite Color : Magenta, White, Blue sky, Black, and Red. :D
Favorite Animal : Kucing, saya punya 1 kucing di rumah.. Saya gak suka reptil, hiii denger namanya aja saya udah bergidik ngeri :(
Favorite Number : 1 and 31. Kenapa nomor itu ? yep, waktu saya masih kecil, tante saya yang di Batam sering banget ngirim majalah- majalah, dan buku bacaan. Kadang juga, tante ngirim surat ke saya, dalam suratnya, tante saya nulis gini "pasti Silvi pengen jadi number one kan? Nah, harus pandai baca dan belajar yang rajin ya" - Karena gak tau kalau one itu di baca wan, saya nanya ke ibuk. "jadi number one (baca sesuai huruf) itu apa buk ?" dan ibuk saya jelasin, kalau mau jadi nomor satu harus pintar baca dan belajar yang rajin. Semenjak saat itu, saya jadi suka nomor 1. Untuk yang 31, itu absen saya sih. Haha
Favorite Drink : Air Bening (mineral), dan kopi of course !
Facebook or Twitter : saya kira ini nanya ID nya. Haha - yah duaduanya biar adil :)
Your passion : to be a journalist, photographer, blogger, konsultan keuangan.. he he
Giving or Getting Presents : Gak naif, suka dua- duanya. Karena jika mendapat, harus memberi juga. Seperti bermain congklak :D
Favorite Physical Activity : Bersepeda, mempercepat mobilitas :D
Favorite Day of The Week : weekend.. hoho
Favorite Flower : Mawar.. Semacam punya kenangan. He He
Udah nih, kok award ini kepo yah. Hehe, tapi nyenengin kok :D
Kita hidup di dunia, selalu terikat dengan aturan. Secara langsung maupun enggak, sadar gak sadar dan mau gak mau kita harus ikut kan ? sama kayak award ini juga gitu.
Peraturan dari award ini adalaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh
1. Cantumkan logo award di post/ blog
2. Ucapin makasih sama yang ngasih award*
3. Jawab pertanyaan kayak diatas
4. Ngasih Sunshine Award ke sahabat blogger lainnya.
5. Beritahu mereka ( linked to them) tentang Award ini
*sebenernya peraturan yang kedua saya gak begitu setuju- khusus untuk yang saya kasih award nanti, kalian gak wajib ngikutin ke dua. He he
Oke, langsung aja..
Silahkan bersenang- senang untuk
1. Beranda Linda
2. a no name blog
3. SARANG DEVINTA
4. Megi Tristisan
5. Aulizah
Silahkan menulis, dan di kepo.
ps : pertanyaannya sama persis kayak yang saya jawab- jawab itu ya...
Selain itu, ini juga gak wajib kok. Just for fun ajah :D
Pertemanan itu mulia, memahat hati,
dan merangkul jiwa.
Pertemuan di pertengahan Juni itu
membekas. Duduk di belakang saya, perempuan manis dengan beberapa tumpuk berkas
daftar ulang tertata rapi dalam satu map dipangkuannya. Disebelahnya duduk juga
beberapa calon mahasiswa baru yang masih enggan berbincang satu sama lain.
Cupu.
Udara masih pagi. Malang dengan
segala hiruk pikuknya menyapa di sepanjang perjalanan dari rumah singgah saya
di Merjosari hingga kampus saya yang baru, Universitas Negeri Malang.
Pertemuan baru, wajah- wajah baru,
dan senyum- senyum baru merekah diantara sinar mentari yang menyapa. Semuanya
berkumpul di satu gedung bernama Sasana Budaya.
Sistem berjalan cepat, pembagian
kelas, pra Ospek, Ospek, kuliah. Kedekatan visual yang sebelumnya hanya saling
berbagi senyum kini berubah menjadi kegiatan saling sapa dan bercanda. Yeah,
this is it. Offering K!
Semester 1, pertemanan mulai
kompleks, satu anak memilih satu teman yang lain hingga akhirnya terbentuk
beberapa blok pertemanan yang saling berkesinambungan. Life, selalu seperti
ini. Penjelasan tentang bagaimana manusia menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya. Penjelasan tentang bagimana hati memilih teman, dan penjelasan
bagaimana hati memilah perasaan.
Hidup saya dimulai di sini. Di kelas
ini, saya belajar banyak hal. Mulai dari bagaimana menghargai orang lain,
bagaimana menyayangi, bagaimana cara bekerja keras, dan bagaimana menyikapi
keadaan.
Mari kita kembali ke masa di mana
ada perempuan manis duduk di belakang bangku saya. Akhirnya, kami saling
mengenal dan saling bertukar nomor handphone, karena kami berada dalam satu
jurusan dan satu prodi.
Hingga akhirnya, dia menjadi teman
sekelas saya.
Entah bagaimana cara saya menuliskan
bagian ini. Terlalu sakit, sekaligus menyembuhkan. Tapi, karena ini adalah one month challenge yang saya lakukan,
maka demi kalian yang menunggu tulisan tidak bermutu saya ini, saya dengan
berat hati akan membaginya. Muahaha
Baik, siapkan diri kalian untuk
mulai menarik napas. Atau, silahkan segera tutup kompi kalian sebelum muntah di
tempat.
Terimakasih Offering K, dedikasi
saya untuk kalian semua yang ngajari saya berbagai hal, you gimme
everythings.
