[Milo saat belum tahu kalau sakit FUS] |
Jadi Milo ini kena FUS atau biasa disebut dengan Feline Urologic Syndrome. Simpelnya kucing ini kena sakit kemih bawah. Kalau pada manusia biasa disebut dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK). Saya sendiri sebetulnya sudah mulai curiga kalau Milo susah saat buang air.
[Senang fotoin dia karena manut] |
Padahal nih, tiap kali dia ada gejala sedikit aneh saja, seperti misal lemas, atau jalannya pincang, saya pasti langsung cek semua badannya. Kali saja ada benjolan atau luka yang dialami tiap kali habis pulang main.
Saya menyesal sekali karena tidak bisa memberikan pengobatan lebih cepat dan terbaik, mungkin kalau sejak awal saya aware dengan kondisinya, bisa jadi hingga saat ini Milo masih ada bersama saya.
Ngomong- ngomong, ini tepat satu minggu Milo mati dan baru hari ini saya punya niatan menuliskan cerita merawat Milo saat sakit. Kemarin- kemarin, saya masih suka mewek tiap kali lihat hal- hal yang berhubungan dengan kucing tua itu.
Jadi tanggal 1 Juli, Milo masih seperti biasanya, rutinitasnya masih sama, pagi membangunkan saya, menunggu sampai saya bangun dan memberinya makan, menunggunya sejenak untuk makan, masih minta dielus- elus kepala dan perutnya, dan sorenya juga menunggu saya pulang di depan rumah. Bahkan saat itu saya masih sempat mengambil video dia berjalan ke arah saya.
2 Juli kondisinya juga masih sama, hanya saja saat itu dia sama sekali gak keluar rumah, padahal biasanya habis makan udah langsung meluncur ke atap dan main ke tetangga sebelah yang punya kucing betina.
Nah di tanggal 3 Juli ini, pagi hari saya lihat bagian kaki belakangnya basah dan sedikit kaku. Tapi Milo juga masih makan seperti biasanya. Jadi saya rasa kucing ini mungkin habis main di air.
[Sore hari setelah selesai dikateter] |
Baca Juga : Ganasnya Virus Calici Pada Kucing
Tak lama setelah itu saya telepon adik untuk bawa Milo ke drh. Retno. Drh ini juga drh yang menangani Milo dan Mili, kucing saya saat masih usia 3 bulan. Jadi saya pikir, disitu drh yang paling dekat dan dulu sudah pengalaman menangani kucing saya, meskipun cuma suntik saja.
Baca Juga : Pengalaman Baru Merawat Kucing Sakit
Rupanya, Milo terkena FUS dan harus diopname untuk dikateter (disedot urinenya). Saya terus memantau perkembangan Milo, sore hari saat sudah selesai kantor saya juga berkunjung ke sana untuk melihat kondisinya.
Namun saat itu masih setengah sadar karena masih dalam kondisi dibius. Tapi yang bikin terharu adalah, saat saya kesana dan elus kepalanya, dia seperti merespon dengan menggerakkan tubuhnya. Padahal kata penjaganya, sebelum- sebelumnya gak bergerak sama sekali.
4 Juli
Pagi hari saya coba untuk mengirim pesan ke drh, tentang perkembangannya. Karena saat itu perasaan saya gak enak banget.
Kayak tiba- tiba mau nangis dan jujur saya stress ngadepi kucing yang sakit. Tapi syukur, info dari Drh. Retno saat itu menenangkan hati saya.
[Foto kiriman drh] |
Mengabarkan kalau lebih baik Milo dibawa pulang saja karena di sana kucing ini agak stres. Jadi hanya diobat jalan saja. Karena Milo ini juga sudah bisa pipis sendiri setelah dikateter.
Emang sih, Milo ini kucing dengan kepribadian yang penakut sekali. Jarang mau ketemu dengan orang lain, selain orang di rumah kami. Bahkan saat dia sedang bersantai di ruang tamu, lalu tiba- tiba ada orang masuk saja, dia bakalan langsung lari terbirit- birit.
Sore hari setelah saya pulang kantor, Milo saya jemput dan bawa pulang. Tapi kondisinya masih sangat lemas. Apalagi saat mendengar cerita penjaga kliniknya, jantung saya rasanya kayak anjlok karena pagi hari tadi, Milo sempat kritis dan dikira dokternya sudah mati. Pantes aja perasaan saya kok gak enak banget.
[Kondisi saat di rumah] |
Nah, setelah saya bawa pulang dia masih bisa angkat kepala dan mengubah posisinya. Tapi kondisinya sangat lemas dan jujur kasihan banget lihatnya. Dititik itu saya bilang sama Milo "Yawisla Mil, kok kasian banget liatnya. Kamu minta dibawa pulang cepet meh pamitan ya. Nek emang mau pergi gpp".
