Tradisi Lebaran di Keluarga

Mei 30, 2019


Lebaran, apa sih yang sebetulnya paling ditunggu- tunggu saat lebaran? Kalau ditanya kayak gitu, setiap orang jawabannya pasti bakalan lain- lain. Ada yang jawab mau silaturahmi, pengen cepet lebaran karena gak sabar punya baju baru, dan dapat uang saku.

Dulu saya sebagai anak kecil, yang ditunggu- tunggu jelas yang terakhir, dapat uang saku. Bahkan kalau semakin banyak berkunjung ke rumah saudara atau teman bapak-ibu, dapatnya bisa berlipat- lipat. Dikumpulin, buat beli alat sekolah, kalau gak gitu buat beli sepeda.

Sampai- sampai nih, ada yang menyebut kalau lebaran itu adalah momentum anak yang dianggap masih pantas untuk dapat uang saku mendapatkan penghasilan. Saya masih ingat banget waktu lebaran, terakhir kali saya menerima uang saku di atas nominal rata- rata saya setiap tahun merayakan lebaran adalah kuliah semester akhir. 

Hahaha.. Teman- teman boleh tidak percaya, kuliah semester akhir itu artinya umur 22 tahun.  Setelah tahun- tahun itu, saya sudah tidak menerima uang saku saat lebaran sebanyak sebelumnya. Masih ada, namun berkurang drastis. 

Semakin dewasa, saya juga mulai malu menerima uang saku saat lebaran. Seolah sudah gak pantas kalau dikasih secara cuma- cuma. Apalagi sekarang ini kan sudah bekerja juga. Yah memberi uang saku kepada anak- anak kecil atau saudara yang dianggap masih pantas menerima uang saku ini sebetulnya siapa sih yang memulai? Kan jadi tradisi yang gak bisa lepas begitu saja. Haha..

Bikin repot aja, apalagi buat first jobber. Ya meskipun gak wajib sih, tapi pernah gak sih menghadapi saudara atau teman orang tua yang bilang “ayo minta saku sama tante/ mbaknya, kan udah kerja”.

Nah kalau tradisi lebaran di keluarga saya yang belum pernah berubah dari dulu hingga sekarang adalah ritme dalam berkunjung. Jadi keluarga saya itu tinggal beda kecamatan meskipun masih dalam lingkup satu kabupaten.

Jadi, kalau hari pertama lebaran itu sudah pasti kami akan salat ied di masjid yang bahkan sejak saya kecil belum pernah berganti. Jadi disitu terus kalau salat. Entahlah kayak gak mau pindah ke lain hati.

Pas udah pulang, kami saling salaman ya saling meminta maaf satu sama lain. Kemudian dilanjut berkunjung ke tetangga kanan kiri dan tetangga satu lingkunan RW. Kalau dulu sih saat uti masih ada, sebelum jam 10 pagi, kami pasti sudah ada di rumah uti dan semua keluarga juga sudah berkumpul di sana.
Namun, sekarang orang tua bapak dan ibu juga sudah berpulang semua. Jadinya kami sekeluarga baru pergi ke rumah uti di hari kedua sekalian ada acara reuni keluarga besar. Jadi lebih ringkas lagi agendanya. Lalu akan dilanjut berkunjung ke saudara- saudara kandung bapak dan ibu.

Mungkin saja tradisi ini akan berubah ketika saya sudah menikah. Itu saja sih tradisi yang belum pernah berubah dalam hidup saya saat lebaran selama hampir 26 sekian tahun.

Kalau di keluarga kalian, ada tradisi apa nih saat lebaran? 

You Might Also Like

0 comments

Keep Blogwalking!

BLOGGER PEREMPUAN

Blogger Perempuan

KUMPULAN EMAK BLOGGER

BLOGGERHUB