- bersambung
Jadi, begini :
Suatu ketika dalam sebuah ruang publik, ada 5 orang di dalamnya. Salah satu dari mereka ada yang menyalakkan rokok, dan ke empat orang di dalamnya merasa terganggu dengan tindakan satu orang ini. Kalau kalian jadi salah satu orang yang menyalakkan rokok tersebut, apa yang akan kalian lakukan ?
Suatu ketika dalam sebuah ruang publik, ada 5 orang di dalamnya. Salah satu dari mereka ada yang menyalakkan rokok, dan ke empat orang di dalamnya merasa terganggu dengan tindakan satu orang ini. Kalau kalian jadi salah satu orang yang menyalakkan rokok tersebut, apa yang akan kalian lakukan ?
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian"
- Pramoedya Ananta Toer
- Pramoedya Ananta Toer
Demo. Mahasiswa Demo. Ah, klasik !
Saya gak ngerti sih, kenapa pengen nulis beginian. Mungkin efek obrolan ringan antara saya sama Ruth di kantin kemarin.
Dulu, waktu saya masih SMA, dan saya masih tinggal di rumah, setiap sore kami (keluarga) nonton teve bareng. Ibu dan bapak saya lebih suka nonton berita dibanding acara teve yang lain.
nah, waktu itu banyak berita tentang mahasiswa yang melakukan demo sampe merusak infrasturktur. Misalnya kayak bakar ban, ngerobohin pagar, ngerusak bus, dan sebagainya. Ibu saya bahkan sampe ngomong "mahasiswa kok kelakuannya kayak preman". Saya yang waktu itu belum menjadi mahasiswa dan belum ngerti apa- apa sih gak komentar apa- apa.
Tapi, sekarang, posisi saya udah beda. Saya udah ngerti kenapa mereka (mahasiswa.red) sampe demo kayak gitu.
Suatu ketika, waktu saya pulang kerumah dan ada demo mahasiswa di Malang, dan kebetulan disiarkan di teve, ibuk saya nanya, apa saya pernah ikutan demo kayak gitu, dan ngasih tau kalau gak usahlah ikut- ikutan.
Saya bilang saya gak pernah ikut demo, tapi pernah lihat demo di balai kota. Saya juga jelasin, maksud mahasiswa demo itu mau ngebela rakyat, cuma caranya aja yang masih kurang bener. dan kalau ada demo kecil- kecil gitu, biasanya cuma simulasi anak fakultas tertentu di universitas tertentu juga.
Tapi, makin kesini saya makin bisa ngerti dan mikir juga. Buat apa sih mahasiswa demo ? belajar aja belum bener, skripsi aja belum kelar, lulus aja belum, tugas aja masih nyontek, kok mau ngebela rakyat. Ya gak sih? Saya setuju sama filosofi rautan kaca yang pernah di bilang sama om Deddy Corbuzier di Hitam Putih. "Sebelum anda membenarkan sesuatu, ngaca dulu deh".
Yah, kita tahu ya, perekonomian dunia sekarang udah masuk ke perdagangan bebas, dan setiap negara bebas memasarkan produknya ke mana saja tanpa ada bea masuk ataupun pajak ekspor impor, nah jadi jangan heran kalau banyak walmart, alfamart, indomart, carefour menjamur dimana- mana, balik lagi ke perdagangan bebas tadi.
Nah, yang saya heran. Banyak orang demo soal masalah tersebut, katanya kapitalisme lah, katanya inilah dan itulah. Katanya kalau banyak alfamart, indomart, dan apalah itu menjamur umkm bakal mati, lalu mereka demo. Maksudnya bener sih, tapi, apa mereka nggak ngaca gitu ?
Kayak yang dibilang sama dosen saya
"Mau ngajak perang Amerika? Kalau pagi masih sikat gigi? Minum Aqua? Sebagian besar semua itu saham plastik serta air minumnya dikuasai dan diimport dari mereka. Stop memerangi mereka, penuhi Laboratorium dan perpustakaan! itu saja".
- Pak Ayong
Boleh dibuat referensi yang ini :
Bangun tidur Anda minum apa? Aqua (74% sahamnya milik Danone, Perancis) atau Teh Sariwangi (100% milik Unilever, Inggris) atau minum susu SGM (82 persen sahamnya dikuasai Numico, Belanda). Lalu, mandi pake Lux atau Pepsodent (Unilever, Inggris). Sarapan, berasnya beras impor dari Thailand. Santai habis makan, rokoknya Sampoerna (97% sahamnya milik Phillip Morris, Amerika Serikat). Keluar rumah naik motor atau mobil buatan telfon seluler (operator semuanya milik asing). Masih bangga jadi orang Indonesia? Cuma koruptornya saja yang asli Indonesia. Sedih kan?
- kutipan Pikiran Rakyat, Selasa (21/5)
Barang- barang yang kita pakai itu, dari bangun tidur sampai tidur lagi semuanya dari pihak asing. Silahkan demo menolak- menolak kalau negara kita ini udah bisa mandiri, dan mereka (asing) malah make produk kita.
*tulisan ini hanya opini pribadi, ditambah dengan sumber- sumber yang didapat secara langsung.
Saya gak ngerti sih, kenapa pengen nulis beginian. Mungkin efek obrolan ringan antara saya sama Ruth di kantin kemarin.
Dulu, waktu saya masih SMA, dan saya masih tinggal di rumah, setiap sore kami (keluarga) nonton teve bareng. Ibu dan bapak saya lebih suka nonton berita dibanding acara teve yang lain.
nah, waktu itu banyak berita tentang mahasiswa yang melakukan demo sampe merusak infrasturktur. Misalnya kayak bakar ban, ngerobohin pagar, ngerusak bus, dan sebagainya. Ibu saya bahkan sampe ngomong "mahasiswa kok kelakuannya kayak preman". Saya yang waktu itu belum menjadi mahasiswa dan belum ngerti apa- apa sih gak komentar apa- apa.