Tapi masih tetap berharap Milo bisa sehat kembali.
Sebelumnya juga pernah kejadian Milo sakit seperti ini, tapi karena berantem. Udah sekarat banget dan seminggu lemas terus. Sambil saya spet makanan, saya suka bilang sama dia yang intinya saya gak rela dan gak ikhlas kalau sampai mati.
Alhamdulillah selalu kembali sehat. Tapi kali ini melihatnya sudah kesakitan seperti itu rasanya saya gak tega.
[Saya elus- elus kepalanya masih respon] |
Rencananya kalau besok pagi masih lemas, saya mau bawa ke drh lain supaya dapat penanganan yang lebih bagus. Tapi waktu jam 2 pagi saya bangun, saya lihat Milo lagi.
"Loh, kok wis gak ambekan?" - (loh kok sudah gak bernapas?).
Buru- buru saya buka kandanganya dan pegang badannya. Masih belum sepenuhnya kaku tapi memang sudah gak bernapas. Saat itu ada bapak saya juga yang bangun. Saya nangis dong, meski udah bilang kalau gpp kalau kucing saya pergi, tapi ada rasa sakit di dada yang gak bisa dijelaskan.
Paginya setelah subuh, saya minta kain putih ke ibu. Saat itu ibu belum tahu kalau Milo sudah mati.
"Bu, ada kain putih?"
"Ada, buat apa?"
"Milo mati"
"Lho, ya Allah, lha katanya sudah bisa pipis to. Jam berapa?"
".... jam 2" - suara saya udah parau. Nangis.
[Sudah gak bernaywa] |
Beliau bilang, "Kucingmu itu wis bagus perawatannya, kalau gak lho udah dari dulu- dulu mati itu pas sekarat itu".
Saya cuma diem aja waktu itu, sampai akhirnya saya bilang kalau gak tega, kok matinya kesakitan gini.
"Ya sama kayak orang, matinya kan ya dengan cara macam- macam. Kucingmu itu sudah tua, wis wayahe" - Bapak.
---------------------------------------------------------------------------------
Begitu ceritanya kucing saya kena FUS dan akhirnya tidak survive. Sebetulnya hari ke 4 setelah Milo mati, tiap kali saya lihat barang- barang yang berhubungan dengan kucing ini, seperti wadah makan, kandang, tempat yang biasa dia gunakan untuk menunggu saya pulang.
Saya masih suka nangis sendiri karena sedih. Kayak masih kerasa pegang bulunya yang halus dan lembut. Matanya yang syahdu tiap kali lihat saya, suara dengkurannya dan bagaimana dia percaya kepada saya, dengan menunjukkan perutnya untuk saya elus- elus.
Btw, kucing kalau dah goleran di depanmu itu, artinya kucing tersebut sudah sepenuhnya percaya padamu. Karena perut adalah bagian paling rawan pada kucing.
Ya gimana ya, namanya juga udah dirawat sejak masih kecil banget, lho. Bonding selama 4 tahunan ini kan ya erat banget. Jadi saya sendiri juga gak mudah lupakan Milo begitu saja. Apalagi dia kesayangan saya banget. Banget banget banget deh.
Padahal kemarin- kemarin saya udah ada mikir, kalau kucing ini mau saya steril biar masa hidupnya bisa lebih panjang karena kalau sudah disteril kan bisa mengurangi resiko seperti sakit- sakitan.
Jadi gimana sih kok kucing itu bisa kena FUS? Nah, FUS ini sebetulnya lebih rentan menyerang kucing jantan, karena saluran kencing kucing jantan itu lebih panjang dan berkelok. Tapi bisa juga menyerang kucing betina.
Kalau pengalaman saya, kucing ini terlalu banyak mengonsumsi makanan kering (dry food), padahal sebetulnya komposisi makanan Milo sudah saya mix.
Kadang makanan basah (wet food) juga atau tempe kukus. Tapi ternyata juga masih belum maksimal. Nah, makanan kering itu juga mineralnya sedikit banget, maka dari itu kucing harus banyak minum.
Kayak yang saya bilang tadi, Milo itu minumnya banyak, jadi saya gak ngira kalau bisa sampai kena FUS. Selain itu, FUS juga sering menyerang kucing usia 4 tahun atau lebih.
[Bakalan kangen banget] |
Terima kasih, Milo. Sudah memberi warna indah selama 4 tahun ini. Semoga kedepannya, kalau saya sudah berani pelihara kucing lagi, bisa lebih baik dalam perawatannya.
Milo ini istimewa sekali bagi saya, karena dia yang memilih saya sebagai pemiliknya. Sleep Well, My Lovely.