Mie Ayam dan Bakso Telur Enak di Puger Jember
Desember 13, 2015"Jalan senang, makan kenyang, hati riang"Makan adalah hak setiap insan, benar begitu kan? Bahkan sampai ada yang bilang hidup untuk makan, dan makan untuk hidup (saya baca di motto salah seorang kakak tingkat saya di album kenangan sekolah). Tapi, banyak tetua yang bilang motto itu terlalu dasar. Tapi yasudahlah, semua itu tak perlu terlalu dirisaukan. Hehe
Musim hujan seperti sekarang ini sepertinya enak kalau makan yang berkuah, apalagi hangat dan pedas. Endeus kan, jadi ngiler sendiri ceritanya.
Saat jalan- jalan ke Jember saya sempat mampir ke warung pinggir jalan di pertigaan Puger arah ke pantai Papuma. Namanya Mie Ayam dan Bakso pak Adi (semoga bener, soalnya agak lupa nih sudah lama). Sama seperti warung pada umumnya, tempatnya kecil dengan 3 meja dan 6 bangku panjang. Penjualnya suami istri, atau mungkin masih pacaran ya. Soalnya masih muda dan manggilnya "yang". Hehe.
Menurut saya sih, panggilan sayang gak melulu buat yang masih muda saja. Jadi kesimpulan saya, mereka adalah pasangan muda yang baru menikah.
Sesuai dengan namanya, warung ini hanya menyediakan 2 jenis menu saja. Mie Ayam dan Bakso, mie ayam biasa atau mie ayam bakso dan bakso biasa serta bakso telur. Tersedia juga lontong dan kerupuk. Namun yang unik, bentuk lontongnya tidak seperti pada umumnya meskipun sama- sama dibungkus dengan daun pisang.
Bentuk lontongnya bukan panjang dan digulung, tapi seperti mendut (bentuk segitiga dan berasal dari tepung beras yang isinya gula merah/ kacang hijau/ Enten- enten [bola- bola dari kelapa manis]). Minuman yang disediakan juga hanya ada 2 jenis, yaitu minuman es jeruk atau jeruk hangat dan es teh atau teh. Saat itu saya pesan bakso telur dan es jeruk, sedangkan Ilham pesan mie ayam bakso dengan minuman yang sama.
Kalau bakso telur isi mangkoknya cuma 1 saja, sedangkan bakso biasa isinya bermacam- macam seperti tahu, pangsit, gorengan, dan pentol. Nah, kalau bakso telur di dalamnya adalah telur ayam, gak salah kalau ukurannya besar.
Bakso dan telur ayam |
Mie ayam bakso |
Menurut saya, makan di tempat ini rasanya pas. Baik rasa kuahnya yang sedap, kekenyalan baksonya, dan porsinya. Saya gak menafikkan sih, mana ada orang jualan gak pakai penyedap. Rasanya kok mustahil, tapi saat makan bakso di sini semuanya pas menurut lidah saya. Gak terlalu banyak mecin, karena sebetulnya perut saya sensitif sekali kalau ada makanan yang kurang sip bahannya. Langsung sakit perut dan selanjutnya (maaf) muntah. Jadi, kalau makanan gak enak (dalam arti terlalu banyak penyedap), akan ada sinyal dari lidah dan perut mengirim pesan ke otak untuk segera mengeluarkannya. Hehe.
Cara pertama saya menikmati mie ayam dan bakso enak atau tidak itu dari kuahnya, coba satu sendok dulu kalau enak ya lanjut sampai habis. Kalau gak enak biasanya terpaksa dihabiskan. Haha.
Harganya juga cukup terjangkau untuk rasa yang enak tenan, cukup dengan Rp. 10.000,00 per mangkoknya, kita sudah bisa kenyang dan riang. Eh yang perlu di catat, meskipun tempatnya kecil tapi saat saya makan di sana meja nya penuh dengan pengunjung yang datang dan pergi.
"Harusnya makanan enak begini punya kios, bukan di warung tenda" - kata saya ke Ilham.
Nilainya kalau dari saya 8/10. Makanan enak tapi sayang tempat cuci piringnya kelihatan dari meja. Itu yang buat saya kurang sip.
13 comments
Sil, kebaca postingan ini pas laper dan hujan di kantor. Tanggungjawab! :))
BalasHapusHaha. Akhirnya ada teman kelaparan, bedanya aku kejebak hujan di Telkom XD
Hapusmantap sekaliiii....
BalasHapusMantab
HapusWew.. sungguh menggugah selera :D btw baksonya mantep dah mbak isinya telor..
BalasHapusEnyak dan bikin kenyang hihihi
HapusPenasaran ma lontongnya .... Foto dalamnya kaya gimana? :D
BalasHapuskayak lontong biasa, cuma bentuk segitiga :)
Hapusjgn lupa bayar
BalasHapussudah dong
HapusAku gak dikasih bakso isi telor. :(
BalasHapusaku gak dikasih mie ayam bakso
HapusSepuluh ribu itu murah banget kalo di jakarta. Harga telur aja udah 2500 sebutir
BalasHapusKeep Blogwalking!