Tapi, sekarang, posisi saya udah beda. Saya udah ngerti kenapa mereka (mahasiswa.red) sampe demo kayak gitu.
Suatu ketika, waktu saya pulang kerumah dan ada demo mahasiswa di Malang, dan kebetulan disiarkan di teve, ibuk saya nanya, apa saya pernah ikutan demo kayak gitu, dan ngasih tau kalau gak usahlah ikut- ikutan.
Saya bilang saya gak pernah ikut demo, tapi pernah lihat demo di balai kota. Saya juga jelasin, maksud mahasiswa demo itu mau ngebela rakyat, cuma caranya aja yang masih kurang bener. dan kalau ada demo kecil- kecil gitu, biasanya cuma simulasi anak fakultas tertentu di universitas tertentu juga.
Tapi, makin kesini saya makin bisa ngerti dan mikir juga. Buat apa sih mahasiswa demo ? belajar aja belum bener, skripsi aja belum kelar, lulus aja belum, tugas aja masih nyontek, kok mau ngebela rakyat. Ya gak sih? Saya setuju sama filosofi rautan kaca yang pernah di bilang sama om Deddy Corbuzier di Hitam Putih. "Sebelum anda membenarkan sesuatu, ngaca dulu deh".
Yah, kita tahu ya, perekonomian dunia sekarang udah masuk ke perdagangan bebas, dan setiap negara bebas memasarkan produknya ke mana saja tanpa ada bea masuk ataupun pajak ekspor impor, nah jadi jangan heran kalau banyak walmart, alfamart, indomart, carefour menjamur dimana- mana, balik lagi ke perdagangan bebas tadi.
Nah, yang saya heran. Banyak orang demo soal masalah tersebut, katanya kapitalisme lah, katanya inilah dan itulah. Katanya kalau banyak alfamart, indomart, dan apalah itu menjamur umkm bakal mati, lalu mereka demo. Maksudnya bener sih, tapi, apa mereka nggak ngaca gitu ?
Kayak yang dibilang sama dosen saya
"Mau ngajak perang Amerika? Kalau pagi masih sikat gigi? Minum Aqua? Sebagian besar semua itu saham plastik serta air minumnya dikuasai dan diimport dari mereka. Stop memerangi mereka, penuhi Laboratorium dan perpustakaan! itu saja".
- Pak Ayong
Boleh dibuat referensi yang ini :
Bangun tidur Anda minum apa? Aqua (74% sahamnya milik Danone, Perancis) atau Teh Sariwangi (100% milik Unilever, Inggris) atau minum susu SGM (82 persen sahamnya dikuasai Numico, Belanda). Lalu, mandi pake Lux atau Pepsodent (Unilever, Inggris). Sarapan, berasnya beras impor dari Thailand. Santai habis makan, rokoknya Sampoerna (97% sahamnya milik Phillip Morris, Amerika Serikat). Keluar rumah naik motor atau mobil buatan telfon seluler (operator semuanya milik asing). Masih bangga jadi orang Indonesia? Cuma koruptornya saja yang asli Indonesia. Sedih kan?
- kutipan Pikiran Rakyat, Selasa (21/5)
Barang- barang yang kita pakai itu, dari bangun tidur sampai tidur lagi semuanya dari pihak asing. Silahkan demo menolak- menolak kalau negara kita ini udah bisa mandiri, dan mereka (asing) malah make produk kita.
*tulisan ini hanya opini pribadi, ditambah dengan sumber- sumber yang didapat secara langsung.
Saya barusan liat film judulnya The Way Home, tadi waktu ada kelas Mikro Lanjut saya minjem lapy Nop2 buat ngirim file, dan saya yang emang dasarnya KEPO langsung minta izin buat liat koleksi filmnya dia. Ada beberapa yang udah saya lihat, dan ada beberapa lagi yang saya belum denger sama sekali. Salah satunya itu tadi, The Way Home.
Gegara sama si Nop2 di taruh folder film Thailand, saya langsung ngira ini film Thailand, tapi waktu nonton kok gada Thailand- Thailandnya. Ternyata, ini film Korea dan booming tahun 2002, film terbaik pada waktu itu juga. (Taunya juga dari searching).
Oke, mari kita mulai :
Judul : THE WAY HOME
Genre : Drama
Direktur : Lee Jeong-hyang
Penulis : Lee Jeong-hyang
Cast : Eul-boon Kim :Grandmother
Seung-ho Yu :Sang-woo
Hyo-hee Dong :Sang-woo’s Mother
Waktu : 88 menit
Diliris tahun : 2002
Didedikasikan untuk seluruh nenek didunia.
THE WAY HOME , film ini menceritakan tentang seorang anak bernama Sang- Woo, tipikal anak yang terbiasa hidup di kota, dan sangat nakal serta egois.
Terpaksa harus tinggal bersama neneknya di desa terpencil, karena ibunya harus mencari pekerjaan baru. Awalnya Sang- Woo sangat tidak menghargai neneknya. Selalu mengabaikan apa saja yang dilakukan oleh neneknya, dan cenderung menghindar dari neneknya.
Meskipun begitu, nenek ini sangat sayang pada Sang- Woo. Selalu membelikan apa saja yang Sang- Woo minta, padahal (kemungkinan) uang yang dimiliki terbatas.
Nenek ini, tidak bicara sama sekali karena mengalami tuna wicara. Mengakibatkan semakin sulitnya berkomunikasi antara Sang- Woo dan si nenek.
Sifat egois yang dimiliki Sang- Woo perlahan mulai luntur, anak kecil ini mulai membantu neneknya mengambil jemuran, memanen buah di kebun dan membawanya pulang dengan troli.
Saat mereka (Sang- Woo dan Neneknya) akan pergi ke pasar, mereka harus naik bus yang sangat jarang datang. Sehingga mereka menunggu berjam- jam. Setelah nenek menjual buah, Sang- Woo diajak membeli ramen (sepertinya), dan membayar dengan uang hasil menjual buah. Dari mata Sang- Woo ia mulai tersentuh.
Pulangnya, Sang- Woo menyuruh neneknya pulang sendiri karena ia ingin pulang bersama gadis yang ia sukai. Jelas, Sang- Woo sampai dulu dirumah, dan neneknya belum juga pulang hingga beberapa bus datang. Meskipun egois, nyatanya Sang- Woo sangat menanti kepulangan neneknya. Ternyata, neneknya tidak naik bus melainkan jalan kaki dari pasar, dan jaraknya sangat jauh.
Tiba saatnya Sang- Woo harus kembali ke kota, dia mengajari neneknya menulis, supaya dapat memberi kabar kepadanya jika terjadi apa- apa pada neneknya. Saat Sang- Woo naik kedalam bus, dia turun lagi dan memberikan surat- surat yang dia buat kepada neneknya.
Film ini berhasil mendeskripsikan kasih sayang dan cinta seorang nenek tanpa banyak kata, tingkah polos dan lugu si nenek dan sikap rewel, manja dan egoisnya cucu melebur menjadi sebuah drama yang menyenangkan, indah dan haru untuk dinikmati.
"Film ini didedikasikan untuk para nenek di seluruh dunia."
Setelah nonton, apa sih yang bisa diambil dari film ini ?
Kalau saya, jelas. Nangis, dan langsung keingat sama uti, apalagi saya udah lama banget gak ngunjungi uti.
Saya langsung ngubek- ngubek kompi, nyari foto saya sama uti, dan ini hasilnya :
Gegara sama si Nop2 di taruh folder film Thailand, saya langsung ngira ini film Thailand, tapi waktu nonton kok gada Thailand- Thailandnya. Ternyata, ini film Korea dan booming tahun 2002, film terbaik pada waktu itu juga. (Taunya juga dari searching).
Oke, mari kita mulai :
taken from Google
Genre : Drama
Direktur : Lee Jeong-hyang
Penulis : Lee Jeong-hyang
Cast : Eul-boon Kim :Grandmother
Seung-ho Yu :Sang-woo
Hyo-hee Dong :Sang-woo’s Mother
Waktu : 88 menit
Diliris tahun : 2002
Didedikasikan untuk seluruh nenek didunia.
THE WAY HOME , film ini menceritakan tentang seorang anak bernama Sang- Woo, tipikal anak yang terbiasa hidup di kota, dan sangat nakal serta egois.
Terpaksa harus tinggal bersama neneknya di desa terpencil, karena ibunya harus mencari pekerjaan baru. Awalnya Sang- Woo sangat tidak menghargai neneknya. Selalu mengabaikan apa saja yang dilakukan oleh neneknya, dan cenderung menghindar dari neneknya.
Meskipun begitu, nenek ini sangat sayang pada Sang- Woo. Selalu membelikan apa saja yang Sang- Woo minta, padahal (kemungkinan) uang yang dimiliki terbatas.
Nenek ini, tidak bicara sama sekali karena mengalami tuna wicara. Mengakibatkan semakin sulitnya berkomunikasi antara Sang- Woo dan si nenek.
Sifat egois yang dimiliki Sang- Woo perlahan mulai luntur, anak kecil ini mulai membantu neneknya mengambil jemuran, memanen buah di kebun dan membawanya pulang dengan troli.
Saat mereka (Sang- Woo dan Neneknya) akan pergi ke pasar, mereka harus naik bus yang sangat jarang datang. Sehingga mereka menunggu berjam- jam. Setelah nenek menjual buah, Sang- Woo diajak membeli ramen (sepertinya), dan membayar dengan uang hasil menjual buah. Dari mata Sang- Woo ia mulai tersentuh.
Pulangnya, Sang- Woo menyuruh neneknya pulang sendiri karena ia ingin pulang bersama gadis yang ia sukai. Jelas, Sang- Woo sampai dulu dirumah, dan neneknya belum juga pulang hingga beberapa bus datang. Meskipun egois, nyatanya Sang- Woo sangat menanti kepulangan neneknya. Ternyata, neneknya tidak naik bus melainkan jalan kaki dari pasar, dan jaraknya sangat jauh.
Tiba saatnya Sang- Woo harus kembali ke kota, dia mengajari neneknya menulis, supaya dapat memberi kabar kepadanya jika terjadi apa- apa pada neneknya. Saat Sang- Woo naik kedalam bus, dia turun lagi dan memberikan surat- surat yang dia buat kepada neneknya.
Film ini berhasil mendeskripsikan kasih sayang dan cinta seorang nenek tanpa banyak kata, tingkah polos dan lugu si nenek dan sikap rewel, manja dan egoisnya cucu melebur menjadi sebuah drama yang menyenangkan, indah dan haru untuk dinikmati.
"Film ini didedikasikan untuk para nenek di seluruh dunia."
Setelah nonton, apa sih yang bisa diambil dari film ini ?
Kalau saya, jelas. Nangis, dan langsung keingat sama uti, apalagi saya udah lama banget gak ngunjungi uti.
Saya langsung ngubek- ngubek kompi, nyari foto saya sama uti, dan ini hasilnya :
Foto terbaru yang diambil setelah reuni keluarga besar, hari raya ke 3.
Saya kangen diboncengin naik sepeda mini kayak dulu ke mushola, dibikinin nasi jagung goreng + teri, dan agar- agar.
Sekarang, uti saya sakit. Diabetes. Makin hari tubuhnya makin habis kemakan sakit dan pikiran.
Saya sayang banget sama uti. Banget.
from random google
Saya sebenernya bingung mau mulai dari mana. (BINGUNG SAMA GALAU, BEDA!!!)
Saya selalu bingung kalau mau nulis soal permasalahan persahabatan. Takut nyinggung dan salah sangka di pihak lain.
Tapi, saya beneran pengen curhat soal ini.
Di perkenalan awal, saya udah sering bilang kalau saya orangnya introvert. Selain itu saya
Saya orangnya pilih- pilih, ya saya akui soal itu. Tapi, dalam konteks sikap dan sifat. Karena saya bukan tipe orang yang mengkotak- kotakan suku, agama, ras, bahkan materi. Sama sekali tidak.
Kata salah satu teman, saya ini pinter nyembunyiin sesuatu. Dia bilang "kamu tipenya gitu ya Sil, pinter mengcover sesuatu, orang jadi mandangnya kamu gak pilih pilih soalnya kamu bisa ngelebur sama semua anak". Right.
Saya kalau udah punya temen deket, bakalan selalu jaga mereka. Saya gak mau ditinggalin atau dimusuhin, saya gak pernah sekalipun dikayak gituin, dan tentunya saya juga gak bakalan berlaku gitu.
Tapi, sekarang saya udah ngerasain. Ngerasain ditinggal sama temen yang
Kita biasa bebarengan, sejak semester 1. Itu- itu aja, duduk juga selalu sebelahan, kemana- mana barengan. Pokoknya, the best deh pikir saya
Awalnya sih banyak yang nanyain. Kok dia udah gak pernah sama kami, ada apa? emangnya ada masalah ya?, dan pertanyaan- pertanyaan lain yang lagi- lagi bikin saya migren.
Saya mikirnya sih biasa aja, namanya juga temen, wajar kalau baur sama temen yang lain. Tapi, lama- kelamaan saya perhatiin, kok dianya mulai beda sama kami. Bedanya jelas, yang dulunya dia sama kami, sekarang dah gak pernah lagi, yang dulunya suka ngobrol sekarang mulai jarang dan mulai gak pernah, dulunya yang suka kemana- mana barengan, jelas sekarang dah gak pernah, dan parahnya lagi, sekarang kita mulai jarang say hai or say good bye, istilahnya pamit. Contohnya "eh pulang dulu ya".
Dan saya juga mulai mikir, apa yang salah sama kami, dan saya khususnya. Apa dia kayak gitu karena merasa sakit hati sama omongan saya, atau memang ada masalah lain yang saya gak tahu, dan kemungkinan- kemungkinan lain yang lama kelamaan bikin saya muak mikir semua itu.
Saya mulai diskusi dengan temen saya, memangnya ada apa kok dia bisa sampe kayak gitu, dan gak pernah ada yang bisa jelasin.
Lama- kelamaan saya mulai gak nyaman dengan keadaan ini, apalagi kita selalu sekelas dan bisa dibilang selalu ketemu. Saya gak pernah diperlakuin kayak gitu sebelumnya. Sama sekali gak pernah.
Sampe akhirnya, saya nanya ke salah satu temen saya. Enaknya apa ditanyain gitu, seengaknya apapun kan bisa diomongin. Tapi, temen saya bilang, udah biarin aja, kan dia dulu yang ngejauh.
Tapi, saya tetep gak enak. Tetep pengen ngomong. Tapi, saya urungin juga akhirnya, takut ada omongan gak enak.
Sampe akhirnya, saya ambil sikap.
Saya mau bersikap kayak biasanya. Iya, kayak biasanya. Kayak dulu.
Dia yang sebelumnya mulai gak respect sama kami, mulai menghangat lagi.
Saya mencoba buat biasa, cuma fisik yang bisa biasa, tapi rasanya hambar.
Tapi, saya udah ngasih yang terbaik dalam pertemanan ini, saya gak pernah mbeda- mbedain. Semua sama, tapi kalian yang ngerti soal saya, punya nilai tambah tersendiri di hati saya.
yah, itu sekelumit sih, kalau boleh jujur tulisan ini udah mandek berhari- hari sebenernya, saya gak mampu nerusin. Gak tau kenapa sakit gitu.
Buat yang dimaksud, saya gak mau ada permasalahan diantara kita, saya mohon kalau memang ada apa- apa, mari kita duduk bersama, bicara dari hati kehati.
Tapi, saya berharap gak ada yang perlu diomongin sih, artinya gak ada masalah apa- apa.
Kamu pernah ngerasain de javu gak ? Aku sering.
Semenjak saya bawa sepeda, saya jadi suka gowes kemana- mana. Mainnya juga mulai agak jauh. Dulu waktu belum ada sepeda saya malas banget keluar kamar kos, FYI Malang itu panasnya menggila, saya gak ngebayangin gimana temen- temen yang ada di Surabaya, Jakarta, Makassar, Bali. Walah- walah..
Tapi, sekarang saya jadi suka 'ngeludhur' alias main keluar. Enak sih naik sepeda, yah walaupun sering di bully sama pengendara motor/ mobil kalau di jalan raya, mereka suka banget bunyiin klaksonnya, padahal saya udah minggir banget.
Gapapa sih, hidup emang gitu kan ya. Ada yang waras dan ada yang enggak. #PLAK
Ya, pokoknya saya jadi suka naik sepeda kemana- mana. Termasuk kuliah.
Gak sering sih bawa sepeda, tiap kuliah siang, ataupun sore aja. Habisnya kalau pagi antre banget gerbangnya. Sebel sih kalau antre gitu.
Kenapa jadi pembahasannya panjang bener ? kan mau ngomongin de javu? oh iya lupa. Balik ke persoalan.
Saya sering de javu, tau de javu gak sih kalian ? hahaha.. De javu itu simpelnya kayak ngalamin kejadian yang sama berulang- ulang.
Nah sama kayak saya. Waktu itu saya berangkat bawa sepeda ke kampus, dan pulangnya sorean. Begitu keluar dari kelas, saya ngeloyor aja pulang jalan sama Jijah. Baru sampe gerbang pintu keluar, saya inget kalau bawa sepeda. Kemudian saya balik ke parkiran buat ngambil.
Saya baru sadar, kejadian kayak gitu udah terjadi lebih dari 2 kali. De javu banget gak sih. H A H A H A
Nih, saya kasih liat sepedanya :
Semenjak saya bawa sepeda, saya jadi suka gowes kemana- mana. Mainnya juga mulai agak jauh. Dulu waktu belum ada sepeda saya malas banget keluar kamar kos, FYI Malang itu panasnya menggila, saya gak ngebayangin gimana temen- temen yang ada di Surabaya, Jakarta, Makassar, Bali. Walah- walah..
Tapi, sekarang saya jadi suka 'ngeludhur' alias main keluar. Enak sih naik sepeda, yah walaupun sering di bully sama pengendara motor/ mobil kalau di jalan raya, mereka suka banget bunyiin klaksonnya, padahal saya udah minggir banget.
Gapapa sih, hidup emang gitu kan ya. Ada yang waras dan ada yang enggak. #PLAK
Ya, pokoknya saya jadi suka naik sepeda kemana- mana. Termasuk kuliah.
Gak sering sih bawa sepeda, tiap kuliah siang, ataupun sore aja. Habisnya kalau pagi antre banget gerbangnya. Sebel sih kalau antre gitu.
Kenapa jadi pembahasannya panjang bener ? kan mau ngomongin de javu? oh iya lupa. Balik ke persoalan.
Saya sering de javu, tau de javu gak sih kalian ? hahaha.. De javu itu simpelnya kayak ngalamin kejadian yang sama berulang- ulang.
Nah sama kayak saya. Waktu itu saya berangkat bawa sepeda ke kampus, dan pulangnya sorean. Begitu keluar dari kelas, saya ngeloyor aja pulang jalan sama Jijah. Baru sampe gerbang pintu keluar, saya inget kalau bawa sepeda. Kemudian saya balik ke parkiran buat ngambil.
Saya baru sadar, kejadian kayak gitu udah terjadi lebih dari 2 kali. De javu banget gak sih. H A H A H A
Nih, saya kasih liat sepedanya :
Beberapa hari yang lalu sebelum Diesnatalies SMA, saya dapat sms dari adik kelas saya. Saya gak tau dia dapat nomor saya dari mana, tapi akhirnya saya tau kalau anak ini dapat nomor saya dari Oki.
Anak yang sms saya namanya Aji, yang saya kenal dengan Arajia. Saya belum pernah ketemu, bahkan tau mukanya aja belum. Saya gak pernah kepo ke adik kelas, kami berinteraksi lewat grup blogger DESA dan jarang sekali berinteraksi, saya jadi silent reader.
Tapi, belakangan setelah saya ketemu waktu DN saya jadi bisa nerka- nerka gimana sebenernya Aji ini.
Oke, tapi disini saya gak mau nyeritain soal saya ketemu Aji. Saya mau cerita tentang sesuatu yang lebih penting. Balik ke awal tadi, tentang sms.
Pertamanya Aji nanya- nanya soal biaya masuk di kampus saya, lalu saya bilang apa adanya kalau waktu pertama kali masuk saya habis sekian juta. Lalu Aji ini nanya ke saya, misalnya gak bisa bayar gitu gimana, saya bilang ada banyak beasiswa dan kalau memang mau sekolah gratis ikut bidik misi. Gratis biaya pendidikan dari awal hingga akhir malah dapat uang bulanan 600ribu. Tapi, buat yang mau ikut bidik misi lebih disarankan buat yang "benar- benar" tidak mampu (dalam arti materi). Saya juga ngomong ke dia kalau bisa mengajukan keringanan.
Kemudian, Aji bilang pengen di DKV (Desain Komunikasi Visual), Fakultas Sastra, dan dia nanya ke saya kalo kuliah bisa sambil kerja apa enggak. Dalam pandangan saya, kuliah ya kuliah aja, udah. Fokus dan gak usah mikir yang lain, dan hal itu saya sampaikan ke Aji.
Gak ada kepikiran di otak saya tentang 'perbedaan' pola pikir dan nasib. Sama sekali, karena memang saya belum pernah liat Aji secara langsung waktu itu.
Lalu, si Aji ini balas sms saya. Mungkin dia gak sadar, dan ini juga bukan salah dia, kalau saya ngerasa kayak gini. Saya ngerasa kayak ditampar- tampar ini muka, ditoyor- toyor kepala saya, dan segala macem rasa yang bikin ati saya langsung mencelos.
Aji bales "Masalahnya aku ini mandiri mbak, biaya kuliah sendiri" - (kurang lebih kayak gitu, saya mau nunjukkin smsnya ternyata kemarin lupa belum saya capt). Saya gak tau harus balas apa waktu itu, speechless! Saya langsung mau nangis.
Akhirnya saya bales, "oh iya le, asal bisa bagi waktu, dan kuliah nomor 1".
Ada beberapa poin yang bisa saya cerna disini : Betapa beda banget kehidupan saya sama dia. Saya gak pernah minta kuliah, malah bapak ibuk saya yang nawarin. tapi, Aji ? dalam pandangan saya, dia itu semangat banget pengen kuliah, walaupun saya juga nangkap ada kebimbangan di dalamnya. Ya, itu wajar sih ya.
Apalagi sistem masuk univ sekarang juga ribet dan njlimet!.
Setelah ketemu di DN, anaknya asyik, dan saya udah liat langsung ternyata dia bener- bener jago di bidang seni. Buat yang belum baca soal #DNSMANSA46 coba dibaca dulu. Disitu kami kan bikin video, konsep awal kita mau flashmob, tapi kayaknya gak memungkinkan karena kita gak mau nunut acara DN. Akhirnya kami bikin tulisan2, dan nantinya mau dibuat stop motion, nah yang bikin tulisan ini Aji, dan saya cuma bantuin nge- bold. Selain itu saya juga lihat hasil karya dia di kaos temen- temennya. Keren kan ?
Mungkin, cerita Aji ini cuma sekelumit cerita tentang perbedaan dan ketidak seimbangan hidup.
*Makasih banget buat Aji ya, meskipun kamu gak sadar tapi sikapmu itu nyadarin saya banget betapa hidup harus disyukuri dan dinikmati sedemikian rupa, soalnya masih banyak yang kurang beruntung buat dapetin hidup tanpa mikir besok harus gimana, dan pertimbangan- pertimbangan untuk menentukan pilihan.
Oh ya, satu lagi . Kamu (Aji) khususnya, dan semuanya saja pada umumnya, kejar apa yang kalian semua pengen, jangan takut ! Karena kita bisa !!
Anak yang sms saya namanya Aji, yang saya kenal dengan Arajia. Saya belum pernah ketemu, bahkan tau mukanya aja belum. Saya gak pernah kepo ke adik kelas, kami berinteraksi lewat grup blogger DESA dan jarang sekali berinteraksi, saya jadi silent reader.
Tapi, belakangan setelah saya ketemu waktu DN saya jadi bisa nerka- nerka gimana sebenernya Aji ini.
Oke, tapi disini saya gak mau nyeritain soal saya ketemu Aji. Saya mau cerita tentang sesuatu yang lebih penting. Balik ke awal tadi, tentang sms.
Pertamanya Aji nanya- nanya soal biaya masuk di kampus saya, lalu saya bilang apa adanya kalau waktu pertama kali masuk saya habis sekian juta. Lalu Aji ini nanya ke saya, misalnya gak bisa bayar gitu gimana, saya bilang ada banyak beasiswa dan kalau memang mau sekolah gratis ikut bidik misi. Gratis biaya pendidikan dari awal hingga akhir malah dapat uang bulanan 600ribu. Tapi, buat yang mau ikut bidik misi lebih disarankan buat yang "benar- benar" tidak mampu (dalam arti materi). Saya juga ngomong ke dia kalau bisa mengajukan keringanan.
Kemudian, Aji bilang pengen di DKV (Desain Komunikasi Visual), Fakultas Sastra, dan dia nanya ke saya kalo kuliah bisa sambil kerja apa enggak. Dalam pandangan saya, kuliah ya kuliah aja, udah. Fokus dan gak usah mikir yang lain, dan hal itu saya sampaikan ke Aji.
Gak ada kepikiran di otak saya tentang 'perbedaan' pola pikir dan nasib. Sama sekali, karena memang saya belum pernah liat Aji secara langsung waktu itu.
Lalu, si Aji ini balas sms saya. Mungkin dia gak sadar, dan ini juga bukan salah dia, kalau saya ngerasa kayak gini. Saya ngerasa kayak ditampar- tampar ini muka, ditoyor- toyor kepala saya, dan segala macem rasa yang bikin ati saya langsung mencelos.
Aji bales "Masalahnya aku ini mandiri mbak, biaya kuliah sendiri" - (kurang lebih kayak gitu, saya mau nunjukkin smsnya ternyata kemarin lupa belum saya capt). Saya gak tau harus balas apa waktu itu, speechless! Saya langsung mau nangis.
Akhirnya saya bales, "oh iya le, asal bisa bagi waktu, dan kuliah nomor 1".
Ada beberapa poin yang bisa saya cerna disini : Betapa beda banget kehidupan saya sama dia. Saya gak pernah minta kuliah, malah bapak ibuk saya yang nawarin. tapi, Aji ? dalam pandangan saya, dia itu semangat banget pengen kuliah, walaupun saya juga nangkap ada kebimbangan di dalamnya. Ya, itu wajar sih ya.
Apalagi sistem masuk univ sekarang juga ribet dan njlimet!.
Setelah ketemu di DN, anaknya asyik, dan saya udah liat langsung ternyata dia bener- bener jago di bidang seni. Buat yang belum baca soal #DNSMANSA46 coba dibaca dulu. Disitu kami kan bikin video, konsep awal kita mau flashmob, tapi kayaknya gak memungkinkan karena kita gak mau nunut acara DN. Akhirnya kami bikin tulisan2, dan nantinya mau dibuat stop motion, nah yang bikin tulisan ini Aji, dan saya cuma bantuin nge- bold. Selain itu saya juga lihat hasil karya dia di kaos temen- temennya. Keren kan ?
Ini saya minjem kaosnya Satya Okie. hehe
Mungkin, cerita Aji ini cuma sekelumit cerita tentang perbedaan dan ketidak seimbangan hidup.
*Makasih banget buat Aji ya, meskipun kamu gak sadar tapi sikapmu itu nyadarin saya banget betapa hidup harus disyukuri dan dinikmati sedemikian rupa, soalnya masih banyak yang kurang beruntung buat dapetin hidup tanpa mikir besok harus gimana, dan pertimbangan- pertimbangan untuk menentukan pilihan.
Oh ya, satu lagi . Kamu (Aji) khususnya, dan semuanya saja pada umumnya, kejar apa yang kalian semua pengen, jangan takut ! Karena kita bisa !!
This story is still related to the previous Liebster Award. I gave a nomination to eleven bloggers then it was so funny that the nomination was also awarded to me. For those who are still blind about this, please go to the site since in this page, I just answer what my sister, Tiwi asked.
Since the questions are in English, then I will answer them in English. Just in case there is any misunderstanding if I use my native language. I do hope that my sentences are gramatically and semantically understandable . BISMILAHI MAJREEHA!
check this out !
1. Tell me what your weird hobby but you like to do that, and explain why you like it!
My weird hobby? Err, it may be taking a deep breath after raining since I love the smeel of the wet ground so much. I think it can’t be explained by any words in this world.
2. In 2013, which cities do you want to visit much?? Tell me and please invite me to join, hahaa..
The whole East Java. Come Join ! :D
3. How many books do you have in your bookshelf?? What the book do you like most??
Actually I have many ones, really. If I’m willing to put them into a box, it may reach half dozens of boxes. Even more, perhaps! I used to compile them since I was a child, but I don’t know where they’re now. There are many books which were borrowed yet no return at all. It’s worsened by the fact that I forget who the borrowers are. These recent times, I like Iwan Setiawan’s most since his books are the newest ones.
4. Do you have a cat?? What’s he/she’s name??
Of course, yes. Molly.
5. Write your quote of life which inspires you so long!!
Err, it may come from Glenn Tripollo. "sejelek-jeleknya karya sendiri, lebih baik daripada mencuri karya orang lain" (aka Once he said, “Though your works are extremely bad, it’s still better than stealing other people’s.")
6. Are you a sleepy person or not??
Sometimes. He he.
7. Give me your best picture taken by you!! It can be scenery, some stuff, a cat, or your self photo, anything.
8. Where do you spend a lot for your activities??
It must be my room in my boarding house.
9. Who is the person in your life who gives much influence in your life??
My mother, father, brother, best friends, friends.
10. What the best movie have you ever seen?? Tell me a little bit of it.
It’s still the same: Harry Potter 1 untill 7! Those movies are endlessly amazing. A bestowed-by-magic child commonly has a very tragic life since he is usually told as a parentless child. Yet, they are many people love him.
11. This is not “must” to do actually, but can you answer my eleven questions in English??
Yeah, as you see.
oke, enough!
check this out !
1. Tell me what your weird hobby but you like to do that, and explain why you like it!
My weird hobby? Err, it may be taking a deep breath after raining since I love the smeel of the wet ground so much. I think it can’t be explained by any words in this world.
2. In 2013, which cities do you want to visit much?? Tell me and please invite me to join, hahaa..
The whole East Java. Come Join ! :D
3. How many books do you have in your bookshelf?? What the book do you like most??
Actually I have many ones, really. If I’m willing to put them into a box, it may reach half dozens of boxes. Even more, perhaps! I used to compile them since I was a child, but I don’t know where they’re now. There are many books which were borrowed yet no return at all. It’s worsened by the fact that I forget who the borrowers are. These recent times, I like Iwan Setiawan’s most since his books are the newest ones.
4. Do you have a cat?? What’s he/she’s name??
Of course, yes. Molly.
5. Write your quote of life which inspires you so long!!
Err, it may come from Glenn Tripollo. "sejelek-jeleknya karya sendiri, lebih baik daripada mencuri karya orang lain" (aka Once he said, “Though your works are extremely bad, it’s still better than stealing other people’s.")
6. Are you a sleepy person or not??
Sometimes. He he.
7. Give me your best picture taken by you!! It can be scenery, some stuff, a cat, or your self photo, anything.
Bunga Sepatu - Arboretum - Batu - Malang
Canon EOS 550 D
8. Where do you spend a lot for your activities??
It must be my room in my boarding house.
9. Who is the person in your life who gives much influence in your life??
My mother, father, brother, best friends, friends.
10. What the best movie have you ever seen?? Tell me a little bit of it.
It’s still the same: Harry Potter 1 untill 7! Those movies are endlessly amazing. A bestowed-by-magic child commonly has a very tragic life since he is usually told as a parentless child. Yet, they are many people love him.
11. This is not “must” to do actually, but can you answer my eleven questions in English??
Yeah, as you see.